1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Official Short Story Fiesta ~ Mari Menulis Cerpen dan Membuat Antologi Bersama

Discussion in 'Fiction' started by Fairyfly, May 17, 2015.

  1. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    oh well, gk jadi post deh, mungkin buat event kali ini gw bakal pass dolo :lalala:
     
    Last edited: Mar 9, 2016
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,171 / -58
    Lha perasaan udh tulis judul EGG gitu atau apa :lol:

    ---------------------



    Ini bagus nih gambarnya siapa tau ad yg mau bikin cerita :ngacir:
     
  4. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    lagi gk mood ngepost cerita yg begitu :ngacir:

    ya mungkin tunggu deadline dolo aja :lalala:
     
  5. Irenefaye M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 15, 2010
    Messages:
    278
    Trophy Points:
    77
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +444 / -0
    I'll try to join this, but no promise
     
    • Like Like x 2
  6. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    Dengan berbekal persenjataan selengkap mungkin dan persiapan yang matang, tim Naninu yang merupakan Guild terbaik di dunia Erak ini pergi ke pegunungan tengah dan pergi ke suatu gua terpencil yang hanya muncul saat gerhana matahari total. Tujuan mereka satu: merebut Dark Orb dari dewa kegelapan, Batara Kala. Sudah enam Orb mereka kumpulkan selama 3 tahun terakhir: Red Orb dari Demi-Gods Hercoules di reruntuhan Sparta, Yellow Orb dari Naga Liong di tembok besar timur, Green Orb dari monster ingus di hutan Ugandan, White Orb dari Raja Barbar Beowulf di Geremani, Blue Orb dari Ratu laut Nyi Roro Ngidul di laut selatan, dan Pink Orb dari penyihir Marima di Yamana.

    Barang siapa yang bisa mengumpulkan 7 orb, mereka akan mendapatkan 3 slot permintaan dan akan dikabulkan oleh dewa tertinggi Erak, Eradu. Tim Naninu sudah berambisi mendapatkan semua orb yang hampir mustahil dikumpulkan oleh para Guild biasa karena mereka ingin bebas dari dunia ini. Ya, sembilan orang pendiri Naninu yaitu Rajib. Arnov, Karim, Bandot, Ogi, Hanny, Agil, Adit, dan Yoko bukan dari dunia ini. Mereka terjebak di dunia ini 5 tahun lalu gara-gara dijebak oleh seorang pria tua yang ternyata Eradu. Eradu mengerjai mereka dan sengaja membawa sembilan anak SMP ini apakah bisa bertahan hidup di dunia Erak atau tidak.

    Karena sembilan pendiri Naninu bukan orang dunia Erak, jadinya mereka mati ya mati, tak seperti yang lain yang bisa hidup kembali di kuil atau gereja. Beruntung mereka bisa bertahan hidup, beradaptasi, dan menjadi para petualang yang memiliki level rata-rata 100!

    Dengan membawa seluruh anggota Guild dan sekutu, Guild Naninu berhasil masuk ke basement kesepuluh di mana Batara Kala menunggu para petualang. Seluruh petualang, mulai dari kelas penyihir, pendekar, prajurit, pencuri, sampai pelawak tewas dan kembali ke checkpoint sebelumnya kecuali seluruh para pendiri Naninu.

    Perlu diketahui terlebih dahulu tipe kelas-kelas para pendiri Naninu: Rajib pendekar level 102 bersenjatakan halbedir yang juga ketua Naninu, Arnov penyihir level 101 bersenjatakan tongkat sihir yang juga wakil, Agil pencuri level 100 bersenjatakan kapak, Karim sang pendekar level 105 bersenjatakan busur silang, Hanny sang penyihir bersenjatakan tongkat sihir pendek level 99, Bandot sang pendekar gendut level 100 bersenjatakan perisai dan pedang panjang, Ogi sang pendekar level 101 bersenjatakan dua pedang, Yoko sang penyihir level 101 senjata tongkat bambu, dan Adit sang pendekar level 101 bersenjatakan tombak.

    “Semua, apa kalian sudah siap?” tanya Rajib kepada teman-temannya. Ia melihat semua temannya yang dari tadi tidur-tiduran mulai terbangun. Rajib menyadari semua kawan-kawannya ini sudah lelah secara mental dan ia menyemangati mereka berkali-kali dengan mengingatkan kalau bisa mengalahkan Batara Kala, mereka bisa kembali ke Indonesia dan melanjutkan kehidupan normal di mana tak ada monster berkeliaran di sekitar dan dunia yang ada internetnya.

    “Kuulangi lagi, apakah kalian siap?!”

    “SIAP!!” jawab semua anggota tersisa seraya menangkat-angkat senjata mereka.

    “Ayo,” kata Rajib membuka gerbang batu tersebut.

    Di dalam gerbang, Rajib bersama sembilan temannya melihat ruangan tersebut gelap gulita. Rajib merasakan ruangan ini cukup luas karena ia merasakan angin yang berhembus sepoi-sepoi dari utara ke selatan. Dengan obor yang mereka bawa, mereka membakar obor-obor dinding yang mereka temukan dan setelah ruangan cukup terang, Rajib menoleh kesana-kemari.

    “Batara Kala, mana kau!!” panggil Rajib keras. Ia memegang erat halbedirnya takut musuh menyerang tiba-tiba.

    “SELAMAT DATANG PARA PETUALANG.”

    Muncul sesosok kepala monster di angkasa yang perawakannya seram dan mengagetkan semua anggota Naninu. Mukanya merah layaknya orang marah, tapi merahnya tersebut memang kulitnya. Matanya melotot dan cukup besar ketimbang bos-bos yang pernah dikalahkan Naninu. Kedua tangan Batara Kala keluar dari kegelapan. Sedikit kelihatan kuku Batara Kala yang sangat tajam dan sedikit mengucurkan darah. Mungkin bekas mangsanya kemarin, pikir Rajib. Di antara para bos Orb, ini adalah monster paling jelek dan paling gila karena status darah dan Mana-nya infinite!!

