1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic She's a Vampire

Discussion in 'Fiction' started by mwahaha, Oct 3, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    She’s a Vampire

    Genre:
    Supranatural, Mistery, Romance Comedy, Drama

    Synopsis:
    Yamada Tendou (17) Sebenarnya hanyalah siswa kelas 2 SMA yang biasa saja. Menjalankan kehidupan normal layaknya anak remaja pada umumny, belajar, dan berkumpul bersama teman-temannya. Lalu pada suatu malam, ketika dia pergi ke sekolah untuk mengambil sesuatu yang tertinggal, dia melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat! Masalah besar untuk Tendou karena hal yang telah ia lihat ini akan merubah kehidupan normalnya hingga 180o!!!


    Main Character:
    1. Yamada Tendou (17)
    Tingginya 174 cm dan rambutnya berwarna hitam kebiruan.
    Tinggal sendirian di sebuah apartemen. Bisa dibilang kehidupan percintaannya sangat sial. Selama kelas 1 sudah 10 kali ditolak cewek dan kelas 2 ini sudah 3 cewek yang menolaknya.
    Dia sangat percaya akan terjadi hal yang buruk setelah ditolak untuk ke-13 kalinya. Dan ternyata, hal buruk itu benar-benar terjadi.

    2. Cylenne Forte (16)
    Murid kelas 1 SMA. Tinggi 156 cm dan rambutnya ungu dan dikepang 2.
    Cylenne merupakan seorang blasteran. Ayahnya berasal dari Transylvania. Karena itu banyak desas desus yang menyebutkan kalau Cylenne seorang vampire. Orangnya juga pendiam, karena itu dia ditakuti dan dijauhi oleh yang lain. Sekarang Cylenne tinggal bersama keluarga Selena.
    [​IMG]

    3. Selena Takagi (18)
    Murid kelas 3 SMA. Tinggi 166 cm dan rambutnya berwarna hitam panjang dan memakai kacamata. Sama seperti Cylenne, Selena juga seorang blasteran. Ibunya adalah adik dari ayahnya Cylenne. Ayah Selena adalah seorang biksu dan mereka Selena addalah seorang Miko. Selena juga dijauhi oleh orang-orang disekitarnya dan sering terlihat selalu bersama Cylenne.
    [​IMG]

    4. Kuroda Nanami (17)
    Teman sekelas Tendou. Tinggi 161 cm dan rambut berwarna Coklat susu sebahu. Sebenarnya ia menyukai Tendou, tapi dia tidak berani mengutarakan perasaannya dan Tendou juga hanya mengaggapnya sebagai teman. Ia juga sering mengejek Tendou karena kesialannya karena selalu ditolak.
    [​IMG]

    5. River Zelden (18)
    Kelas 3 SMA dan seorang Vampir Hunter. Tinggi 180 dan rambutnya putih pendek bergelombang. Pindah ke sekolah Tendou karena mendengar desas-desus adanya vampire. Dia bertarung menggunakan double gun.
    [​IMG]

    6. Mizushima Reiko (17)
    Kelas 2 SMA dan juga seorang vampire hunter, Tinggi 160 cm. rambutnya berwarna coklat tua dan panjang dengan sedikit bergelombang di ujungnya. Dia merupakan partner River yang juga ikut pindah ke sekolah Tendou dan kebetulan Reiko satu kelass dengan Tendou. Bertarung dengan menggunakan double rifle yang berbentuk salib.
    [​IMG]

    Note:

    1.Berhubung karena saya sangat sux dalam menggambar, jadi saya memakai situs online untuk buat characternya:maaf:
    Dan, bagi teman-teman yang gak bisa menangkap deskripsi yang saya buat, mohon mengacu dengan gambar itu(Tapi bayangkannya jangan yang chibi ya. Anggap style gambarnya seperti anime kebanyakan:peace:)
    2. UntukTendou dan Nanami, gambar pertama adalah seragam sekolah dan gambar kedua adalah baju bebas.
    3. Untuk Cylenne dan Selena, gambar pertama baju sekolah, kedua pakaian waktu menjadi vampire, dan yang ketiga adalah baju sehari-hari/bebas.
    4. Untuk River dan Reiko, gambar pertama pakai baju sekolah dan gambar kedua adalah seragam Vampire Hunter.
    5. Penamaan karakter sesuai dengan penamaan orang-orang di Jepang, yaiutu nama keluarga baru nama kecil
    6. Untuk Selena, karena dia berdarah blasteran/campuran jadi sistem penamaannya menggunakan sistem internasional. Nama kecil di depan dan nama keluarga di belakang.

    Minta komentar yang membangun yaw:peace:
     
    • Like Like x 2
    Last edited: Oct 3, 2011
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0


    Chapter I


    Will you keep my Secret?

    “To… Tomoda!” Kataku kepada Tomoda Emiru, murid kelas 1-2, yang merupakan adik kelasku ketika jam istirahat di lorong sekolah.

    Hari ini, setelah memendam perasaan selama 2 minggu, aku akan mengatakan perasaanku padanya! Aku tidak boleh gagal! Selama kelas 2 ini, aku sudah 2 kali ditolak. Kalau sampai ia juga menolakku, maka ditambah waktu kelas 1, jumlahku ditolak akan sebanyak 13 kali! 13, itu merupakan angka sial. Kalau kali ini aku ditolak, mungkin aku akan mungkin kesialan akan datang padaku!

    “Hm? Ada apa, errr-Senpai?” Katanya yang terlihat kebingungan. Wah, sepertinya aku benar-benar akan ditolak, namaku saja dia tidak tahu. Apa aku mundur saja? Tapi kalo begitu,, bukan laki-laki namanya!

    “Ahh… Namaku Yamada Tendou. Aku murid kelas 2-3. Sebenarnya, ada yang ingin kukatakan padamu…” Yosh! Sedikit lagi.

    “Apa?”

    “Anoo…”

    “Hm?”

    “Itu….”

    “?”

    “Aku….”

    “??”

    “Aku inngin bilang….”

    “???”

    Aduh, ayo cepat katakan kepadanya diriku! Dia sudah terlihat sangat kebingungan. Tapi, bagaimana kalo ditolak?

    “Begini Tomoda. Sebenarnya aku…”

    “Tolong katakan dengan cepat Yamada-Senpai. Ada urusan apa? sebentar lagi jam istirahat mau habis” Kata Tomoda sambil melihat jam di tangan kirinya. Wah, dia dan teman-temannya udah terlihat gak sabar. Apa boleh buat, itu karena aku tiba-tiba menghadang mereka saat mereka mau ke kantin tadi.

    “Ah, iya. Sebenarnya aku….”

    Waaah!!! Kenapa sulit sekali untuk mengatakannya? Kenapa lidahku terasa kaku dan kelu? Apa karena ini udah yang ke-13 kalinya?

    Aku melirik kearah ke-2 temanku, Masami dan Hiroshi, mereka berada 6 meter di belkangku dan berteriak tanpa suara dengan mengatakan ‘berusahalah!’ padaku. Baiklah, aku tidak akan meyia-nyiakan usaha ke-2 sahabatku yang sudah menemaniku kesini dan selalu ada untuk menyemangatiku setelah ditolak selama ini. Tapi walaupun begitu, yang ke-13 benar-benar menakutkan!

    “Sebenarnya aku suka padamu!” Akhirnya kubulatkan tekadku. Dengan suara lantang aku meneriakkan perasaanku padanya.

    Sunyi selama beberapa saat. Wajahnya yang sebelumnya terlihat kesal, kini terlihat sangat kebingungan. Akhirnya ia bicara.

    “Maaf errr-Senpai. Tapi aku….”

    Hanya dari kalimat pertamanya aku sudah tau jawabannya padaku. Namaku saja udah dilupakaannya lagi. Aku bahkan tidak dapat mendengar apa alasannya menolakku. Hanya bla-bla-bla panjangnya saja yang dapat kudengar.

    “…karena itulah Senpai. Aku tidak bisa menerimamu. Maaf!” Katanya dengan membungkukan tubuhnya dan menunduk ke arahku lalu berlari ke kelasnya dengan wajah memerah diikuti teman-temannya. Aku hanya bisa diam terpaku melihatnya.

    AKU DITOLAK UNTUK YANG KE-13 KALINYA!!!

    “Tenanglah Tendou, mungkin dia itu bukann jodohmu” Kata Masami menepuk pundakku.

    “Ya, Tendou. Kau harus tetap semangat, walaupun sudah yang ke-13, kau harus tetap semangat!” Kali ini Hiroshi yang bicara. Tapi kata-kata mereka berdua sama sekali tidak bisa kutangkap. Hm? Kenapa tiba-tiba mereka menjadi banyak? Kenapa ini, kenapa semuanya menjadi berbayang?!

    BRUGGH!

    Tubuhku terjatuh, hal terakhir yang dapat kuingat adalah suara Masami dan Hiroshi yang memanggil-manggil namaku dengan khawatir sebelum aku pergi kealam mimpi.

    “Ten-chan, Buka mulutnya yang lebar” kata Kotomi, pacar nomor 1 menyuruhku membuka lebar mulutku karena dia ingin meyuapiku kari buatannya.


    “Aaaaa….” Kataku dan melahap kari yang ia suapi.


    “Ten-chan, ini minumnya” Hana, pacar nomor 5 ku memberikan aku jus nanas yang dibuatnya sendiri.


    “Hmm… Segar!” Kataku.


    “Ten-chan, coba cicipi brownies buatanku.” Emiru, pacar nomor 13 ku menyuapi potongan brownies buatannya kemulutku.


    “Enaaak!” Teriakku.


    “Ten-chan”


    “Ten-chan”


    “Ten-chan”


    Ke-13 pacarku saling memanggil dan memberikan makanan buatan mereka kepadaku. Mereka saling cemburu dan berebut untuk memenangkan perhatianku. Ahhh.... Memiliki banyak pacar ternyata sangat menyenangkan sekaligus menyusahkan…


    “….da”


    “…mada…”


    “Yamada…”


    “YAMADA TENDOU!!!”


    Uwaaa! Aku langsung terlonjak kaget karena suara teriakan di telingaku barusan. Kulihat keaadaan di sekeliling. Aku berada di ranjang di UKS. Masami, Hiroshi dan Nanami berada disampingku. Itu berarti… hal menyenangkan tadi Cuma mimpi?!!


    “Ada apa sih Nanami?” Aku menggosok-gosok telingaku yang kelihatannya akan tuli karena diteriaki oleh Nanami barusan.


    “Itu karena kau tidak bangun-bangun! Cuma karena ditolak aja sampai pingsan segala. Malu tahu!” Katanya marah-marah sambil menunjuk-nunjuk diriku.


    “Mau bagaimana lagi, aku sudah ditolak untuk yang ke-13 kalinya! Bukan salahku kalau sampai pingsan. Aku pasti akan mendapatkan hal yang sangat burk setelah ini!” Kataku yang kesal karena di marahi.


    “Kau itu ya…” Wajah Nanami terlihat sangat merah. Gawat, ternyata hal buruk benar-benar akan terjadi. Sebentar lagi gunung merapi mau meletus!


    “Ah, ngomong-ngomong kenapa kau bisa ada di sini Nanami?” Aku dengan cepat mengganti topik pembicaraan. Akan sulit menghentikan ocehan Nanami kalau dia sudah meletus.


    “Sepertinya tadi ada murid kelas lain yang datang ke kelas kita dan bilang kalau kau pingsan. Setelah itu Nanami langsung datang ke sini dengan ekspresi wajah khawatir” Kata Masami.


    “Ya, orang itu bilang kalau kau pingsan. Karena itu aku langsung berlari kemari. Tapi kalau aku tahu kau pingsan karena ditolak cewek, aku pasti tidak akan mengkhawtirkanmu! Rugi sekali aku mngkhatirkanmu barusan.” Kata Nanami dengan nada jengkel sambil melipat tangannya dan menutup matanya. Wajahnya terlihat merona merah, apa dia masih marah atau karena hal lain?


    “Ya, kau benar…” Sebaiknya aku menyetujui kata-kata Nanami, daripada bencana gunung merapi yang akan dating kalau aku tetap membalas perkataanya.


    Nanami terdiam dan menatapku. Dari sorot matanya, aku tahu kalau ia ingin mengatakan sesuatu padaku, tapi apa yang ingin dia katakan?


    “Hm, bagaimana kalau denganku?” Katanya setelah terdiam cukup lama. Wajahnya masih memerah. Apa dia masih marah atau sedang demam?


