1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Spirit Conductor

Discussion in 'Fiction' started by NodiX, Nov 11, 2016.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    ending chapter kali ini cliffhanger banget, mungkin karena kebawa suasana jadi gk kerasa udah kelar aja ini chapter :haha:

    udah lama gk ngeliat komedi di sini, lol buat tukang jual obat kuat nya :cambuk:
     
    • Like Like x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    padahal saya gak ada niatan buat cliffhanger :sepi:

    itu penjual obat sebenarnya alchemist yang mentalnya aja kayak pedagang asongan, belum ada karakter nyentrik ngiseng jadi saya masukin aja si alchemist itu :haha:

    btw, di situ ada yang namanya Zurhatul. Di chapter sebelumnya saya pernah sebut yang namanya Zurhatul juga. :lalala:
     
    • Like Like x 1
  4. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0

    CHAPTER 19 – RENCANA ARWAH BAIK HATI

    “Apa yang terjadi padanya?” tanya Jerrin dengan wajah muram kepada wanita berkulit sawo yang nampak memegang kendali situasi itu. Di matanya tersirat kekhawatiran ketika ia melihat tubuh Shira yang tak sadarkan diri.

    “Dia kena amukan Raja Gorila,” jawab wanita itu singkat.

    “Kubunuh gorila itu!” desis Jerrin.

    Wanita itu yang mendengarnya langsung mengerutkan dahi. “Kamu sepertinya orang luar, gak tau aturannya di desa ini. Semua petarung berusia di atas dua puluh lima gak boleh berurusan dengan monster elite. Kita tungguh para sepuh desa mengendalikan suasana, dan nanti Raja Hutan sendiri yang akan menghukum Raja Gorila dan memberikan kompensasi kepada korban luka.”

    Ia menjelaskan sekilas tentang aturan yang sudah ada di desa ini. Sebenarnya, itu adalah kesepakatan antara Kepala Desa dan Raja Hutan puluhan tahun yang lalu. Awalnya, Raja Hutan sebelumnya sangat ditakuti dan petarung Desa Badril tak mungkin mengalahkan pasukannya. Gunung dan hutan Desa Badril ratusan tahun menjadi tempat berbahaya yang tak mungkin disinggahi.

    Namun ketika Raja Hutan tersebut meninggal dan anaknya naik takhta. Raja Hutan yang sekarang tahu bahwa perkembangan manusia jauh lebih cepat daripada monster. Ia melihat di masa depan jika para monster dan hewan buas tetap bersikap arogan seperti ini, lambat laun manusia akan melampaui mereka dan akan memusnahkan mereka semua. Oleh karena itu, ia memanfaatkan keadaan untuk membuat kesepakatan dengan manusia yang tinggal di dekat daerah kekuasaannya.

    Isinya, penduduk desa boleh berburu dan menjadikan hutan sebagai tempat latihan selama mereka menghormati kekuasaan Raja Hutan. Tentu yang boleh diburu adalah monster dan hewan buas berinteligensi rendah yang tak ada yang peduli pada mereka. Selain itu, Raja Hutan juga mengatakan yang hanya boleh menantang monster elite adalah petarung di bawah usia dua puluh lima. Di sisi lain monster elite pun dilarang membuat masalah kepada manusia tanpa sebab.

    Oleh karena itu, sikap Raja Gorila yang mengamuk tentu akan dihukum keras oleh Raja Hutan untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa ia tetap menghargai kesepakatan tersebut.

    ***

    “Hmm, sepertinya monyet bodoh itu agak berlebihan padanya.”

    Sebuah sosok transparan dan mengambang menggosok dagunya melihat ke arah Shira jatuh tadi. Ia tengah duduk bersila di udara. Satu meter di bawahnya tanah penuh dengan tulisan simbol-simbol yang aneh. Tak ada manusia yang masih hidup yang mengenal simbol-simbol tersebut.

    “Apa boleh buat. Sesekali dia harus merasakan kalah. Kalau enggak begitu dia akan terus bermalas-malasan.”

    Sosok itu adalah Arwah Baik Hati. Ia tak kembali ke kaki gunung menunggu Shira tetapi pergi ke puncak gunung di mana tak ada makhluk hidup yang bisa sampai ke sana. Entah manusia dan para monster tak tahu mengapa mereka tiba-tiba penghalang berkekuatan tinggi muncul di puncak gunung setahun yang lalu.

    “Aku baru saja selesai membuat persiapannya. Kebetulan sekali, padahal belakangan ini inspirasiku untuk membuat rune-rune ini benar-benar buntu. Pertanda? Hmm... Apa mungkin ini benar-benar waktunya?”

    Arwah Baik Hati menimbang-nimbang dalam hati. Ia ragu apakah setelah Shira dikalahkan telak oleh Raja Gorila ia akan menjadi lebih bersemangat. Kalau tidak begitu dan ia tetap menjalankan rencananya, maka usahanya menggambar semua simbol selama setahun belakangan ini akan menjadi sia-sia.

    Awalnya, Arwah Baik Hati berencana melakukan hal ini setelah Shira melawan Tuan Muda Blackwood. Tetapi lambat laun ia menjadi ragu apakah Shira bisa dikalahkan dalam duel dengan mudah. Oleh karena itu, ia membuat rencana baru untuk memancing Shira dikalahkan oleh monster elite dan membuatnya sadar bahwa ia masih begitu lemah dan membutuhkan kekuatan.

    Tentu saja Arwah Baik Hati tahu tentang kesepakatan manusia dan Raja Hutan. Sejak awal ia yakin Raja Gorila gak bakal berani membunuh Shira, walau pada akhirnya keadaan Shira tetap mengenaskan juga.

    “Masa bodoh, ah! Yang penting aku sudah ingat desain rune-nya. Kalau gagal tinggal buat lagi.”

    Dengan begitu, mulut Arwah Baik Hati komat-kamit merapal mantra. Simbol-simbol yang terlukis di tanah dengan tinta biru tua langsung menyala-nyala menerangi puncak gunung.

    ***

    Tubuh Shira yang lemas digendong oleh Jerrin. Ia akan membawanya kembali ke kediaman Keluarga Yashura dan beristirahat. Barangkali ia tak akan siuman dalam beberapa hari mengingat kondisinya yang sudah parah begini.

    Tulang-tulang Shira penuh dengan retakan dan beberapa patah. Semua orang yang melihat keadaannya yakin ia tak akan bisa bangkit lagi untuk dua bulan ke depan.

    Saat Jerrin, Merly mengikuti tiga pemburu itu, banyak yang melihat ke arah mereka. Tanpa ambil pusing untuk mengecilkan suara mereka, suara mengejek pun masih saja muncul di mana-mana.

    Dan yang paling keras tertawa mengejek adalah Bony. Sambil menepuk-nepuk belakang kepala dua anak buahnya, ia berkata, “gobloknya! Sudah untung diajakin buat party, sekarang pas sudah begini mau salahin siapa? Goblok, goblok.”

    Jerrin yang mendengar itu langsung melototinya tajam. Begitu juga Merly, walau ia tak begitu peduli tentang kondisi Shira tapi mendengar suara arogan Bony membuat hatinya menjadi kesal.

    Sedang dua anak buah Bony, hanya terdiam tak bergeming. Mereka diancam oleh tiga pemburu tadi untuk tak mengatakan alasan Shira seperti ini kepada orang lain. Yang bisa mereka lakukan hanyalah mendesah dalam hati, selamat dari amukan Raja Gorila saja sudah untung bagi mereka.

    Lyla Blackwood berjalan di samping Bhela Malikh. Matanya yang mungil dan indah melihat terus-menerus ke arah Shira dengan ratapan prihatin. Bhela yang melihat hal itu hanya mengeluarkan napas panjang.

    “Kita sudah memberikannya bantuan tapi dia menolak. Keadaannya yang begitu adalah kesalahannya sendiri,” kata Bhela pelan. Ia tahu Lyla memiliki hati yang murni dan polos, gadis itu sangat tersentuh melihat anak muda lemah seperti Shira tak sadarkan diri seperti itu. Lyla melihat ke arah Shira seperti ia melihat kelinci kecil yang sedang terluka.

    Lalu tiba-tiba, dari kulit-kulit Shira yang kotor oleh tanah, muncul cahaya simbol-simbol aneh. Lyla yang memperhatikan Shira sejak tadi takjub melihatnya.

    “Apa itu?”

    Yang menyadari cahaya muncul dikulit Shira bukan hanya Lyla saja. Banyak orang yang takjub melihat hal itu.

    Merly juga ikut terkesima. Namun kemudian tiba-tiba Mama Ross keluar dari tubuhnya.

    Ekspresi terkejut dahsyat muncul di wajah Mama Ross melihat simbol-simbol itu. Hanya Jerrin Yurin dan Merly Yurin yang bisa melihatnya. Setelah melihat air muka Mama Ross yang bergetar hebat, mereka pun ikut khawatir.

