1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

News 2 Presiden Indonesia yang Namanya 'Dihilangkan' dalam Sejarah Bangsa

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by LazyDog_, Jul 6, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. LazyDog_ M V U

    Offline

    ~ Haram ~

    Joined:
    Feb 28, 2014
    Messages:
    1,598
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +5,407 / -2


    Hingga saat ini rakyat Indonesia hanya mengenal tujuh presiden yang pernah memimpin NKRI. Masyarakat pastinya fasih ketika harus menghapal ketujuh nama presiden, mulai dari Ir Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. Namun tahu kah Anda bahwa ternyata ada dua nama lagi yang pernah memimpin negeri ini? Mereka luput dan terlupakan dari sejarah, bahkan tidak banyak yang mengenalnya.

    Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.

    Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta diasingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.

    Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatera Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.

    Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.

    Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.

    PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.

    Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.

    Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.

    Sementara itu Mr Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.

    Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.

    Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.

    Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Soekarno.

    Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Savage_Friedrich Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 8, 2014
    Messages:
    72
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +151 / -0
    Kayaknya, alm. Sjafruddin & Assaat 'gak dihitung' atau gak dianggap sbg mantan presiden RI
    karena Sjafruddin & Assaat hanya bertugas memimpin pemerintahan darurat, bukan sbg kepala negara

    Artinya kedua orang itu gak pernah mendapatkan mandat sbg presiden RI
    Mandat yg mereka dapatkan hanyalah sbg kepala pemerintahan darurat Indonesia

    Kalau tentang peran dan perjuangan kedua orang ini yg kelihatannya dilupakan dalam sejarah Indonesia,
    hal itu rasanya karena Sjafruddin & Assaat dianggap pernah terlibat dalam PRRI

    Tapi seingat ane, pas masa pemerintahan SBY, Sjafruddin Prawiranegara akhirnya telah mendapatkan gelar pahlawan nasional
     
    Last edited: Jul 6, 2015
  4. OneEyedDragon Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 6, 2012
    Messages:
    156
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +0 / -0
    mungkin beliau ditakdirkan untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa gan :bingung:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.