Anak TB, Periksa Seisi Rumah

TUBERKULOSIS (TB) memang membahayakan. Tak hanya sangat menular. TB juga memanifestasi gangguan ke organ vital tubuh lainnya. Dampaknya, pasien mengalami kecacatan, bahkan meninggal. ''Di sini pentingnya deteksi dini. Terutama bila penyakit itu diderita anak-anak,'' kata Prof dr Gunadi Santosa SpA(K).

Sebab, kadang, anak yang telah tertular TB tak menunjukkan gejala spesifik. Anak tak selalu batuk lebih dari dua minggu. Keluhannya bisa berupa sering panas, mudah sakit, nafsu makan berkurang, dan berat badan turun. Yang penting, anak pernah melakukan kontak intens dengan penderita.

Itu berbeda dengan gejala yang ditunjukkan penderita TB dewasa. Pasien TB dewasa ditandai gejala batuk yang tak kunjung sembuh, batuk darah, mual, demam, dan kurus. Hal tersebut terjadi karena kerusakan pada organ paru sudah parah. Kebanyakan pasien dewasa termasuk TB post primer. Maksudnya, saat anak-anak, pasien pernah menderita TB, lalu kambuh ketika dewasa.

Gejala batuk darah tak akan ditemui pada pasien anak. Sebab, jaringan paru anak yang mengalami kerusakan tak begitu banyak. ''Dalam dahaknya pun jarang didapati kuman mycobacterium, penyebab TB,'' tutur spesialis anak tersebut.

Namun, itu tidak berarti anak yang menderita TB diabaikan. Anak tetap harus diobati. Gunadi menyatakan, dokter jangan hanya fokus pada pengobatan paru dan saluran napas. Organ tubuh lain juga perlu diperiksa. Di antaranya, mata, otak, tulang, perut, dan kulit. ''Sebab, manifestasinya bisa menjalar ke organ selain paru,'' paparnya. Bila TB menyerang otak, anak akan menderita meningitis. Kuman TB yang menyerang tulang mengakibatkan munculnya kelainan, seperti tulang bengkok.

Kalau menyerang perut, pasien bisa menderita peritonitis alias radang selaput perut. ''Jika tak diketahui, pasien bisa berakhir cacat, bahkan mungkin meninggal,'' jelas guru besar FK Unair tersebut. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan melihat secara fisik atau menggunakan pemeriksaan rontgen untuk menegakkan diagnosis.

Dokter 76 tahun itu menerangkan, bila ada anak yang menderita TB, sumber penularannya perlu ditelusuri. Semua anggota keluarga, termasuk pembantu rumah tangga, babysitter, tukang kebun, sopir, juga diperiksa. ''Bila sudah ditemukan sumbernya, diminta segera berobat sehingga tak menulari orang lain,'' katanya.

Gunadi menuturkan pernah menangani bayi dua bulan yang perutnya membesar. Penyebabnya adalah usus yang buntu. Lantas, pasien tersebut dioperasi. Saat itu, baru diketahui bahwa bayi itu mengalami peritonitis karena TB. ''Setelah ditelusuri, TB tersebut berasal dari nenek si bayi. Lantas, TB menular ke anak (ibu si bayi). Dari ibu itu, TB menular ke dua anaknya, si bayi dan kakaknya,'' paparnya. (ai/c12/nda)

sumber:jawapos

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS