OriFic Kemukus

First Contact​

[2015 Masehi]

Tiga tahun setelah terjadi gempa lokal berskala kecil di Trowulan, Mojokerto.
Gempa yang menyisakan misteri bagi para arkeolog.
Karena hanya dalam sekian menit pada malam hari di kawasan situs reruntuhan kota kuno,
tercipta sebuah retakan besar di permukaan tanah.
Tiga tahun pula tim ekskavasi melakukan penelitian ada apa di bawah retakan itu.
Hingga terkuak sekitar empat puluh meter di bawah retakan besar
terdapat sebuah gua kecil yang hanya seukuran bilik.

Para arkeolog menyisir gua dan menemukan sebuah batu besar yang tertanam
seakan tumbuh dari dalam lantai gua.
Batu yang kemudian diangkat ke dunia atas itu lantas hendak diteliti lebih lanjut.
Melalui serangkaian tes didapat hasil yang mencengangkan,
di dalam batu terdapat fosil kerangka entah makhluk apa.
Terlebih terdapat pula sebuah peti logam yang unsur elemennya tidak teridentifikasi.

Dengan teliti, fosil dan peti dikeluarkan dari dalam batu menggunakan bantuan teknologi.
Para ahli dari seluruh dunia kemudian berkumpul untuk mengkaji.
Bertambah tercengang mereka, dari dalam peti yang akhirnya
bisa dibuka setelah dilakukan berbagai usaha,
terdapat tumpukan lontar bertuliskan kawi.

-----------------------------------------------------

[Pada suatu masa]

<<SEPERTI DIPAKSA SADAR DARI TIDUR PANJANG, TUBUH INI KAKU TERBARING.
SEAKAN TAK ADA DAYA TERSISA AKU HANYA DAPAT MEMBUKA MATA.
OH.. ALAM APAKAH YANG SEDANG KUTATAP INI, WARNA LANGIT YANG INDAH
DENGAN MAKHLUK-MAKHLUK KECIL BETERBANGAN BEBAS.
SEGARNYA HAWA YANG KUHIRUP MENAMBAH TENAGA UNTUK SANGGUP MENOLEH
OH.. INDAH PULA WARNA-WARNA DI BAWAH SINI, TAK KALAH DENGAN LANGITNYA>>

<<BETAPA BESAR KUASA TUHAN, SURGAKAH INI>>

"..........Ini, minumlah air ini.............."

<<HEI!!!!!!! MAKHLUK APA ITU? DIA BERDIRI TEGAK DI ATAS KEDUA TUNGKAINYA.
WARNA KULIT YANG CERAH ANEH, TUBUH YANG BESAR.
TERLEBIH LAGI, MAKHLUK ITU ...BERSUARA...
OH.. ADA LUBANG KECIL DI WAJAHNYA, SUARA ITU KELUAR DARI ARAH ITU.>>

"Hey, Panca! Kurasa binatang itu tidak minum. Lihat saja, tidak ada mulutnya."

<<OH, TIDAK... ADA SATU LAGI MAKHLUK YANG SERUPA.>>

"Janganlah kau terlampau bodoh, Mada! Sudah kubilang dia ini bukan binatang.
Sepengetahuanku tidak ada binatang serupa ini."

"Kau menyebut makhluk kerdil itu dengan sebutan 'dia' seakan kepada manusia saja.
Lagipula kau memberinya minum padahal makhluk itu tak bermulut sama sekali.
Jadi siapakah yang pantas disebut bodoh?"

<<APA YANG DILAKUKAN KEDUA MAKHLUK ITU? APA MEREKA HENDAK BERKELAHI?
MEREKA SALING MENATAP DENGAN PANDANGAN YANG ANEH, DENGAN BENTUK MATA YANG ANEH>>

"Sudahlah tidak perlu bertengkar. Lebih baik kita pikirkan apa yang harus dilakukan dengan makhluk ini.
Aku mempunyai firasat yang aneh tentang makhluk ini. Tapi bukan firasat buruk,
melainkan seolah akan berperan besar bagi kemajuan negeri ini.
Kita harus menjamin aman keberadaan makhluk ini"

"Kau saja yang berpikir, hey Panca sang pelajar pintar. Aku ini lebih pandai bertarung daripada berpikir"

"Mada, Bagaimana kalau kita menghadap Raden Kalagemet?"

"Untuk apa? Akhir-akhir ini aku tidak suka dengan sikap pangeran pati itu."

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kita melaporkan kepada Bapa Guru Samenaka,
tapi yang jelas kalau berita ini sampai pula ke keprajuritan, Mahapatih Arya Tadah akan menganggap
makhluk ini sebagai ancaman bagi Bumi Wilwatikta"

"Kau bicara seperti itu seakan tidak khawatir padahal aku ini prajurit muda istana."

"Aku percaya kepadamu. Kau tidak akan menindak sesuatu yang tidak bersalah.
Lagipula kau mau mengawalku ke hutan ini hanya karena aku menceritakan padamu mimpi tentang firasat ini"

"Lalu mengapa pula harus kita beritahu Raden Kalagemet? Apa kau pikir Raden Kalagemet akan menjaga rahasia tentang keberadaan makhluk ini?"

"Kita butuh seorang penjamin dari keluarga istana.
Apalah yang bisa kita lakukan hanya sebagai pengabdi istana.
Bukankah Raden Kalagemet tidak jauh terpaut umur dengan kita, aku yakin dia bisa dipercaya."

"Hey, Panca. Janganlah terlalu berharap bisa berteman akrab dengan sang pangeran."

"Setidaknya kita harus berusaha. Apa kau punya cara yang lebih baik, hey prajurit muda Gajah Mada?"

"Tidak sama sekali. Terserah kau sajalah, hey Prapanca putra pejabat agama istana."

<<OH.. TIDAK. APA YANG AKAN MEREKA LAKUKAN KEPADAKU?
MEREKA MEMBUNGKUS SELURUH TUBUHKU DENGAN SESUATU.
MENGANGKAT TUBUHKU DENGAN MUDAHNYA.
MELETAKANKU DI ATAS SESUATU....'SESUATU?' HEY!! MAKHLUK APA LAGI INI?
LEBIH BESAR DARI MEREKA, BERKULIT GELAP SEPERTIKU... DAN...
HAH... MAKHLUK INI BERDIRI DENGAN EMPAT TUNGKAI...
OH... DI DUNIA APAKAH AKU TERDAMPAR.........?????>>
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BERSAMBUNG >>> KEMUKUS, Second Sight
KEMUKUS, Third Force
KEMUKUS, Fourth Dimension
(Semua masih di dalam benak)​

MOHON MASUKANNYA BAGI KAWAN-KAWAN YANG TELAH MEMBACA

 

Permisi semuanya, saya noob di forum ini
Salam kenal
Cerita ini saya post juga di ngomik.com
(ada niat untuk membuat cergamnya)

Terima kasih bagi yang sudah membaca
Mohon masukannya