1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Simpel Kan?

Discussion in 'Fiction' started by merpati98, Oct 20, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    Ah yah... ini cerpen yang saya tulis waktu SMP tahun terakhir. Lagi mau saya tulis ulang sekalian edit..

    kalau ada kritik, saran, atau komentar akan sangat saya hargai:hehe:

    Sesuai dengan namanya, Setya, dia adalah orang paling setia. Mulai dari setia kawan sampai setia pada negara dan bangsa. Merdeka!! Diliat secara fisik wajah Setya nggak bisa tergolong buruk. Ditambah dengan kacamata super gedenya (bukan tebel!) yang udah ketinggalan jaman. Sampai gaya rambutnya yang disisir belah pinggir dengan sangat rapi sekali. Jabatannya sebagai ketua kelas 9-3 dan yang paling tidak dihormati sepanjang sejarah SMP Setia Pada Peraturan yang kalau disingkat berarti SMP SPP. Orangnya amat sangat taat pada peraturan. Punya prinsip peraturan dibuat untuk ditaati. Dan hampir selalu ngomelin Brian yang malah punya prinsip peraturan dibuat untuk dilanggar.

    Arti nama Brian buat nyokap-bokapnya adalah singkatan dari kata brilian. Maksudnya sih supaya ni anak jadi orang yang brilian. Tapi sayangnya nama Brian malah jadi plesetan dari kata biarin. Yang artinya ini anak satu bener-bener cuek banget. Hobinya juga ngomong biarin, biarin, dan biarin. Termasuk dalam kategori anak bandel menurut guru-guru. Tapi katanya dia sendiri, dia cuma tidak suka mentaati peraturan sekolah yang menurutnya tidak perlu dibiarin(??). Tapi peraturan yang paling sering dilanggarnya adalah datang ke sekolah tepat waktu. Soalnya ni anak terlalu males buat nyalain jam weker. Ciri khasnya adalah rambutnya yang super berantakan dan matanya yang selalu keliatan males itu. Kalau udah ditegur mengenai keberantakan rambutnya. Brian paling cuma jawab sambil nyantai dengan satu kata favoritnya, “Biarin!”

    Robin ini adalah pendamping Batman dalam film. Eh, salah. Maksudnya Robin ini adalah singkatan dari nama Robbani. Anaknya alim, baik, ramah, tidak sombong, rajin menabung, berbakti pada orang tua, dll tapi sayangnya dia sangat teramat narsis. Jadi yang ditulis tadi semuanya bohong! Cuma kenarsisannya aja yang bener. Gaya rambutnya belah tengah, tapi sering nggak keliatan karena dia suka pake topi. Orangnya nggak jelas. Kerjanya senyum-senyum menyeramkan. Menyeramkan karena hampir semuanya nggak ada yang tau makna senyum Robin yang sesungguhnya. Sampai saat ini aja senyum Robin yang berhasil diartikan baru tiga. Pertama senyum senang, kedua senyum bahagia, ketiga senyum gembira!

    Nama Rossa diberikan ayah dan ibunya yang dua-duanya fans fanatik bunga mawar (bunga aja punya fans fanatik--swt--). Saking fanatiknya, mereka bela-belain ngasih nama semua anak mereka dengan nama ros. Walaupun dengan berbagai variasi. Misalnya saja kakak Rossa, dikasih nama Rose. Trus adiknya dikasih nama Rosi. Tapi niat orang tua Rossa membuat anak-anaknya jadi pencinta bunga mawar gagal. Karena ketiganya menyukai bunga yang berbeda-beda. Rose suka kembang tujuh rupa. Sementara Rosi suka bunga Rafflesia Arnoldi. Sedangkan Rossa sendiri suka bunga kamboja. Makanya jangan heran kalau nemuin dia lagi bertapa di kuburan. Soalnya pohon kamboja emang banyak di kuburan. Selain itu, cewek berjilbab yang lumayan manis kalau digabung sama gula plus coklat itu sudah termasuk dalam barisan fans fanatik bunga kamboja. Konon katanya dia juga sedang mengadakan survei. Berapa banyak orang yang menyukai bunga kamboja?

