1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Ritual Antologi Mantra dari berbagai Aliran Spiritualitas

Discussion in 'Dunia Lain' started by ekajogja, Jan 5, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    ANTOLOGI MANTRA berbagai Aliran Spiritualitas

    Thread ini berisi kumpulan mantra-mantra dari berbagai aliran spiritual, terutama yang ada di Indonesia. Termasuk mantra-mantra yang berasal dari tradisi spiritual berbagai agama, aliran kepercayaan lokal, dll.

    Mantra adalah bunyi, suku kata, kata, atau sekumpulan kata-kata yang dianggap mampu "menciptakan perubahan" (misalnya perubahan spiritual).
    Jenis dan kegunaan mantra berbeda-beda tergantung mahzab dan filsafat yang terkait dengan mantra tersebut.

    Mantra (Dewanagari: मन्त्र; IAST: mantra) berasal dari tradisi Weda di India, kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu dan praktik sehari-hari dalam agama Buddha, Sikhisme dan Jainisme. Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran.

    Khanna (2003: hal. 21) menyatakan hubungan mantra dan yantra dengan manifestasi mental energi sebagai berikut:
    Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan 'perwujudan pikiran' yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.[2]

    Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing.
    Mantra di dalam bahasa Minangkabau disebut juga sebagai manto, jampi-jampi, sapo-sapo, kato pusako, kato, katubah,atau capak baruak. Sampai saat ini mantera masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme)[3], Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).
    MANTRA DAN JATI DIRI BANGSA
    sumber:alangalangkumitir.wordpress.com

    Oleh Sri Sultan HB X,

    PUSAKA Indonesia terhampar luas dari puncak gunung, pusat-pusat kota tua, pedesaan, candi, hingga pulau-pulau dan lautan beserta isinya, termasuk juga seni budaya. Keanekaragaman alam dan budaya yang ada di Nusantara ini merupakan ”Pusaka Bangsa” yang dapat memperkuat semangat ”Bhinneka Tunggal Ika”.

    Salah satu sumber informasi kebudayaan daerah yang sangat penting artinya dalam upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional adalah naskah-naskah kuna. Pada dasarnya naskah-naskah lama itu merupakan dokumen budaya yang berisi data dan informasi tentang pikiran, perasaan, dan pengetahuan dari suatu etnik atau kelompok sosial budaya tertentu, sekaligus sebagai unsur budaya yang erat kaitannya dengan
    kehidupan sosial masyarakat yang melahirkan dan mendukung naskah-naskah kuna tersebut.

    Karena itu, peninggalan suatu kebudayaan berupa naskah, termasuk dokumen yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan lama. Artefak sebagai peninggalan sejarah berbentuk puing bangunan seperti candi, istana raja, pemandian suci, dan lain sebagainya, bisa memberi kesan mengenai keagungan budaya lama. Namun, peninggalan berbentuk sisa bangunan itu belum sanggup memberi informasi langsung yang mencukupi mengenai kehidupan sosial budaya masyarakat yang membangunnya. Karena hal itu hanya dapat kita ketahui lebih mendalam melalui peninggalan dalam bentuk naskah.

    Dalam seminar nasional yang membahas masalah Naskah Kuna Nusantara, belum lama ini, saya menyatakan, bahwa memang tidak semua komunitas masyarakat Nusantara memiliki dan menyimpan khazanah pernaskahan tersebut. Tidak semua kelompok etnis di Nusantara memiliki peninggalan tradisi tulis berupa naskah. Di Indonesia ada sekitar 500-an suku, tetapi yang memiliki naskah tradisional, antara lain suku Jawa, Sunda, Bali, Sasak, Batak, Madura, Rejang Lebong, Aceh, Melayu dan Bugis.

    Ada ribuan naskah tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang memerlukan penanganan serius. Lewat Seminar ini diharapkan menjadi bukti usaha memelihara, mengembangkan dan meneruskan warisan budaya bangsa. Naskah tradisional sebagai peninggalan sejarah dan intelektual bersama nilai-nilai kultural dan religius masyarakat, untuk dapat bangkit menjadi bangsa yang cendekia, berbudaya dan arif di hadapan tantangan globalisasi.

    BANYAK naskah kuna di dalam Keraton yang disebut kawruh, piwulang atau pitutur-luhur dari para leluhur yang dikemas dalam pelbagai naskah yang tersimpan sebagai pusaka. Naskah itu bisa berupa Babad, Serat, Sastra pewayangan, Sastra Suluk dan sejenisnya. Babad umumnya berisi tentang sejarah kerajaan atau tokohnya, Serat

    berisi tentang ajaran-ajaran atau piwulang atau kisah dalam dunia pewayangan, khususnya kisah Mahabarata dan Ramayana, Suluk berisi ajaran mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, ajaran moral, dan lain-lain. Babad bukan sejarah dalam arti historis kronologis, tetapi lebih sebagai alat tutur-luhur yang berisi petuah dan nasihat.

    Sastra pengaruh India mendominasi Jawa dalam waktu yang cukup lama, karena baru pada jaman Majapahit muncul pembaharuan sastra Jawa dengan lahirnya Kitab Negarakertagama. Sastra ini mereformasi mitologi India yang sudah menjadi tradisi di lingkungan masyarakat Jawa, yang tokoh-tokohnya kemudian diganti dengan tokoh-tokoh Majapahit secara riil.

    Setelah agama Islam masuk, muncullah kitab Suluk Seloka, berisi ajaran serta tuntunan bersatunya makhluk dengan Tuhannya. Berbeda dengan pandangan Jawa-Hindu, seseorang hanya bisa berhubungan dengan Tuhan, kalau dia itu pendeta, raja dan pujangga. Mereka inilah yang dapat bersatu dengan dewa. Sedangkan kitab-kitab Suluk Seloka mengajarkan seseorang dapat berhubungan dengan Tuhannya tanpa perantara, dan ini berarti suatu penghargaan individu yang sangat tinggi.

    Pada jaman Islam ini, muncul naskah-naskah berisi mantra-mantra yang berciri mitologi Islam, seperti Kitab Ambiya Jawi, Serat Anggit Kidung Berdonga, Serat Puji, yang masih tersimpan di Keraton Yogyakarta. Lahir pula Sastra Piwulang, seperti Serat Nitisruti, Serat Nitipraja, dan Serat Sewaka, yang ketiganya berisi petunjuk cara mengabdi kepada raja dan cara memerintah.

    Bentuk metrum macapat juga muncul dalam karya sastra sejarah seperti Babad Giyanti, Babad Pakepung, Babad Prayut dan sebagainya. Pada jaman itu muncul karya futuristik yang digubah oleh pujangga Ranggawarsita, yang terkenal ramalannya dalam Serat Kalatidha.