    “Mama Ross, apa yang terjadi?”

    Tetapi pikiran Mama Ross yang masih syok melihat simbol-simbol itu tak sempat mendengar ucapan Merly. Ia hanya berbisik pada dirinya sendiri sambil meneguhkan hatinya.

    “Aku selalu tau orang itu adalah monster.... Tapi aku gak pernah menyangka dia akan berbuat hal seperti ini.”

    Cahaya simbol itu semakin terang. Baru Mama Ross bangun dari lamunannya.

    “Jerrin,” kata arwah wanita itu, “bawa kembali Shira ke gunung. Kemudian tinggalkan dia di tempat yang sepi. Setelah itu tunggu gurumu di gerbang desa.”

    Mama Ross tak peduli dengan Jerrin yang masih terkejut mendengar instruksinya. Ia menoleh ke arah Merly, dan berkata penuh dengan keseriusan.

    “Merly sayangku. Bilang ke gurumu aku memerintahkannya untuk berkemas dan tinggalkan desa ini. Putus semua hubungan dengan Keluarga Yashura. Setelah ini, Mama gak mau mendengar nama Shira Yashura dikaitkan dengan kita lagi!”

    Setelah itu, Mama Ross melihat ke arah puncak yang mulai bercahaya persis dengan cahaya di kulit Shira. Kemudian ia terbang ke arah puncak itu, meninggalkan Jerrin dan Merly yang masih takjub mencerna ucapan Mama Ross.

    ***

    Mama Ross terbang dengan kecepatan penuh. Beberapa menit kemudian, ia sudah sampai di puncak. Dengan menggunakan sihirnya, ia mengira bakal mudah menerobos pelindung yang ada di sana. Tetapi ia salah, Mama Ross bahkan membutuhkan artifact-nya untuk memperkuat sihir yang dimilikinya.

    Di situ, ia melihat cahaya kebiruan yang menyilaukan. Mama Ross memicingkan matanya, samar-samar ia melihat sosok seorang pria yang tengah duduk bersila mengambang di udara.

    “Yo. Bukannya ini Mbak Ross yang cakep? Ah, pasti sedang kangen sama aku makanya buru-buru kemari.”

    Arwah Baik Hati menyambut dengan senyum di wajahnya. Air mukanya yang terlihat tengah kelelahan langsung bersemangat kembali ketika melihat Mama Ross datang ke situ. Terutama ketika ia menatap buah dada arwah wanita itu, matanya langsung bersinar segar kembali.

    “Apa yang kamu rencanakan?” tanya Mama Ross. Sebenarnya, ia sudah tahu tujuan Arwah Baik Hati. Tetapi kejadian ini sangat membuat Mama Ross begitu terkejut sampai-sampai ia sendiri tak ingin mempercayainya.

    “Sudah kubilang panggil aku abang, apa mbak sudah lupa?”

    “Apa... yang abang rencanakan?”

    “Apa rencanaku? Hmm, hmm.... Aku sudah berjanji kepada anak itu untuk mengajarkannya tentang ‘Deadly Strike’, jadi aku berencana untuk menepati janjiku.”

    “!!!” mendengar jawaban santai Arwah Baik Hati, Mama Ross yang sudah terkejut semenjak tadi kini jantungnya hampir mau melompat. Ketika mendengar ‘Deadly Strike’, dugaan terburuknya akhirnya terbukti.

    “Abang... berencana menaruh benih Pemberontak pada anak itu...”

    Suara Mama Ross terdengar gemetar. Jelas ia sedang ketakutan sekarang. Tapi yang hanya bisa bertindak tentang hal ini hanya ia seorang sekarang. Jadi ia membulatkan tekadnya untuk berhadapan dengan monster yang ada di depannya ini.

    “Apakah abang gak sadar kalau Shira menjadi seorang Pemberontak, mereka akan segera bertindak. Jika itu terjadi, maka akan banyak nyawa tak berdosa yang ikut menjadi korbannya!”

    Ketika Mama Ross menyebut ‘mereka’, Arwah Baik Hati hanya tertawa kecil.

    “Tentu saja aku tau. Mana ada orang yang lebih tau daripada aku? Lagipula, mereka lah yang membunuhku sejak awal.”

    “Mereka akan membunuh Shira! Keluarganya pun juga akan ikut dimusnahkan!”

    “Mbak Ross yang cantik, kamu gak perlu khawatir tentang anak itu. Kalau aku sudah memutuskan untuk melakukan ini, tentu aku punya rencana cadangan ketika mereka datang. Untuk keluarganya, hmmm... aku akan memastikan Shira menjadi lebih kuat untuk bisa membalaskan dendamnya.”

    Lalu kemudian, aku akan mengambil alih tubuhnya! Begitulah yang pesan tersirat yang terpancar dari wajah Arwah Baik Hati yang cengar-cengir sendiri.

    Terlihat dari luar, Arwah Baik Hati dengan santai menuntun Shira untuk menjadi lebih kuat. Ia melihat aura dan potensi Shira yang mengerikan, dan ketika Blackwood datang kengerian itu semakin menjadi-jadi.

    Jadi ia memutuskan untuk mempercepat rencananya, untuk membuka potensi Shira menjadi jauh lebih kuat lagi!

    Di benaknya, Arwah Baik Hati sedang membesarkan seorang monster. Ia tak peduli nasib orang lain saat ini. Jadi argumen apa pun yang Mama Ross lontarkan, tetap saja ia seperti berbicara dengan batu.

    “Aku... akan menghentikanmu!”

    Mama Ross menggigit bibir bawahnya, bertekad menggunakan separuh esensi kehidupannya untuk menciptakan sihir terkuat yang pernah ia buat. Walaupun ia adalah seorang arwah, darah pekat mengucur dari hidungnya. Di dalam tubuhnya aliran mana mulai mengalir kacau, tetapi kekuatan dahsyat merangkak dari dalam mana sphere-nya dan bola api raksasa yang nampak hidup pun muncul di puncak gunung itu.

    Semua orang desa dapat melihat bola api itu dari bawah. Bahkan dari desa lain pun bisa terlihat. Besar bola api itu hampir separuh dari besar gunung. Jika bola api itu mendarat di gunung tersebut, tak ada yang tahu apakah gunung itu masih bisa bertahan seperti sedia kala.

    “Sihir itu setidaknya dibuat oleh petarung berlevel super tinggi! Apa yang sedang terjadi di gunung itu?!”

    “Apa saat ini ada pahlawan yang kebetulan lewat? Dan amukan Raja Gorila gak sengaja membuatnya kesal?”

    “Semua monster dan hewan buas yang tinggal di gunung itu akan musnah. Entah bagaimana reaksi Raja Hutan kita semua gak tau!”

    Orang-orang desa menjadi panik melihat bola api itu. Di suatu tempat di gunung, seorang pria muda tengah membaringkan tubuh Shira Yashura yang bercahaya dan membalutkan tubuhnya dengan selimut. Saat merasakan suhu udara memanas, ia pun mendongak. Wajahnya langsung pucat melihat bola api raksasa berotasi di atas puncak gunung.

    “Apa yang sebenarnya sedang terjadi?”

    Kembali ke puncak gunung, saat Arwah Baik Hati melihat bola api raksasa di atas kepalanya, ia hanya tersenyum kepada Mama Ross.

    “Hehe, Mbak Ross gak berencana untuk menyusahkanku, bukan?”

    Mama Ross tak menjawab. Bola apinya semakin membesar dan warnanya pun berubah menjadi ungu. Lidah api ungu itu bukanlah lidah api biasa. Jika para penyihir level tinggi di fraksi-fraksi terkuat benua Tiramikal melihat bola api ungu ini, barangkali mereka akan bersujud ketakutan di bawah kaki Mama Ross.

    Tapi Arwah Baik Hati masih santai walau ia tahu seberapa besar kekuatan asli bola api ungu tersebut. Ia masih menunggu Mama Ross menjawabnya, tetapi yang ada di pancaran bola mata arwah wanita itu hanyalah tekad untuk menghentikan rencana Arwah Baik Hati.

    Mama Ross tahu, datangnya seorang Pemberontak tidak hanya mempengaruhi nasib seseorang atau satu keluarga saja. Setiap kali seorang Pemberontak lahir, kekacauan akan muncul dan darah mengalir di mana-mana. Seisi benua akan hangus terbakar menjadi puing-puing, dan pasukan dari seluruh dunia akan bergerak untuk menyerang satu sama lain di dalam kebingungan massal.

    Karena Pemberontak adalah simbol resistansi manusia terhadap kekuatan yang selama ini menekan umat manusia, peperangan tiada akhir akan muncul dan milyaran nyawa manusia tak berdosa akan menjadi persembahannya.

    “Aku gak mungkin membiarkan hal itu terjadi lagi....” Mama Ross membakar semakin banyak esensi kehidupannya lagi, dan bola api di atasnya berotasi semakin cepat. Kekuatannya pun semakin dahsyat dan ganas.

