1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other sejarah perkembangan karikatur di indonesia

Discussion in 'History and Culture' started by ichreza, Feb 20, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ichreza M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 8, 2009
    Messages:
    838
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +8,787 / -0
    Perkembangan Karikatur di Indonesia​
    (Priyanto Susanto)​
    catatan kecil ini tidak dimaksudkan untuk memberi gambaran lengkap tentang perkembangan karikatur di Indonesia. Ini lebih merupakan usaha awal untuk melihat secara garis besar karikatur negeri ini, dengan melihat beberapa aspek yang mengitarinya.
    Untuk menyamakan istilah yang digunakan dalam seminar ini, maka yang dimaksud dengan karikatur adalah: Komentar, sindiran, kritikan (yang biasanya disampaikan secara lucu) melalui gambar tangan untuk dimuat dalam media pers (cetak).
    Karikatur adalah karya konstekstual yang terikat pada tempat dan waktu pembuatannya. Sering juga karikatur dianggap sebagai karya jurnalistik dalam bentuk visual (editorial cartoon).
    Bicara perkembangan karikatur tak lepas dari melihat perkembangan masalah yang terjadi di masyarakat di mana gambar tersebut dilahirkan. Karikatur merupakan refleksi dari apa yang saat itu hidup di tengah masyarakat, baik ideologi, politik, ekonomi dan berbagai aspek budaya lainnya.
    Pada masa merebut kemerdekaan, perjuangan menjadi tema sentral yang bertujuan membangkitkan semangat. Sasarannya eksternal (Kolonialis Belanda). Selain cara ungkap yang langsung, ada pula penggunaan gaya simbolik atau perlambangan dalam karikatur msa itu.
    Tahun lima puluhan, era demokrasi liberal, tema karikatur mulai beragam dengan banyaknya masalah yang muncul pada awal Indonesia membangun. Pada masa multi-partai ini banya media pers merupakan media publikasi golongan. Sering karikatur menjadi suara golongan tertentu. Bentuk kritikan sangat terbuka, hingga kadang menyerang pribadi/golongan. Gaya ungkap sinisme dan sarkasme seperti sah pada masa itu.
    Gaya bebar begini merosot pada masa demokrasi terpimpin. Makin dominannya PKI mengendalikan keadaan membuat media kiri lebih punya kebebasan untuk menghantam golongan lain. Tema eksternal masa itu adalah Malaysia dan Nekolim, serta isu anti-nasakom, kapitalis-birokrat dan lain sebagainya. Yang menonjol dalam dunia komunikasi massa dan visual pada masa kini adalah simbolisme sloganisme.
    Peristiwa 30 September 1965 merupakan arus balik kehidupan politik, di mana sebuah mitos besa secara mengejutkan dapat hancur. Dalam waktu relatif singkat perimbangan kekuatan berpihak paca kaum pembaharu. Setelah melewati represi masa pra gestapu, opini masyarakat kembali terbuka.
    Pada situasi demikian karikatur muncul lebih berani dalam mengecam tokoh-tokoh Orde-Lama yang saat itu masih berpera. Kemudian kritik juga ditujukan pada mentalitas dan pola pikir Orde-Lama. Kritik tajam pada pemerintah merupakan ciri karikatur pada masa awal orde baru.
    Namun kritik terbukan dalam media pers tak dapat berlanjut, karena dianggap bisa mengganggu stabilitas pembangunan nasional. Demikianlah media pers, termasuk karikatur, sedikit demi sedikit ditertibkan hingga hari ini. Tentu ini tak berarti kesempatan tertutup. Keluasan segi pembangunan yang digarap hingga hari ini membawa pula beragam masalah dalam masyarakat. Dalam hal ini media pers mengemban misi sebagai agen penyebar informasi pembangunan. Di sisi lain media pers juga menjadi media menyampaikan pendapat. Karikatur pada masa ini lebih banyak menyoroti masalah kebijakan pembangunan dan beberapa kasus yang timbul di masyarakat.
    Mengenai apa dan bagaimana masalah tersebut diungkap bergantung pada kebijakan media pers di mana karikatur itu dimuat, jangkauan distribusi, latar belakang pembacanya dan situasi kondisi yang terjadi dari saat ke saat.

    Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul


    Apakah karikatur selalu ditujukan kepada pemerintah? Dengan demikian karikatur dipandang sebagai oposan terhadap apa yang dilakukan pemerintah. Kesederhanaan pandangan ini hanya melihat komunikasi dari dua sisi: yang perintah – yang diperintah. Padahal pemerintah bukan sebuah makhluk tunggal, tetapi organisasi rumit yang diurus banya orang mengelola beragam masalah. Masyarakat pun bukan sebuah kumpulan yang homogen. Interaksi yang terjadi dalam berbagai segi kehidupan lumayan kompleks untuk dilihat secara gampang, apalagi oleh seorang karikaturis.
    Apakah karikatur bertujuan mengancam? Sering karikatur dianggap tempat untuk memarahi, mengejek dan menghina. Karikatur kemudian jadi lahan pemuas emosi yang menyebarkan rasa permusuhan. Sebaga media komunikasi hal ini tentu malah merugikan. Sikap demikian tak memberi kemungkinan dialog dan bersifat bijaksana.
    Apakah betul karikatur dapat mengubah masyarakat? Sulit membayangkan hal tersebut. Opini masyarakat hanya mungkin berubah dengan komunikasi yang komprehensif melalui situasi yang mendukung perubahan tersebut.
    Dalam mengungkap masalah, karikatur hanya mengangkatnya ke permukaan. Tersenyum jadi tanda terbukanya jembatan komunikasi antara gambar dan pelihat. Syukurlah bila pelihat menangkap wawasxan baru tentang suatu masalah dari ungkapan karikatur yang dilihatnya. Setidaknya karikatur merupakan upaya untuk melihat sebuah masalah tanpa sikap tegang dengan melihatnya dari sudur pandang lain.


    Makalah ini disampaikan dalam seminar: karikatur sebagai media penyampaian pendapat dan kritik.; opini dan reaksi masyarakat yang ditimbulkannya, Universitas Airlangga, 28 September 1992.
     
  2. an_alter Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 21, 2011
    Messages:
    13
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    Masih kurang lengkap buat orang awam macam saya bos, kapan karikatur pertama kali di terbitkan di Nusantara? Surat kabar mana?
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.