    Dengan membuka lembaran Babad Giyanti, barangkali kita dapat bercermin diri akan keberadaan kita sekarang. Tatkala Pangeran Mangkubumi bergerilya di kawasan Kedu dan Kebanaran pernah berujar secara bersahaja, yang dikutip dalam Babad Giyanti: ”Satuhune Sri Narapati Mangunahnya Brangti-Wijayanti”. Ucapan itu menunjukkan keprihatinan beliau, bahwa kultur Barat sebagai akses gencarnya politik kolonialisme Belanda yang mencekik, akan membuat raja-raja Jawa terkena demam asmara dan lemah-lunglai tanpa daya.

    Keadaan ini harus dihadapi dengan ”wijayanti”, untuk bisa berjaya dan tampil sebagai pemenang. Maka dianjurkannya: ”puwarane sung awerdi, gagat-gagat wiyati”, untuk menjadi pemenang, seorang Raja haruslah meneladani sikap tulus tanpa pamrih, agar bisa menyambut cerahnya hari esok yang laksana biru nirmala.

    Ungkapan ini rasanya ada paralelisme sejarah dengan keadaan sekarang, di saat menghadapi hantaman derasnya arus globalisasi mengharuskan kita bersiap diri untuk meningkatkan kualitas dalam semua aspek kehidupan. Selain harus ”eling lan waspada” menghadapi berbagai godaan dan cobaan di zaman Kala-Tida ini, di mana banyak hal yang diliputi oleh keadaan yang serba ”tida-tida” —penuh was-was, keraguan dan
    ketidakpastian.

    Mantra adalah suatu idiom atau kata khusus yang mempunyai arti tersendiri. Bahkan, menyimpan kekuatan dahsyat yang terkadang sulit diterima akal sehat. Dan menurut ajaran agama Hindu, mantra adalah kata-kata yang diyakini sebagai wahyu yang diterima oleh manusia pilihan, sebagai alat komunikasi khusus dengan Tuhan atau dewa-dewa yang merupakan manifestasi dari kekuatan-Nya. Karena itu tidaklah mengherankan kalau mantra begitu dikeramatkan, dan tidak boleh sembarang orang mengucapkannya sebelum pernah mewinten (disucikan secara ritual). Selain itu, tidak boleh pula diucapkan di tempat-tempat yang tidak pantas. Demikianlah konsep mantra menurut Hindu.

    Setelah masuknya Islam, pemantraan masih tetap dikenal dalam khasanah mistik kita. Mungkin, hanya istilah-istilah saja yang berbeda.

    ”MUHAMMAD kang mengku Rasa”, demikian bunyi mantra kaligrafis (rajah penolak bala) di bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta. Dari sini menjadi jelas, bahwa pengertian dan penerapan mantra tidak hanya diucapkan atau dinyanyikan, tetapi dapat pula ”dimantrakan” pada berbagai medium, seperti bangunan (disebut rajah, tertulis dalam aksara Jawa/Arab), pusaka, azimat, gamelan, kereta, bedhaya (misalnya bedhaya Semang), sesaji dengan segala uba-rampe-nya (Gunungan Sekaten, labuhan), serta benda-benda lain.

    Mantra yang awalnya merupakan doa (donga) yang bersifat privat dan vertikal-spiritual karena diyakini sebagai wahyu Tuhan (dalam pemahaman agama Hindu) telah berkembang ke sifatnya yang horisontal-kultural. Dalam pengembangan sifatnya yang kedua ini, mantra dapat menjadi media defensif atau agresif sebagai kanuragan untuk pertahanan diri atau guna-guna, yang keduanya bisa mengandung tujuan positif atau pun negatif.

    Mantra di lingkungan Keraton banyak tersebar di berbagai kakawin, kitab, primbon, babad, serat, yang umumnya diselipkan di dalam isi naskah yang beraksara Jawa dengan aksara Arab (pegon). Selain itu, ada yang sudah melekat (built-in) pada pusaka Keraton karena terbawa oleh sejarah pembuatan atau perolehan pusaka itu sendiri.

    Sebagai contoh Kumbang Ali-ali yang berbentuk cincin, pusaka Keraton Kasultanan Yogyakarta. Pusaka ini memang kurang diketahui masyarakat umum. Bentuknya sederhana tetapi punya nilai historis tinggi. Sebab cincin itu pernah digunakan Pangeran Mangkubumi ketika masih muda untuk menempa diri. Bersama pendherek-nya, beliau mesu-raga dan olah-kebatinan di sepanjang Kali Pepe, Surakarta. Sesungguhnya latihannya sederhana, cincin dilepas dan dilemparkan ke dalam sungai. Kemudian Pangeran Mangkubumi menyelam mencari cincin tersebut sampai mendapatkannya kembali.

    Mengapa Pangeran Mangkubumi gemar berlatih menyelam di Kali Pepe? Kalau dicermati mengandung ajaran yang sangat dalam. Bukankah sungai merupakan sumber hidup bagi semua makhluk di dunia?Air dalam pemahaman Jawa berkaitan dengan rasa. Dengan demikian sebenarnya Pangeran Mangkubumi melakukan olah-rasa untuk menemukan sumber hidup sejati, yang tiada lain adalah Sang Maha Pencipta sendiri sebagai sumber kehidupan adikodrati.

    Nama sungainya adalah Kali Pepe. Pepe merupakan perwujudan protes anak manusia menantang sinar matahari. Ini merupakan perlambang niat dan tekad yang kuat untuk ‘maneges’ mencari kehendak Allah yang sejati. Mencari cincin di dalam sungai merupakan sebuah perlambang pencarian sekaligus membentuk raga, agar siap diri sebagai sosok pemimpin dalam menghadapi segala cobaan.

    Penyelaman yang demikian lama ketika mencari harus menahan nafas, menutup ‘babahan hawa sanga’ atau berkonsentrasi, bertujuan menemukan cincin yang merupakan tanda ikatan antara Manusia dengan Tuhan Sang Maha Pencipta-Nya. Ikatan batin ini perlu dijaga, sebab dalam pemahaman Jawa huruf pertama aksara Jawa: ‘Ha’ mengandung makna: ”Hananira wahananing Hyang”. Bahwa manusia itu ada, sebenarnya merupakan gambaran dari Allah sendiri. Oleh karena itu manusia wajib menjaga citra Allah di dalam dirinya.

    Ketika menjalankan laku ini Pangeran Mangkubumi mencoba menyelami substansi makna pitutur-luhur yang termuat dalam tembang lama, seperti ini: Urip iku pindhu pesate warastra saka gandewa kang pinenthang.

    Lamun mleset saka lesane mbilaeni. (Hidup ibarat anak panah yang melesat dari busur yang direntangkan. Jika tidak mengenai sasaran, bisa berbahaya).

    Konon, pernah terjadi perdebatan tentang berbagai Kitab Jawa Kuna: Arjuna Wiwaha, Bima Suci, Ramayana, dan ayat-ayat Al-Qur’an yang direkam dalam Serat Cebolek. Dalam forum itu, Pangeran Mangkubumi datang terlambat karena baru berperang melawan ama-menthek (setan anak kecil yang dipercaya menyebabkan kerusakan tanaman padi). Dengan berpegang pada ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai mantra, beliau dapat mengalahkan raja menthek, yang kemudian mengabdikan diri kepadanya.