    Arwah Baik Hati hanya menggeleng-geleng melihat itu.

    “Apa kamu yakin hanya dengan sihir seperti ini bisa membunuhku?” ucap Arwah Baik Hati dengan nada setengah jengkel. “Biar aku memperlihatkanmu apa yang terjadi kalau kamu gagal membunuhku dengan bola api itu.”

    Dari kantung kusam yang ada di pinggangnya, Arwah Baik Hati mengambil kertas putih tak berwarna. Di tangan kirinya, kertas putih itu terbakar dan ia melambaikan tangannya sehingga abu kertas itu menyerbak di depannya.

    Kemudian, dari abu-abu itu, muncul gambar seorang gadis bertubuh mungil tengah terbaring di suatu tempat. Tangan dan kakinya tengah terikat. Ia masih hidup tapi di mata gadis itu, tak terlihat sedikit pun tanda-tanda semangat untuk hidup.

    “Merly! Merly.... apa yang abang akan lakukan pada Merly?”

    “Hmm? Kukira sudah jelas. Tapi kayaknya aku harus memperlihatkannya dari awal. Hmm. Yap. Dari sini kayaknya cukup.”

    Gambar dari abu kertas itu berubah. Di situ, nampak di sebuah kastil yang tak asing bagi Mama Ross. Orang-orang berlarian panik dan ketakutan. Hijau rumput telah berubah merah oleh darah. Mayat-mayat tergelatak, kepala mereka sudah terpisah semua.

    “Keluarga Yurin!” tenggorokan Mama Ross tersedak, tubuhnya menjadi lemas.

    Kemudian di antara darah dan mayat-mayat Keluarga Yurin, berdiri seorang pemuda dengan ekspresi santai. Ia adalah Shira Yashura. Hanya saja, air mukanya nampak berbeda dari Shira yang sekarang. Pemuda itu tak terlihat malas seperti biasanya. Karena... ia sudah dikendalikan oleh Arwah Baik Hati.

    “Sekarang, kamu akan mengerti apa yang akan terjadi jika menantangku!” kata Shira di gambar itu seolah-olah ia tengah berbicara kepada Mama Ross yang ada di sini.

    Tiba-tiba Shira melangkah dan ia sudah beberapa puluh meter di tempat lain dalam sekejap. Di depannya, Merly Yurin merunduk lemas dibasahi dengan darah keluarganya sendiri.

    Shira di gambar itu menarik tangan Merly dengan kasar. Gadis itu tak melawan, air matanya sudah kering karena terlalu lama menangis. Kemudian Shira menaruh tangannya di baju Merly. Dengan buas ia mulai merobeknya dan—

    “JANGAAAANN!!!” teriakan pedih Mama Ross menggelegar di gunung itu. Langsung saja, bola api berwarna ungu raksasa memudar menjadi pecahan-pecahan lidah api kecil dan akhirnya menghilang di telan udara.

    Mama Ross berlutut sambil memeluk tubuhnya sendiri. Rasa perih dari ratusan jarum yang menusuk-nusuk hatinya membuat tubuhnya gemetaran hebat. Ia tak bisa menahan air matanya yang tumpah deras saat Mama Ross berlutut di depan Arwah Baik Hati.

    “Kumohon.... jangan lakukan itu....”

    Senyum dan air muka santai Arwah Baik Hati sudah lenyap di wajahnya. Dengan ekspresi datar ia menatap Mama Ross yang mulai menangis terisak-isak. Akhirnya ia pun mendesah napas panjang.

    “Sejak awal ini bukan urusanmu. Jangan ikut campur dan aku gak bakal mengganggumu lagi.”

    Dengan begitu, Mama Ross bangkit sambil mengangguk kecil, merundukkan kepalanya serendah mungkin. Ia tak berkata lagi dan langsung terbang meninggalkan tempat itu.

    Lima belas menit kemudian, cahaya simbol-simbol di puncak gunung itu meredup kembali. Begitu juga dengan yang ada di tubuh Shira. Cahayanya juga meredup dan yang tersisa hanyalah simbol-simbol berwarna biru tua menempel di kulitnya.

    Jerrin Yurin yang tadinya diperintah untuk pergi setelah menaruh Shira masih diam di situ, menunggu. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi tetapi di dalam hatinya, sebagai senior, tak mungkin ia meninggalkan Shira yang tak sadarkan diri begitu saja.

    “Entah apa yang terjadi tapi...” Jerrin merasakan bola api raksasa tadi sudah lenyap tanpa merusak apa pun, dan cahaya di tubuh Shira sudah menghilang. “Apa sudah berakhir?”

    Faktanya, tak seperti yang diharapkan Jerrin. Apa pun yang sedang direncanakan Arwah Baik Hati, hal itu baru saja dimulai sekarang.

    ***

    Di dalam alam bawah sadarnya, Shira duduk di depan gerbang berkabut ungu yang terbuka sedikit celah. Tetapi yang ia lihat di celah itu hanyalah kegelapan pekat tak terbatas.

    Saat di tubuhnya muncul simbol-simbol bercahaya, koneksi kesadarannya dengan dunia luar tiba-tiba terputus, dan sekarang yang hanya Shira bisa lakukan hanyalah mendengar ocehan suara-suara yang muncul dari dalam gerbang itu.

    Tiba-tiba, suara lain yang ia kenal belakangan ini terdengar di situ. Shira merasakan suara ini datang dari luar, bukan dari gerbang itu.

    “Bocah, sepertinya kamu kalah dari monyet itu. Hehehe.”

    “Gorila berbulu emas itu lebih hebat daripada gorila biasa. Wajar aku gak bisa berbuat apa-apa.”

    Shira hanya bisa tersenyum masam menjawab Arwah Baik Hati.

    “Sepertinya kamu gak bisa menang melawannya dalam waktu dekat ini. Bahkan dengan skill gabungan terhebat pun dengan kekuatanmu yang level 3 ini bakalan sulit sekali untuk menang.”

    “Aku tau.”

    “Tapi ada jalan lain. Apa kamu mengingat ucapanku sebelumnya?”

    “Hmm?”

    “Kamu menunjukkan bakat untuk menggabungkan skill. Dan bahkan dengan bakat sehebat itu kamu masih belum puas. Barangkali.... kalau aku mengajarkanmu ‘Deadly Strike’, kamu langsung bisa berhadapan dengan monyet itu lagi. Memenggal kepalanya untuk digantung di rumah, bukanlah hal yang mustahil!

    “Nak, apa kamu mau kuajarkan ‘Deadly Strike’?”

    Saat ini, Shira tak tahu apa-apa tentang Pemberontak dan apa pun yang akan terjadi selanjutnya. Yang ada dalam pikirannya adalah ingatannya dilempar oleh Raja Gorila. Baru kali ini ia mendapati kekalahan dan yang ia rasakan adalah malu bukan main!

    “Ya,” jawab Shira tanpa ragu. “Ajarkan aku ‘Deadly Strike’ yang Mas Arwah katakan waktu itu. Aku akan kembali dan mengambil kepala monyet sialan itu dengan tanganku sendiri!”

    ***
    menulis dengan sesi autopilot kali ini ecara resmi saya melempar kerangka cerita awal keluar jendela, sepertinya Shira bakalan OP lebih awal, Arwah Baik Hati mulai bertindak :cambuk:
     
    • Like Like x 1
  5. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    kirain op nya bakalan kliatan pas chapter ini, ternyata masih tunggu tanggal main nya lul :cambuk:
     
    • Like Like x 1
  6. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    opnya belum sekarang sih, tapi jadwalnya lebih cepet dari rencana awal :cambuk:
     
    • Like Like x 1
  7. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0

    CHAPTER 20 – LAHIRNYA SEORANG PEMBERONTAK

    “Hahaha, langsung jawab tanpa ragu. Aku suka gayamu. Hmm, tapi ada yang harus kukatakan padamu. Ini penting. Semakin besar kekuatan yang kamu dapatkan, maka bayarannya bakal semakin besar. Kuperingati kamu sekarang, bocah. Kalau aku memberikanmu ‘Deadly Strike’, apa kamu berani membayar harganya?”

    “Seberapa besar harga yang Mas maksud?”

    “Hehe, gak banyak. Sebenarnya yang terjadi hanya kamu mendapat musuh baru saja.”

    “Apa mereka kuat? Kalau aku menjadi musuh mereka, apa sebanding dengan potensi ‘Deadly Strike’?”

    Pertanyaan Shira dijawab dengan dengus keras Arwah Baik Hati.

    “Hmph! Kalau kamu tanya mereka kuat atau tidak, setidaknya mereka bisa mengalahkanku dulu. Tapi itu karena mereka menggunakan cara licik. Suatu saat nanti aku akan membalas dendamku ini. Lihat saja!”

    “Jadi, mereka terlalu kuat...”