    “Tidak mungkin,” kata Karim kecil. Ia tak pernah menyangka bahwa musuh jenis dewa itu infinite darahnya. Demi-gods saja sudah merepotkan untuk dibunuh karena punya nyawanya 7, apalagi Batara Kala yang memang dewa!

    “Kita akan mati,” gumam Ogi sedikit ketakutan. Kedua pedang yang dipegang dikedua tangannya bergetar dan terancam lepas.

    “Semua, tenang!! Batara Kala bisa kita kalahkan!” teriak Arnov menghancurkan suasana bimbang para petualang. “Dia infinite karena dia adalah pengendali waktu! Kalau kita bisa tekan dia apalagi kita punya orb-orb, aku yakin Batara Kala bisa dihabisi!”

    “Cukup percaya diri kau, penyihir jerawat,” ledek Batara Kala kepada Arnov. Arnov sedikit kesal dengan provokasi tersebut dan mengancam akan membalasnya nanti. “Coba saja kalian bunuh aku selama hitpoints kalian ada!”

    “NANINU, MAJU!!” seru Rajib seraya menodongkan halbedirnya ke Batara Kala dan pertempuran dimulai.

    Arnov, Hanny, dan Yoko membentuk formasi segitiga dan membacakan mantra-mantra sambil mengumpulkan bola api di masing-masing tangan mereka. Sementara itu, Karim menembaki muka Batara Kala dengan busur silangnya berkali-kali, tapi tiap kali panah melesat ke arahnya, Batara Kala langsung tertelan di balik kegelapan yang masih ada.

    Para pendekar lain bersiaga di sekitar para penyihir terlebih Batara Kala yang mendadak menghilang. Tiba-tiba…

    “BATARA KALA!” teriak Ogi melihat sebuah tangan muncul dibalik bayangannya dan mencoba menariknya ke dalam. Dengan kedua pedangnya, Ogi mencoba melawan tapi tangan monster ini sangat keras dan tak terlihat HP musuh turun. Bandot dan para pendekar mencoba menolang, tapi tak ayal mereka juga tertarik oleh tangan Batara Kala. Beruntung para penyihir tak kena karena bayangan mereka cukup kecil akibat penerangan api para penyihir. Karim yang ada di sekitar mereka cukup tertolong dan ia terus menembaki tangan-tangan bayangan tersebut walaupun tak ada hasilnya.

    Rajib yang terdesak itu mendongak dan melihat ada Batara Kala di langit-langit. Kedua tangannya ada di sana dan si dewa waktu tersebut menjulur-julurkan. Entah meledek atau ia sedang lapar.

    [​IMG]

    “SEMUA, MAAF TERLAMBAT!” teriak Arnov dan semua penyihir langsung menghempaskan api ke segala arah sehingga menghancurkan tangan-tangan bayangan tersebut. Sayangnya itu membuat HP para pendekar berkurang 3.000 point. Beruntung rata-rata maksimal HP 90.000 jadi tak masalah.

    “Lumayan,” seloroh Batara Kala. “Tapi rasakan serangan kalian sendiri…”

    Mendadak api yang tadi dilepaskan kembali layaknya rewind sebuah video sehingga membuat semua anggota Naninu terkena serangan tersebut.

    “Cih, kalau kayak begini terus kita bisa mati tanpa memberikan perlawanan berarti,” gumam Bandot.

    “Tenang saja, pertarungan sebenarnya baru dimulai,” ujar Arnov seraya mengeluarkan semua Orb-nya dari ransel. Ia mengambil Yellow Orb dan membacai mantra sehingga semua ruangan ini menjadi terang layaknya diterangi lampu bohlam. Hal tersebut tentu membuat badan Batara Kala terlihat dan HP serta Mana-nya tidak infinite lagi. HP-nya 1.000.000 sedangkan Mana-nya 10.000. “Beruntung juga ya kalau mengumpulkan Orb-Orb sebelum mengalahkan musuh paling kuat.”

    Batara Kala kaget para petualang tersebut bisa membuat separuh kekuatan utamanya hilang, tapi ini bukan berarti ia akan gampang dikalah. Dengan seringaian kejam, ia bersiap menghancurkan mereka kalau mereka berlari ke arahnya.

    “SERANG!!” seru Rajib seraya berlari. Dengan diikuti para pendekar yang membentuk formasi V, Rajib bersiap menyerang dada raksasa tersebut yang tingginya sekitar 10 meter. Tingginya raksasa tersebut tak akan menghalangi para pendekar menyerang karena di level 50, mereka sudah belajar cara melompat tinggi sehingga mereka bisa melompat 1.5 meter tiap kali palig tingginya.

    Batara Kala mulai diserang dari segala arah contohnya saja Ogi dengan kecepatannya merobek-robek kaki kanan Batara Kala sedangkan di kaki kiri ada Bandot yang menghempas-hempaskan kapaknya tanpa ampun.

    Serangan jarak jauh dilancarkan para penyihir dengan menembakan bola-bola api, laser, es, dan listrik sehingga membuat Batara Kala tak sempat menyerang balik. Namun Batara Kala memang sengaja tak menyerang balik sampai HP-nya 950.000.

    “Rasakan ini,” kata Batara Kala menyeringai seraya menghempaskan energi kuat dari tubuhnya sehingga mementalkan semua orang di sekitarnya bahkan Karim dan para penyihir ikut-ikutan terhempas walaupun tak sejauh para pendekar. Energi serangan tersebut memiliki nilai sama dengan serangan yang telah dilakukan Naninu selama ini. Jadinya tak heran sekarang HP mereka berkurang hampir seperempatnya.

    Melihat para petualang tak berdaya, Batara Kala langsung menyerang Agil yang ada paling dekatnya dengan menginjaknya terlebih dahulu. Agil tak berdaya. Ia berusaha untuk melawan, tapi Batara Kala makin keras menginjaknya sampai HP-nya nyaris 40%. Karim mencoba melawan dengan menembaki mata Batara Kala, tapi panah tersebut ketika nyaris mengenai bola mata kiri raksasa tersebut, panah tersebut langsung menyerang balik Karim.

