1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other The Chronology Ark 1 : Dice & Element

Discussion in 'Fiction' started by arief71p, Aug 7, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. arief71p M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 2, 2015
    Messages:
    391
    Trophy Points:
    66
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +263 / -38
    Kita bermain, mempertaruhkan hidup. Hanya satu orang yang bertahan hingga akhir.

    <- dari Chapter 0

    Permainan dimulai. Ronde pertama. Dealer memimpin permainan.

    - Turn 1

    Giliran Adi dari tim Maria. Dia mengambil dadu dan melemparkannya. Dia mendapat 2 angka kecil, 3 dan 1. Awal yang buruk. Ia menempatkannya pada elemen api. Angka 3 pada (+) dan 1 pada (-).

    - Turn 2

    Giliran Aris dari tim Selvi. Dia mendapat angka 5 dan 3, total 8. Ia menaruh keduanya di kotak (+) elemen air.

    - Turn 3

    Giliran Selvi. Dia mendapat angka 3 dan 1. Dia menaruh angka 3 pada kotak (+) dan 1 pada kotak (-) elemen air.

    - Turn 4

    Giliran Billi dari tim Maria. Dia mendapat angka yang sama dengan Aris, 3 dan 5. Dia lalu menaruh keduanya di kotak (+) elemen api.

    - Turn 5

    Giliran Fery dari tim Maria. Dia mendapatkan angka 4 dan 1. Dia menempatkannya di elemen Tanah. Angka 4 di kotak (+) dan angka 1 di kotak (-).

    - Turn 6

    Giliran Ratu yang tidak punya tim. Dia mendapat angka 2 dan 1. Angka yang buruk untuk bermain solo. Dia menempatkannya di kotak (+) elemen tanah.

    - Turn 7

    Giliran Mira dari tim Maria. Dia mendapatkan angka 4 dan 6. Dia menempatkan angka 6 di kotak (+) elemen tanah dan angka 4 di kotak (+) elemen angin. Dengan demikian elemen tanah sudah full dengan 12 poin.

    - Turn 8

    Giliran Sera dari tim Selvi. Dia mendapatkan angka 6 dan 3. Dia menempatkan angka 6 di kotak (+) elemen kegelapan dan angka 3 di kotak (+) elemen air. Dengan demikian elemen air sudah full dengan 13 poin.

    - Turn 9

    Giliran Ryanda dari tim 2 orang. Dia mendapatkan angka 2 dan 1. Dia menempatkan keduanya di kotak (+) elemen kegelapan.

    - Turn 10

    Giliran Mono dari tim 2 orang. Dia mendapatkan angka 4 dan 2. Dia menempatkan keduanya di elemen kegelapan. Angka 4 di kotak (+) dan 2 di kotak (-)

    - Turn 11

    Giliran Maria. Dia mendapatkan angka 5 dan 4. Dia menempatkan keduanya di kotak (+) elemen angin.

    - Turn 12

    Giliran Ramon dari tim Selvi. Dia mendapatkan angka 5 dan 6. Dia menempatkan keduanya di kotak (+) elemen cahaya.

    - Turn 13

    Giliran Deni dari tim Selvi. Dia mendapatkan angka 6 dan 1. Dia menempatkan keduanya di kotak (+) elemen cahaya.

    ----------------------------------------------------------------------------------------
    Total poin sementara
    Api : 10
    Air : 13
    Tanah : 12
    Udara : 13
    Kegelapan : 11
    Cahaya : 18

    Tim Maria
    - Adi : Api +2
    - Billy : Api +8
    - Fery : Tanah +3
    - Mira : Tanah +6, Udara + 4
    - Maria : Udara +9

    Tim Selvi
    - Aris : Air +8
    - Selvi : Air +2
    - Sera : Air +3, Kegelapan +6
    - Ramon : Cahaya +11
    - Deni : Cahaya +7

    Tim 2 orang
    - Ryanda : Kegelapan +3
    - Mono : Kegelapan +2

    Ratu : Tanah +3
    --------------------------------------------------------------------------------------


    Aris : "Temen-temen, kita kumpul."