    Anaknya agak tomboy, agak jutek dan agak cuek (agak mulu). Simpelnya agak mirip sama Brian tapi versi cewek. Cuma bedanya dia nggak suka bilang ‘biarin’ tapi sukanya bilang ‘terserah’. Trus dia juga nggak suka telat. Cewek yang rambutnya dikuncir ekor kuda (atau keledai?) ini selalu on time. On time dalam artian benar-benar tepat waktu. Maksudnya dia nggak akan datang sebelum waktu yang ditentukan, karena menurutnya itu in time. Jadi misalnya disuruh dateng jam tujuh maka dia bakalan dateng jam tujuh tepat. Nggak kurang dan nggak lebih. Biarpun dia pernah telat lima detik sekali. Selain kebiasaan on timenya itu, Tere juga suka banget ngunyah permen karet. Dimanapun kapanpun dan bagaimanapun. Kecuali waktu dia lagi tidur. Atau jangan-jangan sebenernya dia juga makan permen karet waktu tidur? Dalam mimpi...

     
    • Thanks Thanks x 2
    • Like Like x 1
    Last edited: Oct 25, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    1. Simpel Kan?

    1...2...3... Ckiitt...! Tere mengerem larinya tepat di depan gerbang sekolah yang baru saja ditutup 5 detik yang lalu oleh satpamnya. Setelah berhasil berhenti dengan benar dan baik, Tere menegakkan badannya. Melihat Pak Satpam dengan tatapan setengah jengkel setengah memohon.

    “Pak! Buka dong pintu gerbangnya. Masa baru jam tujuh udah ditutup,” protes Tere pada sang satpam.

    “Kan emang masuknya jam tujuh, neng Tere. Biasanya juga neng Tere yang ngajarin supaya kita selalu on time,” jawab satpamnya nyantai.

    “Tapi saya kan cuma telat 5 detik, pak!” protes Tere lagi.

    “Iya. Tapi masuknya itu jam tujuh, neng. Bukan jam tujuh lebih 0 menit 5 detik,” kata Pak Satpam lagi dengan muka nyebelin. Setelah bilang begitu masih dengan santainya Pak Satpam pergi ke posnya. Meninggalkan Tere di depan gerbang. Sementara Tere sibuk merutuki jam wekernya yang nggak on time!

    “Dasar jam weker dudul! Bikin gue telat aja! Das..”

    “Tere, kamu ngapain berdiri di depan gerbang sendirian?”

    Sebuah suara halus mengagetkan Tere. Halus? Jangan-jangan yang bersuara juga makhluk halus lagi. Tere menoleh ke belakang takut-takut. Takut kalau ternyata yang bersuara itu makhluk halus beneran. Dan setelah ditengok ke belakang, ternyata orang itu adalah... Rossa. Temen sebangku Tere.

    “Ngagetin aja lo, Ros,” gumam Tere pelan.

    “Eh, Ros itu nama adek aku. Aku sih namanya Rossa! Bukan Ros, tau?!” jelas Rossa berusaha menyadarkan Tere dari kekhilafannya karena telah salah menyebut namanya. Lebay.

    “Iya..iya.. terserah aja deh,” kata Tere males. Dia kemudian mulai mengunyah permen karet yang baru dibelinya tadi pagi.

    “Ngomong-ngomong, tumben kamu telat, Re,” komentar Rossa heran. “Biasanya kan kamu selalu masuk kelas tepat jam tujuh.”

    “Sebelum gue jawab pertanyaan lo,” kata Tere. “Gue kasih tau ya kalau nama gue tuh Tere. Kalau mau disingkat Ter. Bukan Re, Soalnya Re itu nama kakak gue. Rere.”

    “Ohh.. jadi kenapa kamu telat?”

    “Soalnya jam weker gue nggak on time,” jawab Tere nggak jelas banget. Rossa melongo. Jam weker nggak on time? Emang bisa? Ada juga orangnya yang salah ngeset.