    “Sepertinya kau enak untuk dimakan…” kata Batara Kala lalu melepaskan injakan tersebut dan mengangkat Agil setinggi mungkin.

    Batara Kala membuka mulutnya dan bersiap melahapnya, tapi Rajib dan Arnov tak membiarkannya. Dengan tembak api phonix Arnov yang mengenai dada Batara Kala, Agil terbebas dan Rajib mengambil kesempatan tersebut dengan menusuk dada raksasa tersebut yang sedikit terbakar.

    Halbedir Rajib menancap tepat di jantung Batara Kala dan membuat HP-Batara Kala turun drastis, tapi ini bukan berarti Naninu sudah mau menang. Batara Kala reflek mencakar Rajib yang mencoba menusuk lebih dalam sehingga membuat Rajib kehilangan 10% HP. Tanpa membuang banyak waktu, Rajib langsung diambil Batara Kala dan kepala ketua Naninu tersebut langsung pecah ketika Rajib masuk ke dalam mulut raksasa tersebut. Rajib mati.

    Seluruh anggota Naninu yang tersisa shok berat melihat kejadian tersebut. Arnov yang merupakan teman terbaik Rajib semenjak SD. Dengan kekesalan tingkat tinggi, Arnov langsung melancarkan sihir ledakan tepat di Batara Kala. Ledakan besar terjadi di tempat Batara Kala dan seluruh penyihir disuruh Arnov untuk melancarkan sihir yang menguras banyak Mana tersebu sementara itu Karim dan para pendekar meminum obat untuk mengingkatkan HP-mereka.

    “Hebat juga kalian..” kata Batara Kala setelah Arnov dan para penyihir lain kekurangan Mana untuk melancarkan sihir ledakan. Ia melepaskan halbedir Rajib dari jantungnya dan luka tusuk tersebut langsung sembuh dengan cepat. HP-Batara Kala yang tersisa hanya 780.000.

    “Sepertinya akan memakan waktu lama untuk menghabisinya,” gumam Karim melihat betapa kuatnya Batara Kala. Ia ingat pas Guild-nya melawan Nyi Roro Kidul dan Demi-Gods yang sangat sulit, tapi lebih sulit sekarang karena musuh bisa mengendalikan waktu.

    “Rasakan ini!!” kata Batara Kala lalu mengoyang-goyangkan badannya sehingga menimbulkan gempa yang cukup besar. Gempa tersebut memang tak merusak ruangan ini, tapi hitpoints para petualang berkurang 1.000.

    Semua petualang terkapar di lantai dan berusaha untuk bangkit. Karim mulai berdiri dengan tegak dan membetulkan kacamatanya. Secara tak sengaja ia melihat darah Batara Kala bertambah dengan sendirinya dengan kecepatan 1.2 HP/detik sehingga membuat Karim menepuk jidatnya. “Bakal susah nih kalau musuhnya begini. Macam melawan Gamemaster..”

    **
    1 hari kemudian…

    Pertarungan melawan Batara Kala amat sangat melelahkan. Hampir satu hari penuh –tanpa istirahat– anggota Naninu tersisa bertarung melawan Batara Kala. Sekarang HP Batara Kala tinggal 803 dan yang tersisa dari kubu Naninu hanyalah Arnov dan Ogi. Semuanya sudah mati karena kehabisan HP, dimakan Batara Kala, dan terjebak tanah akibat serangan gempa. HP Arnov tinggal 40 dan Mana 9 sedangkan HP-nya Ogi 60 jadinya mereka lebih sering lari ketimbang menyerang.

    “N-Nop, masih menyimpan obat?” tanya Ogi sedikit terengah-engah nafasnya. Beberapa saat lalu ia harus lari kesana-kemari untuk mendapatkan kesempatan menusuk.

    “T-Tidak. S-Semuanya sudah habis. Mau cari di tas teman-teman kita sudah kosong semua,” jelas Arnov kelelahan. “Ayo selesaikan pertempuran ini. T-Tidak apa-apakan kalau kau kukorbankan buat melawan Batara Kala?”

    Ogi menangguk dan mereka langsung melancarkan serangan lagi. Batara Kala mengeleng-geleng kepalanya melihat kegigihan anggota-anggota Naninu ini.

    Ogi berlari ke arah Batara Kala berada sementara Arnov mengandalkan Pink Orb untuk meningkatkan Mana-nya sehingga ia bisa menyerang raksasa tersebut lagi. Semua Orb sudah dicoba Arnov seperti White Orb untuk meningkatkan daya serangan para pendekar, Red Orb untuk meningkatkan pertahanan, Green Orb untuk menahan serangan musuh, dan Blue Orb untuk mengeluarkan sihir air yang tak ada gunanya kalau melawan Batara Kala! Perlu diketahui kalau mau pakai Orb lain, mesti dimasukan lagi Orb lain ke dalam tas jadinya Arnov tak lama-lama memakai Pink Orb untuk kembali memakai Yellow Orb. Waktu para penyihir lain masih hidup, mereka menggunakan Orb-Orb tersebut untuk mendukung daya gempur para pendekar.

    “Sepertinya aku bisa memakai sihir ledakan lagi,” gumam Arnov seraya menyiapkan sihir ledakan setelah selesai memakai Pink Orb. Ia melihat Ogi sedang bertarung melawan Batara Kala dengan Hp-nya yang terus berkurang.

    “Rasakan ini!!” teriak Arnov selesai menyiapkan serangan dan meledaklah Batara Kala beserta Ogi yang membuat pendekar ini mati.

    Batara Kala kehilangan 700 HP-nya dan HP-nya tinggal 10. Dengan kekesalan begitu tinggi, ia berlari menuju Arnov dan bersiap menerkamnya.

    Arnov kehabisan Mana. Ia tak punya banyak waktu lagi karena lawannya sudah di depan mata. Dengan terpaksa ia memumut kapaknya Bandot yang ada di kakinya dan melemparkan ke Batara Kala.