    Apabila di kemudian hari Mangkubumi dalam kedudukannya sebagai Sultan Hamengku Buwono I bertapa di tengah air di kompleks Taman Sari, baginya air bukanlah sekadar tempat among-suka, melainkan tempat menunaikan laku demi masyarakat petani.

    Tradisi pembuatan kolam di sekitar istana, juga sudah terlihat di Keraton Plered yang dibangun Sultan Agung pada bagian akhir pemerintahannya dengan membendung Sungai Opak dan Winanga. Sesungguhnya Taman Sari adalah bangunan irigasi dalam konteks peradaban kota pra-industri dalam membangun oriental despotisme yang membuat ketergantungan kaum tani kepada para elite kerajaan.

    Dalam pidato pengukuhannya sebagai gurubesar di Universitas Sanata Dharma, Alexander Sudewa menyebutkan, mengingat pada zaman Serat Cebolek, Mangkubumi dimitoskan sebagai penakluk raja menthek, kiranya pada waktu pembangunan Taman Sari 25 tahun kemudian, mitos ini masih tetap melekat. Masjid kecil di Taman Sari yang hanya dapat dimasuki lewat lorong bawah air Sumur Gumuling, diperkirakan berfungsi sebagai tempat samadi beliau untuk menjinakkan raja menthek yang telah ditundukkan olehnya

    Menurut hemat saya, deskripsi dan analisis Prof Dr Alexander Sudewa itu, perlu kita cermati bersama saat akan melakukan renovasi kompleks Taman Sari dalam rangka kerjasama dengan Pemerintah Portugal.

    Sebagimana telah diuraikan di muka, mantra-mantra yang termuat dalam naskah-naskah kuna di Keraton tersebar-sebar di berbagai bagian isi naskah, dan umumnya tertulis dalam aksara Arab. Penelitian yang tuntas, menurut pendapat saya, perlu dilakukan oleh para ahli, bukan sekadar dengan transliterasi dan translasi ke huruf Latin. Tetapi hendaknya dapat disusun sedemikian, sehingga kita dapat menggali dan memahami maknanya. Siapa tahu kelak, isinya bisa menjadi sumbangan dalam mengukuhkan jatidiri bangsa ke depan.

    Tujuan thread Mantra ini:
    1. Berbagi pengetahuan mengenai mantra-mantra berbagai aliran spiritual.
    2. Saling mengenal dan menghargai antar tradisi spiritual.
    3. Mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan intelektual & spiritual berbentuk mantra.
    4. Mempromosikan mantra sebagai bentuk kreativitas spiritual yang positif, menjauhkan prasangka negatif awam terhadap para penggemar mantra.
    5. Membuka pintu perenungan filosofis dan spiritual dari mantra-mantra yang ada.

    Siapapun boleh posting mantra yang diketahuinya dengan KETENTUAN:
    • Mencantumkan sumber pustaka/digital, atau nama guru spiritual yang mengajarkan mantra terkait.
    • Hanya posting mantra yang bertujuan positif (misalnya: kecerdasan, kesehatan, perlindungan diri, perdamaian, dll). DILARANG KERAS posting mantra yang bertujuan negatif (santet, teluh, pelet, pesugihan,dll).
    • Mencantumkan manfaat mantra (termasuk resikonya, bila ada). Sehingga pengunjung forum bisa menyikapinya dengan bijak.
    • Hanya posting mantra saja, tidak ada request atau tanya-tanya. Jika ingin tahu lebih lanjut, silakan berkomunikasi langsung dengan pihak yang posting.
    • DILARANG KERAS menyertakan promosi baik terang-terangan maupun tersamar untuk mengikuti aliran spiritual tertentu.

    Posting yang melanggar ketentuan di atas akan langsung dihapus!

    MARI BERBAGI, SALAM SPIRITUAL!

    :awas:MANTRA-MANTRA DALAM THREAD INI HANYA UNTUK BERBAGI PENGETAHUAN. BUKAN UNTUK DICOBA-COBA SEMBARANGAN!

    INDEKS:
    1. mantra ISLAM KEJAWEN
    2. mantra HINDU BALI
    3. mantra BUDDHISME
    4. mantra KRISTEN PROTESTAN & KATOLIK
     
    • Thanks Thanks x 6
    Last edited: Feb 5, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    Mantra ISLAM KEJAWEN

    sumber: anggaz.wordpress.com

    Berikut ini adalah kumpulan Mantra Jawa, dahulu saya dapatkan selama dalam pengembaraan ilmu kepada para sesepuh dan dari kitab-kitab kuno. Rapal Mantranya masih asli dari sang pengijasah (pemberi ilmu). Belum saya kaji seluruhnya, baru beberapa saja. Salah satunya telah saya posting diblog ini. Bisa saja terjadi perbedaan rapal mantra dengan versi mantra dari kitab lain atau pengijasah lain. Saya tulis apa adanya masih dalam format bahasa Jawa, sesuai dengan yang pernah saya terima. Tujuan saya tulis disini cuma untuk mendokumentasikan mantra-mantra kuno ini, syukur-syukur bisa dikaji bersama, akhirnya bisa dipetik manfaatnya.

    Berikut Mantra-Mantranya :

    Mantra jika hendak tarakbrata/tirakat
    Yen arep tarabrata (tirakat), kudu adus wuwung disik, mantrane:

    "Niyatingsun adus, angedusi badan kayun, manggih toya rabani, dus lali, dus mani, badan adus den dusi padha badan, roh adus den dusi pada roh, suksma adus den dusi padha suksma, dat teles suksma ngalam, dat urip tan kena kawoworan, urip sajroning karsa, ingsun adus banyu saking kodratolah, byur njaba, suci njeroning badan rabani, alahu sakarsa, alahu alaihi wasalam."

    Sawuse maca mantra, banjur adus wuwung kang resik.

    Mantra supaya betah tarakbrata/tirakat
    "Ingsun nutup rahsa, sang sir rahsa payungana ingsun, rahsa mangan cahya, cahya mangan rahsa, langgeng ing ciptaku, tetep mantep tan kena owah."

    Mantra diwaca saben bakda magrib kaping 40, yen lagi tarakbrata.

    Mantra supaya betah puasa
    "Bismillahirrohmanirrohim. Allahuma sakati’I maut, badanku gumulung cahyoku jumeneng, ya ingsun ratuning cahyo, ngadeg ing damar murub, urube murub ing sajroning ati, terus ing paningal, laa illaa illallaahu, muhammadurrasullulah."

    Mantra diapalke yen duwe niat arep nglakoni sesirih/ pasa.

    Mantra niat melek/begadang 24 jam
    "Bismillahirrohmanirrohim. Niatingsun melek tutuga tekan sedina sesuk, manjing teguh rahayu kang santoso kagunganne Allah."

    Mantra supaya betah melek/begadang 24 jam
    "Manik coyo, bahyo coyo, coyo bahyo, sarine Allah ya Allah kulo nyuwun betah melek. Laa ilaa illallaahu, muhammadurrasuulullah."