    Aris dan timnya berkumpul di ruang makan. Dia memulai penyusunan strateginya.

    Aris : "Kita cuma perlu defend elemen Air. Setelah itu kita bisa menyerang elemen Api."

    -> berlanjut ke Chapter 2
     
    Last edited: Aug 8, 2015
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. arief71p M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 2, 2015
    Messages:
    391
    Trophy Points:
    66
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +263 / -38
    Maaf, jika anda ingin membaca cerita dongeng, silahkan ke thread sebelah.

    ----------------------------------------------------------------------------------------
    Total poin sementara
    Api : 10
    Air : 13
    Tanah : 12
    Udara : 13
    Kegelapan : 11
    Cahaya : 18

    Tim Maria
    - Adi : Api +2
    - Billy : Api +8
    - Fery : Tanah +3
    - Mira : Tanah +6, Udara + 4
    - Maria : Udara +9

    Tim Selvi
    - Aris : Air +8
    - Selvi : Air +2
    - Sera : Air +3, Kegelapan +6
    - Ramon : Cahaya +11
    - Deni : Cahaya +7

    Tim 2 orang
    - Ryanda : Kegelapan +3
    - Mono : Kegelapan +2

    Ratu : Tanah +3
    --------------------------------------------------------------------------------------
    <- dari Chapter 1

    Aris : "Kita dalam posisi menguntungkan. Ada yang tau kenapa?"

    Selvi : "Elemen Cahaya kita peringkat pertama."

    Aris : "Bukan."

    Deni : "Elemen Api mereka peringkat terakhir."

    Aris : "Salah."

    Sera : "Poin kita terpusat di 2 elemen."

    Aris : "Nah, itu. Kita memusatkan poin di 2 elemen. Total dadu kita ada 10 dan total kotak (+) ada 8. Sisanya bisa taruh ke kotak (-). Kita aman."

    Semua mengangguk.

    Aris : "Timnya Maria. Mereka punya 10 dadu, namun ada 12 kotak (+) dan 6 kotak (-) yang tersedia. Ngga kita serang pun mereka akan kesulitan untuk mengisi poin elemen."

    Sera : "Tapi mereka punya Ratu di elemen Tanah. Total dadu mereka jadi 12. Tapi ngga masalah buat kita."

    Aris : "Tapi masalahnya ada di kamu Sera."

    Sera : "Kegelapan? Dimana masalahnya?"

    Aris : "Kamu mesti jaga tim 2 orang itu. Kalau mereka sampai bantu timnya Maria, kita bisa bahaya. Jadi 8 lawan 5."

    Sera : "Itu ga masalah. Poin mereka ada 2 dan 3 sedangkan saya punya 6. Di ronde 2 mereka pasti akan mengisi di Kegelapan."

    Aris : "Oke. Kalau begitu untuk ronde 2, kita fokus ke 2 misi. Pertama, kita buat Ramon atau Deni menang di Cahaya. Kalian kan giliran pertama dan kedua, berarti tinggal isi kotak (+). Kedua, kita jaga elemen Air. Saya, Selvi dan Aris yang akan jaga. Oke bubar."

    Ramon : "Ris, sini bentar."

    Aris mendekati Ramon.

    Ramon : "Bagaimana menurutmu? Kita kerjasama dengan tim 2 orang. Kalau kita bisa merangkul mereka, kita bisa lebih aman untuk menyerang tim Maria."

    Aris : "Boleh juga. Ayo kita bicara dengan mereka."

    Aris dan Ramon pergi ke ruang utama. Ryanda dan Mono sedang berbicara di sudut ruangan.

    Ramon : "Ryanda, Mono. Bisa bicara sebentar?"

    Aris : "Kami mau mengajak kalian berdua kerjasama. Kami bisa buat aman elemen Kegelapan kalau kalian mau bantu."

    Ryanda : "Bagaimana caranya kalian buat Kegelapan aman?"