    “Apa maksudmu?” Kataku yang tidak mengerti perkataannya.


    Dia terlihat agak kecewa dan wajahnya sudah tidak memerah lagi. Mungkin karena marahnya sudah hilang.


    “Ah, sudahlah. Lupakan. Sebaiknya kita segera masuk ke kelas, pelajaran sudah mulai sejak 10 menit lalu” Katanya.


    “Kau benar! Ayo cepat kita kembali kekelas!” Kataku. Kami lalu berpamitan dengan Hirono-Sensei, dokter UKS lalu berlari secepatnya ke kelas.



    Di perjalanan ke kelas aku masih memikirkan kata-kata Nanami di UKS tadi. Tapi aku sama sekali tidak mengerti maksudnya. Mungkin itu bukanlah hal yang penting.

    “Tidak ada”

    “Tidak ada!”

    “TIDAK ADA!!”

    Sudah selama setengah jam ini aku mencari buku diary-ku. Yah, mungkin mempunyai diary terlihat seperti cewek, karena itu aku hanya membuat diary di rumah saja. Tapi, berhubung hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan (hari aku ditolak untuk ke-13 kalinya), aku menulis diary itu di sekolah. Tentu saja tanpa sepengetahuan yang lain.

    “Apa ketinggalan di atap sekolah?”

    Supaya yang lain tidak tahu, aku menulisnya secara diam-diam di atap sekolah ketika jam istirahat kedua (berhubung saat istirahat pertama aku pingsan T_T). Tapi, saat aku lagi menulis, tiba-tiba Hiroshi dan Masami datang. Saat itu aku tidak ingat apa sudah menyimpannya atau meninggalkannya di atap sekolah.

    Aku melihat kearah jam dinding. Sudah jam 10 malam. Kalau aku tidak ke sekolah sekarang, bisa-bisa ada yang membaca diaryku!

    “Baiklah” Kataku memantapkan diri. Aku harus ke sekolah untuk mengambil diaryku sekarang. Walaupun aku agak takut karena desas desus tentang vampire yang tinggal di sekolah akhir-akhir ini.

    Jam sudah menunjukkan pukul 10.20 ketika aku sampai di depan gerbang sekolah. Glek. aku menelan ludah. Sekolah pada waktu malam ternyata sangat menakutkan. Pintu gerbang sekolah yang besar terbuka sedikit. Apa itu artinya masih ada satpam yang jaga malam?

    Aku lalu mendorong pintu gerbang sekolah dan masuk. Tak lupa menghidupi senter yang kubawa dari rumah. Ketika sampai di depan gedung sekolah, ternyata pintunya tidak terkunci. Aku lalu mendorong pintu itu, terdengar bunyi berdecit karena gesekan antara pintu dan lantai.

    Aku lalu berjalan mengendap-endap. Takut kalau-kalau sesuatu akan muncul. Tapi, kurasa sesuatu pasti benaran akan muncul. Bagaimanapun, kesialan akan datang setelah aku ditolak untuk ke-13kalinya…T_T. Aku menaiki tangga sekolah satu persatu. Sekarang aku sudah berada di lantai 2, itu berarti aku harus naik tangga 2 kali lagi untuk sampai kea tap sekolah.

    Setelah menaiki tangga untuk ke lantai 3, tiba-tiba aku merasakan hawa sekitar terasa sangat mencekam. Semakin mendekati tangga untuk ke lantai atas sekolah, semakin terasa hawa mencekam itu. Sekarang aku telah berada di lantai teratas. Tinggal membuka pintu ini dan aku akan sampai di atap sekolah. Tapi hawa mencekam itu makin terasa disini. Aku tahu, sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di balik pintu ini!

    Glek. Lagi-lagi aku menelan ludah. Aku tidak ingin tahu apa yang terjadi di sana, tapi aku harus mengambil buku diary-ku sekarang. Setelah berpikir agak lama, akhirnya aku memutuskan untuk membuka pintu ini. Bagaimanapun juga, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi karena aku sudah ditolak untuk ke-13 kalinya.

    Lalu aku membuka pintu itu perlahan. Dan aku melihat hal yang sangat mengerikan. Sangat sangat mengerikan. Aku sampai tidak dapat bergerak dari tempatku berdiri. Apakah aku akan mati?

    Tidak jauh dari tempatku berdiri, ada dua orang gadis yang memakai kimono ungu dan merah. Cewek yang berambut ungu berkepang 2 dan memakai kimono ungu itu sedang menggigit leher seseorang dan menghisapny sedangkan temannya yang berambut hitam dan memakai kimono merah memprthatikan temannya. Sepertinya dia sudah selesai menghisap darah, karena disebelahnya terbaring seorang murid lelaki. Aku hanya bisa terdiam, ternyata isu tentang vampire itu benar adanya! Aku ingin lari, tapi tubuhku tidak bisa bergerak.

    Dan hal yang tidak diinginkan terjadi. Mereka menyadari kehadiranku! Cewek yang memakai kimono ungu itu membaringkan seorang siswa yang darahnya baru saja dihisapnya dan siswa itu sepertinya berasal dari sekolahku. Di sudut bibirnya menetes darah orang yang baru saja ia hisap darahnya. Sial! Tidak ada waktu untuk menganalisis keadaan sekitar. Mau orang itu berasal darimana saja terserah, yang penting aku harus kabur!

    Tapi tubuhku tidak dapat menuruti perintahku. kakiku gemetaran dan jantungku serasa mau meledak karena berdetak begitu cepat. Sial… aku belum mau mati. Ternyata aku benar-benar terkena kutukan karena telah ditolak untuk ke-13 kalinya. Tapi, mungkin juga aku bisa menjadi vampire dan hidup selamanya…

    Tidak! Aku tidak ingin jadi vampire! aku tidak bisa lagi berada di bawah sinar matahari. Aku juga tidak bisa lagi makan bawang (ramen rasa bawang adalah kesukaanku). Tidak, tidak! Aku tidak ingin menjadi vampire!

    Gadis itu berjalan semakin dekat kearahku. Kakiku bergetar dengan sangat hebat. Apa yang harus kulakukan?!

    “Aaaah…. Uhhh… Tolong..” Lidahku terasa sangat kelu. Aku ingin bilang, ‘tolong jangan bunuh aku’ tapi hanya ceracauan saja yang keluar dari mulutku.

    “Ku…. Mo..honn…” Kataku lagi. Mataku terasa panas, sepertinya aku sedang menangis sekarang. Tentu saja! Nyawaku sudah diujung tanduk. Bagaimana mungkin aku tidak meratapi kesialanku karena ditolak untuk ke-13 kalinya.

    Gadis itu semakin mendekat. Aku jatuh terduduk dan hanya bisa menutup mata. Pasrah. Mungkin sudah menjadi takdirku untuk mati atau menjadi vampire.

    Aku masih menutup mataku. Mungkin sudah cukup lama. Apa dia sudah pergi? Atau aku sudah mati?

    Aku merasakan ada kehangatan yang lembut di bibirku. Kehangatan dan kelembutan itu diiringi sebuah rasa. Rasa yang seperti besi. Tunggu dulu… rasa ini… darah?!!

    Aku langsung membuka mataku dan kaget bukan kepalang. Gadis vampire itu tengah menciumku. Kehangatan dan kelembutan yang kurasakan barusan adalah bibirnya. Dan rasa darah yang kurasakan karena dia baru saja menghisap darah seseorang!

    Aku langsung mundur dan mengelap-elap bibirku dengan tangan. Hoek… rasanya aku mau muntah. Aku baru saja merasakan darah manusia yang rasanya seperti besi. Sedih, aku benar-benar sedih. Ciuman pertamaku terjadi dengan seorang vampire?!

    “Hey…” Suaranya yang tajam memanggilku. Glek. Apa dia marah?

    Dia lalu tersenyum dan menempelkan jari telunjuk dibibirnya. Lalu dengan suara manis dia berkata,

    “Will you keep my secret?”

    End chapter 1:peace:
    Mungkin ceritanya bakal kayak sinetron. Maafkan ane yang gak bisa nulis cerita yang bagus:maaf:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Feb 27, 2012
  4. shiroshira Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 17, 2011
    Messages:
    36
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    Ceritanya kocak gan:lol:
    Ke-13 cewek itu jangan-jangan semua cewek yang udah nolaknya sampai sekarang ya:hahai:
    Dan charanya moe-moe:cinta:
    Gw paling suka sama Selena mode vmapir dan Reiko mode tempur gan. Moe...:malu2:
    Tapi yang dipegang Reiko dan River itu pistol beneran yah?:kaget:
    Berarti ada genre actionnya juga nih fic.:hero:
    Keep update gan:peace:

    btw, buat charanya pake situs apa ya:???:
     
    • Thanks Thanks x 1
  5. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    ^^^
    Thanks....:malu:
    Kalau action, karena saya gak berbakat bikin yang tarung-tarungan:sigh: (Sebenarnya saya suka genre ini, tapi ntar takutnya pada gak ngerti:keringat:), jadi kayaknya dikit/gaje deh. Pasti ada kok, tunggu chapter 6/ chapter 7 yah:peace: (Soalnya saya udah buat sampai chapter 4 dan para Vampire Hunter masih belum datang:hihi:)
    Kalau charanya, buka aja www.dreamself.me . Buat sendiri ya:peace:

    Update Bag.3 Chapter 1:peace:
    Bag.4(terakhir) besok pagi kalo sya ingat:peace:
     
    • Like Like x 1
  6. shiroshira Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 17, 2011
    Messages:
    36
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    Wow:hero:
    Perasaan jadi mirip2 cerita vn ya, cowok pemeran utamanya mengkeret banget:lol:
    Ada haremnya gak nanti bang? (Atau adegan H:hihi:)
     
    • Thanks Thanks x 1
  7. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter 2
    Tetap jaga rahasia itu ya

    “…Mada…”


    “Yamada….”


    “YAMADA!!!”


    Aku terlonjak kaget dari tempat dudukku. Di sampingku telah berdiri guru mata pelajaran Sejarah, Akagi Hitomi Sensei yang melipat tangannya karena kesal.


    “Berani sekali kau tidur saat jam pelajaran berlangsung?” Katanya kesal dengan masih melipat tangannya di dada dan berkacak pinggang. Akagi-Sensei memang terkenal sebagai guru yang galak dan disipilin. Dia paling tidak suka dengan 3 orang tipe murid. Yang pertama, murid yang tidak mengerjakan PR, yang kedua murid yang mengobrol ketika jam pelajaran dan terakhir adalah murid yang tidak mendengarkan pelajaran. Gawat, tidur kan sama dengan tidak mendengarkan pelajaran.


    “Maaf, sensei” Kataku dengan menundukkan kepala.


    “Berdiri di luar sana! Sensei paling malas mengajar murid yang tidak memperthatikan, apalagi tidur di kelas!” Katanya sambil membetulkan letak kacamatanya dan melipat tangannya.


    Aku lalu berjalan keluar kelas sambil menunduk, diiringi tatapan iba dari murid-murid sekelas. Saat aku membuka pintu kelas dan ingin keluar kelas, Akagi Sensei berkata,


    “Sekali lagi kau tidur atau tidak mendengarkan pelajaranku di kelas, kau tidak boleh belajar sejarah lagi!” Serunya. Gawat, bisa-bisa aku tidak mendapatkan nilai sejarah.


    “Baik, sensei” Kataku menurut.


    Haaah… Sudah setengah jam aku berdiri di depan kelas. Pelajaran sejarah masih berlangsung setengah jam lagi. Ini benar-benar menjengkelkan. Aku tertidur karena kejadian malam tadi yang membuatku baru bisa tertidur sekitar jam 5 pagi! Otomatis aku masih mengantuk. Benar-benar deh. Rasanya baru kali ini anak SMA dihukum disuruh berdiri di depan kelas seperti anak SD. Haaah… Akagi Sensei benar-benar galak. Sepertinya itu karena ia belum menikah bahkan belum punya pacar walaupun umurnya sudah memasuki kepala 3. Mungkin karena ia menjadi bahan ejekan sebagai ‘nenek gak laku’ oleh guru-guru lain, makanya dia menumpahkan kekesalannya pada para murid. Tapi, mana ada yang mau mendekatinya kalau sifatnya begitu?


    Sekitar 10 menit sebelum jam pelajaran sejarah berakhir aku pergi ke toilet sekolah. Aku pergi ke toilet sekolah dengan berlari disebabkan karena 2 faktor. Pertama, karena panggilan alam yang sudah tidak mau ditunda lagi dan kedua karena aku tidak mau hukumanku ditambah oleh Akagi sensei karena ketika dia keluar aku tidak berada lagi di depan kelas.


    Masih ada waktu sekitar 5 menit lagi sebelum waktu pelajaran sejarah berakhir. Aku kembali berlari dengan secepat kilat kea rah kelasku. Tetapi, ketika aku ingin berbebelok kea rah kanan di persimpangan lorong, aku menambrak seorang cewek.


    “Aduh” Kataku dan cewek itu ketika terjatuh. Aku lalu berdiri dan menjulurkan tanganku dengan maksud memberikan bantuan kepada cewek itu untuk berdiri.


    “Maaf…” Kata-kataku terhenti. Aku benar-benar sangat terkejut. Cewek yang kutabrak itu… memiliki rambut berwarna ungu yang dikepang 2. Hal ini langsung membuatku mengingat kejadian malam tadi.

    Flashback
    “Will you keep my secret?” Katanya tersenyum dengan manis sembari menempelkan telunjuk kanan di bibirnya.

    Aku hanya bisa mengangguk. Tentu saja aku tidak bisa menggeleng dan mengatakan, ‘No, I don’t want to keep your secret!’ Bisa-bisa darahku dihisap sampai kering olehnya.

    “Good…” Katanya masih dengan tersenyum. Dia lalu kembali ke tempat temannya yang kini sedang mengangkat kedua orang yang barusan mereka hisap darahnya (kuat banget!!!).

    “Let’s go” Kata si cewek berambut ungu dan mengenakan kimono yang juga bewarna ungu. Temannya yang memiliki rambut hitam dan mengetakan kimono merah hanya mengangguk. Mereka berdua lalu berjalan dan berdiri dipagar pembatas atap. Apa mereka ingin lompat?!

    Sebelum mereka berdua melompat, si cewek berambut ungu membalikkan tubuhnya ke arahku dan berkata dengan tersernyum,

    “Ingat yah, jangan katakan hal yang barusan kau lihat ini kepada siapapun” Lalu mereka berdua melompat dari sana.

    Aku hanya bisa tertegun selama beberapa saat, sebelum aku berhasil mendapatkan kesadaranku dan berlari ke arah pagar pembatas. Mereka berdua sudah tidak ada lagi di bawah, tetapi mereka meninggalkan 2 orang murid lelaki yang mereka hisap darahnya di bawah. Aku lalu mencari diary-ku yang kutinggalkan siang tadi dan menemukannya. Setelah itu aku langsung berlari ke bawah.

    Ketika sampai di depan gedung sekolah, kulihat kedua siswa itu masih tergeletak tak sadarkan diri di tengah lapangan sekolah. Dengan hati-hati aku mendekati mereka, takut kalau-kalau mereka telah berubah menjadi vampire.

    Aku menusuk-nusuk tangan salah satu dari mereka dengan ranting yang kutemukan disekitar. Bermaksud untuk membangunkan tanpa harus mendekatinya. Orang yang kutusuk-tusuk dengan ranting itu perlahan-lahan sadarkan diri. Dengan reflex, aku langsung menjauhi mereka beberapa meter.

    “Hmm…” Katanya sambil memegang kepalanya yang mungkin sedang pusing karena baru bangun.

    “Kau… Tidak apa-apa?” Tanyaku hati-hati.

    “… Siapa kau? Dan, kenapa aku ada disini?” Tanyanya ketika menyadari keberadaan kami.

    “A… aku juga tidak tahu. Aku kesekolah karena ingin mengambil sesuatu lalu aku melihat kalian tergeletak di sini. Apa kau sama sekali tidak mengingat sesuatu?” Aku membohongi mereka di beberapa bagian.

    “Hmm… Entahlah.” Katanya yang mungkin masih pusing.

    “Tunggu dulu. Sepertinya aku mengingat sesuatu… Oh ya! Tadi aku aku dan Mito bertemu 2 cewek cantik dan mengajak mereka kenalan.” Katanya menepuk tangannya karena mengingat kejadian sebelumnya. Sepertinya, orang yang masih pingsan di sebelahnya bernama Mito.

    “Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?” Kataku dengan rasa penasaran.

    “Hmm… Lalu kami pergi karaoke bersama dan… Tidak ingat apa-apa lagi. Apa waktu itu aku jatuh tertidur? Tapi perasaan waktu itu kami sama sekali tidak memesan minuman keras” Katanya sambil berpikir.

    “Dan kenapa juga kami berada di sini sekarang? Kemana kedua cewek itu?” Katanya lagi.

    “Ma… Mana aku tahu. Mungkin waktu itu si pelayan tidak sengaja memberi kalian minuman keras dan mabuk, lalu kalian pulang dan tanpa tersadar tertidur disini.” Kataku berbohong. Sepertinya aku tahu lanjutan dari cerita dia yang sebenarnya. Tapi mana mungkin aku bilang, ‘Sebenarnya 2 cewek yang kalian temui itu vampire dan darah kalian telah dihisapnya. Mungkin kalian berdua juga akan menjadi vampire!’ Bukankah aku sudah berjanji dengan si cewek vampire itu kalau aku akan menjaga rahasianya. Kalau dia masih disini dan mengawasiku, bisa-bisa dia akan datang dan menghisap darahku!

    “Begitu ya…?” Katanya dengan tidak yakin.

    “Yah, mungkin begitu. Kalau begitu, dah!” Kataku melambaikan tanganku kearah mereka lalu langsung berlari sekuat tenaga menjauhi mereka. Secara sepintas kulihat orang itu membalas lambaikanku dengan terheran-heran.

    Flashback End.

    Aku langsung berjalan mundur, menatapnya dengan ketakutan. Aku melihatnya dari atas ke bawah. Cewek itu memiliki rambut yang berwarna ungu dan dikepang dua… Bukankah si cewek vampire malam tadi juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan dia?!

    Cewek yang kutabrak itu lalu dia mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk ke arah lantai dan tengah memegang kepalanya karena sakit. Sekarang aku melihat perbedaan kecil antara dia dan si cewek vampire malam tadi, yaitu warna matanya. Si cewek vampire malam tadi memiliki mata yang berwarna merah, sedangkan mata cewek yang berada di depanku ini berwarna yang ungu. Dia menatapku dengan terheran.

    “Ada apa?” Tanyanya kepadaku sembari berusaha untuk berdiri sendiri. Ketika dia menanyakan ‘Ada apa?’ kepadaku, aku sempat melihat giginya, dan sepertinya gigi taringnya tidak panjang. Apa dia adalah si cewek vampire malam tadi, atau bukan?!

    Aku masih terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya karena sibuk berpikir. Sepertinya dia bukan si cewek vampire itu, soalnya sekarang masih jam 12. Otomatis hari masih terang benderang dan dia sama sekali tidak apa-apa walaupun terkena cahaya mathati yang berasal dari luar jendela di lorong ini. Bukankah vampire akan terbakar kalau terkena sinar matahari?

    “Apa ada yang aneh dariku?” Tanyanya lagi. Mungkin dia merasa risih karena aku menatapnya dengan tatapan aneh dan juga karena aku tidak menjawab pertanyaan sebelumnya.

    “Ah… Tidak apa-apa. Maafkan aku karena menabrakmu barusan” Kataku meminta maaf dengan menundukkan tubuhku kepadanya. Aku bernapas dengan lega. Syukurlah, sepertinya dia bukan si cewek vampire malam tadi.

    “Begitu…” Katanya lalu berjalan melewatiku. Lalu, ketika dia berada tepat disampingku, dia membisikkan sesuatu yang sangat aneh sambil berjalan lalu.

    “Tetap jaga rahasia itu ya” Katanya dengan suara yang sangat lembut.

    Aku langsung merinding. Aku tahu seseorang yang memiliki gaya bicara yang sangat lembut tapi menusuk seperti ini. Sepertinya aku juga mengerti apa yang dia maksud dengan menjaga rahasia… ternyata gadis ini… dia benar-benar… GADIS VAMPIRE ITU!!!

    Aku terdiam ditempat. Keringat dingin mulai menetes dari dahiku. Aku menoleh kebelakang, kearahnya yang masih berjalan lalu. Sambil tetap berjalan, dia memalingkan wajahnya kearahku dan tersenyum, senyuman manis yang menusuk dan mengerikan, serta matanya yang menatap tajam dengan mata ungunya yang kini telah berubah menjadi merah, semerah darah.

    End chapter 2:peace:
    Chapter 3-nya besok:lalala:
    Minta komentarnya donk, takutnya banyak typo:XD:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Oct 6, 2011
  8. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Si Tendou emang bikin kesal:wuek:. Ntar kalau udah masuk chapter 3 pasti tahu alasannya:voodoo:. Saya aja serasa mau ngelempar laptop karena si Tendou:lempar:
    Adegan H?:apa:
    Janganlah, yang saya buat ini romance comedy... Gak sampe ada harem atau H:keringat:
     
  9. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    style light novel banget.. :top:
    kok de ja vu ya... sama anime/VN apa gitu.. :???:
    bukan soal karakter/ceritanya.. tapi flownya itu loh.. :iii:
    no porn sharing.. :awas:
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  10. shiroshira Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 17, 2011
    Messages:
    36
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    Cuma bercanda gan...:kecewa:

    Tsukihime sama Haruhi Suzumiya ya?:???:

    Lama nih updatenya, cepetan dikit... Penasaran lanjutannya:sebel:
    Oh ya, Kok Cylnenne(Sulit banget nulis namanya:XD:) Ngomong pake B. inggris ya? Apa dia gak ngerti bahasa jepang? Tapi itu dia bisa bilang "jangan katakan hal ini pada siapapun. Gimana tuh?:???:
     
    • Thanks Thanks x 1
  11. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    ^^^

    Cylenne gan, bukan Cylnenne:XD:
    Baca namanya itu seperti baca kata silent, gan:peace:
    Ceritanya si Cylenne itu blasteran, jadi ngomongnya campur2:iii:

    Deja vu sama apa ya?:???:
    Saya dapat inspirasi cerita ini ketika nonton anime Hidan No Aria(Padahal ceritanya beda jauh:hmm:)
     
  12. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter 3

    Aku bisa menjadi pacarmu

    Aku berjalan dengan lunglai kearah kelasku. Di depan kelas Akagi Sensei telah berdiri menungguku. Dari wajahnya tergambar jelas kalau dia marah padaku karena aku tidak ada di depan kelas ketika pelajaran Sejarah berakhir. Aku melirik jam yang melingkar di tangan kiriku. Jam 12.15. Itu artinya bel istirahat telah berbunyi 15 menit lalu. Pantas saja dari tadi banyak kulihat orang yang lalu lalang.

    “Ya-Ma-Da Ten-Dou” Katanya dengan mengeja namaku per suku kata.

    “Kemana kau dari tadi? Kau pasti kabur saat aku menyuruhmu berdiri diluar. IYA KAN?!!” Bentak Akagi sensei.

    Aku melihat kearah dalam kelas. Masami, Hiroshi dan teman-teman lainnya melihatku dengan perasaan iba.

    “HEI!!! Aku bicara denganmu! Dengarkan yang baik ketika orang tu… Maksudku ketika guru sedang bicara!” Sepertinya kata-kata orang tua adalah hal yang tabu baginya.

    “Sensei…” Kataku.

    “Kenapa?” Tanyanya.

    “Sebenarnya saya telah berdiri di depan kelas selama pelajaran sejarah berlangsung. Saya hanya pergi sekitar 10 menit sebelum bel istirahat karena ingin pergi ke toilet sebentar” Aku memberikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan menundukkan kepalaku, takut menatap matanya yang tajam menusuk.

    “Hah, alasan!” Teriaknya kesal. Tangannya dilipat dan berkacak pinggang.

    “Mana mungkin ke toilet butuh waktu hampir setengah jam?!” Akagi Sensei sama sekali tidak percaya dengan apa yang kukatakan. Jelas saja. Aku juga sebenarnya tidak bermaksud berlama-lama pergi kalau aku tidak bertemu dia… Ya, kalau saja aku tidak bertabrakan dengan cewek itu, aku pasti tidak akan kembali ke kelas terlambat. Kalau saja aku tidak bertemu dengan gadis itu malam tadi, aku pasti tidak akan mengantuk dan tidak akan dihukum. Kalau saja aku tidak kembali ke sekolah malam tadi untuk mengambil diary-ku, aku pasti tidak akan bertemu dengan cewek itu. Kalau saja aku tidak menulis kejadian kemarin di diary-ku di atap sekolah kemarin, aku pasti tidak akan kembali ke sekolah untuk mengambil diary dan bertemu dengannya. Kalau saja kejadian kemarin tidak terjadi… Ya, kalau saja aku tidak ditolak kemarin… Kalau saja aku tidak ditolak untuk ke-13 kalinya kemarin, aku pasti tidak akan mengalami semua kesialan ini. Ini semua karena aku ditolak untuk ke-13 kalinya!!!

    “…kutuk…” Aku meracau dengan tidak jelas…

    “Hmm? Apa?” Tanya Akagi Sensei.

    “…kutukan…” Kataku lagi.

    “Apa maksudmu?” Akagi Sensei bertanya dengan nada jengkel.

    “KUTUKAN TELAH MENIMPAKU!!! AKU TERKUTUK!!! AKU DIKUTUK!!! SEMUANYA KARENA AKU DITOLAK UNTUK KE-13 KALINYA!!! KESIALAN MENIMPA DIRIKU BERULANG-ULANG KALI!!! AKU TERKUTUK!!!” Teriakku menumpahkan semua perasaan dihatiku. Tetesan air mata keluar dari mataku. Aku terduduk, meratapi kesialan yang datang terus menerus. Aku tidak ingin hidup. Kalau selalu dihadapi dengan kesialan, tidak ada gunanya aku hidup!!!

    Aku duduk di kursi kelasku dengan masih sesenggukan. Masami dan Hiroshi dengan setia berada di sampingku. Akagi Sensei telah kembali ke ruang guru dengan perasaan yang campur aduk. Mungkin perasaan bingung, heran dan merasa bersalah karena muridnya telah menjadi gila akibat hukuman yang diberikannya (Hei! Aku belum gila!!!).

    Nanami berdiri didepanku. Aku melihatnya dengan sesekali menghembuskan ingusku di tissue yang diberikan Masami.

    “Dasar banci!”

    Kata-kata Nanami membuatku telingaku memanas. Aku? Banci?

    “Apa maksudmu?!” Tanyaku kesal.

    “Hanya karena dihukum berdiri di depan kelas kau menangis kayak orang gila dan bilang, ‘aku dikutuk! Aku dikutuk!’ Lebai banget sih!” Katanya dengan nada kesal dan jengkel.

    Yang Nanami katakana itu kupikir memang benar. Aku sendiri merasa malu mengingat kejadian aku menangis di depan kelas dengan dilihat oleh seluruh murid disekolah barusan. Mengingatnya saja membuatku malu. Tapi mau bagaimana lagi? Ini karena kutukan yang menimpaku!

    “Mau bagaimana lagi?! Aku ini dikutuk. Ini semua karena aku telah di tolak untuk ke-13 kalinya. Kau denganr, T-I-G-A-B-E-L-A-S Kali!!!” Kataku dengan mengeja setiap huruf.

    Nanami terdiam sejenak. Dia menurunkan tangan yang sedari tadi dilipat dan menundukkan wajah.
    “Dasar bodoh! Tinggal cari yang lain supaya jumlahnya jadi 14 kan?” Katanya.

    Itu benar! Kenapa tidak terpikirkan dari kemarin? Tapi kenapa wajahnya sampai memerah Cuma untuk mengatakan itu?

    “Eureka! Kau pintar Nanami! Benar juga, kenapa hal mudah seperti ini tidak pernah terpikirkan?”

    “Ja… Jadi?” Tanyanya dengan wajah masih memerah.

    “Ya, aku tinggal mencari cewek dan jatuh cinta lagi, terus ditolak lagi. Rebes kan?!” Kataku dengan mengacungkan jempol kea rah Nanami. Aku benar-benar pintar!

    “Jadi, siapa cewek yang kau maksud?” Tanya Nanami lagi.

    “Hmmm… Benar juga. Siapa ya? Tapi yang pasti harus yang bukan dari kelas 2. Soalnya isu aku menangis barusan pasti sudah tersebar ke seluruh pelosok kelas 2. Cewek pasti tidak suka cowok yang cenge… Maksudku dengan cowok yang mudah menangis. Karena itu cewek itu harus berasal dari kelas 1 atau kelas 3!” Kataku mengutarakan rencananku dengan bangga.

    Tapi anehnya, kulihat wajah Nanami kecewa dan kesal.

    “Kenapa Nanami?” Tanyaku. Apa ide ini ide buruk.

    “Yah… Kau ingin ditolak kan? Lebih baik kau memilih anak kelas 2 saja. Dijamin kau pasti ditolak!” Katanya lagi.

    “Apa?! Mana mungkin aku mau mengutarakan perasaanku dengan kemungkinan 0%! Walaupun hanya dengan tujuan agar jumlahku ditolak untuk ke-14 kali, aku harus tetap percaya mungkin saja aku akan diterima kali ini!” Katakau beralasan.

    “Hah! Kalau toh, misalnya ada yang menerimamu jadi pacar, bukankah itu berarti jumlah kau ditolak masih sebanyak 13 kali?!”

    JDEGAAR!!!

    Kata-kata Nanami terdengar seperti petir ditelingaku. Benar juga, kalau akhirnya ada yang
    menerimaku menjadi pacar, kumlah aku ditolak tetap 13! Kesialan masih akan datang menimpaku!
    “Be… Benar juga… Kalau begitu, apa yang harus kulakukan?” Aku meminta nasehat dari Nanami. Nanami menempelkan jari-jari tangan ke dagunya dan menutup mata, seolah berpikir keras. Lalu, dengan wajahnya yang kembali bersemu merah, dia berkata,

    “Sebaiknya kau tembak cewek mana saja dari kelas 2, lalu setelah kau ditolak, cari cewek yang pasti akan menerimamu.”

    Hmm… Kata-kata Nanami ada benarnya. Mungkin tidak terasa terlalu menyakitkan kalau ditolak dengan cewek yang tidak benar-benar kita sukai. Kalau begitu,

    “Oke. Nanami! Aku ingin mengatakan sesuatu” Kataku mantap.

    “Hah? A… Apa?” Tanyanya terheran.

    “Aku suka padamu!”

    “… Ya… Sama-sama…” Kata Nanami. Dari nada bicaranya, dia sepertinya sangat sedih. Mungkin karena aku memilihnya untuk sandiwara aneh ini.

    “Ah, kamu marah ya? Maafkan aku Nanami. Aku tidak bermaksud berkata begitu. Soalnya tidak ada waktu untuk mencari orang lain yang pasti akan menolakku. Karena itu aku memilihmu. Aku benar-benar minta maaf Nanami. Sungguh, aku hanya menganggapmu sebagai sahabat. Tidak lebih dari itu!” Kataku menjelaskan dengan sungguh-sungguh. Aku tidak ingin pertemanan kami terputus karena hal barusan.

    “Aku… Hanya sebagai sahabat ya?” Tanyanya. Wajahnya tertunduk. Tapi, dari suaranya dia terdengar sangat marah dan kesal. Apa dia marah karena kuanggap sebagai sahabat saja?

    “Bukan! Maksudku, kau itu sahabat terbaik Nanami, sahabat sejati!” Kataku memperbaiki kalimatku. Mungkin Nanami menginginkan kalimat seperti ini.

    Suasana kelas kembali hening dan menegang selama beberapa saat. Akhirnya Nanami mengangkat wajahnya.

    Glek. Aku menelan ludah, terkejut. Nanami, yang sekarang berada di hadapanku sedang menangis. Ada apa? Apa ada yang salah dari kata-kataku barusan?!

    “Ke… Kenapa Nanami? Ada apa? Apa kau memilih untuk tidak kuanggap sebagai sahabat? Yah, memang kau sering mengejekku setiap aku ditolak. Tapi aku selalu menganggap itu sebagai candaan. Apa kau… Sebenarnya sangat membenciku?” Tanyaku dengan hati-hati. Keadaan saat ini benar-benar sama sekali tidak terpikir olehku. Apa yang sebenarnya membuat Nanami menangis?

    “Tendou bodoh!!!” Nanami menggunakan nama kecilku yang baru pertama kali ia gunakan untuk memanggilku, mendoromg tubuhku hingga aku terjengkang dan berlari keluar kelas sembari masih menangis.

    “Apa yang sebenarnya terjadi…???” Gumamku melihat Nanami yang telah berlari jauh.

    “Haaah… Kau benar-benar bodoh Tendou” Kata Sanzou Hattori, salah satu teman sekelasku.

    “Apa?” Tanyaku tak mengerti.

    “Ya, ya. Kau ini kurang peka. Kau ini tumpul!” Kata Sakaguchi Ayame, yang juga teman sekelasku.

    “Ya betul, betul. pantas saja kau selalu ditolak” Kata teman-temanku yang lain.

    “Sebenarnya apa maksud kalian? Aku benar-benar tidak mengerti!” Kenapa aku disalahkan tanpa sebab.

    “Tendou, dengarkan aku” Kata Masami memegang kedua pundakku dengan tatapan mata serius.

    “A… Apa?” Tanyaku.

    “Selama ini, kami semua diam saja karena Nanami yang menyuruh kami. Dia ingin kau sendiri yang sadar atasa perasaannya.” Lanjut Masami diiringi anggukan Hiroshi dan teman-teman yang lain.

    “Pe… Perasaan apa?” Tanyaku.

    Yang lainnya bersorak, ada yang terduduk, ada yang geleng-geleng kepala, bahkan ada yang sampai menangis melihatku. Sebenarnya ada apa?

    “Ada apa sih?!” Tanyaku kesal.

    “Tendou… aku tahu kau benar-benar tumpul. Karena itu aku akan mengatakannya dengan jelas agar kau mengerti. Nanami sebenarnya…”

    “Ah! Terlalu berbelit-belit! Katakan saja langsung pada orang seperti dia!” Kata Riku yang memotong pembicaraan Masami.

    “Nanami itu suka padamu! Kau dengar? NANAMI ITU SUKA PADAMU!! DIA CINTA PADAMU!!!”

    JDEGAAAR!!!

    Lagi-lagi datang bunyi petir yang seolah menyambar telingaku. Tidak mungkin! Ini tidak mungkin terjadi!

    “Tapi, tapi, bukankah dia yang menyuruhku untuk menembak anak kelas 2 supaya langsung ditolak?” Kataku beralasan untuk melindungi diriku.

    “Kau masih tidak paham ya? Maksudnya itu menyuruhmu menembak anak kelas 2 yang lain, supaya kau pasti ditolak karena insiden menangismu tadi. Dan maksudnya dengan mencari cewek yang pasti menerimamu itu, setelah kau ditolak, segera kau tembak dia!” Kata Riku yang sepertinya sangat geram padaku.

    “Tapi, tapi, aku kan tidak tahu kalau Nanami menyukai…”

    “Sudah! Tidak usah banyak alasan! Segera kejar Nanami kalau kau tidak ingin dimusuhi sekelas!!!”

    Perintah Riku padaku untuk mengejar Nanami. Apa boleh buat. Aku langsung berlari keluar kelas untuk mengejar Nanami.

    Aku berlari menaiki tangga menuju atap sekolah. Biasanya Nanami selalu termenung melihat awan yang berarak setiap ia ditimpa masalah. Sungguh, aku benar-benar tidak habis pikir! Apa Nanami benar-benar menyukaiku? Bagaimana aku bisa tidak menyadarinya. Apa karena kami sudah berteman sejak SMP? Karena pertemanan kami yang sangat dekat, sehingga aku keliru mengartikan perasaan sukanya menjadi perasaan persahabatan?

    Akhirnya aku sampai di lantai atas dan kubuka pintu yang ada di hadapanku. Tapi, aku benar-benar terkejut! Yang berdiri menatap awan disana bukan Nanami, melainkan cewek vampire itu!
    “Kenapa?” Dia menyadari keberadaanku dan bertanya kepadaku. Kulihat warna matanya telah kembali menjadi ungu.

    “Ti… Tidak… Tidak ada maksud apa-apa. Permisi!” Aku berjalan mundur dan bersiap berlari.

    “Tunggu dulu!” Perintahnya.

    Tubuhku langsung membeku dan menoleh ke arahnya. Dia berjalan kearahku dan menarik tanganku lalu kami berdua berdiri di tengah-tengah.

