1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Mafia Berkeley (Pahlawan atau Penghianat)

Discussion in 'History and Culture' started by yudhis273, Nov 23, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. yudhis273 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 3, 2010
    Messages:
    883
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,093 / -0
    Foto2 anggota THE Berkeley Mafia
    [​IMG]
    Sumitro Djojohadikusumo, Dekan FEUI yg mengirim The Mafia ke Berkeley

    [​IMG]
    Widjojo Nitisastro

    [​IMG]
    Emil Salim


    [​IMG]
    J.B. Soemarlin


    [​IMG]
    Ali Wardhana


    Mafia Berkeley adalah julukan yang diberikan kepada sekolompok menteri bidang ekonomi dan keuangan yang menentukan kebijakan ekonomi Indonesia di masa awal pemerintahan Presiden Suharto. Mereka disebut mafia karena pemikiranya dianggap sebagai bagian dari rencana CIA untuk membuat Indonesia sebagai boneka Amerika oleh seorang penulis muda Amerika Serikat.


    Terminologi
    Istilah "Berkeley Mafia" atau Mafia Berkeley pertama kali dicetuskan oleh seorang aktivis-penulis 'kiri' AS, David Ransom, dalam sebuah majalah bernama Ramparts, edisi 4 tahun 1970. Istilah ini merujuk pada ekonom-ekonom Indonesia lulusan University of California, Berkeley yang menjadi arsitek utama perekonomian Indonesia di tahun 1960-an. Ramparts adalah sebuah majalah yang awalnya terbit sebagai media literatur kelompok Katolik, tetapi belakangan menjadi media kelompok 'kiri baru.' Majalah ini sudah berhenti terbit tahun 1975. Dalam artikel tersebut Ransom menghubungkan Mafia Berkeley dengan proyek AS (terutama CIA) untuk menggulingkan Soekarno, melenyapkan pengaruh komunis di Indonesia, mendudukan Soeharto di kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan ekonomi yang berorientasi pada Barat, hingga mengaitkan Widjojo dkk. dengan pembantaian massal eks PKI di akhir tahun 1960-an.


    Anggota
    Sebagian besar dari menteri-menteri yang dituduh sebagai Mafia Berkeley adalah lulusan doktor atau master dari University of California at Berkeley di tahun 1960-an atas bantuan Ford Foundation. Para menteri tersebut sekembalinya dari Amerika Serikat mengajar di Universitas Indonesia. Pemimpin tidak resmi dari kelompok ini ialah Widjojo Nitisastro. Para anggotanya antara lain Emil Salim, Ali Wardhana, dan J.B. Soemarlin. Dorodjatun Koentjoro-Jakti yang lulus belakangan dari Berkeley kadang-kadang juga dimasukkan sebagai anggota kelompok ini.


    Asal mula
    Pada pertengahan tahun 1950-an, sebagian besar ekonom yang nantinya disebut sebagai Mafia Berkeley adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Saat itu fakultas dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo, seorang ekonom yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri serta Menteri Keuangan. Sumitro ketika itu adalah satu-satunya dosen yang memiliki gelar doktor ekonomi. Karenanya ia meminta bantuan kawan-kawan dosen dari Belanda dan dari fakultas lainnya untuk membantu pendidikan mahasiswa FEUI.

    Saat tensi antara pemerintah Indonesia dan Belanda sedang tinggi akibat perebutan Irian Barat (sekarang disebut sebagai Papua Barat), para pengajar dari Belanda itu mulai meninggalkan Indonesia. Sumitro meminta bantuan Ford Foundation, yang kemudian memutuskan untuk mengadakan program beasiswa di mana beberapa mahasiswa FEUI dipilih untuk dikirim ke luar negeri dan belajar di University of California, Berkeley. Program ini dimulai pada tahun 1957 dan beberapa tahun kemudian, pada tahun 1960-an, seluruh mahasiswa yang dikirim telah kembali pulang ke Indonesia. Mereka kemudian ditugaskan mengajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
    Pada tahun 1966, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan di Indonesia dari Presiden Soekarno melalui Supersemar. Meskipun belum menjadi presiden hingga dua tahun berikutnya, Soeharto mulai membangun dasar-dasar pemerintahan yang nantinya akan disebut sebagai rezim Orde Baru. Pada akhir Agustus 1966, Soeharto mengadakan seminar di SESKOAD untuk mendiskusikan masaldah ekonomi dan politik serta bagaimana Orde Baru akan mengatasi permasalahan itu. Ekonom-ekonom FEUI, yang diketuai oleh Widjojo Nitisastro, mengikuti seminar itu.

    Dalam seminar, para ekonom mempresentasikan ide mereka serta rekomendasi kebijakan kepada Soeharto. Soeharto kagum akan ide mereka dan dengan cepat meminta mereka untuk bekerja sebagai Tim Ahli di bidang Ekonomi dan Keuangan.