    Aris : "Kami bisa isi Kegelapan dengan angka besar. Sebagai gantinya kalau kalian dapat angka kecil, 1 atau 2, taruh di Udara. Kalau dapat 3 taruh di Api. Kalau dapat besar, taruh di Air. Satu dadu untuk satu dadu."

    Mono : "Sebentar. Kalau saya taruh di Udara dan Api, saya bisa jadi pemberi poin paling kecil."

    Aris : "Kami juga akan imbangi dengan dadu kami supaya tidak di peringkat akhir. Bagaimana?"

    Mono : "Hm, saya setuju. Tapi saya butuh jaminan. Sebelum giliran kami tiba, Ramon atau Deni harus mengisi Kegelapan. Satu dadu cukup. Saya anggap itu sebagai DP. Baru setelah itu saya ikuti rencana kalian."

    Aris : "Oke. Deal."

    Kenapa Ramon mengusulkan untuk mengajak Tim 2 orang bekerja sama?

    Tim 2 orang hanya berniat mengisi kotak(+) elemen Kegelapan. Dengan kata lain, semakin besar angka dadu yang didapat, semakin baik.

    Ramon dan Aris dari Tim Selvi membutuhkan dadu berangka kecil untuk melakukan penyerangan ke Tim Maria. Mereka berencana menyerang di awal-awal giliran, yaitu pada giliran Deni dan Ramon. Namun, dadu memiliki ketidakpastian. Bisa jadi mereka hanya mendapatkan 1 angka kecil atau bahkan tidak sama sekali.

    Untuk jaminan, mereka menawarkan pertukaran dadu dengan tim 2 orang yang juga memiliki giliran di awal. Jika mereka mendapatkan angka kecil, mereka akan menaruhnya di elemen lawan. Sebagai gantinya tim Selvi akan menaruh dadu angka besar di elemen Kegelapan. Angka besar untuk angka kecil.

    Dan jika tim 2 orang hanya mendapat dadu besar, mereka bisa menaruhnya pada elemen yang dipilih tim Selvi. Pertukaran angka besar untuk angka besar.

    Kita mulai kembali permainan. Ronde 2, dimulai dari Deni.

    ke Chapter 3 ->
     
  4. arief71p M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 2, 2015
    Messages:
    391
    Trophy Points:
    66
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +263 / -38
    Cerita selingan, berhubung agak lama menulis chapter selanjutnya...
    Kita kembali ke abad pertengahan di Amerika Utara
    Tanah tandus sepanjang mata memandang. Hanya ada sedikit sekali tumbuhan hijau. Satu per atau dua per kilometer.
    Pasir, jalan berdebu, aspal yang panas.

    Aku berjalan ke sebuah bar. Dua daun pintu engsel menjadi ciri khas bar2 di negeri koboi ini.
    Aku masuk ke dalam. Banyak orang yang sedang sibuk dengan urusan masing2.
    Ada yang bercengkerama, berjudi, memeluk wanita, ataupun hanya sekedar minum seorang diri.
    Yang terpenting mereka tidak peduli satu sama lain.

    Aku berjalan ke arah meja bartender. Ada 3 orang yang duduk disana.
    "Mau pesan apa?" tanya bartender itu.
    "Bir, gelas besar."

    Sementara menunggu aku berbalik. Sambil menyandarkan tangan ke meja, sekali lagi aku melihat ke seluruh ruangan berharap ada meja kosong yang bisa ditempati.
    Aku merasa tak nyaman sebab ada beberapa orang yang menaruh pandangannya kepadaku.
    Birnya siap dalam sebuah gelas besar. Aku mencicipinya seteguk sebelum aku mengangkatnya untuk kubawa ke meja kosong di sudut ruangan.

    Di tengah ruangan, ada yang tiba-tiba meluruskan kakinya sehingga aku tersandung. Pegangan tanganku pada gelas terlepas sehingga gelas itu terlempar.
    Pecah. Habis sudah isinya tumpah diatas lantai. Aku yang tersungkur kembali berdiri. Telingaku terganggu dengan suara tawa mereka.
    Lima orang di meja itu tertawa terbahak-bahak melihatku terjatuh.

    Aku kesal, harga diriku merasa diinjak-injak namun aku tetap berkepala dingin. Aku mendekati orang-orang di meja itu terutama yang telah menyandungku. Orang yang kudatangi terdiam sementara teman-temannya masih sibuk tertawa. Sesampainya disana, Aku lepas topi yang menghiasi kepalaku sambil menghela napas.

    Topi itu kubuat menghalangi pandangannya terhadapku. Seketika kukepalkan tangan dan kupukul wajahnya melewati topiku. Ia jatuh tersungkur dari kursinya. Teman-temannya seketika berhenti tertawa. Orang yang terjatuh kembali berdiri. Ia tersentum sambil sedikit tertawa saat mendekatiku. Namun ekspresinya berubah ketika ia menatapku.

    "Lu mau cari masalah?" tanyanya.

    "Lu ganti bir gw. Abis itu gue anggap impas," jawabku dengan tegas.

    Sekali lagi ia tertawa sambil memalingkan muka ke arah teman-temannya. Mereka pun ikut tertawa. Saat wajahnya kembali memandangku, tangannya juga ikut menyambutku. Wajahku sempat terlempar namun segera aku memulihkannya. Peristiwa itu berakhir menjadi sebuah perkelahian di dalam bar. Aku melawan lima orang.

    Salah satu dari mereka mengambil parang atau lebih dikenal dengan nama machete. Ketika yang lain sedang kuhajar, ia menyelinap dari belakang. Aku sedang berada di atas meja karena menurutku lebih menguntungkan bertarung dari atas meja. Sebab, kakiku cukup mahir menendang mereka.

    Aku tidak menyadari kehadiran orang yang membawa parang. Ia menebaskan parangnya ke arah leherku. Seketika kepalaku terpisah dari tubuhku. Jatuh ke atas lantai dan menggelinding ke arah kolong meja. Suasana ruangan tiba-tiba menjadi sunyi.

    Tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan yang gelap, hanya ada penerangan dari layar televisi. Aku berada di atas tempat tidurku menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Beberapa detik sebelum aku sadar semua itu hanya mimpi. Aku tertidur saat sedang menonton film bertema koboi di Amerika Utara.

    Kedua tanganku memegang wajah dan mengusapkan kedua mata. Merekonstruksikan lagi mimpi yang tadi, aku merasa mimpi itu begitu nyata. Bahkan di titik kepala yang terlepas dari leherku. Kemudian aku dudukkan tubuhku di tepi tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai.

    Kakiku seperti menginjak benda yang bewujud seperti rambut. Perasaanku tidak enak ketika aku melihat kearah lantai. Itu memang beberapa helai rambut warna hitam. Rambutku juga berwarna hitam. Saat itu aku teringat dengan mimpi yang tadi. Saat kepalaku putus, jatuh di atas lantas dan menggelinding ke kolong meja.

    Aku memberanikan diri untuk memegang rambut itu. Kubungkukkan tubuhku untuk meraihnya. Namun mataku terpejam takut fantasiku menjadi kenyataan. Aku menggenggam beberapa helai rambut itu. Ini tidak seperti menggenggam namun lebih seperti ke menjambak. Ketika aku hendak menariknya, ternyata agak berat. Seperti rambut ini menempel pada sesuatu yang lebih berat.

    Aku memberanikan diri menarik dan menganggkatnya. Mataku saat itu masih terpejam sebelum benda itu kuangkat setinggi wajahku. Saat kubuka mata, aku sangat kaget bukan kepalang.

    "I. Ini kepala saya," saya tercengan melihatnya.

    Saya dengan jelas melihat wajah di kepala itu dan memastikan itu wajah saya. Lalu tangan yang lain meraba-raba kepalaku.

    "Lalu ini kepala siapa?"
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.