    “Hei…” Katanya tetap dengan memegang tanganku. Uhhh… Tolong lepaskan tanganmu. Bisa-bisa aku pipis di celana karena dipegang olehmu!

    “A… Apa…?” Tanyaku takut-takut.

    “Sebenarnya, aku mendengar kehebohan di kelasmu barusan”

    Ternyata benar! Dia mengawasiku!

    “Te… Terus…?” Tanyaku lagi.

    “Sekarang kau sudah ditolak untuk ke-14 kalinya ya?” Dia melepaskan tangannya dari tanganku dan tersenyum licik.

    “Tinggal mencari cewek yang akan menerimamu saja kan?” Tanyanya lagi kepadaku.

    “Memangnya kenapa?” Tanyaku yang tidak mengerti dengan maksud ucapannya.

    Dia mendekatiku. Tercium aroma bunga Violet dari tubuhnya. Aroma yang begitu harum dan memabukkan.

    Aku berjalan mudur sementara ia berjalan makin mendekat. Lalu matanya kembali berubah menjadi merah! Tubuhku langsung menjadi kaku. Aku benar-benar tidak bisa tahan dengan suasana horror seperti ini.

    Aku menutup mataku. Tidak ingin tahu apa yang terjadi. Dan… kelembutan dibibirku malam itu kembali datang. Lembut, dan hangat. Harum bunga Violet yang semakin kuat, yang dapat memabukkan orang banyak mungkin akan sukses membuatku terperangkap masuk kedalam permainan ini, kalau aku tidak sadar orang yang berada di hadapanku ini adalah vampire!

    Aku membuka mataku. Ternyata benar, dia kembali menciumku seperti malam tadi. Hanya saja, kali ini tidak bercampur dengan rasa darah. Aku yang berhasil mengambil alih kesadaranku langsung mendorongnya.

    “Apa yang kau lakukan?” Tanyaku kepadanya sambil mengusap-usap bibirku. Tapi, hal yang sama sekali tidak kuinginkan terjadi! Didepan pintu atap sekolah, Nanami berdiri. Melihat kami berdua dengan tatapan tak percaya. Air mata menetes lebih deras dari matanya.

    “Nanami!” Teriakku.

    Dia menatapku dengan tatapan mata yang tajam dan menusuk. Marah, cemburu, kesal. Itulah hal yang pasti dia rasakan sekarang ini.

    “Nanami, aku bisa jelaskan…” Aku berusaha menjelaskan ini semua. Tapi dia berbalik dan berlari menuruni tangga, tidak peduli dengan alasan apa yang ingin kukatakan.

    Aku menatap vampire wanita yang berada di hadapanku dengan perasaan kesal.

    “Apa maumu sebenarnya?!” Bentakku. Terserah dia vampire atau bukan, terserah dia akan membunuhku atau tidak. Aku tidak peduli, yang pasti dia telah menhancurkan hidupku.

    “Wah, wah, wah. Sekarang, satu-satunya cewek yang akan menerimamu kini sudah menutup pintu hatinya. Apa yang akan kau lakukan?” Tanyanya dengan senyum licik.

    “Itu semua karenamu!” Teriakku. Aku benar-benar marah dengannya yang telah merusak kehidupanku.

    Semua yang terjadi sekarang ini bukanlah karena aku ditolak untuk yang ke-13 kalinya, tapi karena dia!

    “Hmmm…” Dia tersenyum dan tertawa. Lalu dia berjalan mendekatiku.

    “Hey…” Dia lalu berbisik di telingaku, dengan suara yang sangat lembut.

    “Aku bisa menjadi pacarmu”

    End chapter 3:peace:
     
    Last edited: Oct 12, 2011
  13. shiroshira Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 17, 2011
    Messages:
    36
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    Kenapa dia malah nembak Nanami?:lol:
    Makin lucu nih ceritanya. Kita tunggu bagian selanjutnya:tampan:
     
    • Thanks Thanks x 1
  14. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    mantap neh :top:

    berasa baca light novel...

    desain chara e imut2

    baru baca 1 chapter , well promising kalau diliat bahasanya

    link buat chara e bagus neh bisa buat bantu cr8 chara2 tulisanku juga hehe thanks :maaf:
     
    • Thanks Thanks x 1
  15. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter 4
    Awal dari nasib buruk

    “Cylenne Forte?” Tanyaku mengulang kata-kata Hiroshi. Aku bertanya kepadanya apa dia tahu tentang murid sekolah ini yang memiliki rambut berwarna ungu. Dan katanya ada satu orang yang memiliki ciri-ciri persis seperti yang aku katakan

    “Ya. Dia anak kelas 1 yang lumayan terkenal karena dia blasteran. Ayahnya berasal dari Transylvania. Karena itu ada isu yang menyebutkan bahwa dia itu adalah vampire” Lanjut Hiroshi.

    “Isu ya…” Kataku. ‘itu sama sekali bukan isu, tahu. Dia benar-benar vampire!’

    “Apa vampire bisa tahan dengan sinar matahari?” Tanyaku.

    “Hmm… seharusnya tidak bisa ya… Kalau begitu, itu pasti isu bohong!” Kata Hiroshi ceria. Itu kenyataan Hiroshi, dia benar-benar vampire!

    “Hahaha…” Aku hanya bisa tertawa garing.

    “Hei! Tidak usah mengalihkan pembicaraan. Tidak usah mngejar orang lain, bagaimana dengan Nanami?!” Kata Riku sambil marah-marah.

    “Nanami ya… Entahlah…” Kataku tanpa semangat. Setelah apa yang terjadi selama hari ini, mulai dari dihukum, bertemu dengan cewek vampire, masalah Nanami, dan terakhir si cewek vampire itu bilang dia bisa menjadi pacarku? Aku benar-benar merasa lelah hari ini…

    “Entahlah katamu?! Kau ini ya… Kau benar-benar…”

    Grek

    Pintu geser kelas berbunyi. Nanami berdiri di depan sana dengan mata yang membengkak dan merah walaupun sudah tidak menangis lagi.

    Dia lalu berjalan masuk dan berdiri tepat di sebelah tempat dudukku dan menatapku dengan tajam.

    “Nanami… Maaf” Kataku dengan kepala tertunduk.

    “Selamat ya!” Ucapan Nanami membuatku terkejut. Aku mengangkat kepalaku. Kulihat Nanami tersenyum, walaupun aku tahu itu adalah senyuman palsu.

    “Kenapa?” Tanyaku bingung.

    “Setelah ditolak untuk ke-14 kalinya, akhirnya kau bisa mendapatkan pacar. Ternyata saranku benar-benar manjur ya” Katanya lagi.

    “Tunggu dulu Nanami. Dia bukan…”

    “Cukup” Belum sempat aku mengakhiri kalimatku, Nanami menghentikannya.

    Dia lalu berjalan ke tempat duduknya, memasukkan buku-bukunya kedalam tas, lalu dibawanya tas itu.

    “Aku merasa kurang enak badan. Aku ingin pulang duluan. Tolong izinin dengan Tamayuki Sensei” Kata Nanami kepada Satou, ketua kelas kami. Tamayuki Sensei adalah guru matematika yang akan mengajar setelah jam istirahat ini berakhir.

    “Ba… Baik. Aku akan mengizinkanmu. Sebaiknya kau cepat pulang Nanami. Kau terlihat sangat pucat.”

    “Terima kasih” Katanya tersenyum tipis lalu berjalan keluar kelas.

    “APA YANG KAU LAKUKAN TENDOU!!!” Riku kembali marah-marah padaku setelah Nanami pergi.

    Aku menggebrak mejaku lalu berdiri dari tempat dudukku dan menatap Riku tajam. Dia terlihat cukup terkejut dan berjalan termundur.
    “Semua ini bukan urusanmu” Kataku lalu membereskan barang-barangku dan mengambil tasku.

    “Hei, mau kemana kau?!” Tanya Satou si ketua kelas, begitu aku sudah berjalan dan berdiri di depan pintu kelas.

    “Pulang. Terserah alasan apa saja yang akan kau berikan pada Tamayuki Sensei” Kataku lalu pergi.


    Aku membaringkan tubuhku di tempat tidur. Memikirkan semua hal yang terjadi hari ini. Aku benar-benar capek.Sangat capek.

    “Cylenne Forte…” Gumamku sembari menatap langit-langit kamar.

    Kenapa? Kenapa dia menganggu kehidupanku? Bukankah aku sudah berjanji untuk menjaga rahasianya? Lalu kenapa dia masuk kedalam kehidupanku dan merusak semuanya?!

    Aku lalu tertidur dengan semua pertanyaan yang tidak dapat kutemukan jawabannya. Apakah persahabatanku dengan Nanami akan berakhir begitu saja?

    Tidak lama setelah aku terlelap, tubuhku menjadi berat. Rasanya ada sesuatu yang berada di atas badanku. Pelan-pelan aku membuka mata. Samar-samar, dapat kulihat sesosok tubuh yang berada dihadapanku, tepat diatas tubuhku. Aku mengedip-ngedipkan mataku karena penglihatanku masih cukup kabur.

    Sosok tubuh yang ada di atas tubuhku ini sepertinya seorang wanita dan memiliki rambut yang berwarna ungu serta dikepang 2. Tunggu… warna ungu dan dikepang 2?!

    Aku langsung mengangkat kepalaku. Betapa kagetnya aku, yang sekarang sedang duduk di atas tubuhku ini adalah cewek vampire itu?! Dan yang lebih parah, dia sedang bersiap-siap menggigit leherku dengan taringnya yang panjang?!
    Aku langsung mendorong tubuhnya. Kuraba leherku serta kuambil cermin kecil yang berada di atas meja di sebelahku. Aman, sepertinya dia belum berhasil menggigit leherku.

    “Apa yang baru saja ingin kau lakukan?!” Teriakku kepadanya yang sekarang duduk di hadapanku.
    Dia menggebungkan pipinya serta melipat tangannya di dada lalu bicara dengan ketus,

    “Kau kan pacarku, jadi terserah aku apa yang akan kulakukan padamu!” Katanya.

    “Apa?! Tunggu dulu, siapa yang bilang kau pacarku? Aku sama sekali tidak mengatakan apa-apa! Kau langsung saja pergi waktu itu.” Kataku membela diri.

    “Diam tandanya setuju.” Kata-katanya membuatku kesal.

    “Kau menciumku lalu berkata kalau kau akan menjadi pacarku. Aku diam saja karena aku shock! Bukan karena aku menerimamu!” Aku membentaknya. Cewek ini benar-benar membuatku kesal!

    “Oh… Kau pikir, kau itu siapa? Kau Cuma manusia biasa.” Matanya kembali berubah menjadi merah dan menatapku tajam. Entah mengapa, nyaliku selalu menciut setiap melihat matanya yang berubah menjadi merah.

    “Uhhh…” Aku tidak tahu harus bilang apa. Kata-kata yang tadi sempat terpikir untuk aku katakan langsung tertelan lagi.

    “Aku minta kau untuk menjaga rahasiaku dan menjadi pacarku. Dan ingat, ini bukan permintaan, tapi perintah!”
    Serunya. Mata merahnya menatapku dengan sangat tajam, sukses membuatku termundur hingga ke dinding.
    Setelah terdiam cukup lama, kuberanikan diriku untuk bicara.

    “Jadi, kenapa harus aku? Maksudku, aku akan menjaga rahasiamu. Kupastikan mulutku tetap terkunci dan tidak ada seorangpun yang tahu kalau kau itu vampire. Tapi, kenapa aku harus menjadi pacarmu?”
    Dia masih menatapku dengan tajam. Apa dia tidak suka dengan apa yang kukatakan barusan?

    “Tidak ada. Tidak ada alasan khusus. Aku hanya ingin mengawasimu dari dekat. Kita tidak tahu pasti apa kau bisa benar-benar menjaga rahasiaku atau tidak. Karena itu, jika aku menjadi pacarmu, aku bisa mengawasimu lebih baik dan lebih dekat serta dengan cara terang-terangan. Asal tahu saja, mengawasimu orang secara diam-diam itu melelahkan.”
    Glek. Ternyata selama ini dia benar-benar mengawasiku!

    “A, apa kau tidak punya kemampuan untuk menghapus ingatan seseorang. Dengan begitu, kau tidak perlu susah-susah untuk mengawasiku?” Tanyaku.