    Mantra Keselamatan
    "Shallallaahu alaihi wa sallam. Shifatullah, qulhu sungsang, tekenku poro malaekat, Nabiku Nabi Muhammad, luputo kang diarah, kenoho kang ngarang. Allahu akbar."

    Lakune mutih 2 dina 2 bengi. Mantra yen diwaca kanggo nemu slamet lan ora dijahili wong liya.

    Mantra memasuki wilayah angker
    "Kun kanikun ingsun kun, kowe kama salah, aja angganggu gawe, aku ratuning kun."

    Lakune mutih 3 dina 3 bengi, wiwite dina Slasa Kliwon. Mantra diwaca sapisan aja ambegan.

    Mantra menjauhkan ular
    "Seh merling, Seh dumeling, dohna ingon-ingonira, sapembalangan dohe karo aku, aja wuruk sudi gawe marang awakku, golek sandhang pangan dhewe-dhewe, aku anak putune Nabi Solaiman."

    Lakune mutih 3 dina 3 bengi, wiwite dina Kamis Wage. Mantra diwaca yen lumaku ana ngalas, utawa ing papan kang sakira ana ulane.

    Mantra Pangirupan
    "Allahu cahya mulya, sira sun kongkon, sira irupen cahyaning wong agung kang disuwitani, amora lan cahyaku. Laa ilaa illallah, muhammadurrosullullah, sir-sir-sir-sir-sir."

    Lakune mutih 3 dina 3 bengi wiwite dina Rabu Pon. Kasiyate mantra iki kanggo nundukake kekuatan suksma negatip wong liya.
    Utawa mantra diwaca yen weruh wong nyalawadi arep ngalani. Yen ditujuke mungsuhe, “wong agung kang disuwitani” diganti “mungsuh lagi sengit”.

    Mantra Kesaktian Gaib
    "Bismillahirrohmanirrohim. Ono jopo sewu, jopo siji datan tumomo. Sing mandi japaku dhewe. Laa ilaa illallah, muhammadurrosullulah."

    Lakune pasa Ngasrep 2 dina 2 bengi lan patigeni sedina sewengi. Wiwite pasa dina Slasa. Mantra diwaca ping 7 saben ba’da salat fardlu. Yen arep dicoba diwaca ping 7 utawa yen arep mangkat perang diwaca ping pisan.

    Mantra Pagar Badan
    "Allahumma kulhuwallah, lungguhku imbar, payungku imbar, wong sajagad kabeh kang sumedya ala marang aku, nyawane kari sadhepa, sa’asta, sakilan. Wong kang sengit marang aku, cupeten angen-angene, sandhang pangane lan sabarang niate kabeh, pet cupet karsaning Allah."

    Lakune mutih 7 dina 7 bengi, wiwite dina Kemis Wage. Mantra diwaca yen ana rerusuh utawa yen perang.

    Mantra Siluman
    "Salallahu ngalaihi wasalam, alahuma kulhu Allah, lungguhku imbar, payungku imbar, mimang mimong si Wisakarma tengahing angin, apipit maya-maya ora katon apa apa, kang hima kakalangan petheng dhedhet alimengan si imbar ngemuli aku, wong sabuwana bloloken ora weruh aku."

    Lakune pasa 21 dina, kanane mangan (buka) mung sapisan sabenjam 12 bengi, yen pasane wis rampung banjur ngebleng 7 dina 7 bengi, wiwite dina Rebo Pon. Mantra diwaca yen ana bebaya utawa yen perang. Yen ketrima bisa ngilang ora diweruhi wong.

    Mantra Pameling
    "Allahu zat, allahu sifat, allahu asma, Allahu afgal, Allahu sidik, roh kudus, roh ilapi, roh sira rohingsun rohingsun dhewe Si…… (sebutna jenenge) tekaa enggal katemu aku."

    Lakune ora mangan uyah 40 dina, wiwite dina rebo Pon. Mantra diwaca mbarengi pleteking srengenge, ngadhepake prenahe omahe wong kang diundang supaya teka.

    Mantra Panglereman
    Yen ana ing dalan begal durjana,
    "Suksma nuksma, nyawa sirna, roh njendhel, rep sirep si jabang bayi katrem ing dlamakanku."

    Mantra kawaca sapisan karo mandeng mripate wong kang arep mbegal. Lakune pasa 21 dina mangane saben jam 12 bengi lan patigeni sadina sawengi, wiwite dina Rebo Pon.

    Mantra Padhang Atine
    "Ati-ati katengi aku njaluk padhanging ati, ora ana padhanga ati, damar kurung cumanthel pulunging ati, byar padhang wus oleh padhang ati saking karsaning Allah."

    :awas:MANTRA-MANTRA INI HANYA UNTUK PENGETAHUAN. BUKAN UNTUK DICOBA-COBA SEMBARANGAN!
     
    • Thanks Thanks x 3
    Last edited: Jan 5, 2012
  4. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    mantra HINDU BALI

    PUJA TRISANDYA

    Om bhur bhuvah svah
    tat savitur varenyam
    bhargo devasya dhimahi
    dhiyo yo nah pracodayat


    Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
    Yang maha suci dan sumber segala kehidupan,
    sumber segala cahaya,
    semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.

    Om Narayana evedwam sarvam
    yad bhutam yac ca bhavyam
    niskalanko niranjano
    nirvikalpo nirakhyatah
    suddho deva eko
    narayana na dvitiyo
    asti kascit.


    Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
    Engkau adaIah gaib, tiada berwujud,
    di atas segala kebingungan, tak termusnahkan.
    Engkau adalah maha cemerlang, maha suci, maha esa dan tiada duanya.

    Om tvam siwah tvam mahadevah
    Iswarah paramesvarah
    brahma visnusca rudrasca
    purusah parikirtitah


    Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
    Engkau adalah asal mula dari segala yang ada.

    Om papo'ham papakarmaham
    papatma papasambhavah
    trahi mam pundarikaksa
    sabahyabhyantarah sucih


    Oh Hyang Widhi Wasa, hamba ini papa,
    jiwa hamba papa dan kelahiran hambapun papa,
    perbuatan hamba papa,
    Ya Hyang Widhi, selamatkanlah hamba dari segala kenistaan ini, dapatlah disucikan lahir dan batin hamba.

    Om ksamasva mam mahadeva
    sarvaprani hitankara
    mam moca sarva papebhyah
    palayasva sada siva


    Ampunilah hamba. oh Hyang Widhi, penyelamat segala makhluk.
    Lepaskanlah , kiranya hamba dari segala kepapaan ini dan tuntunlah hamba, selamatkan dan lindungilah hamba oh Hyang Widhi Wasa.

    Om ksantavyah kayiko dosah
    ksantavyo. vaciko mama
    ksantavyo manaso dosah
    tat pramadat ksamasva mam


    Oh Hyang Widhi Wasa, ampunilah segala dosa hamba, ampunilah dosa dari ucapan hamba dan
    ampunilah pula dosa dari pikiran hamba.
    Ampunilah hamba atas segaIa kelalaian hamba itu.

