Tertular Mual saat Lihat Orang Muntah

Lebih Sering Dialami Orang dengan Kepribadian Immature

Saat melihat orang muntah, tidak jarang kita spontan ikut mual dan ingin muntah. Padahal, sebelumnya kondisi kita baik-baik saja. Apakah itu berarti muntah dapat menular?

Menurut dr Hendro Riyanto SpKJ, muntah merupakan gejala yang mungkin muncul saat kondisi tubuh tidak fit. Banyak penyakit yang ditandai dengan gejala muntah. "Muntah bukan penyakit menular," terangnya.

Lalu, bagaimana kita bisa merasa ingin muntah saat melihat orang lain muntah? Menurut Hendro, kondisi begitu disebut sympathetic vomiting. Itu refleks dari saraf simpatis. "Tidak hanya melihat, mendengar atau mencium bau muntahan pun bisa membuat orang lain ikut mual dan ingin muntah," jelasnya.

Namun, kata dia, kondisi begitu tidak dialami semua orang. Sympathetic vomiting juga tidak berbahaya dan bisa dikendalikan atau ditahan. Dengan demikian, saat melihat, mendengar, atau mencium bau muntah, kita tidak ikut-ikutan merasa mual dan ingin muntah. "Misalnya, tahan napas dan segera keluar dari ruangan untuk mendapatkan udara segar. Alihkan perhatian dengan melakukan aktivitas lain. Cara lain yang dapat dilakukan adalah membuat tubuh rileks dan meditasi," kata direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur tersebut.

Ada kalanya, terutama pada mereka yang berkepribadian immature (kurang matang), gejala sympathetic vomiting bertambah berat. Dalam kondisi tersebut, tidak hanya refleks saraf simpatis yang berperan. Masalah psikologis juga terlibat. "Dampaknya, orang itu lebih rentan atau lebih mudah terstimulasi daripada orang dengan kepribadian mature. Maksudnya, jika melihat orang muntah, mereka yang berkepribadian immature lebih mudah terstimulasi untuk ikut-ikutan muntah," paparnya.

Bagi yang merasa terganggu karena gampang ikut-ikutan muntah saat melihat orang lain muntah, Hendro menyarankan berkonsultasi ke psikiater. Dia mengingatkan, pasien yang berkonsultasi ke psikiater tidak berarti mengalami gangguan kejiwaan. Menurut Hendro, anggapan itulah yang membuat orang enggan berkonsultasi ke psikiater.

"Psikiater akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Mungkin, ada masalah atau latar belakang kehidupan yang membuat si pasien jadi begitu," ujarnya. Psikiater, kata dia, bisa jadi akan bekerja sama dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mendiagnosis ada tidaknya gangguan pada saluran pencernaan. (ai/c8/soe)

gak nolak klo or jg gpp

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS