1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Afterdark

Discussion in 'Fiction' started by spadaboyz, Dec 10, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    Sedikit nyoba-nyoba ngebuat trit ini, siapa tau ada yang baca
    Nulisnya udah lama, tapi baru garis besar tiap chapter doang

    Pernah nunjukin ke temen katanya bagus....
    maka dari itu saya coba nulis di sini...


    [​IMG]
    Judul: Afterdark - (subjudul belum tau)
    Genre: Thriller:takut:

    untuk chara, setting dll belakangan aja....:hmm:

    Saya anggap ini novel ratingnya 18+.....:piso:

    *semoga ambigram di atas bisa dibaca....:hehe:
     
    Last edited: Dec 10, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    Ini Prolognya......
    selamat membaca:peace:
    Prolog​

    Semua orang di ruangan ini terdiam. Memperhatikan seorang pria yang sedang berbicara di depan sana. Perkataannya tidak terlalu kumengerti. Tapi, semua orang terkesima dengan apa yang ia katakan. Aku hanya bisa berpikir, mengapa ia bisa mendapatkan perhatian seperti itu. Ia selesai berbicara. Semua orang berdiri dan suara tepukan tangan bergemuruh. Aku hanya bisa terdiam.

    “Ada apa Tuan Spade?” Orlando, butler keluargaku bertanya kepadaku.
    “Tidak, tidak ada apa-apa.”

    Pria tersebut turun dari atas panggung. Semua orang mendekatinya dan menyalaminya. Beberapa orang dari jauh megambil gambar kejadian tersebut.

    “Orlando, kita pergi.”
    “Sekarang?”

    Aku langsung berbalik dan berjalan ke arah pintu keluar. Orlando hanya terdiam dan mengikutiku. Aku berjalan ke arah sebuah mobil yang berada di pinggir taman. Orlando berjalan mendahuluiku dan membukakan pintu mobil tersebut untukku.

    “Silakan.”
    “Orlando, aku bisa membuka pintu itu sendiri.”
    “Maaf tuan, tapi ini sudah tugasku.”

    Aku memasuki mobil tersebut dan duduk di bagian belakang. Orlando menutup pintu mobil dan menunggu di luar. Aku mendengus dan melihat keadaan di luar mobil. Bisa kulihat semua tamu keluar dari pintu utama. Tapi kelihatannya aku masih harus menunggu lebih lama lagi. Tidak lama, aku melihat seseorang mendekati mobilku. Orlando sedikit membungkuk dan membukakan pintu bagian depan. Penceramah tadi masuk dan menghela napas.

    “Spade, bagaimana menurutmu?” penceramah tadi bertanya kepadaku.
    “Tidak buruk,” jawabku dengan bosan.
    “Kau tahu nak?” tanyanya, “Aku ingin kau menjadi sepertiku suatu saat nanti.”
    “Hmmmm....”

    Dia mendengus. Meskipun ia menyembunyikannya aku masih bisa mendengarnya. Aku tidak mengerti mengapa orang ini sangat ingin agar aku sama sepertinya. Apakah karena aku satu-satunya anak yang ia miliki? Jujur saja, aku bosan dengan model kehidupan seperti ini.

    Sepanjang perjalanan pulang aku hanya terdiam memerhatikan semua daerah yang kami lewati. Aku melihat sekilas ke depan. Kulihat ayahku sedang sibuk mengobrol dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Bisakah ia berhenti dari kesibukannya? Kupikir itu hal yang mustahil.

    “Anda masalah Tuan Spade?” pertanyaan Orlando membuyarkan lamunanku.
    “Tidak.... entahlah.”



    * * *​




    Pintu gerbang terbuka. Mobil yang kutumpangi memasuki halaman sebuah rumah. Mobil ini terus berjalan dan berhenti di depan rumah yang cukup besar. Seorang pelayan di luar membukakan pintu untuk ayahku dan juga aku. Meskipun sudah sampai di rumah, ayahku masih belum juga lepas dari telepon genggam.

    “Selamat datang Tuan Anthony,” sapa seorang pelayan.

    Ayahku hanya tersenyum dan sedikit mengangkat tangannya. Sesibuk itukah ia sampai tidak bisa mengucapkan salam sedikitpun? Aku berjalan mendahuluinya ke dalam rumah. Seorang pelayan membukakan pintu rumah untukku. Begitu di dalam, aku menaiki tangga dan menuju ke arah kamarku.

