1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

SongFic Rindu Rumah [ Sia - Soon We'll Be Found ] :: [SE2012-C]

Discussion in 'Fiction' started by aliph_juan, Jan 22, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. aliph_juan M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 18, 2010
    Messages:
    582
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +4,456 / -0
    “Rindu Rumah”​

    Dwayne membenamkan kepalanya ke dalam bantal, berusaha untuk tidak mendengar pertengkaran Ayah dan Ibu di ruangan sebelah. Ia sudah lelah mendengar mereka saling berteriak dan saling menyalahkan satu sama lain akhir-akhir ini. Belum lagi jika Ayah mengumpat dengan kata-kata baru yang ia yakin mempunyai arti jorok. Pikiran berumur 6 tahunnya tak sanggup mencerna semua ini.

    “Sudah kubilang ini bukan salah siapa-siapa! Juga bukan salahku!” teriakan Ayah terdengar samar-samar dari ruangan Dwayne tidur. Topik pertengkaran mereka masih saja sama seperti hari-hari kemarin.

    “Oh! Tentu saja ini bukan salahmu. Ini semua salahku, karena dengan bodohnya mau ikut dengan penelitian konyolmu ini!” Ibu membalas, suaranya terdengar lebih lantang dari Ayah. Ini pertanda buruk, Ayah mengeluarkan kata-kata makian lagi, kali ini diakhiri dengan suara pecahan gelas atau sesuatu yang berbahan kaca.

    Lalu terdengarlah suara tamparan keras. Kemudian hening.

    Dwayne mendengar suara isakan tangis saat pintu kamarnya terbuka, dan masuklah Ibu sambil memegang pipinya. Ia bangun dari ranjangnya, dan memeluk Ibu.

    “Aku mau pulang saja Bu..” bisik Dwayne sambil mengusap air mata Ibu. “Aku tak suka di sini. Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap hari..”

    “Ibu tahu, Sayang.. Ibu juga ingin pulang ke rumah,” jawab Ibu sambil memeluknya erat. “Kamu tidurlah, Sayang...” ucap Ibu lembut, kemudian merebahkan badan Dwayne yang mungil dan mengecup dahinya. Dwayne terlihat lebih tenang setelah mendapat kecupan selamat tidur dari Ibu.

    Setelah melihat Dwayne dapat tertidur pulas, pikiran Ibu mulai melayang kembali ke 17 hari yang lalu. Hari pertama pesawat mereka terdampar di sini. Ia ingat bahwa Ayah berusaha untuk mencari bala bantuan untuk menjemput mereka pulang. Namun kenyataannya tak ada bantuan yang datang, bahkan merespon pun tidak. Beberapa hari berlalu, Ayah berhenti mencari dan memulai terobsesi dengan tempat ini. Ia lebih fokus untuk melakukan penelitian di sini, daripada berusaha untuk mencari pertolongan. Sejak saat itulah keadaan mulai berubah. Ibu sungguh marah dan kesal terhadap keegoisan Ayah, membiarkan ia dan Dwayne menetap di tempat asing ini.

    Ibu keluar dari ruangan Dwayne tidur dengan pelan-pelan. Kemudian ia masuk ruangan sebelah yang penuh layar-layar komputer, kabel-kabel melintang di langit-langit dan tombol-tombol yang berkedip. Di depannya terpasang jendela kaca yang memperlihatkan keadaan di luar: langit gelap kebiruan, dengan sedikit percik cahaya mengintip di tengahnya, dibawahnya berdiri makhluk-makhluk bertangan banyak dengan badan yang kokoh namun berkerut, dan beberapa makhluk hitam melayang-layang di atasnya. Ibu bergidik ngeri melihat pemadangan itu. Bintang Besar itu akan segera muncul, ucapnya dalam hati.

    Ibu menoleh ke sudut ruangan, melihat Ayah masih sibuk di depan layar komputer. Emosinya mulai naik lagi, namun Ibu segera menenangkan hatinya dengan mengingat ucapan Dwayne tadi.

    “Dwayne dan aku benar-benar ingin pulang ke rumah,” ucap Ibu datar, berusaha menyembunyikan perasaan kalutnya. Ayah tak memberi respon, ia masih terpaku di depan layar komputernya yang menampilkan gambar makhluk-makhluk aneh.

    “Berhentilah meneliti tentang makhluk mengerikan itu , dan mulailah memperbaiki pesawat ini!” bentak Ibu, emosinya mulai kembali naik. Sejenak Ayah menghentikan pekerjaannya, kemudian berkata pelan nyaris berbisik, “Pergilah.”

    “Pergilah, katamu? Oh, dengan senang hati aku akan menghentikanmu melakukan penelitian bodoh dan segera pergi dari planet aneh ini!” sahut Ibu seraya menarik ekor Ayah ke belakang, namun tangan belakang Ayah segera menampisnya.

    “Ini bukan penelitian bodoh, dan planet ini punya nama!” jawab Ayah, kelima matanya mulai berubah warna menjadi merah pertanda marah. “BUMI! Nama planet ini Bumi!” teriaknya kemudian.

    Ibu melangkah mundur, mencoba untuk tidak membuat Ayah marah sekali lagi. Ia menoleh keluar. Sepercik sinar Matahari pagi menyembur masuk dari jendela kaca pesawat mereka.

    Ibu berjalan keluar ruangan, mengibaskan ekornya pertanda kesal, kemudia berkata, “Aku tidak peduli dengan nama planet ini ataupun makhluk-makhluk mengerikan di depan kita! Aku hanya ingin pulang! Titik.”

    ***​
    Ojai, January 2012
    Inspired and loosely adapted from Sia's Soon We'll Be Found song.

    [video=youtube;t1x8DMfbYN4]http://www.youtube.com/watch?v=t1x8DMfbYN4[/video]

     
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Senruika Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 27, 2010
    Messages:
    25
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    ih waw twistnya

    btw hebat juga itu bisa melakukan penelitian tanpa ada yang ngesupport dan cuma ada keluarga yang marah marah
     
  4. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    wooo awalnya kirain tersesat di pulau terpencil tau2nya mereka alien yang terdampar di bumi...

    tapi koq di bumi ada makhluk2 bertangan banyak? makhluk apaan tu?
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.