    “Jangan khawatir. Dengan potensi kamu bakal bisa mengalahkan mereka. Asal kamu gak bermalas-malasan lagi seperti dulu. Apa kamu masih minat?”

    Shira terdiam. Ia masih bisa mendengar celotehan suara-suara dari gerbang berkabut ungu, nampak tak mendengar atau tak tertarik percakapannya dengan Arwah Baik Hati saat ini.

    Pemuda itu melepaskan napas panjang. Ia memejamkan matanya, namun tak mendengar suara yang ia inginkan. Suara tua yang terkadang bergumam dan berceloteh tak masuk akal. Mendengar suara kuno itu selalu membuatnya tercerahkan, dan sekarang ia meminta tuntunan lagi kepada suara tersebut.

    Tetapi di dalam alam bawah sadarnya, Shira tak mendengar apa-apa.

    “Jika aku menerima kekuatan ini... apa keluargaku akan masuk dalam bahaya?”

    Shira tak tahu seperti apa musuh yang ia dapatkan jika menerima kekuatan yang Arwah Baik Hati tawarkan. Ia bisa merasa ‘Deadly Strike’ ini adalah kekuatan yang tidak biasa, jadi musuhnya yang akan pun tentu luar biasa.

    Satu-satunya yang mengganjal di hati Shira adalah keamanan keluarganya. Ia tak peduli jika ia sendiri yang masuk ke dalam kolam penuh mara bahaya. Tetapi jika kakak sepupunya Mila juga ikut terancam keselamatannya, nyawa ayahnya, nyawa paman Shuro, nyawa semua anggota keluarga Yashura, maka ia akan membalikkan tubuhnya pergi dari kekuatan ini seperti yang ia lakukan ketika suara tua misterius itu menawarkan kekuatan tersembunyi di gerbang berkabut ungu.

    Mendengar pertanyaan Shira pun Arwah Baik Hati tak langsung menjawab. Ada jeda di situ.

    “Aku akan menjamin keselamatan mereka dalam kurun waktu tiga puluh tahun. Tapi jika kamu masih belum bisa melindungi mereka dengan kekuatanmu sendiri setelah itu, maka salahkan dirimu yang terlalu lemah!”

    Pikiran Shira gemetaran. Ia mengerti konsekuensinya. Untuk sebuah kekuatan dahsyat, harganya adalah risiko keluarganya terluka. Ia berpikir sesaat, kemudian mantap meneguhkan hatinya.

    “Barangkali ada cara lain untuk mengalahkan monyet berbulu emas itu,” jawab Shira pelan, ini adalah keputusannya, “aku sudah mengerti mengapa aku membutuhkan kekuatan. Gak hanya untuk menjaga harga diriku, harga diri keluargaku berada di pundakku sekarang. Tapi kalau kekuatan yang kuterima bisa saja membuat keluargaku sedih... lebih baik aku mencari jalan yang lebih panjang untuk dilewati!”

    Setelah Shira berkata demikian, suara Arwah Baik Hati tak terdengar lagi.

    Jauh di puncak gunung, mata Arwah Baik Hati yang terpejam akhirnya terbuka lebar. Ada tanda kekecawaan terlintas di situ.

    “Sayang sekali. Padahal anak itu memiliki potensi yang paling besar yang pernah kulihat selama ini. Tetapi hatinya terlalu lemah, ia sama sekali gak berani mengambil risiko.”

    Arwah Baik Hati terdiam seorang diri, nampak menimbang dalam benaknya.

    “Okelah. Kubiarkan keluargamu menanggung malu dibully oleh keluarga bangsawan itu dulu. Baru setelah itu kamu rasakan seberapa pentingnya kekuatan, nak. Hmm, barangkali aku harus mengecek Jhuro Yashura itu dulu? Seharusnya kalau Blackmud pinter mereka bakal menekan si Jhuro untuk mendapatkan cewek empat elemen itu. Jhuro ayahnya Shira sekaligus yang menentukan pertunangan anak itu. Lebih lagi dia punya koneksi sama fraksi yang entah apa namanya itu. Kalau memang Blackhut ingin menikung sambil mempertahankan muka mereka, maka Jhuro adalah faktor terbesar di sini.”

    Ia terdiam.

    “Barangkali, aku juga harus ikut campur. Anak itu gak bakal bisa berkembang kalau begini terus. Yakin kalau aku mendorongnya sedikit lagi, monster yang sebenarnya akan muncul. Hmm, hmmm. Menyerahkan masalahku untuk dibereskan orang lain sejak awal bukan gayaku. Mungkin.... aku harus membunuh Jhuro Yashura dengan tanganku sendiri.”

    Arwah Baik Hati mengeluarkan magic item-nya, secarik kertas yang terus-menerus melipatkan diri dan ukurannya semakin besar hingga membentuk burung origami. Arwah itu duduk di atas burung kertas, langsung melesat dengan kecepatan tinggi.

    *ZZIIIUUUUUNNGGGG*

    Tetapi tiba-tiba suara aneh terdengar keras olehnya. Jantungnya hampir melompat, baru kedua kali ini ia mendengar suara itu dalam hidupnya namun ia mengenal betul apa maksud dari suara tersebut. Ia menoleh, wajahnya langsung pucat ketika melihat sorotan cahaya biru menembus angkasa dari suatu tempat di gunung itu.

    Manusia biasa tak bisa melihat cahaya itu. Begitu juga mendengarnya. Tetapi berbeda dengan mereka yang memiliki level tinggi. Langsung saja mana sphere para pahlawan di Benua Tiramikal beresonansi menyambut sorot cahaya biru tersebut.

    “Apa yang terjadi? Mengapa mana sphere-ku terasa sangat resah?”

    “Suatu kejadian yang besar terjadi! Panggil semua sepuh clan kita dan perintahkan mereka untuk cari tahu apa yang terjadi!”

    “Cahaya apa itu? Terlihat sangat megah dan suci.... apa mungkin jenius generasi ini mendapatkan kelas unik yang sangat dahsyat? Atau seorang pahlawan mendapatkan artifact luar biasa?”

    Banyak dari mereka yang berlevel di atas 70an, yang umumnya adalah pemimpin clan terkuat dan kepala-kepala fraksi bergengsi di Benua Tiramikal yang langsung panik saat itu. Di daerah tak jauh dari Desa Badril, beberapa dari mereka sempat beruntung dapat melihat jelas cahaya biru yang membentuk tiang menerobos ke angkasa.

    Namun tak ada dari satu pun yang tahu persis penyebab cahaya tersebut. Walaupun fraksi dan clan mereka menyimpan dokumen tentang kejadian yang sama di masa lalu, tak ada yang mampu mengaitkannya. Tentu saja karena hal ini terakhir kali terjadi tiga belas ribu tahun yang lalu.

    Di benua ini, hanya satu orang yang mengenali cahaya tersebut. Wajahnya sekejap menjadi merah padam menahan murka.

    “Benih pemberontak! Siapa yang berani diam-diam menanam benih pemberontak di tubuh anak itu!”

    Arwah Baik Hati langsung melompat dari burung kertasnya, dengan kekuatan batinnya ia memeriksa aura petarung level tinggi lain yang bisa saja menjadi pelakunya. Semua tempat di desa itu ia sapu bersih, memeriksa setiap orang, setiap rumah, setiap tempat persembunyian, detail demi detail namun tak mendapatkan apa pun.

    Yang terkuat yang ia rasakan hanyalah Mama Ross selain dirinya. Arwah dari instruktur bernama Baront Staterwind juga cukup membuat ragu dihatinya namun cepat ia singkirkan dalam benaknya karena terlalu lemah untuk dicurigai.

    “Ross, apa mungkin ini ulahmu?”

    Arwah Baik Hati menggeleng-geleng sendiri sembari tubuhnya yang transparan mengapung di udara.

    “Terus siapa?! Bukannya anak itu sudah menolak ajakkanku tadi? Kenapa sekarang dia menerima benih dari Pemberontak lain!”

    Matanya yang memerah sudah tak bisa membendung rasa amarahnya lagi, hawa membunuhnya menyeruak dan membanjiri ruang di sekitar gunung Desa Badril.

    Setiap petarung dan penduduk desa itu langsung menggigil. Mereka bisa merasakan bulu kuduk mereka berdiri, udara menjadi dingin, dan entah mengapa rasa teror tiba-tiba datang di hati mereka.

    Arwah Baik Hati berharap setidaknya dengan menyebarkan hawa membunuhnya si pelaku akan memberikan respons. Jadi ia bisa tahu siapa yang menikamnya dari belakang. Tapi ia tak mendapatkan apa pun, hal ini membuatnya frustrasi.

    Saat ini, ia yakin si pelaku sengaja menyembunyikan auranya sehingga tak bisa terdeteksi Arwah Baik Hati. Kalau tidak, level pelaku begitu tinggi sampai-sampai Arwah Baik Hati tak mampu menerawang menembus auranya.