    Kapak tersebut menancap di pusar Batara Kala dan raksasa tersebut kehilangan 7 HP. Tinggal 6 HP lagi dan Arnov langsung mengeluarkan pedangnya yang selama ini tak pernah ia pakai. Selain itu, ia juga mengambil halbedir Rajib yang tergeletak di dekatnya. Dengan sekuat tenaga, ia langsung melompat ke dada Batara Kala dan menusuk jantung raksasa tersebut dengan kedua senjata tersebut.

    Batara Kala langsung terkapar di lantai dan muncul Dark Orb yang keluar dari mulut raksasa tersebut. Dark Orb tersebut ditangkap Arnov dan menyatukannya dengan semua Orb yang ada. Tiba-tiba semua orb tersebut terbang ke langit-langit dan muncullah asap tebal yang memunculkan raksasa besar. Perawakan raksasa besar tersebut menyerupai kakek-kakek dengan jenggot putih lebat, dan keriputan.

    “Kalian sudah sukses mengumpulkan Orb. Akan kuberikan 3 permintaan!” kata dewa Eridu yang suaranya mengelegar saut ruangan.

    “Aku minta semua temanku hidup, aku minta kami semua kembali ke kelas 9, dan aku minta kau tak membawa kami ke dunia ini.”

    “Baiklah. Akan kukabulkan, tapi sebelumnya kau tutup mata dulu,” ujar Dewa Eridu.

    Arnov menutup matanya dalam-dalam dan terdengar jentikan jari. Ketika Arnov membuka matanya, ia melihat ia duduk di bangku paling belakang kelas. Ia melihat guru matematika sedang menerangkan pelajarannya dan para teman-teman sekelasnya memperhatikan pelajaran.

    “Ah, kembali seperti semula..” gumam lega Arnov. “Jib, inget petualang kita?”

    “Petualang? “ bingung teman sebangkunya. “Ngayal apa kamu, Nop?”

    “Ya sudah kalau tak ingat. Baguslah.”
     
    • Like Like x 2
    • Setuju Setuju x 1
  7. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    The World Is Falling In Love

    [​IMG]

    Dia suka hujan. Melihat tetesan air yang jatuh ke bumi, menciptakan irama yang tidak tergantikan dengan apapun. Karena itulah, setiap saatnya, meski sesibuk apa, dia selalu berusaha menyempatkan diri berhenti. Sejenak. Sesaat. Mengapresiasi hadirnya keberkahan yang datang.

    Mungkin bagi sebagian orang, hal sesederhana itu, fenomena alam yang sudah biasa terjadi, bukanlah sesuatu yang penting untuk dipahami. Oh. Bukankah hujan hanya sebuah proses pergerakan air? Para ilmuwan telah berhasil memecahkannya sejak dulu.

    Tapi bukan itu yang dimaksud dengan memahami. Dan bukan itu yang diperlukan dari mengerti. Dia terkadang berpikir. Berapa banyak orang yang sebenarnya secara sadar dan tidak melewatkan kebahagiaan sekecil ini?

    Langit biru yang luas membentang. Lebih indah dari lukisan manapun, lebih megah daripada gambar yang tertangkap dalam lensa penuh rekayasa. Tidak perlu banyak gradasi warna. Bahkan sekedar biru muda yang kosong pun cukup jika bisa menikmatinya. Tapi orang seringkali melewatkannya. Menganggapnya sesuatu yang biasa. Dan meskipun itu benar adanya. Itulah yang menjadikannya istimewa.

    Sementara hujan seringkali disambut dengan gerutuan. Padahal iramanya lebih menenangkan dan menggetarkan dibanding denting piano atau kumpulan nada dalam musik klasik karya komposer ternama. Kombinasi suara dari rintik air yang turun, pantulannya dengan genting, ditambah bunyi cipratan dari air yang menggenang. Dan meski bercampur dengan klakson kendaraan, bising mesin, riuh percakapan, tidak ada yang bisa menghancurkan melodinya.

    Dia mengerjapkan mata ketika menyadari perubahan di sekitarnya dan tersenyum semakin lebar. Melihat sinar matahari yang kembali menyelusup di antara awan-awan kelabu yang mulai memudar. Memunculkan warna-warni bias cahaya. Oh. Itu bukan cinta. Dan seberapa banyak pun orang berkata, tidak seharusnya ada yang boleh memaknai keindahannya dengan sesuatu lain yang tidak bermakna.

    gambar sebenernya bukan yg ini sih... gambar awalnya cuma hujan. tapi karena endingnya begitu jadi yah...:ngacir:

    dan judul terjadi karena lagi keseringan denger lagunya cuma demi lirik: sekai wa koi ni ochiteiru hikari no ya mune wo sasu kimi wo wakaritaindayo nee oshiete

    as usual if I wrote flashfic, there's no actual plot
     
    • Like Like x 2
    • Setuju Setuju x 1
  8. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    kemaren bagusan, sekarang ampir semua naskahnya mau aku skip :swt:

    well, feels like, what? Is it even intense? action yang ampir2 gak berasa actionnya. the only thing good is the end (which is kinda predictable btw)

    okelah, menunggu karya abdul yang lainnya lagi. kali2 muncul yang bagusan

    ...I'm sorry. I don't really get it. jadi, seseorang yang suka hujan dan bisa melihat sisi lain dari hujan yang orang2 sering menggerutu tentangnya, ya?
     
    • Thanks Thanks x 2
  9. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    mungkin gw bisa nulis mulai besok siang / sore.

    ah.....setelah sekian lama akhirnya merasakan angin kebebasan juga. :lalala:
     
  10. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    Kalau dari yg kumaksud, bukan.
    Well, daripada cerpen/cerita... entah kenapa IMO lebih kyk puisi sih. Kalau ngerti malah lebih heran:ngacir:
     
  11. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    [​IMG]
    Ya, I'm get it and not get it what merp what to say it kekya

    wogh mod mw nulis malam ini :kaget: ikutan jg deh :swt::swt: semoga selesai malam ini jg.
     
