1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Hatred

Discussion in 'Fiction' started by spadaboyz, Dec 16, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    Simple aja, gak usah banyak tulisan, langsung baca....!!!

    Aku berdiri menghadap cermin. Sekarang waktunya. Sebuah jarum suntik aku tancapkan ke nadiku. Tiba-tiba segalanya membuyar. Aku terjatuh, dan perasaan puas menjalar ke seluruh tubuhku.

    “Kau mau melakukannya lagi?”

    Suara itu lagi. Sudah bosan aku mendengarnya. Aku melirik ke arah pintu, ada seorang kakek tua cacat, duduk di atas kursi rodanya.

    “Mau membalas dendam lagi, hah?!”, tanyanya.
    “Memang apa urusanmu orang tua?”
    Ia menghela napas, “sudah berapa kali aku mengatakannya kepadamu...”

    Aku terdiam dan mencoba untuk berdiri, tapi tubuhku masih lemas setelah mendapatkan terlalu banyak kepuasan.

    “Berapa banyak waktu yang kau buang untuk membalas dendammu?”, ia mulai berceramah seperti biasa.

    Aku sudah bisa berdiri dengan normal. Kakek itu masih tetap berbicara tanpa henti. Aku mendekati meja yang ada di pojok ruangan dan mengambil sebuah pisau yang sudah aku siapkan untuk hari ini. Kakek itu masih belum berhenti dari ceramahnya. Tanpa pikir panjang, aku lemparkan pisau yang ada di tanganku ke arahnya. Tetapi, pisau itu menancap di pintu kamarku, dan kakek itu menghilang seperti biasanya.

    Aku mengambil jaketku yang berada di atas ranjang, dan langsung kututupi kepalaku. Aku mendekati pintu dan mencabut pisau yang tertancap di pintu tersebut. Aku buka pintu kamarku, lalu aku sembunyikan pisau itu di kantung jaketku. Segalanya akan berakhir hari ini.

    * * *​

    Pagi ini keadaan kota cukup ramai. Aku melirik ke segala arah. Di mana ia? Di mana mangsaku? Apakah ia tidak keluar hari ini karena takut kepadaku? Ataukah ia sedang bersiap untuk menghadapiku?

    Cukup lama aku berputar-putar untuk mencarinya. Tapi nihil. Mungkinkah aku harus mencarinya dari tempat yang tinggi? Aku menoleh ke segala arah, mencari tempat tertinggi. Aku temukan sebuah apartemen tua yang cukup tinggi. Aku langsung masuk ke dalam apertemen itu dan pergi ke tingkat tertinggi. Sampailah aku di sebuah kamar tua. Aku langsung menuju ke jendela dan membukanya. Dari tempat ini, aku dengan leluasa bisa melihat ke segala penjuru.

    “Kau akan menyesal hari ini...”

    Suara itu lagi, kali ini diikuti oleh suara kursi roda. Aku melirik ke belakang, kakek itu sedang mendekatiku dengan kursi rodanya.

    “Kau benar-benar akan menyesal hari ini.”
    “Aku tidak akan pernah menyesal.”
    “Kau bisa berkata seperti itu sekarang, tapi tidak untuk nanti.”
    Aku mendengus, “dari mana kau tahu? Kau ini tuhan?”
    “Tuhan tidak cacat sepertiku...”


    Aku melihat lagi ke luar. Pandanganku langsung tertuju kepada seseorang dengan jaket putih yang sedang berdiri di dekat lampu. Ya, dialah mangsaku.

    “Baiklah kakek tua, kau akan melihat kemenanganku sekarang.”

    Aku berbalik dan berjalan melewati kakek itu. Aku langsung menuruni tangga dengan cepat, membuatku hampir jatuh beberapa kali. Begitu sampai di tingkat bawah, aku langsung menuju keluar. Aku melihat ke arah sasaranku, dia masih di sana.

    Aku mencoba mengatur napasku. Aku siapkan pisau yang ada di kantung jaketku, dan berjalan ke arah mangsaku. Aku atur langkahku, agar ia tidak lari dariku. Sekarang aku sudah berada di dekatnya. Aku tepuk pundaknya, dan ia menoleh ke arahku. Raut mukanya seketika berubah. Belum sempat ia bereaksi, aku langsung menusukkan pisauku ke perutnya. Tubuhnya langsung melemas, dan terjatuh.

    “ITU DIA!!! KEJAR!!!”

    Aku terkejut. Aku melihat ke belakangku, terdapat sekumpulan orang yang sedang berlari ke arahku. Kelihatanya mangsaku kali ini adalah umpan untukku. Aku langsung berlari menjauhi mangsaku yang sudah tidak bernyawa itu.

    Aku terus berlari sekuat tenagaku. Sesekali aku menoleh ke belakang, mereka masih mengejarku. Aku terus berlari menjauh dari keramaian, tapi mereka masih belum hilang juga. Sampailah aku di sebuah tempat proyek pembangunan. Aku tidak tahu harus ke mana lagi. Aku langsung memasuki tempat proyek tersebut, dan terus berlari.

    Aku berlari tanpa arah yang jelas. Pada akhirnya, sampailah aku di tingkat tertinggi dari bengunan tersebut, jalan buntu. Aku berlari ke pinggir bangunan tersebut, mencari jalan keluar. Belum sempat aku berpikir lama, sebuah benda keras dan tumpul menghantam kepalaku, mereka mendapatkanku.

    Aku terjatuh dari tingkat tertinggi gedung tersebut. Tidak perlu menunggu lama, aku langsung mendarat di atas tumpukan kayu. Aku sudah tidak bisa bergerak lagi, tapi penglihatan dan pendengaranku masih berfungsi. Kelihatannya ini adalah akhir dari hidupku. Lalu, aku mendengar suara kursi roda yang bergerak ke arahku, kakek tua itu lagi.

    “Sudah aku katakan, kau akan menyesal hari ini.”
    Aku melirik ke arahnya, tapi pandanganku mulai mengabur, “si...si...siapa...ka...u?”

    Ia terdiam. Tiba-tiba aku terbatuk, dan darah menyembur keluar dari mulutku. Sekarang bisa aku rasakan bahwa nyawaku mulai menghilang dari dalam diriku.

    “Aku adalah... ,” ia tidak melanjutkan jawabannya.

    Kali ini pandanganku benar-benar mulai meredup, dan segalanya perlahan menjadi hitam.

    “Dirimu... .”

    Dan segalanya benar-benar menjadi hitam...

    Sekian, terima kasih
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.