    Ia mengeluarkan dengus kecil. Akhirnya ia sadar seseorang lekat-lekat mengawasi Shira tanpa sepengetahuannya.

    “Pahlawan yang terhormat,” nada Arwah Baik Hati terdengar sopan tapi wajahnya masih menekuk buas. Ia memperkuat gelombang suaranya dengan aliran mana sehingga mampu didengar oleh jenis-jenis orang tertentu saja. “Shira Yashura berada di bawah bimbinganku. Aku sudah menawarkan benih Pemberontak, tapi dia menolaknya. Apa pahlawan yang terhormat gak bisa menahan diri sedikit? Apa pahlawan sendiri ingin memaksakan Shira menelan benih Pemberontak melawan kehendaknya? Apa pahlawan sama sekali gak mengindahkan... amandemen para pemberontak?!”

    Arwah Baik Hati mengerutkan alisnya saat masih tak mendapatkan jawaban apa pun.

    Ia selalu berhati-hati berhadapan dengan sosok yang ia tak kenal. Jadi ia masih diam menunggu respons sambil diam-diam mencari keberadaan si pelaku.

    Namun ia tak takut jika harus bertarung. Sekuat apa pun musuhnya, ia tak akan mundur dari orang yang telah diam-diam menikamnya dari belakang. Ditikam dari belakang adalah hal yang paling ia benci seumur hidupnya, sangat ironis nyawanya berakhir dengan cara demikian tiga belas ribu tahun yang lalu.

    “Ada yang salah,” katanya dalam hati, tiba-tiba menyadari sesuatu.

    Arwah Baik Hati langsung bergegas ke arah Shira. Akar dari pilar cahaya yang menembus langit ada di situ.

    Kemudian ia melihat tubuh Shira yang terkulai di udara tenggelam dalam cahaya biru tersebut. Simbol-simbol yang ada ditubuhnya muncul kembali, bedanya kini lebih kompleks daripada yang dibuat oleh Arwah Baik Hati.

    “Benih Pemberontak itu gak datang dari luar tubuhnya!” seru Arwah Baik Hati terkejut.

    Apa maksudnya ini? Hanya ada satu kemungkinan dalam benak Arwah Baik Hati.

    Shira memberikan benih Pemberontak pada tubuhnya sendiri!

    Hal ini benar-benar membuat Arwah Baik Hati terkesiap. Ia langsung mengeluarkan kembali simbol-simbol rune yang ia buat sebelumnya, yang sekejap menguap dan menyatu saat menyentuh pilar cahaya biru yang membungkus tubuh Shira Yashura.

    Arwah Baik hati tak akan kehilangan kesempatan ini.

    Lalu ia berkata dengan nada bermartabat:

    “Aku, Gyl von Tiramikal, dengan otoritas Pemberontakku membaptis jiwa pahlawan ini untuk dibersihkan dengan cita-cita pejuang masa lalu,” suaranya terdengar jelas dan megah, wajahnya penuh dengan keseriusan. “Biarkan pahlawan yang lahir melihat penderitaan manusia di muka bumi ini. Biarkan pahlawan yang lahir mengerti rasa sakit manusia di tanah kelahiran kami ini. Maka dari itu, biarkan pahlawan yang lahir untuk menanggung beban dan harapan umat manusia. Izinkan takdir menuntunnya untuk membebaskan diri manusia dari rantai-rantai para penguasa langit. Aku, Gyl von Tiramikal, meminta restu para pejuang masa lalu untuk memberikan jalannya kepada pahlawan yang baru lahir ini. Izinkan aku sebagai Pemberontak generasi yang lalu, menerangi pahlawan ini sehingga ia dapat sekali lagi berjuang demi martabat umat manusia yang hilang...

    “Shira Yashura! Aku, Gyl von Tiramikal, meminjamkanmu senjata tertajam yang telah kuasah sepanjang hidupku, ‘DEADLY STRIKE’!!! Semoga kau bisa menembus semua rintangan dengan senjataku ini!”

    Pilar cahaya yang tadinya tenang menembus langit kini bergetar seakan merespons Arwah Baik Hati membaptis Shira dengan otoritas Pemberontaknya.

    Sekali lagi, gelombang yang mengejutkan para pahlawan dan petarung berlevel tinggi di benua itu menyeruak kembali. Namun kini kekuatannya jauh lebih besar daripada sebelumnya.

    Semua kerajaan dan aliansi fraksi terkuat langsung menjadi heboh oleh kejadian ini.

    ***

    Tak lama setelah percakapan Shira Yashura dengan Arwah Baik Hati, kejadian mengejutkan terjadi di dalam alam bawah sadar Shira.

    “Berakhir sudah! Anak itu akan mati!” teriak suara samurai dengan panik.

    “Kakek gila! Berhenti! Berhenti! Kalau begini terus jiwanya akan musnah! Kamu gak bisa memaksakan benih Pemberontak masuk ke dalam jiwanya. Gila! Dasar kakek gila! Kalau dia mati, kita semua juga bakal ikut mati!”

    “Zizizi, aku bisa merasakan kematian ajalnya sudah dekat. Zizizi.”

    “Humph! Itulah akibatnya kalau ada yang berani mengurung Zurhatul yang hebat di tempat kumuh seperti ini!”

    Shira menggertakkan tangannya, terbaring kejang sambil mengepal keras bogemnya. Rasa sakit yang ia tahan tak terhingga. Ia bisa merasakan jiwanya perlahan-lahan pecah. Tekadnya untuk hidup tak akan bisa menyelamatkan jiwanya.

    Dalam usahanya menahan sakit, pelan-pelan ia menengok ke arah bola mata raksasa yang memberikan tekanan mengerikan itu.

    “A... ak...”

    Ia bahkan tak bisa mengucap sepatah kata. Di semua permukaan kulit kesadarannya, simbol-simbol yang sangat kuno merangkak-rangkak hidup dan perlahan-lahan menyatu dengan jiwanya.

    Kehendak Shira menolak simbol-simbol itu mencemari jiwanya. Karena itulah Shira merasakan rasa sakit tak terhingga.

    “Anak muda, ambil pil-pil ini!” sahut sebuah suara dari dalam gerbang berkabut ungu itu. Tiba-tiba saja sebuah botol berisi tiga pil berwarna hijau pucat bergelinding dari situ, berhenti tepat di depan muka Shira. “Pil-pil ini akan memperkuat jiwa dan kehendakmu melawan tekanan itu. Cepat, cepat! Makan semuanya. Kalau gak begitu nanti kamu akan mati!”

    Dengan susah payah Shira menggerakkan tangannya dan mencengkeram botol tersebut. Membukanya, dan langsung melempar ketiga pil tersebut masuk ke dalam mulutnya.

    “Pil-pil itu gak bakal berguna terlalu banyak,” kata suara tua yang terdengar sangat serius, menggema-gema di alam bawah sadarnya. “Ide Adventurer muda itu untuk menaruh benih Pemberontak sangat bagus sekali. Seharusnya begini sejak awal. Dengan menjadi Pemberontak, gak ada jalan untukmu kembali lagi.”

    Jeda membuat sunyi di situ. Tubuh kesadaran Shira gemetaran hebat bukan main.

    “Dengan begini, hanya ada dua pilihan di depanmu. Yang pertama mati menolak takdirmu. Dan yang kedua, bangkit kembali menjadi Spirit Conductor! Pilihlah, wahai Shira Yashura!”

    Shira tak berkata apa-apa. Masih gemetar menahan rasa sakit yang hendak merobek-robek jiwanya.

    Tepat pada saat itu juga, suara yang terdengar sangat tak asing menggema di alam bawah sadar Shira. Ia mendongak, wajah Arwah Baik Hati terbayang di benaknya.

    “Shira Yashura! Aku, Gyl von Tiramikal, meminjamkanmu senjata tertajam yang telah kuasah sepanjang hidupku, ‘DEADLY STRIKE’!!! Semoga kau bisa menembus semua rintangan dengan senjataku ini!”

    Cahaya biru di dunia luar langsung menerobos masuk. Shira sebenarnya tak terlalu berharap Arwah Baik Hati akan menolongnya dari tekanan suara tua ini. Tetapi tak pernah terlintas di benaknya, Arwah Baik Hati ternyata malah membawa tekanan itu menjadi lebih kuat berkali-kali lipat lagi! Memberikan Shira rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

    “AAAAAAARRKKKHHHHHH!!!!”

    Mata Shira hampir menjadi merah darah ketika ia raungan perihnya menggetarkan jiwa-jiwa yang ada di dalam gerbang berkabut ungu.

