1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic The Legend of Eclipse [Fiction-Horror]

Discussion in 'Fiction' started by 3clips3, Aug 16, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    iya. . .
    ngak akan mimpi buruk kok. . .
    soalnya ceritanya lebih mirip cerita misteri. . . :madesu:
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai di salah satu rumah yang ditinggali adiknya. Jalannya yang menanjak dan di dominasi tikungan tajam membuat laju mobil semakin melambat. Setidaknya dari rumah nanti akan sedikit lebih cepat sampai ke villa, pikir Ein. Setelah berjam-jam mengemudi dan badan pegal-pegal. Akhirnya dia tiba di kediaman adiknya, Sheciel.

    Sebelumnya dia telah memberi kabar pada Sheciel bahwa dia akan datang dan menanyakan tentang villa tertua mereka itu. Ein menatap rumah yang dihuni adiknya itu. Rumah berlantai dua itu besar dengan dinding putih bersih. Model jaman victoria dengan pilar-pilar besar yang menyanggah beranda kamar utama. Tanaman bunga beraneka macam tertata rapi di depan rumah. Seorang wanita anggun bergaun putih berjalan menghampiri Ein dengan sebuket bunga yang baru di petiknya.

    "Selamat datang," sapa wanita itu ramah.

    "Terimakasih mau meluangkan waktu untukku Sheciel," kata Ein.

    "Itu bukan masalah. Mari masuk," ujar Sheciel mempersilahkan Ein memasuki rumah." Aku telah mencari sebuah buku yang dulu pernah terdapat di rumah itu."

    "Sebuah buku?" tanya Ein bingung.

    "Benar, sebuah buku. Kau mau minum apa?" tanya Sheciel sembari mempersilahkan kakaknya duduk.

    "Apa saja," kata Ein sambil lalu. "Buku apa itu?"

    Sheciel berjalan menuju vas yang masih kosong dan diletakkannya bunga yang baru dipetiknya kedalam vas. Setelah itu berjalan menuju kereta kecil yang terdapat toples-toples berisi berbagaimacam biskuit dan sepoci teh.

    "Entahlah, buku itu tertulis dengan bahasa latin. Dan aku tidak mengerti artinya," ujar Sheciel.

    "Bahasa latin?!" seru Ein terkejut.

    Sheciel hanya mengangguk sembari meletakkan sepiring kue dan setoples biskuit keatas meja, kemudian menuangkan teh ke dalam cangkir porselen antik.

    "Kau mau teh yang seperti apa?" tanya Sheciel, namun Ein samasekali tidak memperdulikannya. Dia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Melihat itu Sheciel memutuskan kakaknya itu dapat membuat teh yang di sukainya sendiri.

    "Tenanglah kak, sepertinya buyut kita telah menyalinnya kedalam sebuah buku," ujar Sheciel sembari menuangkan teh untuk dirinya sendiri.

    "Benarkah itu?" tanya Ein penuh semangat, harapannya telah timbul kembali.
    Sheciel mengangguk, "Benar, hanya saja ditulis menggunakan bahasa Belanda."

    Ein terbelalak mendengar penjelasan Sheciel. "Belanda? Tapi aku tidak bisa bahasa itu! Kalau bahasa Perancis atau Mandarin atau Inggris mungkin aku mengerti."

    Sheciel mendengus mendengar perkataan kakaknya itu."Kau pikir yang menjajah bangsa Indonesia dulu itu Perancis dan Cina? Dan ingat, Kita ini keturunan Belanda! Sudah jelas buyut kita orang Belanda," cibir Sheciel, kemudian sebuah senyum tersungging di bibirnya. "Lagi pula, aku bisa bahasa Belanda."

    Ein tersenyum simpul mendengar perkataan adiknya itu.

    “Sebentar biar aku ambilkan buku itu,” kata Sheciel kemudian dia menghilang beberapa menit yang cukup lama. Saat dia kembali dia membawa buku yang bersampul hijau dan cukup tebal di tangannya. Debu berterbangan saat Sheciel meniup sampulnya.

    "Apa itu bukunya?" tanya Ein.

    Sheciel mengangguk. Dengan perlahan-lahan dibukanya buku itu. Kertasnya yang telah menguning bergemerisik saat di buka. Tulisan-tulisan indah meliuk-liuk diatasnya.

    "Apa katanya?" tanya Ein lagi.

    "Peringatan bagi orang-orang yang terlalu ingin tahu. Peringatan bagi orang-orang yang serakah. Keingintahuan dapat membunuhmu. Keserakahan dapat mendatangkan petaka," kata Sheciel menerjemahkan.