    “Hah?”

    “Iya. Masa jam weker gue bunyinya jam 5 lewat 10 detik! Kan nggak on time banget tuh!” gerutu Tere jengkel. Dia lalu mulai merutuki jam wekernya lagi sementara Rossa cuma geleng-geleng kepala melihat temannya yang terlalu on time itu.

    “Makanya tuh jam weker nanti bakalan gue loak! Biar tau rasa! Trus nanti gue... lho?” Tere berhenti merutuk setelah menyadari kalau dia bukan satu-satunya yang terlambat.

    “Kenapa?”

    “Lo kok telat juga. Bukannya biasanya lo udah dateng pagi-pagi,” komentar Tere. “Kok tumben?”

    “Iya nih. Soalnya tadi aku ngambil ini dulu,” jawab Rossa sambil nunjukin sesuatu yang dipegangnya ke Tere.

    “Apaan tuh?”

    “Ini...,” Rossa bergumam lambat-lambat. Berusaha membuat efek dramatis di setiap katanya. Tapi Tere yang nggak sabaran malah mulai membuat balon dari permen karet yang dikunyahnya.

    “Bunga Kamboja!!” teriak Rossa tiba-tiba bikin Tere kesedak. Hampir aja permen karetnya ketelen kalau tidak cepat diselamatkan oleh lidahnya.

    “Terserah, deh,” kata Tere cuek. “Tapi emang lo ngambilnya dimana?”

    “Di pohon kambojanya lah!” jawab Rossa dengan polosnya.

    “Ya terserah deh! Maksudnya pohon kambojanya itu ada dimana?”

    “Di kuburan deket ni sekolah. Kan ada, habis lewat belokan situ jalan lurus terus sampai pertigaan belok kiri trus belok lagi ke kanan trus jalan sampe ketemu tembok tinggi jalan aja lurus terus nyampe deh ke kuburan!” kata Rossa menjelaskan dengan amat sangat baik hati.

    “Kuburan?”

    “Iya.”

    “Pagi-pagi begini?”

    “Hmm..”

    “Ngapain?”

    “Metik bunga kamboja! Kan tadi udah kubilang!”

    “Terserah deh.”

    “Yaa...”

    “...”

    “...”

    “Kurang kerjaan banget sih lo! Masa ke kuburan pagi-pagi sampai bikin telat cuma buat metik bunga kamboja!!” teriak Tere tiba-tiba.

    “Nggak kurang kerjaan tau,” protes Rossa. “Kamu nggak tau kalau bunga kamboja itu kalau dilihat bisa meningkatkan konsentrasi belajar dengan keindahan kelopaknya...Tangkainya...Warnanya...harumnya...”

    “Itu sih cuma buat fans fanatik bunga kamboja yang hanya ada satu di dunia,” gumam Tere pelan. Nggak kedengeran sama Rossa. Soalnya dia lagi sibuk muji-muji bunga kambojanya.

    “Lalu sekarang kita gimana?” kata Rossa setelah berhenti memuji bunga kamboja.

    “Gimana apanya?” tanya Tere.

    “Ya, gimana nasib kita? Masa mau berdiri terus di depan gerbang?”

    “Gimana kalau manjat pager aja?” mulut Tere yang udah kebuka langsung ketutup lagi karena ada suara yang terdengar tiba-tiba. Rossa mengalihkan pandangannya ke asal suara. Menatap cowok bertopi yang sedang asyik nyender di pager.

    “Assalamualaikum,” sapa cowok bertopi tadi. Rossa dan Tere mau nggak mau harus menjawab salam tu cowok.

    “Kamu siapa?” tanya Rossa. Sementara Tere cuma memandang cowok bertopi tadi dengan pandangan seolah-olah cowok itu tidak penting sama sekali.

    “Aku Robin. Singkatan dari Robbani. Salam kenal,” kata Robin sambil nyengir. Merubah posisi topinya menjadi miring sedikit.