    “Tuan Anthony, anda mendapatkan sebuah bingkisan,” seorang pelayan memberikan sebotol anggur kepada ayahku.
    “Dari siapa ini?” Ayahku tersenyum.
    “Kami tidak tahu, tidak ada nama pengirimnya sama sekali.”
    Ayahku memperhatikan botol tersebut, “Spade, mau minum bersamaku?”
    “Tidak, aku tidak perlu.”

    Aku memasuki kamarku. Aku langsung melepaskan jasku dan merebahkan diriku ke atas ranjang. Kapankah aku bisa meninggalkan kehidupanku yang serba mudah ini? Benar-benar membosankan. Ketika aku sedang berpikir dan berkhayal, kudengar suara pecahan kaca. Lalu, tiba-tiba terjadi keramaian di luar kamarku. Aku penasaran dan berjalan keluar kamarku. Aku melihat ke lantai bawah. Aku terkejut. Kulihat ayahku terkapar di atas lantai. Ia berteriak dan terbatuk-batuk. Bisa kulihat darah mengalir melalui mulutnya. Aku langsung berlari ke bawah. Aku menyingkirkan orang-orang yang menghalangiku. Aku langsung mendekati ayahku.

    “Ayah... ayah... apa yang terjadi?” Aku mengangkat ayahku.

    Ia melihat ke arahku dengan lemah. Tangannya yang berlumuran darah menggenggam kerah bajuku. Mulutnya terbuka seperti mengatakan sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengar apapun. Matanya lalu terbelalak dan tubuhnya melemas.

    “Hei, ini bercanda kan?”

    Aku mencoba membangunkan ayahku. Tapi, tidak ada respon sama sekali. Aku bisa merasakan keringat dingin mengalir di leherku. Mendadak, tubuh ayahku memutih perlahan. Dia telah pergi.


    * * *​

    Hari ini langit cukup gelap. Taman pemakaman kini dipenuhi oleh orang-orang berpakaian serba hitam. Aku berdiri di barisan paling belakang. Menurut pemeriksaan polisi, anggur yang diminum ayahku telah diracuni. Sampai sekarang, penyelidikan masih berlanjut untuk mencari pelakunya. Aku masih tidak mengerti mengapa ada orang yang mau membunuh ayahku. Aku berjalan menjauhi kerumunan orang. Aku bersandar ke arah tembok dan memandangi langit. Aku mengepalkan tanganku, apakah ini kesalahanku?

    “Kurasa kita sudah berhasil.”

    Aku mendengar suara seseorang di belakangku. Aku berbalik dan mengintip. Terlihat ada dua orang, dan aku bisa melihat wajah salah seorang di antaranya. Mereka terlihat sedang melakukan pembicaraan penting.

    “Bagaimana langkah kita selanjutnya?”
    “Untuk sementara kita tidak perlu terburu-buru, kita masih harus mengatur langkah lagi.”
    “Tapi, kelihatannya kita masih belum bisa mendapatkan kontrol secara menyeluruh.”

    Dari pembicaraan mereka, aku bisa menebak kalau mereka sedang membicarakan ayahku. Kurasa, mereka memiliki hubungan dengan pembunuhan ini. Tapi, aku masih harus memastikannya lagi. Aku mengarahkan telingaku kepada mereka.

    “Tentu saja, masih ada satu penghalang.”
    “Ya, anaknya, jadi apa yang harus kita lakukan?”
    “Tentu saja, kita harus membuat dia memberikan kuasa atas perusahaan tersebut.”
    “Jika tidak?”
    “Hanya ada satu hal yang harus kita lakukan, buat ia seperti ayahnya.”

    Jantungku terasa berhenti. Tidak hanya itu, aku benar-benar bisa merasakan kematianku sudah dekat. Aku masih tidak percaya dengan apa yang kudengar. Kalau seperti ini, apa yang harus kulakukan? Masih ada banyak hal yang belum aku lakukan. Aku belum bisa pergi, aku tidak ingin berakhir seperti ayahku.
     
  4. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    awal yang mengejutkan :kaget:

    hanya saja kurang terasa emosinya

    hmm mungkin itu karakter dari si spade? tanpa emosi? :iii:
     
  5. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    prolog yang... ngebingungin, eh? :iii:

    siapa Spade? siapa ayahnya? siapa dua orang itu? Gimana nasib Spade nantinya...:iii:

    ceritanya sampai prolog selesai bisa dibilang... gampang ketebak. kayak anggurnya diracunin, ayahnya mati, ada yang ngebunuh buat ngambil kekuasaan dia..

    keseluruhan bagus:top:. jarang ada typo. Pemilihan katanya lumayan enak. alurnya.. masih prolog jadi belum bisa diliat gimana. feelnya masih kurang kerasa mungkin juga gara-gara masih prolog.

    trus satu lagi..

    kenapa memutih:???: bukannya biasanya membiru:iii:

    ditunggu chap berikutnya:bye:
     
  6. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    mungkin emang sengaja dibuat tanpa emosi.....
    liat aja deh buat chapter-chapter selanjutnya

    sip-sip, makasih buat masukannya.....:peace:
     
    Last edited: Dec 11, 2011
  7. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    chapter 1
    lagi proses penulisan dan pengeditan, jam 4 pagi ini mungkin bakal diposting....
     