    "Apakah kita akan mati bila membaca buku ini?" tanya Ein penasaran.

    "Tentu saja tidak. Ingat, kita hanya membaca terjemahan teks aslinya. Lagi pula mana ada kutukan di jaman yang sudah moderen seperti sekarang ini?" ujar Sheciel mengingatkan.

    Ein mengangguk-angguk setuju. "Teruskan."

    Sheciel membalik halaman berikutnya. "Dahulu, saat masyarakat menyembah matahari. Dahulu, saat masyarakat memuja bulan. Dahulu, saat kegelapan di hujat semua orang. Dahulu, saat kegelapan berwujut gerhana.. Alkisah di kerajaan Furan. Hiduplah seorang Ratu yang sagat cantik. Ratu itu bernama--," Sheciel menghentikan membaca dibaliknya halaman perhalaman berulang kali.

    "Apa yang kau lakukan?" tanya Ein bingung melihat tingkah adiknya itu.

    "Mencari nama," jawab Sheciel sambil lalu.

    "Nama? Maksudmu, nama sang Ratu?"

    Sheciel mengangguk mengiyakan sembari membalik-balik halaman.

    Ein menatapnya bingung."Tidak adakah namanya di dalam buku itu?"

    Sheciel mendesah pasrah. Sudah berulang kali dibaliknya buku itu, tetapi tak kunjung menemukan nama yang dia cari.

    "Sepertinya tidak ada nama sang Ratu di buku ini," ujar Sheciel.

    "Lantas kenapa? Tidak ada pengaruhnya ada atau tidaknya nama sang Ratu. Teruskan saja membacanya, nanti kau juga akan menemukan alasannya."

    Sheciel menatap Ein dengan pandangan tak percaya. "Apa?" tanya Ein bingung.

    "Kau jenius," kata Sheciel.

    Ein mendengus mendengar perkataan adiknya itu, kemudian sebuah senyuman tersungging di bibirnya. "Kau pikir aku siapa? Jika aku tidak jenius mana mungkin aku berada di sini sekarang ini."

    "Oh, diamlah! Dan jangan besar kepala seperti itu!" seru Sheciel galak, tetapi sebuah senyum simpul menghiasi bibirnya.

    Ein terkekeh-kekeh geli. Sudah lama dia tidak bercanda dengan adiknya seperti ini. "Sudah, kau baca saja dulu. Nanti setelah itu kau ceritakan kepadaku. Tampaknya buku itu cukup tebal." Setelah berkata seperti itu Ein beranjak dari tempat duduknya.

    "Apa yang akan kau lakukan?"

    Ein berbalik menghadap adiknya. Matanya yang hitam berkilat-kilat jahil sementara bibirnya membentuk sebuah senyuman. "Tidur, tentu saja."


    ***​


    "Pasarnya dimana?" tanya Xuelan polos.

    "Iya dimana? Masih jauh gak?" timpal Seventa.

    Kutie memandang kesal dua anak kecil di gandengannya itu. Sudah berkali-kali mereka menanyakan hal yang sama, bahkan sejak lima menit meninggalkan villa mereka sudah menghujaninya dengan berbagai pertanyaan.

    Mestinya kutinggalkan saja mereka tadi meskipun mereka merengek-rengek minta ikut, pikir Kutie kesal.

    "Sepertinya masih jauh," kata Kutie berusaha menahan rasa kesalnya.

    "Tapi aku sudah capek," rengek Xuelan.

    "Aku gak capek," timpal Seventa.

    "Bohong! Kamu pasti capek. Kita kan udah jalan berjam-jam," kata Xuelan pada Seventa.

    "Baru beberapa menit tahu!" kata Seventa tidak mau kalah.

    Kutie memperhatikan kedua anak yang asyik berdebat dan menghela nafas lega. Akhirnya, aku lepas juga dari hujan pertanyaan dan keluhan mereka, pikir Kutie.

    Seorang remaja pria berlari menghampirinya. Wajahnya penuh keringat dan nafasnya terengah-engah. Kutie memincingkan alis menatapnya.

    "Beri aku waktu untuk menarik nafas," ujar remaja itu terengah-engah. Setelah beberapa menit nafas remaja itu mulai teratur kembali. "Baiklah, pasarnya terlewat beberapa gang."

    Kutie terbelalak tidak percaya. "Terlewat?!"

    Remaja itu mengangguk dan nyengir kepada Kutie. "Bertahanlah menghadapi bocah-bocah itu sebentar lagi."

    Kutie menggerutu sebal mendengar vonisnya diperpanjang.

    "Kutie," panggil remaja itu.