    Om Santih, Santih, Santih Om.

    Semoga damai diketiga dunia.

    Kanda Mantra / Tingkahing Mamantra:
    Salewiring mantrayang, yen dereng nyarik, awya mangkana, sidi mantran (tatwan nira) yan mangkana.

    Mamantra:

    Yan sira memantra, iki linggihang rumuhun:

    1. Bhatara Guru, bonkoling lidah, madyaning lidah.
    2. Bhatari Bagawati, pucuking lidah
    3. Kalika joti srana, bongkoling lidah
    4. Sang Hyang Kedep, madyaning lidah
    5. Sang Hyang Sidhi, pucuking lidah
    6. Sang Hyang Mandi, Sang Hyang tri mandi ring cipta
    7. Sang Hyang mandi wisesa, bayunta
    8. Sang Hyang sarpa mandi, ring sabda
    9. Mandi saparaning wuwus….!!!


    Iki Pengater Mantra

    Ma :

    Ong ang ung, teka ater 3x,

    ang ah, teka mandi 3x, ang.


    Iki Pengurip Mantra

    Ma :

    Ang urip ung urip mang urip, teka urip 3x,

    bayu urip sabda urip idep urip, teka urip 3x, jeneng.


    Iki Surya Kembar

    Ma :

    Ong netranku kadi surya kembar,

    asing galang teka ulap, asing meleng teka ulap, asing mapas teka ulap,

    teka ulap 3x,

    buta teka ulap, dewa betara teka ulap, jadma manusa teka ulap, ong desti leak ulap.


    Iki Pengasih

    Ma :

    Teka sinang 3x, teka waye 3x, paripurna ya namah swaha.


    Iki Pangurip Mantra

    (saluwiring mantra wenang)

    Ma:

    Ong betare indra turun saking suargan,

    angater puja mantranku,

    mantranku sakti, sing pasanganku teka pangan,

    rumasuk ring jadma menusa, jeneng betara pasupati.

    Ong ater pujanku, kedep sidi mandi mantranku, pome.


    Iki Pasupati

    Ma :

    Ong sangiang pasupati sakti wisesa angempu wisesa,

    mewali wastu mantranku ngarep,

    prekosa aeng angker wastu mantra menadi pasupati,

    sastra mantra mahasaktyem,

    ping siyu yuta angker ping siyu sakti,

    Ong wastu tastasku,

    Ong ping siyu yuta,

    Ong Ang Mang swaha, Ong 3x, Ang 3x, Ong 3x.


    Iki pyolas

    Sa : roko upinang ping 3,

    Ma :

    Om sangiang gni rumusup atine…..

    gadak uyang atine… aningalin awak sariranku,

    kedep sidi mandi mantranku, lah pomo.


    Iki Pangarad anak luh

    Sa : manguyup ping 3,

    Ma :

    Ih sangiang widyadara-widyadari, rumasuk ring sarining nghulun


    Iki Pangarad

    Ma :

    Ih, Semar lungha ametan atmanne …….. ring tengahing (telenging) soca kiwa tengen, gawanen ring awak sariran ingsun, lah poma 3x deleng.


    Sesirep

    Reh asidakep

    Ma :

    Om brahma sirep, manuse sirep, kala sirep, anata riarepku,

    teke mendek, masidakep, rep sirep,

    kukul dungkul kukul, rep sirep.


    Pangurip sarana

    Ma :

    Om bayu sabda idep, urip bayu, urip sabda, urip sarana, uriping urip, ya nama swaha. Urip 3x


    Pangurip rerajahan

    Mwang salwiring mati

    Sa ; wnang

    Ma :

    Om aku sakti, urip hyang tunggal,

    lamun urip sang hyang tunggal, urip sang hyang wisesa,

    teka urip 3x


    Pangijeng dewek lwih

    Sa : keneh

    Ma :

    Ih, meme rambut gĕmpĕl, masusu lambih, pyak kaja pyak kelod pyak kangin pyak kauh, lah pada pyak ingsun di tengah, poma 3x


    Iki Pamancut salwiring guna

    (kaliput baan guna)

    Sa : Toya ring batok areng,

    Utawi: Yeh pasereyan tunun, kayehang wong agring,

    Ma : idep aku meme bapa pertiwi akasa, saguna japa mantra lekas, sama kamisayan, satru musuhku wus, kabancut 3x.



    Iki Punggung tiwas

    Sa : engkahin siwa dwaran wang gering

    Ma : Om beh sang sem em 6x, waras

    Sa : yen arep wisesa sakti, genahang padma wredaya ring raga, masarira brahma.

    Ma : ang brahma ngesam ya namah, (uyup 3x)
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jan 6, 2012
  5. riedjal Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 23, 2009
    Messages:
    3,594
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +9,957 / -0
    :niceinfo:
    BTW ... kalo bisa mantra2 nya dikasih translate k bhs Indonesia 'dong ... :hmm:

    :top:
    jarang2 'loh ada yg bikin tret dgn referensi segitu banyaknya ... :top:

    ~ sent via CapTaplak ~
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jan 7, 2012
  6. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    wah, berat juga kalo musti ngasi terjemahannya:panik:
    tapi ntar kucoba deh, kalo dah lumayan banyak isinya :semangat:
     
  7. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    mantra BUDDHISME (Sansekerta)

    CINTAMANI CAKRAVARTIN DHARANI
    Sumber: Cintamani-cakra Sutra
    NAMO BUDDHAYA. ] NAMO DHARMAYA. NAMO SANGHAYA. NAMO ARYAVALOKITESVARA BODHISATTVAYA MAHASATTVAYA MAHAKARUNIKAYA. TADYATHA: OM CAKRAVARTI CINTAMANI MAHAPADMA DURU DURU TISTHA. SRA-AKARE-SAYE HUM. PHAT. SVAHA. OM PADMA CINTAMANI SRA HUM. VARTA PADME HUM.
    Umat yang dengan hati tulus tekun mambaca Dharani ini, pasti dapat memperoleh segala sesuatu yang menjadi harapannya. Demikian pula, saat menjelang ajalnya, ia akan melihat Buddha Amitabha dan para Bodhisattva Pengiring datang menyambut dirinya.


    JVALA MAHA UGRA DHARANI
    Sumber: Santika-sriya Sutra
    NAMO SAMANTHA BUDDHANAM. APRATIHATASASANAM. TADYATHA: OM KHA KHA KHAHI KHAHI HUM. JVALA JVALA. PARAJVALA PARAJVALA. TISTHA TISTHA. SITTIR SITTIR. SA PHAT. SA PHAT. SANTIKA. SRIYE. SVAHA.
    Dharani ini mampu melenyapkan berbagai malapetaka yang akan menimpa diri umat yang membacanya. Umat dapat membaca Dharani ini sebanyak 108 (seratus delapan) kali dengan penuh semangat di hadapan altar rumah vihara.