    Pencapaian
    Pada 3 Oktober 1966, atas saran dari para ekonom ini, Soeharto mengumumkan program untuk menstabilisasi dan merehabilitasi ekonomi Indonesia. Pada akhir masa kepemimpinan Soekarno, inflasi di Indonesia secara tak terkendali telah mencapai empat digit dan tumpukan hutang yang besar. Hal ini terjadi karena pemerintahan di bawah Soekarno menghabiskan uang besar-besaran untuk membangun monumen, menasionalisasi industri, dan membiayai defisit anggaran dengan pinjaman luar negeri. Mafia Berkeley memperbaikinya dengan melakukan deregulasi dan berusaha menurunkan inflasi serta menyeimbangkan anggaran.

    Efek dari program tersebut berlangsung cepat dengan turunnya tingkat inflasi dari 650% pada tahun 1966 menjadi hanya 13% pada tahun 1969. Rencana itu juga menekankan rehabilitasi infrastruktur dan juga pengembangan di bidang pertanian. Ketika Soeharto akhirnya menjadi presiden di tahun 1968, Mafia Berkeley segera diberi berbagai jabatan menteri di kabinet Soeharto. Dengan posisi ini, Mafia Berkeley memiliki pengaruh kuat dalam kebijakan ekonomi dan membawa perekonomian Indonesia ke tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 6,5 persen per tahun antara tahun 1965 hingga 1997, ketika Asia Tenggara dilanda krisis moneter.

    Namun demikian, tidak semua orang menyukai pendekatan liberal yang dijalankan Mafia Berkeley. Dari dalam Order Baru sendiri, mereka menghadapi perlawanan dari para Jenderal seperti Ali Murtopo, Ibnu Sutowo, dan Ali Sadikin yang mengharapkan pendekatan ekonomi yang lebih nasionalistik. Pada masa kenaikan harga minyak di tahun 1970-an, Indonesia yang kaya akan cadangan minyak meraup banyak keuntungan. Soeharto mulai berpaling ke kelompok ekonomi nasionalis dan kekuatan Mafia Berkeley pun dikurangi.
    Soeharto kembali ke Mafia Berkeley saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terhambat karena turunnya harga minyak di pertengahan tahun 1980-an. Mafia Berkeley sekali lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi, sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat. Namun sekali lagi, saat perekonomian Indonesia tumbuh, Mafia Berekley menghadapi oposisi politik. Kali ini lawan mereka adalah Sudharmono dan Ginanjar Kartasasmita yang menginginkan nasionalisme ekonomi serta dari BJ Habibie yang menginginkan pengembangan ekonomi berbasis teknologi. Dan seperti yang sebelumnya telah terjadi, Soeharto kembali berpihak pada nasionalis ekonomi dan memperlemah posisi Mafia Berkeley.

    Pada masa kehancuran perekonomian Indonesia akibat krisis finansial Asia Tenggara di tahun 1997, Mafia Berkeley turut dipersalahkan dan dianggap sebagai bagian dari rezim Orde Baru. Pada masa reformasi, hanya Widjojo yang masih dipertahankan di pemerintahan.


    Pandangan terhadap Mafia Berkeley
    Beberapa pihak, seperti Hizbut-Tahrir Indonesia, menganggap Mafia Berkeley sebagai pengkhianat karena langkah privatisasi yang mereka lakukan dinilai sebagai bentuk penjualan aset-aset bangsa.

    Beberapa “ekonom kerakyatan”, semisal Kwik Kian Gie berpendapat bahwa Mafia Berkeley gagal dalam membangun Ekonomi Indonesia sejak 1966. Beliau juga berpendapat bahwa Mafia Berkeley masih memiliki kekuatan melalui penerus-penerusnya, misalnya Sri mulyani, Boediono, dan Mari Elka Pangestu.

    Berbeda dengan pandangan para “ekonom kerakyatan” di Indonessia, media-media barat pada umumnya menganggap bahwa kinerja Mafia Berkeley sangat baik dalam memperbaiki ekonomi Indonesia selepas kekuasaan Presiden Soekarno.




    sumber:
    http://id.wikipedia.org/wiki/Mafia_Berkeley
    http://www.jakartapress.com/detail/read/3245/sri-mulyani-presiden-ekonomi-didikte-asing

    sumber gambar: wikipedia


    ====================================

    menurut gw pribadi sih, pencapaian mereka sangat bagus, dan patut diapresiasi. karena, walaupun cenderung liberal, memang itu lah kebijakan terbaik menurut Ilmu Ekonomi. gw pribadi kebanyakan ngedenger kebijakan liberal itu buruk bukan dari ekonom (yg handal). di ekonomi, dipelajari dan dihitung bahwa pasar tuh memang lebih baik dibiarkan bebas, kecuali ada kegagalan pasar.
     
    • Thanks Thanks x 3
    Last edited: Oct 29, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. deadly_outsider M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 24, 2010
    Messages:
    796
    Trophy Points:
    207
    Ratings:
    +82,492 / -0
    berat nih, mafia berkeley masih ada di negara ini, cuman sedikit yang sadar dan mengetahuinyaaa....
    dan setuju untuk pasar bebas, tapi melihat beberapa keadaan sekarang, negara2 ekonomi liberal dalam krisis, amerika dengan wall street nya jatuh bangun,
    dampak krisis hutang eropa... wuihhh makin rumit kehidupan ini.
     