  12. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    baru mulai nulisnya besok oi, skrg masih sibuk berjuang :hammer:
     
  13. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    Kayaknya mesti fokus di SOL kalau penulisannya mau berkembang :bloon:
    dapetnya gambar kayak gitu dan kepikirannya plotnya ketimbang gambar lain yang malah biking bingung akhirnya bikin aja sesuai yang ada di kepala...
     
  14. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    well, berbeda ma yg dikomen lalat, yg gw baca ini cerita seru2 aja sih karena kebayang pas main rpg trus tegangnya mulai kerasa pas ada salah satu anggota yg mati.

    overall gw sebenernya cukup enjoy ama tipe eksposisi infodump yg ada pada cerita.

    pretty nice rpg-ish story so far, good job.

    gw jadi inget pas kemaren2 mau tidur gw hampir selalu muter rekaman suara hujan yg 10 hour.

    enjoy nature sounds, enjoy life, be one with nature. overall i like the message.
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  15. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    Emang Batara Kala inspirasi pas nonton konosuba dan kebetulan punya gambar buatan temen yang bikin ane berandai-andai game rpg
     
  16. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    Jin Sundul

    [​IMG]

    Pada tahun ini, tepatnya bagi yang berulang tahun ke delapanbelas pada tanggal 29 Februari 2016, akan ada perayaan bagi segelintir anak terpilih. Mereka akan dikaruniai seorang jin yang akan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pada setiap anak akan dikarunai tiga permintaan istimewa—yang tak dapat dibantah jin apapun permintaannya—tapi yang pastinya harus sesuai dengan kemampuan jin tersebut lah.

    Setelah ketiga permintaan istimewa itu digunakan, jin tersebut akan bebas dari kontrak dengan anak terpilih. Bila tidak digunakan seluruhnya, jin tersebut akan pergi juga per tanggal 28 Februari empat tahun berikutnya Jadi sebisa mungkin, empu ketua para jin mengatakan pada anak-anak: lebih baik segera gunakan perintah istimewamu sebelum kamu terlalu terikat dengan jin.

    "Empat tahun cepat sekali berlalu dan ketika kamu begitu terikat dengan mereka, kamu akan ikut terbawa ke alam jin untuk selama-lamanya—dan tak akan pernah dapat kembali. Hal ini mungkin sangat buruk—lingkungan alam jin tidak bersahabat untuk manusia--kecuali kamu sungguh ingin bersama dengan mereka."

    Kata empu ketua, hal tersebut hanya dapat digagalkan jika anak terpilih menggunakan ketiga permintaan istimewa sebelum tanggal 28 Februari 4 tahun ke depan. Tetapi, bila mereka sungguh cocok satu sama lain, tidak jarang bahwa ketiga permintaan istimewa tak akan pernah digunakan, dan lumayan banyak yang terbawa ke alam jin. Beberapa malah lepas dari kontrak dengan anak terpilih lantaran mereka tidak suka tuannya, jadi mereka gunakan tipu muslihat agar tuannya langsung menghabiskan ketiga pertanyaan begitu saja.

    Kontrak antara manusia dengan jin selama empat tahun ini didasarkan oleh pemikiran sang penguasa alam jin, bahwa diperlukan hubungan penuh cinta-kasih antara manusia dengan jin, agar bangsa jin dapat makmur dan sejahtera—mereka tidak dapat hidup sendiri. Keinginan untuk membantu manusia menunaikan tugas mereka seperti sebuah panggilan hidup, dan mereka sudah muak hanya disalahgunakan oleh para dukun pelet.

    Dipilih tanggal 29 Februari karena saat itu menyatulah keempat fase bulan, dan saat itulah kekuatan jin sedang berada pada masa puncak sehingga mereka dapat menampakkan diri ke dunia manusia sangat leluasa. Dipilih mereka yang berulang tahun tepat pada yang ke delapanbelas karena saat itulah mereka tepat beranjak dewasa pertama kali—dengan naluri kemudaan dan keperjakaan yang melimpah—suatu hal yang sangat menggiurkan bagi para jin.

    Mereka yang dipilih semuanya adalah perawan ataupun perjaka—bagi yang sudah punya pengalaman tidak pernah dapat kesempatan terpilih, karena ya, mungkin para jin tidak suka barang sekon.

    Inti kata, begitulah tata-cara pelaksanaan kontrak antara manusia dengan jin. Namun cerita belum selesai.

    Pada tahun ini, tanggal 29 Februari 2016, ada suatu kejadian yang sangat aneh di kota Madagascar. Kota ini memang memiliki frekuensi anak-anak dengan kompatibilitas spiritual yang tinggi, namun di tahun ini terjadi sesuatu yang aneh. Seperti biasanya, anak-anak yang terseleksi di setiap kota dikumpulkan pada suatu alun-alun yang dicapai saat mereka bersama dengan pengantar mereka menembus suatu dinding yang digambar pentagram.

    Dinding tersebut berada pada suatu gang terpencil yang biasanya hanya disebut sebagai jalan buntu. Sang pengantar menggunakan sihir yang membuat anak-anak dan pengantar menjadi seperti hantu—tidak tampak dan dapat menembus segala zat padat.

    Ehem...

    Hal yang aneh pada upacara kontrak jin pada tahun ini adalah seorang pria Jomblo bernama Perek. Pada ulang-tahunnya yang ke delapanbelas ini, ia benar-benar lupa sebenarnya hari ini hari apa. Ia sibuk saja meluangkan waktu di tempat kosnya dengan onani sambil menonton video P*rn* yang menampilkan shemale, alias wanita yang memiliki alat kelamin pria.

    Entah mengapa, Perek begitu menyukai konsep wanita bertitit. Namun saat ketahuan memiliki koleksi seperti itu, Perek langsung mengelak:

    "Ini sebenernya dikirim oleh teman internetku, dan tergeletak saja di komputerku. Aku sebenarnya hanya ingin menghapusnya saja kok."