    “Ohh..., aku—“

    “Rossa. Anak kelas 9-3. Lalu itu Tere anak kelas 9-3 juga. Ya kan?” potong Robin.

    “Tau darimana?” tanya Tere.

    “Soalnya aku pinter,” jawab Robin narsis. “Jadi gimana?”

    “Gimana apanya?” tanya Tere dan Rossa barengan.

    “Mau manjat nggak? Mumpung si satpam lagi pergi,” kata Robin sambil nunjuk pos satpam yang kosong. Rossa dan Tere saling berpandangan.

    “Bol...—“

    “Jangan!!”

    Sebuah suara yang cukup keras memotong omongan Tere yang lagi-lagi harus menutup mulutnya sebelum omongannya selesai. Ketiganya lalu memandang ke arah seorang cowok yang baru dateng. Cowok aneh dengan kacamata gede yang udah ketinggalan jaman.

    “Apanya yang jangan, Setya?” tanya Robin pada cowok tadi.

    “Kita nggak boleh manjat pager!” jawab Setya. “Itu melanggar tata tertib no 27 yang berbunyi: ‘Siswa dan siswi dilarang memanjat pagar dengan alasan apapun’.”

    “Emang ada peraturan kayak gitu?” tanya Robin. Mengalihkan pandangannya ke arah Tere dan Rossa.

    “Mana kita tau!” sahut keduanya kompak.

    “Pokoknya kalian nggak boleh manjat pager!” seru Setya sekali lagi. Robin geleng-geleng kepala.

    “Apa alasan kamu bilang gitu, Set?”

    “Kan tadi udah kubilang. Itu melanggar peraturan!”

    “Tau sekarang jam berapa?” Robin nanya lagi.

    “Setengah delapan lewat.”

    “Tau nggak kamu udah ngelanggar peraturan apa?” Robin nanya lagi disertai senyuman licik di wajahnya.

    “Nggak.”

    “Kamu itu udah ngelanggar tata tertib no 4 yang berbunyi: ‘Siswa dan siswi tidak diperbolehkan terlambat masuk sekolah tanpa ada alasan yang jelas’! tau?!” kata Robin keras-keras.

    “Oh iya ya,” gumam Setya polos. “Trus apa hubungannya?”

    “Nah, daripada cuma ngelanggar satu peraturan aja. Mendingan kita sekalian ngelanggar peraturan nomer... berapa tadi?” kata Robin. “Toh, sama-sama ngelanggar.”

    “Nggak bisa!” protes Setya cepat. “Justru karena kita udah melanggar peraturan. Kita nggak boleh melanggar lagi!”

    “Boleh!”

    “Nggak!”

    “Boleh!”

    “Nggak!”

    “Berisik!” potong Tere kesal. “Terserah kalian mau bilang apa!”(laah...)

    “Kalau gitu jangan dipotong!” seru Robin dan Setya kompak.

    “Tapi jangan berisik! Kalau perlu ngomongnya bisik-bisik aja! Biar gue nggak denger!” omel Tere.

    “Salah dia nih!” tunjuk Robin.

    “Eh, enak aja! Salah kamu juga!”

    “Salah kamu!”

    “Kamu!”

    “Kamu!”

    “Bukan! Kamu!”

    “Bukan kamu? Berarti aku nggak salah dong! Kamu yang salah,” kata Robin sambil cengar-cengir nggak jelas.

    “Enak aja!”

    Keduanya lalu sibuk berantem. Sampai-sampai nggak menyadari sesosok makhluk yang datang menghampiri.

    “Mendingan kalian diem, deh.”

    Robin dan Setya mendadak diem. Rossa dan Tere juga diem. Keempatnya memandang cowok yang baru dateng. Hal pertama yang terlintas di benak mereka adalah kucel. Kedua berantakan. Ketiga...

    “Daripada buang-buang energi nggak jelas gitu, mendingan masuk,” gumamnya setelah Robin dan Setya tidak lagi memulai perang adu mulut.