    ***
     
    • Setuju Setuju x 1
  8. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    reserve untuk chapter 21

    semoga aja malem ini bisa updatenya
     
  9. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    power up nya udah nyampe juga, paling tinggal nunggu perkembangan selanjutnya :top:
     
    • Like Like x 1
  10. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    hooh, power upnya lagi jalan

    kena stuck lagi saya, chapter 21 mandeg euy :dead:
     
  11. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    pelan2 aja gan, kayak gw paling posting chapter'e seminggu sekali :top:
     
    • Like Like x 1
  12. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    kebelet selesain arc ini sih makanya ngebut juga, biar bisa lanjut nulis si shiranya berpetualang ke luar
     
    • Like Like x 1
  13. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    ya paling coret2 dikit aja dulu yg langsung kepikir. ntar berapa hari ini rapi2 in aja bagian yg ada buat chapter barunya. kadang pas ngedit cerita inspirasi lebih lancar daripada langsung nulis baru.
     
    • Like Like x 1
  14. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    iya okok makasi sarannya :xiexie:
    barusan udah gk kagok lagi sih, kayaknya senin malam bisa lancar lagi apdetnya :iiii:
     
    • Like Like x 1
  15. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    hmm, kayaknya setelah post chapter 21 malem ini saya bakal hiatus buat edit ulang semua chapter (jadwal edit sya majuin deh)
    agak lama kayaknya baru post chapter baru

    soalnya ada yang ajakin nulis di web yang sistemnya post gk bisa diedit lagi, macem web yang publish translate wuxia/xianxia, jadi kayaknya ini kesempatan saya buat belajar posting cerita dengan cara sehat, gak asal baru selesai tulis langsung di post :swt:

    jadi intinya di web itu bakal update berkala dari awal, saya stop posting di sini dan di blog sampai di web itu nyusul, setelah itu baru lanjut lagi
    sebenarnya buat ada jarak buat waktu ngedit sih :hehe:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Jan 23, 2017
  16. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0

    CHAPTER 21 – IMMORTAL BLOOD KNIGHT

    Di suatu tempat di langit.

    Sebuah kastil megah berdiri di atas awan. Dinding-dindingnya tak terbuat dari batu melainkan permata yang berkerlapan.

    Para penjaga dan prajuritnya merupakan baju zirah emas dan berdiri tegak tanpa ada manusia yang mengenakannya. Mereka adalah makhluk buatan. Berjalan kaku dan seperti sudah terancang arah gerakannya. Walaupun begitu, mereka adalah prajurit sangat tangguh yang telah melindungi kastil selama lebih dari satu juta tahun.

    Orang-orang sangat jarang terlihat di kastil tersebut. Kalau ada pun satu dua yang muncul, mereka adalah pemilik kastil dan semua prajurit emas mengikuti perintah mereka.

    Mereka berdarah manusia namun mengaku diri sebagai dewa. Karena tak ada makhluk hidup yang lebih kuat dari kaum-kaum yang mengaku dewa ini, mereka selalu menguasai langit dengan keagungan penuh arogan.

    Dan kini sang penguasa kastil sedang bersantai di halamannya. Dengan payung kecil yang terbuat dari sutra berkualitas sangat tinggi, ia tersenyum sambil meminum anggurnya.

    Penguasa kastil itu bernama Lord Darinkha. Sebagai seorang hedonis ia sangat menyukai bermalas-malasan seperti ini. Hidup di kastil mengambang di langit yang cerah sambil menikmati makanan dan minuman yang hanya bisa dinikmati dewa tingkat atas. Serta para wanita anggun berparas seperti peri saling bergantian menyuapinya buah-buahan segar atau sekedar menuangkan anggur ke gelasnya yang kosong.

    Lord Darinkha menghidupi hidup yang hanya dimimpikan pria mana pun.

    Tepat saat pria paruh baya berbadan gemuk ini tengah terbuai kehidupannya yang sempurna, seorang prajurit emas datang menghampiri halamannya. Suara baju zirah yang terus-menerus berderik keras ketika ia melangkah. Langsung saja membangunkan Lord Darinkha dari kenikmatannya.

    “Ada apa?”

    “Pesan penting dari yang terhormat Lord Rancuez.”

    Walau pun tak benar-benar ada makhluk hidup dalam baju zirah tersebut, si prajurit emas tetap bisa berbicara. Suaranya sangat dalam dan kaku, terdengar seperti robot. Saat ia mengatakan demikian, ia langsung berlutut sebelah kaki dan merundukkan kepala seraya mempersembahkan Lord Darinkha dengan sebuah gulungan berpita biru.

    “Pita biru?” ketika melihat gulungan yang tak biasa tersebut, dahi Lord Darinkha langsung berkerut. Biasanya ia memiliki sekretaris untuk mengurusi kabar-kabar dan gulungan yang masuk. Namun kali ini berbeda. Ia tahu pita biru mengungkapkan hal genting yang perlu direspons oleh penguasa setempat dengan segera.

    “Ah! Akhirnya dia kembali juga!” seru Lord Darinkha menepuk keras dahinya. Wajahnya yang berubah masam dan seruannya yang keras mengejutkan para wanita yang melayaninya. Ia langsung menyuruh mereka untuk kembali masuk, dan menggunakan sihirnya untuk memanggil pena berbulu emas dan tinta suci.

    Setelah itu ia memanggil semua bawahan terpercayanya. Tiga di antaranya adalah petarung yang memiliki gelar setengah dewa, serta dua yang lain adalah prajurit emas elite yang jauh lebih tangguh daripada penjaga biasa.

    “Kalian tau alasan kenapa aku memanggil?”

    Kelima bawahan itu terdiam. Wajah paruh baya Lord Darinkha yang gemuk tertekuk ketika mendengus keras lalu berkata:

    “Hmph! Kalau saja kalian gak melakukan kesalahan waktu itu, aku gak bakal berada dalam masalah besar sekarang!”

    Bawahannya tak bergeming mendengar suara kasarnya. Saat ini Lord Darinkha sedang sangat marah.

    “Lord Darinkha, tolong beritahu kami para pelayan Anda kesalahan apa yang telah kami perbuat. Selama kami berada di bawah perintah Lord, ketidaksempurnaan selalu membayangi kami. Khilaf, kami sangat khilaf. Tolong cerahi kami, Lord yang agung!”

    “Tolong cerahi kami, Lord yang agung!”

    Suara keempat bawahan yang lain menyatu keras penuh dengan nada respek. Lord Darinkha mendengus sekali lagi.

    “Tiga belas ribu tahun yang lalu. Kuperintahkan kalian membunuh seseorang. Dan dia kembali lagi. Apa kalian ingat?”

    Lima bawahan saling memandangi satu sama lain. Tak ada yang mengingat perkara tiga belas ribu tahun yang lalu itu.

    “Maafkan hamba, wahai Lord yang agung. Hamba tak ingat pernah gagal membunuh seseorang tiga belas ribu tahun yang lalu.”

    “Hmph! Siapa yang bilang kalian gagal membunuhnya! Orang itu mati, tapi kalian membiarkan arwahnya lolos! Dan sekarang, dia kembali lagi. Saat ini hanya beberapa dewa yang tau perkara ini. Tapi gak lama lagi, kastilku akan menanggung malu karena ketidakbecusan kalian waktu itu!”

    Baru setelah itu kelima bawahan Lord Darinkha teringat seseorang tiga belas ribu tahun yang lalu.

    “Jadi, manusia Pemberontak yang congkak itu kembali lagi. Setelah membunuh banyak pendeta-pendeta tinggi kuil kita dan mengganti nama benua itu dengan namanya, kita berlima dikirim untuk membunuhnya. Setelah lima tahun diburu, akhirnya ia dikhianati dan jatuh ke tangan kita,” bisik salah seorang setengah dewa kepada rekannya di samping.

    “Dengan artifact aneh waktu itu arwahnya berhasil kabur. Kalau dia kembali lagi ke permukaan, berarti dia sudah menemukan tubuh ideal untuk dirasuki. Kalau begitu, sudah jelas dia akan membangkitkan seorang pemberontak baru.”

    “Untuk seorang manusia, dia sangat merepotkan. Pemberontak terakhir tiga belas ribu tahun yang lalu....”

    “Gyl von Tiramikal. Satu-satunya manusia yang membuat tanganku gatal untuk melakukan pembantaian lagi!”

    Lama-kelamaan kelima bawahannya sibuk sendiri saling berbisik dan berdiskusi. Lord Darinkha hanya terdiam sambil menikmati gelas anggurnya.

    “Oi, jadi kalian sudah pada ingat?” sahutnya setelah beberapa menit berlalu.

    “Lord Darinkha! Izinkan kami untuk menebus kesalahan kami.”

    “Golden Wing Division berjanji akan menghancurkan arwah Pemberontak itu!”

    “Hungry Wolf Division berjanji akan melenyapkan darah Pemberontak yang bangkit itu. Kami tak akan mengecewakan Lord yang agung!”

    Setelah itu, ketiga ketua divisi yang lain saling memberikan sumpah mereka. Lord Darinkha hanya mengangguk-angguk serius.