    Selain daripada itu, di komputer Perek juga terdapat banyak komik P*rn* yang menampilkan wanita bertitit juga, atau kita sebut saja futanari. Intinya Perek sangat menyukai titit, setidaknya pada seorang wanita.

    Namun keanehan Perek sehari-hari bukanlah keanehan yang terjadi pada tahun ini. Hal ini berawal dari kedatangan seorang pengantar ke kamar kos Perek, menembus dinding saat ia sedang onani. Dengan telanjang bulat ia menampakkan tubuhnya sebagai seorang wanita berbodi seksi dengan rambut perak panjang sebahu, lalu kemudian ia menanggalkan satu-persatu pakaiannya.

    Perek melihat hal itu dan ia sedikit penasaran, meski tatapannya tetap terfokus pada layar monitor. Saat melihat bahwa sang pengantar tidak memiliki titit, ia langsung menghela napas.

    "Sudah keluar sana." kata Perek.

    Dengan gangguan tersebut, Perek tidak sukses onani pada malam itu. Ia menjadi demikian gusar lantaran ingin mengeluarkan stressnya setelah pelajaran sekolah dan aktivitas klub yang padat hari itu. Namun, sebelum Perek mulai meninggikan suaranya dan membentak, sang Pengantar berkata:

    "Ingin melihat wanita betitit?"

    Hal tersebut membuat telinga Perek menjadi merah dan bergerak-gerak sendiri.

    "Ya."

    Di dalam hati sang pengantar bergumam tentang betapa tidak warasnya si Perek ini karena tenang-tenang saja saat seorang wanita seksi menelanjangkan diri di hadapannya dan jangankan terangsang, saat melihat bahwa wanita itu tidak mempunyai titit, nafsu yang dibangunnya tadi langsung amblas seketika.

    Untuk mempersingkat cerita, Perek telah dibawa si Pengantar ke aula tempat dilaksanakan kontrak manusia-jin. Tidak hanya ada Perek seorang, namun juga beberapa anak lain—jumlahnya tak sampai belasan. Mereka dikumpulkan dari seluruh penjuru kota. Bila jarak antara rumah dengan aula cukup jauh, maka Pengantar dapat melakukan teleportasi ataupun naik kendaraan magis, tentunya saat dalam mode hantu.

    Karena tempat Perek dan aula sangat dekat, mereka hanya berjalan kaki saja.

    Setiap anak terpilih dimasukkan dalam sebuah ruangan kecil tertutup untuk diperkenalkan dengan calon jin yang dipilih berdasarkan ketertarikan spiritual antara anak dengan jin, dan dipiilh oleh para tetua jin yang paling kompatibel. Meski demikian, kompatibel secara spiritual belum tentu membuahkan hubungan yang harmonis, seperti yang terjadi setelah ini:

    Menunggu sekian lama hingga bosan, Perek berjalan kesana-kemari dalam aula hingga gilirannya muncul. Ia dibawa si Pengantar ke dalam ruangan yang berpintu hitam, dan di dalamnya ada suatu pesan perkenalan yang dibacakan secara lantang dan fasih layaknya seorang ahli pidato.

    "Partner Jin mu adalah Balthazar, salah satu jin tersakti yang kami punya. Ia tampan, rupawan, sopan, loyal dan juga memiliki banyak talenta. Ia dapat memberimu kekayaan, ketenaran, dan juga melakukan tugas-tugas rumah tangga dengan baik. Kesaktiannya yang tinggi membuatmu kebal terhadap guna-guna dan membuat peruntunganmu selalu baik selama empat tahun penuh.

    Balthazar telah berhasil membawa banyak anak terpilih ke alam jin, untuk dibesarkan menjadi tokoh terkemuka di sana. Selamat! Hanya mereka yang memiliki kekuatan spiritual tertinggi lah yang dapat dipasangkan dengannya."

    Selama pembacaan berisi detil seluruh kehebatan Balthazar, Perek hanya menguap. Ia tidak begitu tertarik dengan hal tersebut, yang ia tanyakan justru:

    "Apakah ia wanita bertitit? Kalau bukan, aku tidak mau."

    Hal tersebut membuat Balthazar, yang sungguh mempersiapkan diri untuk membuat kagum calon tuannya menjadi sungguh depresi. Setelah ratusan tahun mengabdi pada banyak tuan secara berhasil, baru kali ini ada seorang yang menolaknya, dengan alasan yang menurutnya tak masuk akal pula. Ia sungguh tidak suka berpura-pura, namun harga dirinya yang tinggi sebagai salah satu jin tersakti membuatnya tak dapat mundur begitu saja.

    Balthazar meninggikan suara, dengan sangat berhati-hati mencoba menirukan suara wanita imut lemah gemulai. Dimana pikiran itu saja sudah membuatnya jijik.

    "Mengapa tuanku kali ini orang yang begitu super aneh sih?" begitulah kira-kira apa yang ada di pikiran Balthazar

    "Oi, kalau memang tidak ada, aku mau pulang saja ya. Ah, upacara ini membosankan sekali."

    Tepat sebelum Perek keluar dari ruangan, Balthazar menirukan suara wanita imut dengan sempurna.

    "...Ini aku sebagai penggantinya. Aku masih belum bisa menampakkan wujudku, tapi bila hamba diperkenankan mengabdi pada tuan, hamba akan berusaha menampakkan wujud sesegera mungkin."

    "Oh...suara yang indah. Okelah, kamu sepertinya jin yang menarik."

    Ia meminta Balthazar untuk mengirimnya kembali ke rumah, lalu mengerjakan PR dan tugasnya yang bertumpuk sebagai permintaan pertama. Hal tersebut membuat Perek sangat senang, namun Balthazar tahu, apabila ia tak dapat merubah wujudnya menjadi seperti yang diinginkan Perek, maka Perek akan mengusirnya begitu saja.