    “Ah, jangan lagak deh, Ian! Masa baru dateng jam segini,” kata Robin setelah bangun dari kekagetannya akan seseorang yang datang sangat-sangat lebih terlambat dari mereka.

    “Biarin! Emangnya apa urusan lo?!”

    “Urusanku sebagai ketua kelas kamu adalah membuat kamu tidak lagi terlambat datang ke kelas, Brian,” kali ini Setya nyahut. Oo.. jadi dia ketua kelas toh!

    “Ketua kelas sendiri juga telat aja,” ejek Brian. “Kalau gitu mana bisa bikin gue masuk kelas tepat waktu.”

    “Eh! Emangnya cuma kamu doang yang boleh telat!” kata Setya jengkel. “Aku juga boleh dong! Sekali-kali!”

    “Terserah deh!” potong Tere sebelum Brian menyahut lagi. “Sekarang kita mau gimana jadinya?”

    “Gimana apanya?” sahut Robin, Setya, dan Rossa barengan. Brian nggak. Soalnya dia terlalu males buat ikut kelompok paduan suara dadakan.

    “Ya, gimana! Emangnya lo semua mau di sini terus!” kata Tere jengkel.

    “Udah. Manjet pagar aja!” kata Robin sebelum yang lain ngomong. Biasalah, number one gitu!

    “Itu melanggar peraturan tau!” kata Setya seperti biasa. “Mendingan kita panggilin satpam aja buat bukain ni gerbang.”

    “Gimana cara manggilnya?!” ejek Robin. “Kamu kira teriakan kamu cukup kenceng buat didenger sampai pos satpam!”

    “Trus maunya gimana?!” kata Setya gondok.

    “Manjat!” bales Robin segera. Hampir aja tu dua anak berantem lagi kalau Brian nggak cepet buka suara.

    “Ngapain manjat?” tanyanya. Setya yang mendengar pertanyaan Brian langsung merasa mendapat dukungan.

    “Tuh kan! Kata Brian juga apa! Mendingan kita panggil satpamnya aja!” kata Setya penuh kemenangan. Tapi kata-kata Brian selanjutnya bikin kemenangannya segera kandas.

    “Ngapain manggil satpam?”

    “Supaya kita bisa masuk!” seru Setya cepat, “Emangnya mau disini mulu?!”

    “Nggak. Tapi maksud gue, ngapain manggil satpam segala? Masuk ya masuk aja kali.”

    “Gimana caranya?” tanya yang lain kompak bersamaan. Brian melongo. Bingung sama pertanyaan (yang dianggapnya sangat bodoh) teman-temannya.
    Tapi otaknya yang sedang terjangkit penyakit matre langsung berpikir cepat.

    Kalau kedodolan mereka bisa gue manfaatin.. hmmm.. kira-kira berapa yang bisa gue dapetin.., pikir Brian yang penyakit matrenya lagi kambuh. Mereka ada empat orang. Seorang bayar lima ribu.. jadi semuanya dua puluh ribu..

    “Mau tau caranya?” tanya Brian sambil senyum licik. Keempat temannya langsung mengangguk cepat.

    “Kalau gitu, masing-masing bayar lima ribu ke gue!” perintah Brian kejam.

    “Bayar lima ribu?” komentar Robin.

    “Ke lo?” lanjut Tere.

    “Kita?” tambah Setya.

    “Masing-masing?” kata Rossa mengakhiri ucapan berantai teman-temannya. Keempatnya saling berpandang-pandangan. Muka mereka lalu menunjukkan ekspresi horror. Kemudian dalam hitungan detik saling berteriak, “APAAA?”

    Sementara Brian cuma geleng-geleng kepala menanggapi ketelmian teman-temannya yang semakin menjadi-jadi.

    “Jangan gitu dong! Parah banget sih!” protes Robin yang langsung dipotong oleh protesan yang lain.

    “Iya! Masa cuma gitu doang lima ribu!?”

    “Tau! Matre banget sih lo!”