    “Haaah? Mana mungkin ada kan, dasar bodoh.” Katanya dengan nada jengkel. Uhhh, kenapa kata-katanya selalu membuatku kesal?!

    “Asal tahu saja, kami ini bukanlah makhluk super. Kami seperti manusia biasa. Yang membedakannya hanya mata kami yang berwarna merah dan bisa melihat jelas dalam kegelapan, tubuh yang ringan dan dapat terbang serta meminum darah” Dia berkata dengan tatapan sedih.

    “Bukan berarti kami ingin dilahirkan seperti ini. Tentu saja kami ingin menjadi manusia biasa. Kau tahu kan, kalau vampire itu tidak dapat kena sinar matahari?”
    Aku mengangguk. Ini adalah salah satu hal yang membuatku heran. Dia dapat terkena cahaya matahari walaupun kenyataannya dia adalah vampire?

    “Itu karena aku adalah half-blood vampire” Katanya dengan menutup mata sembari menunjuk dirinya sendiri.

    “Ya. Artinya, hanya setengah dari darah vampire yang turun ke tubuhku. Ibuku adalah manusia biasa dan ayah Selena juga seorang manusia. Karena itu aku dan juga Selena mempunyai kemampuan seperti manusia biasa dan juga kemampuan vampire” Jelasnya sambil menunjuk seorang cewek yang memakai kimono merah. Ternyata, sedari tadi, temannya yang spertinya bernama Selena itu telah berdiri di tengah kamarku selama ini. Kenapa aku baru saja menyadarinya?!

    “Apa saja contohnya?” Aku kembali bertanya kepada cewek vampire itu setelah keterkejutanku karena keberadaan seorang vampire lagi di kamarku.

    “Apanya?”

    “Maksudku, contoh kemampuan manusia biasa dan kemampuan vampire yang kau miliki” Kataku menjelaskan.

    “Ohhh…” Dia tiba-tiba tersenyum dan menatapku dengan seringai licik. Uhh, firasat buruk apa ini?!

    “Yah, seperti yang kukatakan tadi, half blood vampire dapat terkena cahaya matahari, tidak terpengaruh dengan benda-benda seperti salib, bawang atau air suci. Kami juga tidak dapat terbang atau berubah menjadi kelelawar seperti vampire normal, tapi kami memiliki tubuh yang ringan sehingga dapat melompat dengan aman walaupun berada di lantai yang tinggi. Penampilan fisik kami juga seperti manusia pada umumnya, hanya saja jika sedang haus dengan darah atau sedang bergairah dalam sesuatu, mata kami akan berubah menjadi merah dan juga gigi taring kami akan memanjang” Dia menjelaskan sambil berjalan merangkak dari ujung tempat tidur dan mendekat kearahku yang sedang duduk dan berada di ujung tempat tidurku yang satunya. Apa yang sedang dia rencanakan?

    “Dan…”

    Sekarang dia berada tepat di hadapanku lagi. Dia tersenyum dengan licik. Lalu, dia mendekatkan wajahnya padaku! Dia lalu membisikkan sesuatu ke telingaku.

    “Orang yang darahnya kuhisap tidak akan berubah menjadi vampire” Dan setelah berbicara begitu, dia kembali ingin menggigit leherku!!! Dengan susah payah kudorong dia.

    “Ti… Time out!!!” Teriakku asal-asalan kepadanya.

    “Hei! Sudah kubilang kau tidak akan menjadi vampire walaupun darahmu kuhisap. Karena itu tenanglah!” Dia memarahiku dan kembali mendekati tubuhku. Tapi dengan sigap aku meloncat dari tempat tidur dan berlari kearah pintu.

    “Selena!” Teriaknya.
    Gawat, cewek vampire yang bernama Selena dan memakai kimono merah dengan sigap berlari kearah pintu dan menghadangku. Sedangkan dari belakang, cewek vampire berambut ungu telah turun dari tempat tidurku dan berjalan kearahku. Sekarang aku terkepung dari dua arah!

    “Kumohon, aku ini punya penyakit anemia. Walaupun aku tidak akan berubah menjadi vampire, aku bisa mati karena kekurangan darah.” Aku berlutut dan memohon kepada cewek vampire berambut ungu itu.
    Dia diam selama beberapa saat lalu berkata,

    “Baiklah. Tapi dengan satu syarat.” Katanya.

    “Apa?” Tanyaku dengan penuh harap. Yes, aku berhasil lolos!

    “Carikan orang agar dapat kuhisap darahnya!” Serunya sembari menunjukku.

    “Haaah? Tapi itu…”

    “Jadi kau lebih memilih darahmu kuhisap?” Tanyanya memotong kata-kataku.

    “… Ti… Tidak.” Akhirnya aku menyerah.

    “Good. Kalau begitu, carikan 2 orang korban malam ini juga!” Lagi-lagi dia memerintahkanku dengan seenaknya.

    “Malam ini juga? Bagaimana caranya? Tunggu, kenapa harus 2 orang?!”

    “Tentu saja kan, untuk aku dan Selena. Cepat cari sekarang juga! Aku tunggu di atap sekolah.”
    Ughh… Dia benar-benar menyebalkan!
    ~~~~~​


    Akhirnya aku berhasil menemukan dua orang yang dapat kuberikan kepada mereka berdua darahnya dengan berbagai cara. Aku mengatakan kepada dua orang itu jika ada dua orang cewek cantik yang menunggu mereka berdua di atap gedung sekolahku. Dan dengan bodohnya, mereka berdua percaya.

    “Awas ya, kalau cewek yang kau katakan itu ternyata tidak ada!” Kata salah-satu dari dua orang itu kepadaku dalam perjalanan kami menuju atap sekolah tempat dimana kedua cewek vampire itu menunggu.

    “Te… Tenang saja. Kedua cewek yang kukatakan itu pasti ada kok. Tidak ada salahnya percaya kan?” Aku berusaha meyakinkan mereka berdua sekali lagi.

    “Yah, asal sesuai perkataanmu saja. Kalau kedua cewek itu benar-benar cantik dan manis.” Kata yang seorangnya lagi sambil bersiul-siul dan tersenyum mesum.

    “Ya, mereka berdua itu benar-benar cantik dan manis!” Kataku. Walapun kedua cewek itu vampire, tidak dapat dipungkiri kalau mereka berdua memang cantik dan manis. Kalau saja Cylenne, si cewek vampire berambut ungu itu adalah manusia biasa, pasti aku akan senang sekali hingga terbang ke surga kalau kami benar-benar pacaran.
    Akhirnya kami sampai di depan gerbang sekolah dan seperti malam sebelumnya, pintu gerbang sekolah terbuka. Kemana sebenarnya satpam penjaga sekolah?!

    Akhirnya kami tiba di lantai atas. Kubuka pintu yang menuju luar atap sekolah. Di sana, kedua cewek itu telah menunggu. Walaupun si cewek vampire bernama Selena memasang wajah yang datar, tetapi Cylenne, si cewek vampire berambut ungu memperlihatkan dengan jelas sekali di wajahnya bahwa ia kesal karena lama menunggu.

    “Lama sekali!” Keluhnya.

    “Maaf…” Kataku. Asal tahu saja, tidak mudah mencari orang bodoh yang akan terpancing datang karena alasan ada cewek cantik yang menunggu. Kalau mau cepat dan mudah, lebih baik kalian sendiri saja yang berburu.
    Si cewek vampire berambut ungu dan berkimono ungu itu berjalan mendekati kami.

    “Waaaw!!! Kedua cewek ini benar-benar cantik! Terima kasih tuhan!” Cowok yang tadi tidak percaya padaku itu terlihat menangis dan mengatupkan kedua tangannya untuk berdoa. Disisi lain, temannya memasang tampang seperti serigala yang hendak menyerang mangsa dengan air liur yang menetes.

    “Hmmm…” Cewek vampire berambut ungu itu hanya tersenyum dengan licik. Dia mendekati cowok yang sedang berdoa dan cewek vampire berambut hitam panjang dan mengenakan kimono merah mendekati cowok yang bertampang mesum.

    “Itadakimasu…” Kata si cewek berambut ungu dan menggigit leher cowok itu bersamaan dengan cewek berambut hitam yang menggigit leher cowok yang satunya.
    Aku hanya bisa menutup mata. Tidak sanggup melihat adegan yang menurutku cukup mengerikan itu. Melihatnya saja sudah membuat bulu kudukku meremang, seolah leherku yang digigit dan dihisap darahnya oleh mereka.

    “Gochizousama…” Katanya setelah puas menghisap darah. Kedua laki-laki itu langsung terjatuh ke lantai dan terbaring pingsan setelah tubuh mereka di lepaskan oleh kedua cewek itu.

    “Tinggalkan saja mereka di sini.” Kata si vampire berambut ungu kepada temannya begitu ia ingin mengangkat kedua cowok itu. Si cewek vampire berambut hitam lalu melepaskan mereka berdua lagi.

    “Kalau begitu, good bye.” Si cewek vampire berambut ungu melambaikan tangannya padaku dan tersenyum manis lalu berjalan kearah pagar pembatas dan bersiap melompat.

    “Tunggu dulu.” Aku menghentikan mereka berdua yang hendak melompat.

    “Hmmm? Apa?” Tanyanya.

    “Apa besok aku harus mencari 2 orang korban untuk kalian berdua lagi?” Tanyaku.

    “Tidak perlu, kau cukup mencarikan korban untuk kami setiap tiga hari sekali.” Kata si cewek vampire berambut ungu. Sedangkan temannya itu hanya diam saja sedari tadi.

    “Tunggu, bukankah kau sudah menghisap darah orang kemarin?” Aku bertanya bingung.

    “Itu karena hari ini aku sangat ingin meminum darahmu. Tapi karena kau menolak gara-gara kau memiliki penyakit anemia, aku menjadi kesal dan karena keinginanku meminum darah masih belum hilang, aku menyuruhmu mencari orang agar kehausanku hari ini terpenuhi.”

    Glek. Untung saja dia percaya kalau aku punya penyakit anemia. Kalau tidak… Hiii!!! Aku benar-benar tertolong, terima kasih tuhan!!!

    “Nah, kalau begitu sampai jumpa besok.” Katanya. Tapi sebelum dia melompat, sekali lagi dia membalikkan tubuhnya dan berkata,
    “Oh ya, karena kita sudah resmi pacaran, mulai besok kita akan berangkat sekolah bersama dan bersama seharian, mengerti?” Dia berkata dengan tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Belum sempat aku melancarkan protes, dia sudah melompat ke bawah duluan.
    Arghhh!!! Kenapa hal ini harus terjadi padaku?!!
    ~~~~~​

    Setelah sekian lama, akhirnya update juga:oghoho:
    Review please...:peace:
    Kritiknya jangan yang terlalu pedas yaw...:maaf:
     
    Last edited: Feb 24, 2012
  16. shiroshira Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 17, 2011
    Messages:
    36
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +34 / -0
    Udah lama nih si agan gak update. Update donk.... Penasaran dengan lanjutannya.:sebel:
    Kira-kira di bagian 2, dia ketemu dengan Cylenne gak ya?:???:
     
    • Thanks Thanks x 1
  17. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Saya juga sebenarnya mau update, tapi datanya fic ini ada di laptop saya yang sekarang sedang disita teman saya:kecewa:
    Pasalnya, laptopnya gak sengaja kebanting, dan dia ngambil laptop saya dan gak akan ngembaliinnya sebelum laptop punya dia benar:madesu:
    Mungkin baru besok atau beberapa hari lagi updatenya:nangis:
     
  18. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter 5
    Gadis vampire pembuat masalah'

    “Tendou…”

    Aku mendengar sebuah bisikan yang lembut memanggil namaku. Aku membuka mata, betapa kagetnya aku. Gadis vampire itu sekali lagi berada di atas tubuhku!!

    “Waaa! Kenapa kau selalu melakukan hal seperti ini?!” Aku mendorong tubuhnya, wajahku juga bersemu merah. Siapa yang tidak malu kalau sedang berada dalam situasi seperti ini?

    “Sudah jam 7. Cepat bangun, mandi dan sarapan. Lalu berangkat sekolah bersama.” Katanya. Dia menarikku agar berdiri dan mendorongku keluar dari kamar.

    “Aku benar-benar bingung, kenapa kau bisa masuk ke kamarku? Dan sekolah kita masuk jam 8. Jadi tidak usah tergesa-gesa.” Kataku kepadanya.