    "Apa?" tanya Kutie galak.

    "Aku mendengar rumor tak enak di warung tadi saat menanyakan jalan ke pasar."

    Kutie mendengus kemudian tertawa terbahak-bahak." Shino, kau sudah besar seperti ini tetapi masih saja percaya yang seperti itu. Jika itu Fanfan masih wajar, tetapi kamu? Dewasalah sedikit." ujar Kutie sembari menepuk-nepuk pundak Shino. "Ayo, kita lanjutkan lagi perjalananan kita."

    Shino tercenung di tempatnya. Dia merasa rumor yang didengarnya bukanlah isapan jempol biasa. Pasti ada sesuatu. Firasatnya mengatakan itu. Dan selama ini, firasatnya tak pernah salah sekalipun.


    ***​


    Fanfan, Lehu, Qhoxx dan Lavity berdiri di sebuah aula besar dengan pintu putih besar dengan ukiran-ukiran rumit yang tergembok dengan berbagai macam kunci dan juga segel yang telah rusak. Fanfan merasa ada aura yang tidak beres dengan bagian tengah villa yang di tergembok itu. Fanfan melirik ke arah Lehu yang tenang sementara Qhoxx tengah menjahili Ivy.

    Bagaimana bisa mereka begitu tenang dan santai seperti itu? pikir Fanfan heran.

    “Ok,” kata Lehu mengalihkan perhatian Fanfan, Qhoxx dan Ivy ke arahnya. “Qhoxx sekarang buka pintu itu dengan kunci yang telah kau curi.”

    “Ok bos!” jawab Qhoxx semangat sembari mengeluarkan serentengan kunci yang dia bawa.

    “Banyak sekali kuncinya? Bagaimana kita dapat menemukan kunci yang tepat dengan cepat sementara kita hanya memiliki waktu yang sedikit?” tanya Fanfan khawatir.

    “Tidak perlu khawatir seperti itu. Kami sudah menyusup ke ruangan di balik pintu itu semalam jadi kami tahu mana kunci yang benar. Lihat saja, dalam beberapa menit saja Qhoxx pasti dapat membuka gembok-gembok di pintu itu,” jawab Ivy enteng.

    “Kalian?! Semalam?!”

    “Cuma masuk aja. Tidak sempat melakukan apapun karena waktu sudah terlanjur pagi. Sama sekali tidak ada penerangan di sana jadi kami juga tidak tahu apa yang ada di dalam sana. Makannya sekarang kami membawa persiapan yang lebih lengkap,” jelas Ivy sembali mengangkat dagunya ke arah ransel yang mereka bawa.

    Fanfan menelan ludah dengan susah payah, wajahnya memucat dan tangannya berkeringat.

    “Jangan katakan kau takut?” tantang Lehu setelah melihat wajah Fanfan yang memucat.

    Fanfan menatap Lehu dalam diam tanpa menjawab pertanyaan Lehu. “Tidak, aku tidak takut,” jawab Fanfan akhirnya.

    “Teman, pintunya sudah terbuka!” seru Qhoxx penuh semangat.

    Fanfan, Lehu dan Ivy menoleh dengan serentak ke arah Qhoxx yang dengan semangat melambai-lambaikan tangannya mengajak mereka masuk. Ivy dengan segera berlari meninggalkan Fanfan dan Lehu menuju Qhoxx.

    “Kuharap kau dapat bertahan sampai akhir karena ini tidak akan mudah,” bisik Lehu pada Fanfan kemudian berjalan menyusul Ivy.

    “Aku mengerti itu,” bisik Fanfan. Tiba-tiba saja dia merasa menyesal meninggalkan Mimi di kamarnya. Setidaknya jika dia tadi membawa Mimi perasaannya akan sedikit lebih tenang.


    ***​


    Nui berjalan memasuki ruangan kecil yang di gunakan sebagai kantor pengganti selama mereka tinggal di rumah pinjaman itu. Wajahnya tampak marah. Diliriknya Anne yang tengah bergumul dengan berkas-berkas yang menumpuk kemudian menghempaskan dirinya keras-keras di kursi yang langsung berderak nyaring.

    Anne menatap Nui dari balik kertas dengan bingung. Hal macam apa lagi yang merisaukan Nui sehingga dia berulah seperti ini, tanya Anne dalam hati.

    "Kau kenapa lagi? Jangan bilang kau sedang datang bulan! Aku tidak tahu laki-laki datang bulan lebih sering dari pada wanita," Anne tersenyum mendengar leluconnya sendiri. Namun, tampaknya Nui samasekali tidak terpengaruh. Wajahnya tetap mengeras dan mata hitamnya memancarkan amarah.