    “Paling nggak jangan lima ribu dong!” kata Rossa kalem.

    “Emangnya lo maunya berapa, Ros?” tanya Brian ikut kalem.

    “Sebelum aku menjawab pertanyaan kamu. Aku kasih tau ya kalau namaku itu Rossa! Bukan Ros. Kalau Ros itu nama adik aku. Ngerti?” kata Rossa memberi penjelasan dengan gaya guru marahin muridnya.

    “Biarin dong,” sahut Brian nggak peduli.

    “Nggak bisa gitu dong. Itu namanya kamu telah melanggar hak asasi manusia untuk dipanggil dengan nama yang sebenar-benarnya dan bukan nama orang lain,” protes Rossa, yang dengan seenaknya membawa-bawa HAM.

    “Iya...iya... Jadi lo maunya berapa, ROSSA?” tanya Brian lagi dengan penekanan pada kata Rossa.

    “Gimana kalau dituker dengan bunga kamboja ini aja?”

    Pernyataan Rossa yang dengan santainya menyamakan bunga kambojanya dengan uang lima ribu bikin yang lain cengo mendadak. Robin yang tadi lagi kipas-kipas pake topi mendadak berhenti. Topinya jatuh ke tanah. Sementara Setya yang tadi lagi ngelap kacamata jadulnya juga ikut berhenti mendadak. Untungnya kacamatanya nggak ikutan jatuh. Cuma lap kacamatanya yang jatuh. Lalu Tere yang lagi ngunyah permen karet tiba-tiba salah gigit. Jadi yang kegigit malah lidahnya.

    Sedangkan Brian berhalusinasi adanya hujan bunga kamboja. Tapi terlalu banyak. Akhirnya dia terendam dalam tumpukan bunga kamboja. Tapi di atas tumpukan bunga kamboja dia sempat melihat Rossa yang lagi lari-larian kayak anak kecil kalau dikasih balon. Dan...

    “Eh! Kalian semua pada kenapa?” tanya Rossa. Bingung melihat teman-temannya yang tiba-tiba pada berhenti bergerak semua. Terutama Brian yang ekpresi mukanya makin lama makin terlihat horror. Akhirnya setelah beberapa detik berlalu, keempatnya langsung sadar-sesadar-sadarnya sadar. Dan reaksi pertama mereka adalah..

    “Argh! Topiku jatoh! Topiku jatoh!” Robin teriak-teriak lebai. Meneriaki topinya yang jatuh. Bodohnya, dia cuma meneriaki doang, tapi nggak segera mengambil tindakan dengan mengambil topinya yang jatuh.

    “Huwaa!! Lap kacamataku jatoh! Lap kacamataku jatoh!” Setya ikutan teriak-teriak nggak jelas bersama Robin. Keduanya lalu berteriak saling sahut-menyahut dengan Robin sebagai suara satu dan Setya sebagai suara dua.

    “ADAUUWW!!” teriakan Tere yang paling kenceng. Dari tadi lidahnya kegigit baru teriak sekarang. Orang yang aneh...

    “Gyaa!! Jangan kubur gue! Jangan kubur gue!” Brian teriak paling histeris. Sementara Rossa cuma menatap bingung keempat temannya. Akhirnya karena nggak mau ambil pusing dengan kelakuan ajaib teman-temannya, Rossa memilih melihat bunga kambojanya (yang menurutnya sangat indah sekali).

    “Rossa..,” desis Brian setelah sadar dari imajinasinya yang terlalu berlebihan. Tapi ekspresi mukanya masih terlihat horror.

    “Apa?” tanya Rossa santai.

    “Emangnya sejak kapan bunga kamboja harganya di atas lima ribu!” teriak Brian dengan frustasinya.

    “Kamu nggak tau harga kamboja jepang, ya? harganya mahal banget tau!” kata Rossa. “Lebih dari lima ribu!”

    “Itu kan kamboja jepang!” kata Brian. “Kalau ini cuma bunga kamboja biasa. Cuma satu lagi!”