    GUNARATNASILA DHARANI
    Sumber: Yuen-Yin-Wang-Sheng Ci.
    NAMO BUDDHAYA. NAMO DHARMAYA. NAMO SANGHAYA. OM SIDDHI HALULU SATRU JELIPA KRIBHA SIDDHARE PURURE. SVAHA.
    Umat yang pernah berbuat jahat, lalu ia menyesal, bertobat dan tekun membaca Dharani ini sampai di akhir penghidupannya, ia tidak akan jatuh ke dalam neraka Avici. Ia akan terlahir di alam bahagia.


    MAHACUNDI DHARANI
    Sumber: Cundi-dharani Sutra
    NAMO SAPTANAM ] SAMYAK-SAMBUDDHA KOTINAM. TADYATHA: OM CALE CULE CUNDI. SVAHA.
    Dharani ini bermanfaat untuk menghapuskan segala dosa. Umat yang telah membaca Dharani ini sebanyak 900.000 (sembilan ratus ribu) kali, ia dapat menghapuskan dosa berat, seperti 5 (lima) karma berat (garuka karma), 10 (sepuluh) perbuatan buruk (dasa akusala karma). Ia akan dilindungi oleh 2 (dua) dewa pelindung yang dikirim oleh Mahacundi Bodhisattva.


    ARYA AMITAYUR NIYAMA PRABHARAJA DHARANI
    Sumber: Mahayana Aryamitayur-niyama-prabharaja-dharani Sutra
    OM. NAMO BHAGAVATE ABHARAMITAYURYANA. SUBHINISCITTA TEJARAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAKSAMBUDDHAYA. TADYATHA: OM SATLIBHA SAMSKARI PARISUDDHA DHARMATE GAGANA. SAMUDGATE. SVABHAVA. VISUDDHI. MAHADAYA. PARE VARE. SVAHA.
    Umat yang menulis, menyebarluaskan, atau membaca Dharani ini dengan hati yang tulus, akan menjadi panjang usia. Karma buruk pembawaannya yang amat berat akan menjadi ringan jika ia tekun membaca Dharani ini, dan setelah meninggal dunia ia akan terlahir di Negeri-Buddha di Sepuluh Penjuru Alam.


    BHAISAJYAGURU TATHAGATASATYAKRIYA
    Sumber: Bhaisajyaguru-vaidurya-prabhasa-tathagata-purva-pranidhana Sutra
    NAMO BHAGAVATE BHAISAJYAGURU VAIDURYAPRABHARAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAKSAMBUDDHAYA. TADYATHA: OM BHAISAJYE BHAISAJYE BHAISAJYA SAMUDGATE. SVAHA.
    Dharani ini bermanfaat untuk memusnahkan segala malapetaka, penyakit parah, serta memperpanjang usia kehidupan umat yang membacanya dengan hati tulus.


    ARYAVALOKITESVARA BODHISATTVA VIKURVANA SATYA-KRIYA
    OM MANI PADME HUM. ] MARGAJNANA CITTOTEBHATA. CITRASYANA. VIDRGA. SARVATHA. PURISTAGANAPURNA. NAPURIDUSVANNA. NAMAH AVALOKITESVARAYA. SVAHA.
    Bermanfaat untuk melindungi diri agar terhindar dari berbagai serangan yang berbahaya.


    SAPTA ATITABUDDHA KARASANIYA SATYAKRIYA
    Sumber: Mahavaipulya Sutra
    REVA REVATE GUHA GUHATE. DHARANITE NIHARATE VRNITE MAHAGATE CHELINGANTE. SVAHA.
    Dharani ini dibabarkan oleh tujuh Buddha di masa lampau, dan bermanfaat untuk memusnahkan dosa yang timbul dari 5 karma berat, 4 parajika dan lain sebagainya. Umat yang tekun membaca Dharani ini akan menjadi murni kembali dan akan memperoleh pahala berlimpah.


    SUKHAVATIVYUHA MANTRA
    NAMO AMITABHAYA TATHAGATAYA. TADYATHA: AMITE AMITOBHABE. AMITA SAMBHABE. AMITA BIKRANA TAMKARE. AMITA BIKRANATA. AMITA GAGANA KRITIKARE. SVAHA.
    Dharani ini bermanfaat untuk menghancurkan akar dari segala halangan karma buruk. Umatyang tekun membaca Dharani ini sebanyak 21 x 6 di pagi hari serta 21 x 6 di malam hari, akan selalu dilindungi oleh Buddha Amitabha dan Bodhisattva Pengiring-Nya serta terlahir di Sukhavati setelah meninggal dunia. Umat yang tekun membaca genap 300.000 (tiga ratus ribu) kali akan dapat melihat visual Buddha Amitabha pada masa hidup sekarang ini.


    SRIDEVI (SUDEVI) MANTRA
    Sumber: Suvarnaprabhasa Sutra
    NAMO BUDDHA. NAMO DHARMA. NAMO SANGHA. NAMO SRI MAHADEVIYA. TADYATHA: PARIPURNA CALISAMANTA DARSANI MAHA VIHARA GATE. SAMANTA VINIGATE. MAHA KARYA. PANI PARAPANI. SARIVARTHA SAMANTHA SUPRITE. PURENA ALINA SARMANTE MAHA VIKUBITE. MAHAMAITRETE. RUPA SANGHITE HETISEI SANGHIHETI. SAMANTA ATHA-ANU DHARANI.
    Dharani ini membantu umat cepat mancapai samadhi 'Suvarnaprabhasa' (Sinar Emas), yang dengan cara itu ia mampu menghancurkan halangan kilesa, karma dan vipaka, serta mencapai tiga kebajikan (prajna, vimoksa dan dharmakaya).

    sumber pustaka: Tata Upacara Kebaktian Umum dan Kebaktian Hari Uposatha, Pusdiklat Agama Buddha Mahayana Indonesia

    sumber digital: disini
    MAHA KARUNA DHARANI (Sansekerta)

    1. NAMO RATNATRAYAYA
    2. NAMO ARYAVALOKITESVARAYA
    3. BODHISATTVAYA MAHASATTVAYA MAHAKARUNIKAYA
    4. OM SARVA ABHAYAH SUNADHASYA
    5. NAMO SUKRTVEMAMA ARYAVALOKITESVARAGARBHA
    6. NAMO NILAKANTHA MAHABHADRASRAME
    7. SARVARTHASUBHAM AJEYAM SARVASATTVANAMAVARGA MAHADHATU
    8. TADYATHA: OM AVALOKE LOKITE KARATE
    9. HARI MAHABODHISATTVA SARVA SARVA MALA MALA
    10. MAHAHRDAYAM KURU KURU KARMAN
    11. KURUVIJAYATI MAHAVIJAYATI
    12. DHARADHARA DHARIN SURAYA
    13. CHALA CHALA MAMA BRAHMARA MUKTIR
    14. EHI EHI CHINDA CHINDA HARSAM PRACHALI
    15. BASA BASAM PRESAYA HULU HULU MALA
    16. HULU HULU HILE SARA SARA SIRI SIRI SURU SURU
    17. BODHIYA BODHIYA BODHAYA BODHAYA
    18. MAITREYA NILAKANTHA DHARSININA
    19. PAYAMANA SVAHA. SIDDHAYA SVAHA. MAHA SIDDHAYA SVAHA
    20. SIDDHA YOGESVARAYA SVAHA. NILAKANTHA SVAHA
    21. VARAHANANAYA SVAHA. SIMHASIRAMUKHAYA SVAHA
    22. SARVAMAHASIDDHAYA SVAHA. CAKRASIDDHAYA SVAHA
    23. PADMAHASTAYA SVAHA. NILAKANTHAVIKARAYA SVAHA
    24. MAHARSISANKARAYA SVAHA
    25. NAMO RATNATRAYAYA
    26. NAMO ARYAVALOKITESVARAYA SVAHA
    27. OM SIDDHYANTU MANTRA PADAYA SVAHA