  4. P_Land76 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 26, 2012
    Messages:
    531
    Trophy Points:
    101
    Ratings:
    +1,385 / -0
    G bgitu paham ttg gmn2nya ekonomi c...
    Cmn yg diriku rasain sbagai orang awam...
    IMO...Keadaan saat Orde Baru msh ada & jaman setelah Orde Baru lengser berbeda jauh...
    Orde Baru msh memberikan kestabilan harga...Smentara skarang smakin g menentu...
     
  5. komikb4 M V U

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Jul 22, 2010
    Messages:
    36,932
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +9,943 / -0
    klo memang mafia berkeley ini yang bikin indonesia maju pada jaman orde baru, apakah sistem ekonomi liberal ala berkeley = ekonomi pancasila? :???:
     
  6. bleff Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 3, 2012
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +1 / -0
    jelas2 pengkhianat...
    gara2 mereka kan asing bisa menguasai ekonomi kita
     
  7. script37 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 12, 2012
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +3 / -0
    wah ini yang bikun ekonomi kita makin ancur ya?
    padahal dulu kagum sama mereka, para ekonom indonesia.
    tapi emang itu benar ya?
     
  8. yudhis273 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 3, 2010
    Messages:
    883
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,093 / -0
    saya ga ngerti ekonomi pancasila, gan...

    tapi sebenarnya mereka ga liberal2 banget sih. mereka masih mengakui intervensi pemerintah. mereka kelihatan sangat liberal karena waktu zaman Soekarno kita terlalu sosialus, jadi waktu zaman berganti, mereka keliatan liberal bgt, padahal sebenernya ga liberal2 amat.

    mungkin sekarang kita sedikit banyak terpengaruh asing, tapi mereka juga bikin kita lebih sejahtera. sebenernya ini pilihan antara:
    1. bebas dari pengaruh asing tapi melarat, atau
    2. sedikit banyak terpengaruh asing, tapi sejahtera

    gw ngeliatnya sih, pilihan ke-2 lebih baik.

    engga, gan. mereka yg bikin perekonomian indonesia maju pesat..
     
  9. Silver_surfer M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 20, 2011
    Messages:
    897
    Trophy Points:
    192
    Ratings:
    +16,414 / -0
    Bagaimanapun, smpe skg ya sistem ekonomi ini yg masih cukup "bonafide" :hehe:
    Kl dibilang liberal emg iya, tapi bukan neo-liberal, bedakan itu :hmm:
    Kebanyakan kita itu sering mencampur keduanya :rokok:
    Toh Cina yg negara komunis juga sistem ekonominya kapitalis-liberal kan :iii:
    Kl negara yg masih total anti-liberal, tuh Korut, lihat gmn ekonominya kacau balau :swt:
     
  10. apukk Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 7, 2012
    Messages:
    200
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +4 / -0
    Ruwet ya, dari dulu sampai sekarang ekonomi indo memang ruwet. Aku gak berani bilang mereka penghianat tapi kurasa yang mereka lakukan kurang tepat. Tapi tentu saja berkat mereka ekonomi indo bisa maju *duh ruwet*
     
  11. lykim176 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 9, 2012
    Messages:
    37
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +2 / -0
    dulu bung Karno ditanya sama ajudannya kenapa beliau anti modal asing, jawaban beliau bukannya beliau anti modal asing, namun karena elit-elit kita belum punya karakter yang bagus jadi kita belum siap. Yang dikatakan bung karno akhirnya terbukti, karakter para elit yang mementingkan diri sendiri jadi semakin menjadi ketika mafia berkeley membuka jalan bagi modal asing masuk, mereka korupsi besar-besaran, yang jujur dan punya nurani jadi tergusur.
     
  12. t51 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 17, 2010
    Messages:
    91
    Trophy Points:
    7
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +8 / -0
    kalo pernah baca buku 'confession of economical hitman' kita jadi tau gimana sepak terjang amerika dalam 'mencaplok' negara-negara di dunia melalui tangan licik para EHM (economical hitman).Mereka menciptakan sebuah sistem ketergantungan yang amat sangat dengan amerika. salah satunya ya melobi mereka2 ini lah..CMIIW
     
  13. lykim176 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 9, 2012
    Messages:
    37
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +2 / -0
    adakah hubungannya confession of economical hitman dengan mafia barkeley ini. maksudnya hubungan rantai organisasi yg sama mungkin?
     
  14. yudhis273 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 3, 2010
    Messages:
    883
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,093 / -0
    saya udah baca buku itu, tapi saya skeptis terhadap kebenarannya. faktanya, pada zaman Soeharto kemiskinan turun tajam, inflasi terkendali, dan pertumbuhan ekonomi stabil.

    dan orang2 juga banyak yang meragukan kebenarannya: http://en.wikipedia.org/wiki/Confessions_of_an_Economic_Hit_Man#Controversy_and_criticism
     
    Last edited: Nov 23, 2012
  15. alikucing Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 10, 2010
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +0 / -0
    mereka berjasa mengendalikan inflasi gila2 an yg ada pada akhir orde lama..ekonomi kt waktu itu parahh baget
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.