    “Kau lupa? Aku ini vampire. Walaupun half-blood vampire, aku tetap bisa berubah menjadi kelelawar. Aku masuk dari jendelamu.”

    Aku ingat, aku tidak pernah mengunci jendela kamarku. Lain kali akan kukunci jendela itu biar dia tidak dapat masuk seenaknya.

    “Tapi, bukannya katamu half-blood vampire tidak dapat berubah jadi kelelawar?” Tanyaku heran karena nyatanya dia dapat berubah jadi kelelawar.

    “Oh… Itu karena aku special” Dia tersenyum.

    “Spesial? Maksudmu?”

    “Ra-ha-si-a. Tapi kalau kau mau memberikan darahmu, aku akan memberitahukannya” Katanya dengan seringai liciknya yang menyebalkan.

    “Tidak usah. Terima kasih. Ngomong-ngomong, di mana temanmu itu?” Aku bertanya tentang cewek vampire satunya yang berambut hitam karena aku sama sekali tidak melihatnya sedari tadi.

    “Tentu saja dia berangkat sekolah sendiri. Mana mungkin aku akan mengajak pihak ketiga dalam hubungan kita?”

    Jawabnya lalu menatapku dengan centil sembari melingkarkan kedua tangannya di tangan kiriku. Ihhh, sifat yang seperti ini benar-benar membuatku merinding geli! Lagipula, hubungan apa yang dia maksud? Pacaran? Aku sama sekali belum bilang setuju untuk itu!

    “Tolong, bisa kau… Lepaskan?” Aku menarik paksa lengan kiriku. Kulihat dia cemberut kesal karena aku tidak ingin dipegang-pegang olehnya.

    Aku lalu membuka pintu kamarku dan berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan mengambil ramen yang kusimpan di lemari untuk di makan.

    “Tunggu, apa yang ingin kau makan?” Tanyanya begitu melihatku ingin merebus air.

    “Ramen. Tidak tahu?” Tanyaku sembari menunjukkan ramen yang kupegang kepadanya.

    “Tentu saja tahu. Tapi makanan instant itu sangat tidak sehat!” Katanya lalu merebut ramen itu dari tanganku. Sebagai orang yang minum darah, kau tidak berhak untuk bilang kalau makanan yang kumakan tidak sehat!

    “Hei, kembalikan!” Seruku. Tapi dia dengan lincah menghindariku lalu berlari ke sana kemari. Akhirnya waktu selama 15 menit dihabiskan untuk bermain kejar-kejaran.

    “Tunggu… Hosh… Hosh… Sekarang sudah jam 07.15, sebaiknya kau segera mengembalikan ramenku karena sebentar lagi aku mau berangkat ke sekolah.” Aku berhenti mengejarnya dan memilih untuk membujuknya.

    “Ti-dak! Pokoknya aku tidak ingin punya pacar yang mempunyai kebiasaan makan yang tidak sehat!” Katanya yang sekarang sedang berdiri di atas sofa milikku. Ughh… Siapa juga yang ingin jadi pacarmu!

    “Jadi, apa solusimu?” Tanyaku kepadanya. Sekarang aku sangat lapar, ditambah karena mengejar-ngejarnya selama seperempat jam tadi.

    “Hmmm… Baiklah. Aku akan memasakkanmu sesuatu” Katanya setelah berpikircukup lama.

    “Haaah? Tapi aku tidak punya bahan makanan?!” Aku mencobaa menjelaskan kepadanya.

    “Tidak apa. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil bahan masakan.” Katanya sambil tersenyum.

    “Mana sempat!” Seruku.

    “Sekarang sudah jam 07.20, dan jalan kaki dari sini ke sekolah makan waktu 20 menit. Jadi, aku Cuma punya waktu 20 menit untuk mempersiapkan semuanya.”

    “Kalau begitu cepatlah mandi dan membereskan buku-buku pelajaranmu. Aku jamin ketika kau sudah menyelesaikan semuanya, makananmu sudah siap tersaji. Kalau begitu, bye.” Tanpa menunggu jawabanku, dia merubah dirinya menjadi kelelawar lalu terbang keluar. Dasar, benar-benar seenaknya saja!.
    ~~~~~​

    Setelah selesai mandi dan mempersiapkan buku pelajaran hari ini, aku keluar kamar. Kulihat dia masih memasak dengan sangat senang di dapur.

    “Hei… Sudah jam 07.35 nih…” Keluhku. Walau berlaripun, tetap makan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke sekolah.

    “Sabar. Sebentar lagi selesai.” Katanya.

    Sekitar 5 menit kemudian, dia seleseai.

    “Tadaa!” Katanya ceria. Di meja makanku tersedia makanan lengkap, mulai dari makanan pembuka, utama dan penutup.

    “Apa… Ini?” Aku terkejut.

    “Kenapa?” Tanyanya heran.

    “Kenapa kau menyiapkan makanan full course seperti ini?!” Teriakku. Sudah tidak ada waktu lagi dan dia membuat makanan full course? Gila!

    “Sudah, cepat makan atau kau yang kumakan!” Ancamnya. Glek. Seram sekali…

    Akhirnya aku makan dengan terburu-buru hingga tersedak. Setelah selesai makan, kulihat jam tanganku. Celaka, tinggal 5 menit lagi menuju jam 8!

    “Gawat!” Aku mengambil tasku dan berlari keluar apartemen dengan panik. Bukannya apa-apa, tapi hukuman bagi yang terlambat di sekolahku itu sangat mengerikan. Bagi perempuan, lari keliling lapangan sekolah sebanyak 20 kali dan untuk cowok, keliling lapangan sebanyak 50 kali!

    “Tenang saja, kita akan terlambat bersama.” Kata si cewek vampire yang sekarang ikut berlari di sebelahku.

    “Berisik, ini semua gara-garamu!!!”

    Dan akhirnya, aku benar-benar terlambat. Aku sampai di sekolah jam 8 lewat 5 menit.

    “Sensei, kumohon. Aku Cuma terlambat 5 menit. Biarkan aku masuk!” Aku memmohon kepada Masamori Sensei, guru olahragaku yang terkenal sangat galak dan disiplin. Aku tahu dia tidak akan mungkin mengizinkan aku masuk, tapi apa salahnya mencoba membujuknya?

    “Baiklah. Lari 55 keliling.” Katanya dingin.

    “Eh?!! Tunggu sensei, 55 keliling terlalu bany…”

    “Kalau begitu, 60 keliling.” Katanya lagi.

    “…” Aku terdiam. Daripada berdebat dan jumlah hukumanku semakin bertambah, lebih baik aku diam. Huh, semoga saja rambut palsumu terbang di tiup angin!

    “Eh, baiklah. Yang terlambat hari ini ada 6 orang. Sadayuki Eri dari kelas 1-2, Hayagusa Tooru dari 3-3, Yamada Tendou dari kelas 2-3, Cylenne Forte dari kelas 1-1, Miyamoto Hiroki dari kelas 2-5 dan Nobuhiro Nanba dari kelas 1-1.” Masamori sensei mengabsen nama kami yang terlambat setelah kami menunggu di luar sekolah selama setengah jam.

    “Baiklah. Yang cewek lari 20 keliling dan cowok lari 50 keliling, kecuali kamu, Yamada. Kamu lari 60 keliling!”

    “Baik…” Kataku menjawab lemah.

    “Letoy sekali jawabanmu. Kalau begitu, lari 65 keliling!”

    “Apa! Tunggu dulu sensei…”

    “70 keliling!” Belum sempat aku komplain, hukumanku telah bertambah menjadi 70 keliling. Argggh!!! Kenapa hari ini aku sial sekali?!!
    ~~~~~~​

    Aku selesai berlari tepat ketika bel istirahat pertama berbunyi. Haaah... Benar-benar melelahkan. Masamori-Sensei benar-benar sudah tidak waras! Apakah wajar untuk menyuruh muridnya berlari 70 keliling? Dan ini semua karena si cewek vampire itu! Dia menyuruhku memakan hidangan full course buatannya untuk sarapan pagi. Otomatis aku terlambat.

    Sembari mengusap keringatku yang terus berjatuhan dari sudut dahiku, aku menoleh kepadanya. Dia sedang duduk di kursi panjang di samping lapangan dan tersenyum menunggu selesai berlari. Walaupun dia berhasil menyelesaikan lari 20 kelilingnya hanya dalam waktu 5 menit, dia memohon kepada Masamori-Sensei untuk mengizinkan dia menungguku hingga selesai ketimbang langsung kembali ke kelasnya. Karena Masamori-Sensei memiliki fetish kepada cewek loli, dia mengiyakan begitu saja.

    Si cewek vampire itu berdiri dan menyerahkan sebotol air mineral padaku yang masih berdiri terengah-engah di lapangan.

    “Ini, kau pasti sangat capek kan?” Katanya tersenyum manis.

    Aku langsung mengambil air itu dan meminumnya tanpa berkata apapun padanya. Haaah, meminum sebotol air seteah berlari ternyata benar-benar segar.

    “Oh ya, itu tadi air minum bekasku. Aaah... Kita ini benar-benar seperti sepasang kekasih. Meminum air dari botol yang sama. Bagaimana rasanya ciuman tidak langsung dariku?” Dia terlihat sangat senang dan tersenyum. Setelah dicium dua kali olehnya, sekarang aku mendapatkan ciuman tidak langsung dari seorang vampire. Hal romantik yang kubayangi kulakukan dengan pacarku (yang tentu saja harus manusia biasa), kini kulakukan dengan seorang vampire yang mengaku-ngaku sebagai pacarku!

    “Kenapa? Kau terlihat sangat pucat. Kau pasti kecapekan ya? Apa mau pergi ke UKS?” Tanyanya dengan nada khawatir yang aku tahu hanya pura-pura saja.

    “Ah, tidak. Aku akan langsung ke kelas saja” Hiks,,, Ini semua karenamu tahu.

    “Baiklah. Kalau begitu, ayo kita pergi ke kelas bersama!” Katanya riang. Kami lalu berjalan ke arah gedung sekolah diiringi bunyi bel pertanda waktu istirahat pertama tlah habis
    ~~~~~​

    “Eng... Forte?” Kataku.

    “Panggil saja Cylenne.” Katanya sembari menggandeng tangan kiriku

    “Kelas satu berada di lantai dua loh” Aku menjelaskan padanya.

    “Lalu~?” Tanyanya dengan nada riang.

    “Ini lantai tiga, hanya ada kelas 2 di sini.” Kataku kembali menjelaskan.

    "Ya, aku tahu. Lalu ada apa?” Dia bertanya seolah tidak mengerti.

    “Kita sekarang berada di depan kelasku dan aku mau masuk kedalam. Kau terus menggandeng tanganku. Apa juga ingin ikut denganku masuk ke kelas?” Tanyaku hampir hilang kesabaran.

    “Yup!” Katanya dengan girang.

    “Ehhh??!!” Ya.. Yang benar saja!

    “Hei! Ada apa ribut-ribut!?” Pintu kelasku terbuka. Dihadapanku berdiri Akagi-Sensei.

    “Glek.... Akagi-Sensei. Ap-Apa kabar?” tanyaku terbata.

    “Hmm? Ternyata kamu Yamada Tendou? Sensei kira kamu tidak masuk sekolah hari ini. Bagaimana? Sudah coba pergi ke rumah sakit? Kau tidak jadi gila gara-gara hukuman yang Sensei berikan kemarin kan?” Tanyanya terdengar khawatir. Ternyata Akagi-Sensei benar-benar mengira aku jadi gila karena kejadian kemarin.

    “Ahahaha... Tentu saja tidak Sensei.” Kataku pura-pura tertawa.

    “Baguslah kalau begitu.” Kata sensei sembari mengelus dadanya. “Ngomong-ngomong, siapa gadis di sebelahmu ini?” Sepertinya Akagi-Sensei baru menyadari kehadiran Cylenne.

    “Nama saya Cylenne Forte. Saya siswi dari kelas 1-1.” Katanya sembari membungkuk memberi hormat kepada Akagi-Sensei. Dia juga sudah melepaskan gandengan tangannya dariku.

    “Oh. Kau tidak belajar? Ada urusan apa kemari?” Tanya Akagi-Sensei.

    “Saya hanya mengikuti kemana pacar saya pergi. Kami baru jadian kemarin. Saya khawatir dia melirik gadis lain, jadi saya ingin selalu berada di sampingnya setiap saat.”