    “Bagus. Aku berharap kalian gak melakukan kesalahan yang sama lagi. Pergilah dan kumpulkan pasukan. Turun ke bumi dan habiskan hama itu untuk selama-lamanya!”

    Akhirnya Lord Darinkha bisa bernapas lega. Selama tiga belas ribu tahun ia khawatir manusia bernama Gyl von Tiramikal akan muncul kembali, menyebarkan kegagalannya di kalangan para dewa langit. Tapi sekarang ia bisa bertindak saat manusia itu baru saja muncul.

    Ia percaya, jika arwah Gyl akhirnya bisa dihancurkan, garis Pemberontak akan menghilang selama-lamanya...

    Lord Darinkha tersenyum puas sambil memakan apel segar dan berbaring kembali di halaman kastilnya yang cerah.

    ***

    Pemberontak adalah gelar untuk manusia yang menentang otoritas kekuasaan langit. Mereka adalah musuh alami para dewa.

    Tiga belas ribu tahun yang lalu, seorang manusia yang diyakini sebagai Pemberontak generasi terakhir berhasil dikalahkan. Darah yang membasahi tanah tujuh benua di bumi akhirnya mengering dan peperangan tiba-tiba berhenti di mana-mana.

    Hari itu adalah hari yang memilukan bagi harga diri umat manusia. Walau sebagian besar dari mereka sekedar menganggap bencana telah terlewat. Itu karena selama dua ratus ribu belakang kejayaan Pemberontak telah memudar, umat manusia telah terbiasa hidup di bawah tekanan para dewa penguasa langit. Jadi mereka menganggap manusia yang berani melawan langit hanyalah orang-orang bodoh dan mencari masalah sendiri.

    Dengan begitulah Pemberontak terakhir dikhianati dengan mudahnya. Ia membawa harapan terakhir umat manusia dan para manusia sendiri yang menikamnya dari belakang. Pasukan dewa pun berhasil mengepungnya dan Gyl sampai di ujung hidupnya.

    Saat itu, dengan tubuh yang hampir hancur berkeping-keping, Pemberontak terakhir menyerukan akan memusnahkan clan-clan serta fraksi yang mengkhianatinya. Ia juga bersumpah suatu hari akan membawa bencana terbesar ke langit....

    Ia pun mati. Tubuhnya berubah menjadi abu. Dan ia masih dikenang semenjak mengubah nama benua kelahirannya dengan nama belakangnya.

    Gyl von Tiramikal. Setelah membunuh semua petarung dan pahlawan yang menjadi musuhnya, ia berdiri gagah di sebuah istana kerajaan terkuat yang ia rebut dengan tangannya sendiri. Setelah itu, benua kuno menghilang. Dan Benua Tiramikal terlahir beserta pula sejarah barunya.

    Seorang Adventurer muda. Memulai perjalanannya sebagai orang biasa. Bukan siapa-siapa.

    Dengan keringatnya sendiri mendapatkan warisan para Pemberontak masa lalu yang hilang.

    Dan akhirnya berhasil menjadi manusia terkuat di muka bumi tiga belas ribu tahun yang lalu!

    Saat ini, Gyl von Tiramikal sedang mengambang tak bergerak di suatu tempat di gunung Desa Badril. Setelah menanamkan benih Pemberontaknya kepada Shira Yashura, ia terdiam menunggu pilar cahaya biru yang menyelimuti Shira padam.

    “Bertahanlah, bocah. Aku gak tau apa yang menyebabkan jiwa Pemberontakmu bangkit. Tapi aku yakin suatu hari langit akan terjungkir balik oleh kedua tanganmu itu!”

    Gyl von Tiramikal, atau yang Shira kenal sebagai Arwah Baik Hati, merasa percaya diri akhirnya ia akan mendapatkan tubuh Shira. Semenjak satu tahun yang lalu ia melatih Shira. Waktu itu pemuda tersebut sangat lemah. Sekarang ia bisa mengalahkan hewan buas dan monster yang jauh lebih kuat darinya, dan merangkak naik menjadi seorang Pemberontak.

    Ketika ia menatap pilar cahaya biru yang gagah ini, matanya bersinar penuh kebanggaan seperti melihat anak kandungnya sendiri yang telah tumbuh besar menjadi seorang sukses.

    Tiba-tiba saja Gyl mengeluarkan batuk kering, menyadari pelan-pelan ia bersikap seperti Mama Ross.

    “Pada akhirnya aku akan merasuki tubuh anak itu. Ah, mataku kemasukan debu!” Gyl mengusap-usap matanya yang mulai basah.

    Bulan akan terpecah belah jika Gyl von Tiramikal yang hebat terharu oleh masalah sepele seperti ini!

    Gyl menggeleng-geleng pada dirinya sendiri. Tak ia sadari, sebuah sosok muncul dari tiang cahaya biru di depannya. Sosoknya menjadi padat dari gas-gas berwarna hitam yang keluar dari tubuh Shira.

    Sosok itu sekejap ada di depan Gyl. Arwah itu terenyak kaget, sontak saja mengeluarkan belati di kedua tangannya.

    “Siapa?!” ruangnya ganas. Awalnya ia menduga ada petarung kuat lainnya yang mengincar tubuh Shira dan menyalakan jiwa Petarung pemuda itu. Kemudian ia menyadari benih yang datang ternyata dari dalam tubuh Shira, dan Gyl pun menjadi lega.

    Tak ia sangka sebelumnya, ternyata ada seorang arwah yang bersemayam di tubuh Shira. Untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun ini Gyl merasa gugup. Ia tak bisa mendeteksi aura arwah itu sebelumnya. Faktanya, aura arwah tersebut menyatu dengan aura istimewa yang dipancarkan oleh Shira sebelumnya.

    “Jadi itu alasannya aura anak itu terasa sangat mengerikan. Ternyata yang kurasakan adalah aura arwah ini. Dia bisa meleburkan auranya dengan aura Shira.... sepertinya aku bukanlah tandingannya,” pikir Gyl von Tiramikal.

    Ia adalah seorang pahlawan yang pernah dinobatkan sebagai manusia terkuat di muka bumi. Namun ia tahu persis masih ada manusia-manusia kuat dari generasi sebelumnya yang bersembunyi di celah dan sudut dunia. Berhadapan dengan musuh kuat begitu tentu akan menyulitkan Gyl.

    Tapi ia tak takut. Ini bukanlah kali pertamanya ia berhadapan dengan musuh berkali-kali lipat darinya. Yang hanya ia butuhkan hanyalah waktu dan informasi detail tentang musuhnya, dengan demikian ia dapat mengendalikan situasi. Sayangnya, ia tak memiliki kedua hal itu seakrang. Arwah itu tiba-tiba muncul di depan wajahnya.

    Pelan-pelan sosok arwah tersebut terbentuk hingga menampilkan wujud seorang kakek tua kurus, hanya tersisa kulit yang menempel di tulang-tulangnya.

    “Jadi kamu Adventurer muda yang satu tahun mengikuti Shira Yashura. Hahahaha!” ia tiba-tiba tertawa tanpa sebab dan memukul-mukul kepalanya seperti sudah kehilangan akalnya.

    “Kakek tua. Jadi kamu yang membangkit jiwa Pemberontak bocah itu?”

    “Gunung, laut, dan langit MENUNGGU!!!” raungnya, nampak tak peduli dengan pertanyaan Gyl.

    “Sepertinya kamu sedang senang sekali, kek. Hehehe. Apa rencanamu untuk mengambil alih tubuh bocah itu hampir berhasil?”

    “HAHAHAHA!!!”

    Kakek itu menampar-nampar pahanya sambil memegang perutnya yang sakit karena tertawa terlalu keras. Sambil berguling-guling di tanah, ia menunjuk-nunjuk Gyl seolah-olah wajahnya begitu lucu sampai-sampai bisa membuat kakek itu tertawa terpingkal-pingkal.

    Gyl awalnya ingin berhati-hati terhadap arwah kakek ini dan menunggu hingga ia mengetahui tujuan sebenarnya si kakek. Tetapi setelah ditertawai kakek itu, wajahnya yang transparan langsung berubah merah padam. Hal yang paling dibencinya setelah ditikam dari belakang adalah ditertawai orang lain tanpa sebab.

    “Kakek sialan! Aku mengaku kalau kamu masih hidup aku bukanlah tandinganmu. Tapi kamu sudah mati sekarang! Arwah semata gak ada hak menertawaiku seperti itu!”

    Arwah kakek itu tiba-tiba terdiam. Wajahnya berubah serius. Ia menatap tanah di kakinya dengan ratapan serius sambil mengusap-usap kepalanya yang gundul. Kemudian mendongak kembali dan menatap dalam ke arah Gyl von Tiramikal.

    “Siapa yang bilang aku sudah mati?”