    "Aku tidak pernah suka dengan pria itu!" geram Nui marah.

    "Pria? Pria siapa maksudmu?" tanya Anne dengan bingung.

    "Pria kaya yang sok itu! Siapa lagi?"

    "Oh," Anne termangut-mangut mengerti. "Memangnya apa yang telah di perbuat Ein sehingga kau membencinya seperti itu?"

    Nui terdiam. Sejenak Anne yakin Nui tampak gusar sebelum dia berdiri dari kursi dan mulai berjalan mondar-mandir. "Aku hanya punya firasat buruk tentang pria itu," kata Nui akhirnya.

    Anne terbelalak kaget mendengar alasan tidak masuk akal Nui. "Kau, dengan adikmu, Shino. Kalian sama saja. Bisahkah kalian tidak menggunakan firasat bodoh kalian sebentar dan mulai menggunakan otak kalian barang sedikit saja? Kita harus realistis. Kita sedang butuh uang. Dan ada kesempatan di depan mata kenapa tidak kita ambil saja?"

    "Terserah kau mau mengatakan apa. Yang jelas aku tidak menyukai pria itu titik!" ujar Nui marah. "Sudahlah, aku mau pergi. Muak aku tinggal di rumah pria sialan itu!"

    Anne mengamati Nui yang membanting pintu keras-keras kemudian kembali mengerjakan tugasnya seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi.
     
  4. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    ahahaha.. i admit, enak banget gaya bahasanya clips kalau dipakai di cerita horor.. :keringat:
     
  5. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    masa sih?
    om terlalu memuji. . . :malu:
    tapi tetep aja ceritanya ngak nyeremin sedikitpun. . . :sedih:
     
  6. haris88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 15, 2011
    Messages:
    111
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +83 / -0
    spelling check :
    BAB 1
    Paragraf 3, baris 1 (salah ketik "Gasis")
    Paragraf 3, baris 3 (salah ketik "keritung")
    Paragraf 3, baris 4 (salah ketik "kesanyanggannya")
    Paragraf 6, baris 2 (salah ketik "mengginginkan")

    BAB 2
    Paragraf 3, baris 2 (salah ketik "Indogo")
    Paragraf 9, baris 1 (salah ketik "cela")
    Paragraf 10, baris 1 (ada yg kurang "Amara menatap sebuah (foto) keluarga yang diambil sebulan sebelum peristiwa kebakaran itu")
    Paragraf 11, baris 2 (salah ketik "kabakaran")
    Paragraf 13 (salah tanda baca "Komnas perlindungan anak sangat mensyukuri hal itu (-) begitu juga Amara (-) sementara")
    Paragraf 28, baris 1 (salah ketik "suasanya")
    Paragraf 39, baris 2 (salah ketik "menganngkat")
    Paragraf 40, baris 2 (salah ketik "menjamput")
    Paragraf 40, baris 3 (salah ketik "mengiginkan")

    BAB 3
    Paragraf 14, baris 3 (salah ketik "Amaran")
    Paragraf 17, baris 3 (salah ketik "menggulur")

    BAB 4, Paragraf 23, baris 1 (salah ketik "berpelilaku")

    BAB 5
    Paragraf 1, baris 2 (salah ketik "intruksi")
    Paragraf 1, baris 3 (kurang "yang seharusnya mereka masukkan (ke) kardus")
    Paragraf 1, baris 4 (salah ketik "runangan")
    Paragraf 14, baris 1 (salah susun "Seorang anak laki-laki berwajah cantik bertubuh ramping menatap tiga gerombolan (galak itu).")
    Paragraf 41, baris 1 ("riskan" = beresiko ?)

    BAB 6
    Paragraf 6, baris 2 (salah ketik "Diamana")
    Paragraf 15, baris 1 (salah ketik "memuju")
    Paragraf 16, baris 1 (salah ketik "perhatinnya")
    Paragraf 18, baris 2 (salah ketik "si sana")
    Paragraf 24, baris 2 (salah ketik "dalah")
    Paragraf 26, baris 1 (salah ketik "kepalnya")
    Paragraf 28, baris 1 (salah ketik "bonekannya")
    Paragraf 33, baris 1 (salah ketik "si sini")
    Paragraf 39 agak kurang jelas maksudnya
    Paragraf 63, baris 1 (salah ketik "ditrinya")
    Paragraf 69, baris 1 (salah ketik "dalm")
    Paragraf 70, baris 1 (maksudnya "beringsut" ?)
    Paragraf 70, baris 2 (salah ketik "kerarah")

    Tinggal BAB 7, 8 .. :3

    Sejenis Vampire kah hantu ny ..?

    Terasa agak janggal yg saya kasih tanda petik ("").
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: Apr 24, 2012
  7. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    wah, maaf-maaf. . .
    akan saya perbaiki jika sempat. . .:maaf:
    makasih masukannya. . .
    bukan vampir sih sebenernya. . .
    tapi sejenis lah. . .
    mestinya petik satu ya? :???:

    yang bab 6 paragraf 39 ngak jelasnya dimana ya?
     
    Last edited: Apr 25, 2012
  8. haris88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 15, 2011
    Messages:
    111
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +83 / -0
    Bukan itu kk, tapi kalimat ny ..
    mungkin seharus ny "selama mau berusaha, pasti ada jalan".
    Di kalimat yg ini "Mereka hanya sedikit sementara rumah itu begitu besar. Jadi mereka hanya menggunakan lantai satu saja. Itu pun hanya di bagian depan saja".
    "mereka" nya itu menunjukkan ke siapa ..?
     
  9. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    ok nanti akan saya perbaiki. . .
    itu anak-anak panti. . . :unyil:
     
    • Thanks Thanks x 1
  10. haris88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 15, 2011
    Messages:
    111
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +83 / -0
    Lanjutan Spelling Check

    BAB 7
    Paragraf 3, baris 4 (salah ketik "ruma")
    Paragraf 15, baris 1 (salah ketik "memperhatiakan")
    Paragraf 23, baris 1 (salah ketik "menggenagi")
    Paragraf 29, baris 1 (salah ketik "langut-langit")
    Paragraf 34, baris 1 (salah ketik "Sunggu", "kesayanmu")
    Paragraf 41, baris 2 (salah ketik "Rezty")
    Nama ny "Rezty" atau "Resty" ..?
    soal ny ad bagian yg pke Resty, ad juga yg pke Rezty ..

    BAB 8
    Paragraf 1, baris 5 (salah ketik "bonekannya")
    Paragraf 2, baris 1 (salah ketik "Bonekannya", "seongok")
    Paragraf 7, baris 2 (salah ketik "Fan fan")
    Paragraf 20, baris 2 (salah ketik "Tapapannya")
    Paragraf 50, baris 1 (salah ketik "tepak")

    BAB 9
    Paragraf 70, baris 2 (salah ketik "sembali")
    Paragraf 86, baris 1 (salah ketik "Bisahkah")

    Udah baca 1-9, ..
    Horror ny belum ada ..
    banyak misteriny ..
    kayak ny horror ny baru ada d bab 10 .. ^^
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 26, 2012
  11. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    nah itu dia. . .
    saya ngak bisa munculin horrornya. . .
    makannya jadinya mendek. . . :nangis:
    sekarang malah lagi konsen nulis novel dalam waktu 30 hari dapet 150 halaman. . .
    makannya untuk sementara cerita ini di sisihkan dulu. . . :maaf:
    sebenernya udah ada beberapa adegan buat bab 10 tapi blom di susun. . .
     
  12. haris88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 15, 2011
    Messages:
    111
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +83 / -0
    wah ..
    nulis novel ap kk ..?
    kalo boleh saya mau baca ..
    -
    pokok ny saya tunggu lanjutan cerita ny deh ..
    hhe ..
    seru sih cerita ny ..
    ^,^
     
    • Thanks Thanks x 1
  13. drivemecrazy Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 9, 2012
    Messages:
    31
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +2 / -0
    wah gila.. uda baca part 1 lgsg ketagihan ke part 2.. baca sampe abis ah
     
    • Thanks Thanks x 1
  14. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    itu projec tertutup bin rahasia. . .
    blom bisa kasih bocoran apa-apa. . . :unyil:
    secepatnya kalo ngak ada halangan akan di up date. . . :maaf:

    selamat menikmati. . .
    sory banyak typo. . .:maaf:
     
  15. haris88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 15, 2011
    Messages:
    111
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +83 / -0
    Kira" nanti di publikasikan gk novel ny kk ..?
     
  16. 3clips3 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 7, 2010
    Messages:
    356
    Trophy Points:
    126
    Ratings:
    +1,092 / -0
    masih belum tahu. . .
    yang penting diselesein dulu ngak kayak ini ngambang. . . :maaf:
     
    • Thanks Thanks x 2
  17. Benga Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 15, 2010
    Messages:
    56
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +3 / -0
    Wuiihhh ada calon novelis baru kyknya, bkin pnasaran critanya...

    Lnjutin trus kk critany...
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.