    “Tapi semua bunga kamboja itu bagus! Jadi semuanya mahal!” kata Rossa.

    “Ergh! Gue nggak yakin,” gumam Brian meremehkan. “Emang sebagus apa sih bunga yang jadi hiasan di area pemakaman itu?”

    “Bunga kamboja itu—“

    “Udah!” seru Robin memotong omongan Rossa. Dia lalu mengambil uang lima ribu di saku celananya. “Nih! Lima ribu! Sekarang tunjukin!”

    “Ya! Nih lima ribu!” kata Setya ikut memberikan uangnya ke Brian.

    “Hiks.. uang beli permen karet seminggu,” gumam Tere sambil ngasih duit lima ribu ke Brian. Keliatan banget tampang nggak ikhlasnya.

    “Gitu kek dari tadi,” kata Brian sambil nyengir. “Nah, satu lagi!”

    “Eh, apaan?” tanya Rossa. Bingung ngeliat Brian yang nadahin tangan ke arahnya persis pengemis yang biasanya dia liat di jalan.

    “Ya, uanglah! Emangnya lo kira lo bisa gratis sendiri!” kata Brian jengkel. Ni orang kok telmi banget ya...

    “Lho? Tapi kan...—“

    “Udah, Ross! Kasih aja! Kita semua udah mau masuk nih!” potong Robin yang emang jago kalau urusan potong-memotong omongan orang.

    “Iya! Daripada kita semakin melanggar peraturan!” tambah Setya nggak nyambung.

    “Udah deh, Ross. Kalau lo nggak mau, kita yang rugi. Lagian kita semua udah pada pegel tau! Berdiri mulu!” dukung Tere sambil ngomel.

    Setelah didesak oleh ketiga temannya, Rossa dengan berat hati melepas uang lima ribunya. Hiks, padahal ini buat nabung beli bunga kamboja jepang, batin Rossa. Brian yang baru aja jadi pemalak dadakan senyum-senyum seneng. Dapet tambahan uang jajan dua puluh ribu! Gimana nggak seneng?

    “Sekarang kasih tau!” kata Robin. Seperti biasa, mendahului yang lain. “Gimana caranya?”

    “Ok...ok...,” sahut Brian nyantei. Dia kemudian melangkah mendekati gerbang sekolah. Lalu membukanya dengan amat sangat mudah. “Tuh, udah kebuka. Masuk aja.”

    “Kok, bisa?”

    “Kamu apain, Ian?”

    “Lho?”

    “Gimana caranya?”

    “Ya bisalah! Dari pertama juga ni gerbang nggak dikunci. Tinggal buka aja. Simpel kan?” jawaban Brian serentak bikin tu empat anak merasa amat bodoh sekali. Apalagi mengingat kalau mereka udah membayar lima ribu cuma untuk hal seperti itu.

    “Kalau gitu..,” geram Robin jengkel.

    “BALIKIN DUIT GUE!!” teriak keempatnya. Brian yang sudah menyangka reaksi mereka langsung tancap gas menuju kelas. Kabur!!
     
  4. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    :lol: dudul banget ni anak2.. :XD: bener2 bikin ngakak malem2 gini.. :haha: berkebalikan banget sama gaya nulis saya yang me-minimalisir dialog, ini kayaknya 97% tu dialog semua. :XD: salut.. BANGET!!! :top:
     
    • Thanks Thanks x 1
  5. mawardi M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 28, 2010
    Messages:
    663
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +3,057 / -0
    Jadi inget belajar ngarang di sekolah
     
  6. putriana_mika Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 25, 2011
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +2 / -0
    Pling suka klo cerita banyak dialogue kaya gini hehe... Seruuu bqin ngakakak :D
    Klo km suka nulis, ikutan kompetisi Cerita Cinta Pertama Bunga yuk..
    Dapet hadiah juga loh.. Klik ini http://on.fb.me/pEv1RA ya kalo mau ikutan...
     