    Dengan sekali lambaian tangan arwah kakek tersebut, energi ruang di sekitarnya langsung bergetar. Seperti tengah ketakutan menghadap seorang kaisar keji yang ucapannya tak bisa di bantah sepatah kata pun. Beberapa detik kemudian, ruang dimensi seakan-akan terobek mengikuti arah lambaian kakek tersebut, dan sebuah sosok berbaju zirah karatan yang tengah tenang duduk bersila muncul dari situ.

    Ketika Gyl von Tiramikal melihat kejadian ini, wajahnya yang geram langsung jatuh pucat tak berwarna. Tubuh transparannya yang mengambang di udara gemetar hebat tak berdaya.

    “Ini.... ini....”

    Arwah kakek itu masih berwajah serius. Ia melihat ke arah wajah sosok berbaju zirah karatan di depannya. Wajah itu nampak muda dan kulitnya sangat pucat tak berwarna. Seperti tak ada darah yang mengalir di tubuhnya. Kelopak matanya tertutup. Ia tidur sangat tenang dan terlihat seperti tak akan ada yang bisa mengganggunya selama berabad-abad.

    Sedikit demi sedikit ia menyerap benang arwah kakek tersebut. Tubuhnya bergetar hebat. Suara besi berkarat yang saling membentur terdengar sangat ribut dari baju zirahnya. Dan akhirnya, benang arwah terakhir si kakek tua sudah diserap olehnya. Menyisakan hanya ia seorang bersama arwah Gyl di gunung itu, tentu saja selain tubuh Shira yang tak sadarkan diri dan Jerrin Yurin.

    Jerrin, yang semenjak tadi bersembunyi karena merasa tekanan dari pilar bercahaya biru terlalu kuat untuknya, melihat seorang arwah kakek keluar dari tubuh Shira dan membuat Arwah Baik Hati menjadi waspada. Kemudian ia juga melihat arwah itu membuat lubang dimensi. Membuatnya mengangakan mulutnya karena tak percaya apa yang dilihatnya.

    Tiba-tiba sosok muda berbaju zirah itu membuka matanya. Kewibawaan kuno yang tak bisa lekang oleh waktu bersinar-sinar dari pancaran matanya.

    “Semenjak awal zaman gak ada yang bisa membuatku mati. Kulepaskan arwahku hanya agar menghindari momen waktu yang mengikat terlalu lama. Dengan begitu aku bisa tenang menunggu kedatangan Spirit Conductor.”

    Walau terlihat sebagai seorang pemuda berkulit pucat, sosok berbaju zirah itu memiliki suara yang sangat tua dan kuno.

    Gyl von Tiramikal hanya bisa tersenyum masam sambil menggaruk-garuk pipinya.

    “Jadi kukira tadi siapa pahlawan yang bersemayam di tubuh Shira Yashura. Ternyata Tuan Immortal Blood Knight. Aku gak menyangka bertemu dengan sosok legendaris seperti Anda.” Ia sedikit membungkukkan tubuhnya menunjukkan rasa hormat. Namun dalam benaknya ia terus-menerus menyusun rencana untuk merebut Shira darinya.

    “Aku tau alasanmu berada di samping anak ini. Tapi kuperingatkan padamu. Shira Yashura hanya memiliki dua jalan di hidupnya. Mati atau menerima takdirnya sebagai seorang Spirit Conductor,” kata Immortal Blood Knight sambil pelan-pelan bangkit dari duduknya. Lalu ia menengadah ke arah langit. “Aku sekarang sudah gak bisa lagi menjaganya lagi. Pasukan mereka sudah berkumpul untuk menyerang. Aku akan berjaga di perbatasan bumi dan langit. Dengan begitu mereka gak bakal berani menyerang. Setidaknya jika Kaisar Langit gak ikut campur dalam masalah ini.”

    Kaisar Langit... Gyl von Tiramikal sudah mendengar sosok legendaris yang berada di puncak dari segala makhluk hidup yang ada dan adalah tiran bagi para dewa di langit.

    “Kukira Immortal Blood Knight gak takut pada Kaisar Langit,” bisik Gyl pelan, tapi tetap saja Immortal Blood Knight bisa mendengarnya. Jadi ia mendapatkan tatapan yang menggetarkan bulu kuduknya.

    “Aku gak pernah takut kepada Kaisar Langit. Tapi di saat yang bersamaan bukan aku yang ditakdirkan untuk mengalahkannya,” kata Immortal Blood Knight datar, tak ada tanda-tanda emosi di suaranya.

    Setelah itu, pemuda berbaju zirah berkarat itu melambaikan tangan seperti yang dilakukan arwah kakek sebelumnya. Ruang dimensi bergetar kembali, dan membuat lubang di depannya.

    “Lanjutkan membimbing Shira Yashura seperti sebelumnya,” pesan sang Immortal Blood Knight kepada Gyl yang sebenarnya sedang sibuk dalam benak membuat rencana untuk mengibulinya. “Kalau dia bisa bertahan hidup mengejar takdirnya, anak itu akan menjadi Pemberontak yang lebih hebat dariku. Langit akan bergetar ketika mendengar namanya saat itu. Lagi pula, yang hanya bisa mengalahkan seorang Spirit Conductor.... adalah Spirit Conductor lain!”

    Ia menengadah ke langit sekali lagi. Kali ini ke tempat yang berbeda. Kemudian ia menajamkan tatapannya, seperti tengah melototi dua mata yang sedang mengawasinya.

    Tak lama kemudian, ia melangkah masuk ke dalam lubang dimensi itu. Tubuhnya yang dilapisi baju zirah berkarat langsung lenyap di telan energi ruang.

    Ia menghilang begitu saja. Meninggalkan Gyl von Tiramikal yang tenggelam dalam lamunannya.

    “Jadi legenda kalau Immortal Blood Knight belum mati ternyata benar. Terus skill barusan yang membuat lubang dimensi itu.... ‘Liquid Dragon Flowing Style’! Waktu itu sejarawan Golden Ink Sect menulis tentang Immortal Blood Knight yang menciptakan skill legendaris ini. Tapi semua orang hanya menertawainya.”

    Logikanya, tak mungkin seorang Pemberontak menciptakan dua atau lebih skill Pemberontaknya. Arwah Baik Hati atau Gyl von Tiramikal dulu menciptakan ‘Deadly Strike’ dan membunuh ribuan raja dan jenderal yang menentangnya. Sedang Immortal Blood Knight kemudian menciptakan skill keabadian yang membuat namanya tenar di muka bumi dan langit.

    “Hehehe. Jadi sepertinya sejarawan itu benar. Immortal Blood Knight, orangnya terlalu keren jadi logika gak berlaku padanya. Sama sepertiku, hehehe. Suatu hari nanti, aku akan mendapatkan ‘Liquid Dragon Flowing Style’ dan ayo kita lihat apakah langit masih bisa bersikap arogan di depanku. Hmph! Hmph!.”

    Semenjak ia menjadi seorang Pemberontak, Gyl von Tiramikal sangat terobsesi dengan ‘Liquid Dragon Flowing Style’. Skill yang bisa membelah ruang dimensi dan memungkinkan penggunanya untuk menyelip di antara dinding dimensi dan berkelana ke dunia lain.

    ‘Liquid Dragon Flowing Style’—sebuah skill legendaris yang mampu menantang takdir!

    ***
    Hiatus dulu ya :bye:
     
    • Like Like x 1
  17. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    hmm...kayaknya rada tanggung juga lol, masih belum nyampe ke duel shira ma donkey kong. tapi reveal nya cukup menarik juga, scale petualangan nya jadi semakin besar.
     
    • Like Like x 1
  18. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    sori mendadak om, sebenernya saya juga bingung sih mau updatenya kayak gimana, rencananya hiatus ngedit pas sesudah shira lawan monyet itu, tapi tadi ada yang ngajakin taruh cerita ini di webnya, sempet konsul juga sih sedikit tentang gimana enaknya update di situ, setelah itu saya baru sadar kalau cerita saya musti buru-buru di edit semua sebelum kebanyakan chapter kerukut yang numpuk :hot:

    tapi kayaknya saya masih nulis chapter baru deh sambil ngedit, cuma gak teratur selesainya seperti kemarin dan gak dipost (cuma saya mau liat aja sih perkembangan plotnya kayak gimana, biasanya saya nyusun plotnya sambil jalan nulis)
    nanti kalau sudah ada boleh minta draftnya lewat vm kalo pengen baca :peace:
    -------------------------
    kayaknya pas cerita ini hiatus saya mau tengok proyek saya yang sebelah :iii:
    barangkali aja seru buat dilanjutin
     
    • Like Like x 1
  19. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    kalo soal draft gw juga gk terlalu bisa ngomong banyak, ya udah deh nanti gw tungguin proyek yg lain'e lagi :haha:
     
  20. NodiX M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 7, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    122
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +921 / -0
    okok kyknya yg supreme magician bakalan remake saya
     
  21. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    baru mulai cerita kok sudah diremake :bloon:
     
    • Like Like x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.