    Last edited: Dec 14, 2011
  8. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    Chapter 01​

    Aku berjongkok di sebuah gang, di samping sebuah tempat sampah. Aku tidak bisa melakukan apapun. Pikiranku terus berputar. Aku terus mencoba membantah apa yang melayang-layang dalam piiranku, tapi terlalu sulit. Rasa takut lalu menjalar ke seluruh tubuhku. Terbayang bagaimana kematian ayahku, dan juga dua orang yang memiliki hubungan dengan pembunuhan ini. Aku langsung memeluk tubuhku erat-erat.

    Tiba-tiba, aku mendengar suara pintu terbuka. Seseorang melangkah ke arah tempat sampah dan membuang sesuatu di sana. Begitu orang tersebut masuk kembali, aku langsung membuka tempat sampah tersebut dan memeriksa sampah yang baru saja dibuang. Makanan, perutku sudah harus diisi.
    Setelah beberapa lama, aku menemukan sebungkus keripik kentang yang baru saja kadaluarsa kemarin.
    Aku menelan ludahku. Langsung kubuka bungkusan tersebut dan kulahap isinya. Rasanya belum terlalu berubah. Aku terus melahap keripik tersebut sampai habis, tapi itu belum menghapuskan rasa laparku.

    Aku menengok keluar gang. Ada seorang wanita yang kelihatannya baru saja selesai berbelanja. Aku melihat ada sepotong roti perancis di dalamnya. Tanpa pikir panjang, aku berjalan keluar gang dengan cepat dan menabrak wanita tersebut.

    “Aduh... ,” wanita itu terjatuh.
    “Maaf,” aku mendekati wanita tersebut dan pura-pura membantunya.

    Ketika ia lengah aku langsung mengambil rotinya dan berlari. Aku mendengar ia berteriak. Tapi kelihatannya tidak ada yang terlalu memerdulikannya. Setelah cukup lama berlari, aku memasuki sebuah gang kecil dan bersembunyi di sana. Napasku terengah-engah. Aku melihat roti yang ada di genggamanku, dan tersenyum. Aku membagi dua roti tersebut, dan memakan salah satunya. Sekarang, untuk sementara aku sudah tidak merasa lapar lagi. Aku melihat ke atas, langit sudah menunjukkan waktu sore. Sekarang aku harus mencari tempat untuk istirahat.

    * * *​

    Aku terbangun. Aku melihat sekelilingku, sudah pagi. Aku berdiri dan membersihkan pakaianku dari debu. Aku memerhatikan kemeja putih yang aku pakai sejak hari pemakaman ayahku. Kemeja itu sudah tidak berwarna putih lagi. Aku mengendus kemeja tersebut. Sudah terlalu bau. Aku melepaskannya dan melemparkannya ke dalam tempat sampah. Tiba-tiba perutku berbunyi. Aku teringat dengan sisa roti yang aku curi. Aku mencarinya di sekitar tempatku tertidur. Aku menemukannya, tapi sudah tidak cocok disebut sebagai roti. Aku enggan memakannya. Ketika aku akan membuangnya, perutku kembali berbunyi. Aku tidak punya pilihan lain. Aku memakan roti itu dengan perasaan jijik.

    Untuk sementara, perutku sudah terisi. Sekarang, aku harus mencari cara agar aku mendapatkan makan untuk malam ini. Sayangnya, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku pun berjalan. Setelah cukup lama, sampailah aku di sebuah taman. Aku melihat ada sebuah bangku taman yang kosong. Lalu, aku duduk di bangku tersebut dan menyandarkan diriku. Aku menatap langit dengan pandangan kosong. Angin berhembus pelan dan menggerakkan dedaunan dan ranting pohon yang berada di dekat bangku tersebut. Tiba-tiba ada yang menyentuh kakiku. Aku melirik ke bawah, hanya selembar koran.


    Aku mengambil koran itu dan melihat isinya. Headline dari koran tersebut berisi berita mengenai pemindahan kekuasaan perusahaan ayahku. Aku langsung geram begitu aku melihat foto yang berada di halaman depannya, dia yang sudah membunuh ayahku. Dari foto tersebut, dia terlihat sedang tersenyum, puas dengan apa yang telah didapatkannya. Aku meremas koran tersebut, dunia ini tidak adil.