  7. XtracK M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    261
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +256 / -0
    wakakakakak!!!!:lol:
    ceritanya ak kira bakalan masuk misteri2nya. ternyata hampir kayak cerita lolipop. :haha:
    bikin sakit peruuutt!!
    :haha:

    kk merpati cocok dah, jadi spesialis cerita humor. :top:
    tapi, percakapannya banyak banget.. :swt: bukan genre ak...
     
    • Thanks Thanks x 1
  8. MaxMarcel M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    536
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,847 / -0
    First story to make me laugh my ass hard enough.
     
    • Thanks Thanks x 1
  9. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    waktu SMP gaya nulis saya emang gitu... lagian kalau tokohnya banyak, enaknya dialognya juga banyak:hoho:

    ada bapaknya Rossa:kaget::ngacir:

    hooo...

    humor...:sepi: genre yang biasanya ga bisa bikin pengarangnya sendiri ketawa...:ngacir:

    makasih...:hmm:
     
  10. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,130
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,007 / -0
    wakakaka:lol:, anak2nya punya ciri khas masing2,, ada kelanjutannya gak ya? :???:
     
    • Thanks Thanks x 1
  11. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    genre teenlit, dengan konflik yang sebetulnya " simpel kan", cuman di kemas secara "lebay" oleh tiap2 tokohnya...
    Minus...dominated dialogue, bisa bikin bosan ( relatif sih, mengingat ini genre untuk remaja...) (-)
    Plus... karakter tokoh udah jabarin ( ++ two plus)
     
  12. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    genre teenlit, dengan konflik yang sebetulnya " simpel kan", cuman di kemas secara "lebay" oleh tiap2 tokohnya...
    Minus...dominated dialogue, bisa bikin bosan ( relatif sih, mengingat ini genre untuk remaja...) (-):nongol:
    Plus... karakter tokoh udah jabarin ( ++ two plus):elegan:

    No Offens cuman sebuah opini saja
     
    • Thanks Thanks x 1
  13. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ada..:lalala:

    makasih...:maaf:

    --

    hmm... rata-rata pada bilangnya banyak dialog ya...:???:

    jadi pengen coba tulis ulang sambil nambahin narasinya..:iii:
     
  14. dorobo_dake Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 24, 2009
    Messages:
    88
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +427 / -0
    :hahai:
    bisa aaaaja bikin yang kek ginian.. bacaan ringan yang bikin senyum..
    great job!
     
    • Thanks Thanks x 1
  15. kyotou_yasuri Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 24, 2010
    Messages:
    93
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +20 / -0
    Sepanjang cerita senyum-senyum terus ane. Pribadi kalau menurut ane paling bagus bagian deskripsi karakternya :XD: kacau bener ada Brian jadi Biarin, Ros bersaudari dll.

    Dialognya banyak, tp g masalah buat ane (suka baca light novel sih...). Endingnya agak kebaca, tp gak masalah. Sepertinya tokoh2nya berpotensi untuk digali lebih jauh (dibuat seri mungkin? :hehe: )

    Overall, bagus! Penarik utamanya bagi ane sih karakternya, ane seneng sama Tere dan Rossa :malu:
     
    • Thanks Thanks x 1
  16. Forgotten_Memory Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 8, 2011
    Messages:
    22
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +4 / -0
    mereka itu.... :panda:
    sunggu 5 sekawan yang komplak :XD:

    meskipun kerasa agak ngebut di beberapa bagian, tapi ke komplakan 5 sekawan ini cukup buat ngelepas beban pikiran :XD:
     
    • Thanks Thanks x 1
  17. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    makasih:top:

    sukanya karakter cewek ya bro:haha: emang dijadiin seri kok, cuma belum ditulis lagi di sini:ngacir:

    wah.. ada yang ngebut ya..:iii: makasih komennya gan:top:
     
  18. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    woakakakakakkakaka koplak... tapi menurut saya yang paling koplak tuh pak satpamnya, ngapain nutup gerbang klo ga dikunci. woakakakakak.
     
    • Thanks Thanks x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.