    Akhir kata, Balthazar berhasil menguasai ilmu perubahan wujud menjadi seorang wanita imut (mungkin sedikit lebih besar dari loli) dan bertitit dan hal itu membuat Perek sangat senang, namun hal tersebut menjadikan Balthazar sangat tidak nyaman karena ia sebenarnya bukan gay dan tuannya itu seperti menaruh perasaan yang begitu bernafsu padanya.

    Oh ya, nama samaran yang digunakan Balthazar saat berubah wujud adalah 'Futa'.

    Futa pertama kali berkenalan dengan Perek dengan menunjukkan tititnya.

    Menghela nafas panjang sambil mengusap dadanya yang datar, Futa membayangkan segala kemungkinan terburuk yang terjadi selama empat tahun ke depan. Karena harga dirinya yang tinggi, ia tidak dapat menggunakan tipu muslihat agar tuannya membuang tiga permintaan istimewa begitu saja.

    Dalam hati Futa menyumpah pada para tetua jin, merasa bahwa mereka ingin balas dendam karena iri akan keberhassilannya.

    Namun, ya, lihat saja nanti, gumamnya. Mungkin tuan ini memiliki sesuatu yang tak dimiliki tuan-tuan sebelumnya, sesuatu yang dapat membuat kekuatannya sebagai jin menjadi jauh lebih sakti, bahkan dapat melampaui penguasa alam jin, pikir Futa.

    Dengan pemikiran tersebut, Futa bertekad melayani tuannya sebagai loli imut yang mempunyai titit selama empat tahun ke depan.

    Fin
     
    • Like Like x 2
    Last edited: Mar 27, 2016
  17. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Cerita di Bus

    [​IMG]
    Aku mengecek lagi rute yang terekam dalam smartphoneku.

    ‘Bus ini bukan?’ lirikku kepada bus yang ada di depanku. Setelah melihat nama kota yang terpampang jelas di depan kaca bus, aku bernafas lega.

    Kerja kerasku bangun pagi dan menahan dinginnya air pagi akhirnya terbayarkan.


    Aku segera masuk ke dalam bus. Meskipun masih satu jam lagi keberangkatannya, namun semua kursi telah penuh diisi oleh orang.


    Eh, tidak. Tinggal satu lagi kursi yang kosong di deretan kiri tengah. Nasib baikku. Tidak kusangka bus sudah sepenuh ini.


    Dengan segera, aku melangkah di kursi tersebut. Kursi yang berada di jendela telah diisi oleh perempuan berkacamata yang terlihat lebih tua dariku. Kursi disebelahnya yang kosong.


    “Kursi ini kosong kak?” tanyaku karena khawatir temannya atau siapapun mungkin telah memesan kursi ini. Meskipun jika skenarionya seperti itu, paling tidak letakkan barang atau apa di kursi tersebut supaya tidak diambil orang.


    “Hm, kosong kok,” katanya.


    Nafas lega keluar dari hidungku.


    “Terimakasih,” kataku sambil meletakkan tasku di bawah kursi dan duduk disana.


    “Baru pertama kali ke kota Pelabuhan ya?” tanyanya. “Biasanya kalo kamu datang jam segini sih sudah penuh dan jangan harap dapat kursi. Kamu beruntung.”


    “Iya, kak,” kataku sambil melihat kearahnya. Jika dilihat baik-baik, aku sepertinya mengenali wajah ini.


    Dia hanya tersenyum. “Ah iya, namaku Rita. Tenang saja, aku bisa jadi siapa aja.”


    “Jadi siapa aja?” kalimat yang aneh di telingaku.


    “Ya, maksudku, kalau kamu suka dalam perjalanan seperti ini, biasanya kan ada dua tipe orang. Yang suka berbicara, ngobrol, berkenalan dengan orang yang tidak dikenal dan kemudian mereka berpisah setelah tiba di tujuan. Dan entah kapan lagi mereka akan bertemu. Aku sedikit berpikir hal yang seperti itu romantis. Kamu tahu tipe yang kedua?”


    “Tipe yang tidak peduli sama sekali dengan orang lain? Aku mungkin masuk ke kategori itu,” jawabku jujur.


    “Nah, benar. Sebenarnya, butuh sedikit keberanian dan jika kamu tidak punya topik yang cocok untuk dibicarakan, suasana akan menjadi janggal.”


    “Jadi, kakak masuk tipe mana?” tanyaku.


    “Aku bisa jadi siapa aja. Meskipun aku masuk ke kategori pertama karena rasa penasaranku, mungkin. Seperti pertanyaan kenapa anak SMA sepertimu bisa ada di bus ini? Apa urusanmu ke kota Pelabuhan dan sebagainya? Tapi bukan berarti aku mau mencampuri urusanmu ya. Nah, supirnya udah mau jalan sepertinya,” katanya sambil menunjuk supir yang kini berjalan menuju bus.


    Aku menelusuri arah yang ditunjuk Rita. Supir bus yang di luar kini telah masuk dan menutup pintu bus. Waktu untuk berangkat telah tiba. Aku melihat jam dalam smartphoneku. Masih 40 menit sebelum jadwal keberangkatan awal. Mungkin karena telah penuh, seperti yang Rita bilang tadi. Ah, iya…


    “Ah, iya. Aku lupa. Namaku Cindy. Dan tidak apa-apa kok jika kita berbicara sepanjang perjalanan. Aku juga baru pertama kali ke kota Pelabuhan. Jujur saja, aku sedikit ketakutan,” kataku. Perkataanku bertolak belakang dengan kata yang diawal kukatakan.


    “Oh, oke,” katanya. Seiring dengan kata tersebut, bus pun berjalan.


    “Jadi kak Rita kenapa pergi ke kota Pelabuhan?” tanyaku memulai percakapan.


    “Hmm, untuk ini,” katanya sambil memperlihatkan peti biru kecil yang tersimpan dibawah kursi.


    Aku mencoba memasang wajah tidak mengerti. Jawabannya benar-benar tidak jelas sebenarnya.


    “Untuk membeli ikan hiu. Musim ini biasanya nelayan disana suka menangkap ikan itu. Dagingnya enak, lembut dan rasanya bikin aku nostalgia sebenarnya,” jawabnya menerangkan.