    Terjemahan:
    MAHA KARUNA DHARANI

    1. Aku bersujud ke hadapan Triratna
    2. Aku bersujud ke hadapan Yang Maha Tahu
    3. Bodhisattva, Makhluk Agung, Yang Maha Pengasih
    4. Om, Beliau Yang Serba-Tak-Kenal-Gentar
    5. Aku bersujud dengan memasuki batin Yang Maha Tahu
    6. Aku bersujud ke hadapan Beliau Yang Berleher-Biru, Yang Memiliki Kebijakan Agung
    7. Yang Memiliki Kemuliaan Tak-Terkalahkan. Yang memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk dari keluarga apa pun di seluruh alam
    8. Demikian: Om, Yang Maha Tahu. Yang Mengatasi Dunia
    9. Oh, Hari bodhisattva Agung Semua Tasbih
    10. Yang Berhati-Agung, membuat berhasil, berhasil
    11. Kemenangan yang gemilang, kemenangan yang agung
    12. Seru-sekalian-alam, waspada, waspadalah
    13. Guncang, guncanglah, bebaskan aku dari noda batin
    14. Datang, datanglah, dengar, dengarlah kegembiraan yang timbul
    15. Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
    16. Hulu Hulu Hile Sara Sara Siri Siri Suru Suru
    17. Cerah, cerahlah; bangun, bangunlah
    18. Aku bersujud ke hadapan Beliau Yang Penuh Welas-Asih, Yang Berleher-Biru, Yang Patut Dipandang
    19. Yang Tak-Kenal-Gentar, svaha. Yang Gaib, svaha. Yang Maha-Gaib, svaha
    20. Beliau, Yogi Gaib Yang Selalu-Mendengar, svaha. Yang Berleher-Biru, svaha
    21. Beliau Yang Laksana-Banteng, svaha. Yang Berwajah-Singa, svaha
    22. Beliau Yang Memiliki Kemampuan Gaib Agung, svaha. Beliau Yang Memiliki Kegaiban Cakra, svaha
    23. Pemegang Bunga-Teratai, svaha. Pencipta Berleher-Biru, svaha
    24. Resi Agung Nan Pemurah, svaha
    25. Aku bersujud ke hadapan Triratna
    26. Aku bersujud ke hadapan Yang Maha Tahu, svaha
    27. Om, semoga jalan mantra ini membuahkan kegaiban, svaha.


    sumber pustaka: Tata Upacara Kebaktian Umum dan Kebaktian Hari Uposatha, Pusdiklat Agama Buddha Mahayana Indonesia

    sumber digital disini
     
    Last edited: Jan 9, 2012
  8. choseungdal Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 9, 2011
    Messages:
    209
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +9 / -0
    mantra diatas bisa beneran berfungsi gak sih? :takut:
     
    • Thanks Thanks x 1
  9. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    :ehem: ada frase yang sering diucapkan oleh Sang Buddha Gautama:"Ehipassiko!" artinya: buktikan sendiri!

    tapi saya sarankan tidak usah, soalnya banyak resikonya. :kuning:
     
  10. kevinsenjaya Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 18, 2009
    Messages:
    298
    Trophy Points:
    122
    Ratings:
    +26,193 / -0
    resiko? baru tau ane .... tolong direvisi jika salah
    setau ane mantra (sutra) keselamatan ga ada resiko, bisa dibaca siapa aja dan harus sepenuh hati dan berulang kali
     
  11. kevinsenjaya Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 18, 2009
    Messages:
    298
    Trophy Points:
    122
    Ratings:
    +26,193 / -0
    Mantra dewa bumi (buddhist)

    Mantra ini ada dihampir semua kitab - kitab buddhis, sangat sederhana hingga terlewatkan orang. Mantra itu adalah mantra dewa bumi, bunyi mantra ini sebagai berikut :
    NAMO SAMANTO MOTONAM OM TULU TULU TIWEI SOHA
    dengan sungguh - sungguh aku memberitahukan kepada kalian semua bahwa mantra ini adalah sebuah ilmu rahasia untuk mengubah nasib. Bukankah itu cuma mantra dewa bumi yang biasa ? Tidak salah, ia mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mengubah nasib, karena itu tidak boleh dianggap remeh.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut, maka penyakit kulit yang dideritanya selama sepuluh tahun hilang lenyap.
    • Ada orang yang bertampang sial, seumur hidup miskin terus, setelah membaca mantra tersebut, lalu sinar kebahagiaan menyoroti wajahnya menjadi bercahaya, dan nasibnya pun berubah total dari miskin menjadi kaya.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut, kemandulan yang telah diderita selama sepuluh tahun menjadi sembuh.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut, seumur hidupnya sehat waalfiat.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut, terus mendapat jodoh bagus mukanya bercahaya kemerah-merahan.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut lalu urusan-urusan yang tadinya tidak lancar, akhirnya menjadi lancar, tidak ada satupun hal yang membuatnya terhalang.
    • Ada orang yang membaca mantra tersebut, ia mendapatkan loterai besar. Walau orang lain jarang menganjurkan, aku justru menganjurkan supaya mantra ini banyak dibaca secara rutin dan terus-menerus.

    Kesaksian Orang yang Menerapkan Mantra ini:
    Inilah penemuanku : pada suatu meditasi aku merasa disampingku ada seorang tua yang berambut putih dengan wajah kemerah-merahan.
    * kamu siapa ? Dewa Bumi.
    * di dunia manusia apa yang anda akan lakukan ? Mengikuti orang yang punya rejeki.
    * Bagaimana pandangan mu terhadap alam roh ? Lapisan nirwana merupakan kekosongan, lapisan dewa langit jernih dan suci, di lapisan dewa tanah rejeki dan malapetaka datang silih berganti.
    * Aku bertanya kepada dewa bumi " bagaimana dengan nasib setiap orang ? " nasib ditentukan oleh karma ( sebab akibat ). Karena itu saling mengali dan bersilang ruwet. Manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ditentukan oleh karma.
    * Kamu bicara betul, lalu bagaimana cara mengubah nasib ? Apakah minta kepada budha ? Tidak cocok.
    * Minta kepada dewa-dewi ? Juga tidak cocok.
    * Minta kepada dewa tanah ? Nah itu cocok.
    * Bagaimana caranya ? Baca mantra
    * Mantra yang mana ? Mantra dewa bumi.