    * * *​

    Hari sudah menjelang malam. Aku berdiri di pinggir jalan. Di depanku mobil-mobil berlalu lalang, dan orang-orang di dekatku bersiap untuk menyebrang. Perutku mulai terasa sakit, saatnya untuk diisi. Tetapi, aku tidak mungkin melakukan hal yang sama seperti kemarin. Aku melirik, aku menemukan sesuatu yang bisa aku lakukan. Lampu tanda untuk menyebrang menyala, orang-orang mulai menyebrang, begitu juga aku. Aku berjalan perlahan tepat di belakang seorang pria. Aku mengatur napasku dan juga langkahku. Aku melihat ke arah kantung belakang celananya, sebuah dompet. Aku mengulurkan tanganku perlahan, dan memegang bagian yang terlihat olehku. Dengan cepat aku langsung menarik dompet tersebut, berbalik arah dan pergi.

    Aku melangkah dengan cepat. Aku membuka dompet tersebut dan melihat isinya. Aku tersenyum, cukup banyak untuk lima hari selanjutnya. Aku mengambil beberapa lembar uang yang ada dari dompet tersebut. Lalu, aku mampir ke sebuah restoran dan membeli apa yang aku butuhkan. Setelah selesai mengisi perut, aku pergi mencari tempat untuk beristirahat. Aku berjalan menyusuri gang-gang sempit di antara bangunan yang ada. Tidak adanya cahaya yang cukup, membuatku sulit untuk berjalan. Tiba-tiba, aku menabrak sesuatu.

    "TIDAK BISAKAH KAU BERJALAN DENGAN BENAR?!", seseorang berteriak ke arahku.
    "Mm...maaf."

    Tiba-tiba ia menarik kerah bajuku. Lalu, sebuah tinju mengenai wajahku. Aku terjatuh, dan mencoba berdiri untuk membalas. Tetapi, sebuah tendangan langsung menyambar perutku. Rasa sakit dan mual langsung menyebar ke seluruh tubuhku. Ia lalu memeriksa setiap kantung celanaku, dan mendapatkan dompet curianku.

    "Dasar bodoh!" orang itu menginjak kepalaku dan pergi.

    * * *​

    Aku merasakan rasa hangat di sekitarku. Aku membuka mataku, kulihat api yang berkobar. Sepertinya aku sudah masuk ke dalam neraka. Kalau begitu, segalanya sudah berakhir, tidak ada lagi yang perlu aku takutkan. Aku sudah tidak menjadi buronan lagi, tidak kelaparan lagi, dan tidak akan ada lagi yang akan menghajarku.

    "Sudah bangun nak?"

    Sebuah suara mengejutkanku. Aku terbangun dan melihat ke sekelilingku. Ternyata, aku masih berada di dunia ini. Di depanku terdapat sebuah api unggun. Dan ada seorang kakek-kakek yang sedang bersandar pada tembok.

    "Ternyata sudah."
    "Di mana ini?" tanyaku kepada kakek-kakek itu.
    "Ini tempat tinggalku," jawabnya, "Kelihatannya kau baru saja mendapatkan masalah."
    "Itu bukan urusanmu."
    Kakek itu terdiam. Ia mengambil sebuah botol di dekatnya, lalu meminum isinya. Ia melihat ke arahku.

    "Kau mau minum?"
    "Tidak."
    Ia tersenyum, lalu tertawa "Kau tahu nak? Dunia ini tidak pernah adil kepada orang-orang yang menghuninya, sampai kapan pun."

    Setelah ia menyelesaikan perkataannya barusan, ia berdiri dan pergi dari gang sempit tersebut. Aku menatapnya dengan bingung, apa maksud dari perkataannya. Apakah ia barusan melihatku ketika aku dipukuli? Ataukah ia memiliki maksud tertentu? Aku masih tidak mengerti. Lalu, kakek itu pun menghilang dari pandanganku.
     
  9. spadaboyz M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 9, 2011
    Messages:
    552
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,095 / -0
    Chapter 02 lagi proses edit......
    Gomen, bentar lagi mo UAS en tugas numpuk banyak banget....
    jadi waktu kosongnya dah gak banyak lagi........
     
  10. deJeer Administrator
    Head Admin

    Offline

    Watching You

    Joined:
    Sep 7, 2009
    Messages:
    16,920
    Trophy Points:
    335
    Ratings:
    +32,900 / -3
    thread closed sementara
    req dari TS
    brainstorming :p
    tq
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.