    “Kenapa tidak beli disini aja?”


    “Ngga akan sampai ikannya. Biasanya udah habis di tengah jalan karena banyak yang membeli. Harganya juga sedikit lebih murah kalau kamu langsung beli ditempat,” katanya lagi. “Kalau kamu, kenapa pergi ke kota Pelabuhan?” tanyanya. Pertanyaan yang katanya membuatnya penasaran.


    “Ah, aku sebenarnya ingin beli buku ini,” kataku sambil membuka smartphoneku dan memperlihatkan cover buku yang ingin aku beli.


    “Ah, Fahrenheit 451 kah? Kalau tidak salah, di perpustakaanku ada buku itu,” jawabnya.


    “Perpustakaan kakak?”


    “Maksudku, perpustakaan tempatku kerja. Aku petugas disana,” jawabnya.


    “Aaah. Akhirnya aku ingat. Kakak yang biasanya di perpustakaan itu ya,” kataku kaget.


    “Oh, Cindy suka ke perpustakaan juga ya ternyata? Ah tentu saja, jika kamu bela-belain beli buku jauh-jauh seperti ini tentu saja suka ke perpustakaan. Maaf jika aku tidak kenal, pengunjung yang ramai tidak bisa membuatku ingat semua wajah yang ada.”


    “Ah ha ha, aku tidak terlalu suka baca buku sih sebenarnya. Buku ini untuk hadiah ultah temanku sebenarnya. Dan aku ke perpustakaan juga karena nemenin temanku itu juga,” jawabku jujur.


    “Ooh. Tapi kenapa tidak pesan online aja. Biasanya kan ada banyak,” tanya Rita.


    “Rada mahal kak. Setelah aku cari-cari, ternyata buku ini ada dijual di kota Pelabuhan ini. Barang second sih, tapi dia temanku lebih suka buku second juga katanya. Jadi ya kebetulan juga bukunya lebih murah kalau aku beli disana.”


    “Oh, jadi kalau kita bicara tentang buku disini tidak akan nyambung ya? Fahrenheit sebenarnya buku yang menarik.”


    “Aku udah baca kok kak. Aku pinjem buku yang kakak bilang di perpus juga kemaren. Dia belum baca buku ini dan aku pikir bakalan menyenangkan menghadiahkan seseorang yang suka membaca buku dengan buku yang bertopik buku juga.”


    “Ooh. Untuk orang yang katanya tidak suka baca buku, kamu sendiri bisa menghabiskan buku juga ya ternyata,” jawab Rita. Lagi-lagi kata-kataku berkontradiksi lagi.


    “Ya, kalau untuk buat dia senang, apapun aku kerjakan. Hal yang tidak aku suka juga,” jawabku.


    Perjalanan menuju kota Pelabuhan memakan 5 jam. Dan dalam lima jam tersebut percakapan kami berjalan terus menerus. Aku tidak menyangka, aku bisa tahan selama itu berbicara. Meskipun Rita yang sebenarnya yang banyak berbicara. Dia bercerita tentang awal pertama dia kerja, kenapa dia kerja di perpustakaan dan pengalamannya bertemu salah satu pengunjung yang lucu.


    Entah mana yang fiksi dan mana yang realiti aku juga tidak tahu.


    Diakhir, bus pun berhenti. Aku yang kebingungan kearah mana Toko Buku yang aku caripun kegelagapan. Untungnya, Rita yang katanya tahu dimana tempat itu berada membantuku. Nasib baikku terus berjalan.


    Meskipun aku harus menemaninya membeli ikan dulu. Bau anyir ikan yang tidak biasa aku rasakan ingin membuatku muntah.


    ====

    “Cindy, terimakasih,” kata temanku saat aku memberikan buku tersebut di perpustakaan.


    “Iya sama-sama,” jawabku. Saat itu, Rita berjalan melewati belakang temanku dengan tumpukan buku yang banyak di tangannya.


    Rita hanya mengedipkan matanya kepadaku. Aku hanya tersenyum sedikit. Petualanganku mencari buku yang ada di tangan temanku sepertinya tidak akan tercapai jika Rita tidak ada disana.


    Dan aku merasa bersalah ketika ingat bahwa belum mengucapkan terima kasih kepadanya.

    ===
     
    • Like Like x 1
    • Setuju Setuju x 1
  18. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    hmm, pembawaannya enak sih, cuman rasanya endingnya rada terlalu lackluster sih buat gw :bloon:

    well mungkin kurang lebih preferensi aja kali.
     
    • Like Like x 1
  19. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    mabdulkarimmabdulkarim
    terlalu banyak spam teknis ini namanya oii. klo bikin novel sih ngga apa2 satu persatu dijelasin sistem gemnya, nah ini. ketimbang saya fokus ke pertempurannya, malah kebawa entah kemana dengan hit point berapa mana berapa dan sebagainya. who's cares aniwai dengan semcam ini.

    nice punchline anyway. :lol: jadi antara emang itu mimpi atau beneran ya. :iii:

    high_timehigh_time
    haha :haha:
    awalnya saya suka amat ama pembukaannya. ttg jin, 29 feb dan sebagainya. kek terjelaskan hub.nya dan sebagainya.... hingggaaaa mc nya dikenalin :haha::haha:
    kirain bklan fokus ke 3 permintaan itu sbnarnya.
    :ehem: jadi intinya, konsepnya dah menarik buatku, tpi ya itu :haha: aneh jga ujungny :haha:

    edit lupa:

    tah inni gimana kalimatnya :lol:

    -----------------
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Mar 29, 2016
  20. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    thx modsan :xiexie: iya sih di otakku sbnranya masih panjang ceritanya. cuman ya karena keknya bkln panjang jadi dpotong disitu aja.
     
    • Like Like x 1
  21. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    biar ngerti maksud ceritanya kebanyakan infodump :lol:
    jadi intinya mereka kebawa ke dunia lain ama dewa dan disuruh selesaian kalau mau keluar
     
    • Like Like x 1

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.