    Orang tua lalu membawa ku naik kereta rusak mengarungi angkasa biru dan kami sampai disebuah gunung, ditengah gunung itu ada sebuah kota besar, berkilauan multu manikom, di dalam kota penuh dengan orang-orang yang berambut putih muka kemerah-merahan, ada ribuan bahkan puluhan ribu, mereka tampak sangat sibuk, ada yang baru mendarat, ada pula yang sedang siap-siap berangkat kelihatannya sibuk banget deh.
    * Ini negeri apa ? Negeri Dewa Bumi.
    * Para dewa bumi itu sedang sibuk apa ? Sedang memberikan bantuan mengatur dan mengubah nasib manusia. Begitulah penemuan ku kenyataan.

    Akhirnya aku menyadari suatu kenyataan bahwa melatih diri menjadi buddha tentu bisa mengubah nasib. Melatih menjadi dewa, juga bisa mengubah nasib, tapi dengan langsung membaca mantra Dewa Bumi, perubahan nasib akan lebih langsung. Bila ingin mengubah nasib orang harus mempunyai kunci pembukanya pada prinsipnya, ilmu apapun juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisinya, adanya kehendak benda dan kejanggalan, kejodohan, asalkan membaca mantra dewa bumi sering kali, puluhan kali, ratusan kali, ratusan kali secara sungguh-sungguh, maka sinar dewa bumi akan menyoroti, nasibnya akan berubah ini sungguh-sungguh lho.

    " semboyan dewa bumi adalah amal tanpa pamrih "

    saya dapat mantra ini dari buku di klenteng / vihara
    semoga bermanfaat

    :idws:
     
    • Thanks Thanks x 1
  12. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    ini sebetulnya sudah menyangkut keyakinan. jadi, saya jawab saja:
    kalau Anda yakin bahwa suatu mantra tidak ada resikonya, ya silakan saja.
    tapi dari awal saya sudah memperingatkan bahwa: mantra-mantra dalam thread ini hanya untuk pengetahuan saja, bukan untuk dicoba-coba atau dipraktekkan tanpa bimbingan/ jaminan perlindungan dari pihak yang lebih berilmu/berpengalaman
     
  13. ekajogja Members

    Offline

    tukang ketik

    Joined:
    Aug 28, 2011
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +30 / -0
    Mantra KRISTEN & KATOLIK

    Doa Bapa Kami = Our Father
    Bapa kami yang ada di surga,
    dimuliakanlah nama-Mu.
    Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
    di atas bumi seperti di dalam surga.
    Berikanlah kami rezeki pada hari ini,
    dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni
    yang bersalah kepada kami.
    Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
    tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
    Amin.
    Bapa kami yang di sorga,
    dikuduskanlah nama-Mu.
    Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
    di bumi seperti di sorga.
    Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
    dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni
    orang yang bersalah kepada kami.
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
    tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
    [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
    Amin.]
    Pater noster, qui es in caelis:
    sanctificetur Nomen Tuum;
    adveniat Regnum Tuum;
    fiat voluntas Tua,
    sicut in caelo, et in terra.
    Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
    et dimitte nobis debita nostra,
    sicut et nos dimittimus debitoribus nostris;
    et ne nos inducas in tentationem;
    sed libera nos a Malo.
    Pater hêmôn ho en toes ouranoes
    hagiasthêtô to onoma sou;
    elthetô hê basileia sou;
    genêthêtô to thelêma sou,
    hôs en ouranô, kae epi tês gês.
    ton arton hêmôn ton epiousion dos hêmin sêmeron;
    kae aphes hêmin ta opheilêmata hêmôn,
    hôs kae hêmeis aphiemen toes opheiletaes hêmôn;
    kae mê eisenenkês hêmas eis peirasmon,
    alla rhysae hêmas apo tou ponerou.
    hoti sou estin hê basileia kae hê dynamis
    kae hê doxa eis tous aeônas. amên.

    Doa Salam Maria = Hail Mary (Katolik)
    Salam Maria, penuh rahmat,
    Tuhan sertamu;
    terpujilah engkau di antara wanita,
    dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
    Santa Maria, bunda Allah,
    doakanlah kami yang berdosa ini
    sekarang dan waktu kami mati
    Amen.
    Sembah bekti kawula Dewi Maria kekasihing Allah,
    Pangeran nunggil ing Panjenengan dalem
    Sami-sami wanita sang Dewi pinuji piyambak
    Saha pinuji ugi wohing Salira Dalem Sri Yesus
    Dewi Maria ibuning Allah
    Kawula tiyang dosa sami nyuwun pangestu dalem
    samangke tuwin benjing dumugining pejah
    Amin.
    Ave Maria, gratia plena,
    Dominus tecum,
    benedicta tu in mulieribus,
    et benedictus fructus ventris tui, Jesus.
    Sancta Maria, Mater Dei,
    ora pro nobis peccatoribus, nunc, et in hora mortis nostrae.
    Amen
    Hail Mary, full of Grace,
    The Lord is with thee;
    Blessed art thou among women,
    and blessed is the fruit
    of thy womb, Jesus.
    Holy Mary, Mother of God,
    pray for us sinners,
    now and at the hour of our death.
    Amen.
    Ave, Maria, cheia de graça,
    o Senhor é convosco.
    Bendita sois vós entre as mulheres,
    e bendito é o fruto do vosso ventre, Jesus.
    Santa Maria, Mãe de Deus,
    rogai por nós, pecadores, agora e na hora da nossa morte.
    Amém.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Feb 5, 2012
  14. elreal08 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 16, 2009
    Messages:
    161
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +98 / -0
    Mantap infonya, lumayan menambah wawasan .
     
  15. emo69 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 17, 2011
    Messages:
    67
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +481 / -0
    wah bannyak juga mantra-mantra,tapi beneran nih
     
  16. vaxyu M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 3, 2011
    Messages:
    412
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +18 / -0
    kynya mantra baru berefek klo diniati deh
    cuma ksh pendapat aja
     
  17. overdream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 6, 2009
    Messages:
    41
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +0 / -0
    ga ngerti saya dengan mantra beginian
     
  18. acehkhan12 M V U

    Offline

    جان چوك

    Joined:
    Dec 6, 2010
    Messages:
    6,580
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +109,526 / -1
    ga ngertinya di bagian mana gan..? ga ngerti maksud dan tujuan mantra nya kah..?:???:
    coba baca pejwan dulu mas bro..:unyil:
     
  19. kak_rama M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 9, 2009
    Messages:
    250
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +244 / -0
    Kalau dikasih tujuannya atau kapan saja mantra ini dilantunkan akan lebih informatif..
    Nice Thread and Info...
     
  20. irrationalhuman Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 2, 2012
    Messages:
    28
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +7 / -0
    mantra untuk santet atau menarik perhatian cewek donk
     
  21. irrationalhuman Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 2, 2012
    Messages:
    28
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +7 / -0
    yang buat biar gak jomblo lagi donk pliss
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.