    “Oh, begitu.... EEEEEHHH????!!” Akagi-Sensei terkejut, begitu juga aku dan seluruh teman sekelasku. Sedangkan, Cylenne Forte, dia hanya tersenyum.
    ~~~~~​

    Akhirnya update juga sebelum kembali berhibernasi untuk waktu yang cukup lama....:sedih:
    Terima kasih untuk semua dukungan moralnya selama ini.... Arigatou!!:patahhati: :)lol: Udah kayak penulis terkenal aja:oghoho:)

    R.O.D (Read Or Die):pistol:
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Feb 26, 2012
  19. Downloader007 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 16, 2011
    Messages:
    315
    Trophy Points:
    41
    Ratings:
    +97 / -1
    hihihi, cerita harem, pasti penulisnya kebanyakan nonton anime.
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Feb 24, 2012
  20. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    baru baca chapter 1 tapi mau komentar dulu.

    format penulisannya ga seperti biasa, mungkin ini yang disebut format light novel ya? tapi jadi enak dibaca.

    saya baca ceritanya koq jadi terpikir anime2 jepang yang bercerita ttg cowok culun yang dikelilingi gadis2 manis nan sexy yah? :mesum:
     
    • Thanks Thanks x 1
  21. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter 6
    Hari Pertama 'Pacaran'


    Aku melihat ke arah bangku Nanami. Kosong. Sepertinya dia tidak masuk hari ini. Apakah itu karena kejadian kemarin? Aku merasa bersalah padanya. Aku tidak bermaksud melukai perasaannya. Aku sungguh tidak menyangka bahwa dia sudah menyukaiku sejak dulu. Hiks... benar seperti yang dikatakan teman sekelasku, aku memang tumpul. Lihat, mereka semua menatapku dengan tatapan aneh. Tentu saja, itu pasti gara-gara masalahku dengan Nanami kemarin. Atau.... Gara-gara cewek vampire ini?!!

    “Hmmm~” Cylenne Forte, cewek vampire yang memaksaku menjadi pacarnya kini sedang duduk di sampingku sembari mengandeng lengan kananku dengan erat dan bersenandung kecil.

    Akagi-Sensei yang kukira akan menegur hal ini bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Apa karena ia takut kalau-kalau aku akan menjadi gila lagi seperti kemarin? (Hiks, padahal sudah kujelaskan kalau aku tidak gila T_T).

    “Hey, Cylenne. Bisa tolong lepaskan lenganku? Aku jadi tidak bisa menulis.” Pintaku padanya.

    “Tidak apa. Tulis saja dengan tangan kirimu.” Katanya cuek masih dengan bersenandung kecil.

    Uggh.... Kenapa sifatnya harus menyebalkan seperti ini?! Memaksakan kehendaknya sendiri dan tidak memikirkan perasaan orang lain. Dan tatapan aneh teman-teman sekelas benar-benar membuatku merasa malu dan tidak nyaman.

    “Tolonglah, aku tidak ingin mereka semua salah paham.” Pintaku kepadanya sekali lagi.

    “Salah paham? Karena apa? Bukankah hal yang wajar kalau sepasang kekasih memadu kasih di depan umum?” Tanyanya sok polos.

    Memangnya siapa yang sepasang kekasih? Ini pemaksaan namanya!

    Dia terdiam beberapa saat dan menatapku dengan tatapan aneh, seolah tahu apa yang kupikirkan. Dia lalu mendekatkan bibirnya ke telingaku dan membisikkan,

    “Atau kau lebih memilih jika darahmu kuhisap?”

    Suaranya yang dingin langsung membuat bulu kudukku berdiri. Dia tidak bercanda. Kalau aku menolak menjadi pacarnya, dia benar-benar akan menghisap darahku.

    “... Baiklah. Terserah kau saja.” Kataku akhirnya menyerah.

    “Bagus!” Katanya dengan riang dan kembali menggandeng lenganku dengan erat serta bersenandung kecil.
    ~~~~~~​

    Akhirnya, bel istirahat pertama berbunyi. Setelah guru yang mengajar keluar kelas, semua anak di kelas langsung ribut mengerumuniku

    ”Siapa cewek itu Yamada? Bagaimana bisa kau mencampakkan Nanami dan mendapatkan pacar baru? Apa maksudmu bermesaraan selama jam pelajaran barusan? Dasar cowok tak tahu diri!”

    Serentetan pertanyaan dan hujatan menerpaku. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan dan menangkis hujatan yang mereka lontarkan begitu cepat. Ahh... Siapa saja tolong aku!

    “Permisi, kami ingin pergi ke kantin. Tolong jangan ganggu hubungan kami. Urus saja masalah kalian masing-masing.” Akhirnya cewek vampire itu bertindak agar kami dapat lepas dari serangan teman-teman sekelasku. Wueks! Hanya dengan satu tangan, ia berhasil menyingkirkan satu batalyon murid kelas ini. Wuaah... Ternyata kekuatan cewek vampire ini tidak bisa diremehkan!

    Kami akhirnya sampai di kantin. Dia memilih meja yang agak jauh dari murid-murid lain.

    “Mau pesan apa? Biar aku yang ambilkan.” Katanya menawarkan bantuan.

    “Eh, terserah kau saja.” Jawabku.

    Dia lalu berjalan ke arah ibu penjaga kantin. Dari percakapan mereka yang agak lama, sepertinya ia memesan banyak makanan.

    Setelah menunggu beberapa lama, ternyata benar dugaanku. Dia memesan hidangan full course! Uah... Bel masuk tinggal 5 menit lagi. Bagaimana caraku menghabiskannya.

    Dia berjalan kearahku dengan berhati-hati karena nampan yang dibawanya cukup besar. Tetapi, hal yang mengejutkanku terjadi. Tiga orang siswi menghadangnya lalu mendorong tubuhnya hingga semua makanan yang dibawanya jatuh menimpanya.

    “Upss... Sorry, gak sengaja.” Kata salah satu dari ketiga cewek itu yang sepertinya pemimpinnya.

    Aku reflex berdiri dari tempat dudukku dab berjalan ke sana untuk membantunya. Tetapi, Cylenne menatapku dari sudut matanya dan memberi isyarat agar jangan ikut campur.

    “Tidak apa-apa. Bukan salahmu.” Kata Cylenne lalu mencoba membereskan makanan itu.

    Si pemimpin geng cewek itu terlihat kesal dan menendang kembali makanan yang dikumpulkan Cylenne itu.

    “Dasar sombong!” Katanya lalu berjalan lalu diikuti kedua temannya.

    Dia, cewek vampire itu memang sering bertindak sekenanya kepadaku. Tetapi entah mengapa, aku merasa kasihan padanya dan merasa marah kepada apa yang dilakukan ketiga cewek tadi kepadanya. Aku lalu berlari menghampirinya.

    “Kau tidak apa-apa?” Tanyaku lalu ikut membantunya mengumpulkan makanan yang berserakan.

    “...B...es...ek...” Aku mendengar dia sepertinya menggumam sesuatu.

    “Eh?” Tanyaku karena aku tidak bisa mendengar gumamamnya.

    “Dasar cewek-cewek berengsek! Memangnya mereka pikir mereka siapa?! B*tch!!”

    Wakks! Ternyata sedari tadi dia sedang mengutuk mereka!

    “Grrr... Kalau saja mereka laki-laki, sudah kuhisap darahnya dari dulu.” Katanya masih bergumam kesal. Hanya aku yang kini berada di sampingnya yang dapat mendengar gumamannya.

    “Memangnya kau tidak bisa menghisap darah perempuan?” Tanyaku setengah berbisik agar tidak ada bisa yang mendengarkan selagi masih mengumpulkan makanan-makanan yang berserakan.

    “Tentu saja bisa! Tapi, di dunia para vampire, ada peraturan tidak tertulis bahwa vampire hanya menghisap darah manusia yang berlawanan jenis.” Katanya sambil tetap menggerutu.

    “Peraturan ... Tidak tertulis?” Ahaha.... Ternyata di dunia para vampire ada peraturan seperti itu ya.. -_-”

    “Lalu, kenapa kau tidak melawan?” Tanyaku lagi.

    Dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab,

    “... Bukan urusanmu.” Dengan nada yang terdengar sedih.

    Akhirnya kami selesai mengumpulkan semua makanan yang berserakan. Akibat insiden tersebut, kami tidak jadi makan dan langsung kembali ke kelas berhubung bel masuk telah berbunyi. Dia hanya diam saja selama perjalanan ke kelas. Aku baru sadar, aku tidak mengetahui apapun tentang dia kecuali dia adalah seorang vampire. Siapa teman-temannya disekolah, atau bagaimana sifatnya kepada orang lain selainku disekolah, aku tidak tahu. Terlalu banyak rahasia yang ada pada dirinya.

    “Hmm... Kenapa?” Dia bertanya padaku. Mungkin karena ia merasa risih karena terus kuperhatikan dengan tatapan aneh.

    “Eh, tidak. Tidak ada apa-apa.” Aku langsung memalingkan wajahku ke arah atas. Aku merasakan mukaku sedikit memerah. Apa sekarang aku mulai suka padanya?

    Kami akhirnya sampai di kelas. masih duduk disebelahku, tetapi tidak lagi menggandeng lenganku. Dia hanya duduk dan menatap ke bawah dengan tatapan sedih, seolah memikirkan sesuatu. Tetapi, walaupun kutanya ada apa, dia tidak akan menjawabnya. Karena itu, aku hanya membiarkannya saja berdiam diri dan mencatat pelajaran. Senou-Sensei, guru Bahasa Jepang sama sekali tidak menegur kami. Kurasa mungkin Akagi-Sensi sudah menjelaskan masalahnya sebelum Senou-Sensei mengajar di kelas (Aku penasaran, sebenarnya apa yang dikatakan Akagi Sensei kepada Senou Sensei?).
    ~~~~~​

    Bel istirahat kedua berbunyi. Sepertinya Cylenne telah kembali semangat seperti semula. Buktinya dia kembali menggandeng lengan kananku dengan erat.

    “Ayo, kali ini kita harus benar-benar makan!” Katanya dengan penuh semangat.

    Agar kejadian tadi tidak terulang, kali ini aku menemaninya memesan makanan. Waaah, hampir seluruh makanan yang ada dalam menu dipesannya.

    “Hei, Cylenne. Aku tidak punya uang untuk membayar semua itu.” Kataku setengah berbisik.

    “Tenag saja. Biar aku yang bayar. Tapi ingat, harus habis. Jangan sampai ada sisa.” Jawabnya.

    Hiks, perutku bisa-bisa meledak kalau makan sebanyak itu. Aku kan bukan manusia karet!

    Jumlah yang dia beli kali ini lebih banyak dari sebelumnya butuh dua nampan besar untuk membawa semua makanan. Akibatnya, kami masing-masing membawa satu buah nampan.

    “Cylenne, apa ini tidak terlalu banyak?” Kataku kepada Cylenne ketika melihat semua makanan yang begitu banyak ini, sehingga memenuhi meja yang lumayan panjang ini.

    “Tenang saja, aku juga ikut makan.” Katanya dengan penuh semangat.

    Dan sesuai yang dia katakan, ¾ dari makanan yang kami pesan dihabiskan olehnya dalam waktu yang bisa dikatakan sangat cepat. Aku sendiri terkejut dan hanya bisa melongo melihat kecepatan makannya.

    “Hei, jangan melamun saja. Cepat teruskan makannya!” Katanya memperingatiku sambil tetap meneruskan makannya.
    Dia sama sekali tidak makan dengan rakus atau berantakan. Dia makan dengan table manner yang baik, ala tuan putri pada zaman pertengahan. Satu suap, dua suap, tiga suap, langsung dilakukannya begitu saja seolah-olah dia sama sekali tidak mengunyah makanan tersebut dan langsung menelannya. Hal itulah yang membuatku terheran-heran.

    “Hei, apa kau tidak tersedak makan tanpa mengunyah makanan itu?” Tanyaku.

    “Tubuh vampire beda dengan orang biasa. Tanpa mengunyah pun, kami bisa makan tanpa tersedak.” Katanya bangga.
    Aku hanya bisa sweatdrop mendengar perkataannya -_-“.

    “Pulang sekolah kita jalan-jalan ya.” Katanya setelah kami selesai makan.

    “Kemana?” Tanyaku sembari mengelap mulutku dengan tissu.

    “Kemana saja. Pokoknya jalan-jalan.” Katanya bersemangat.

    “Yah, baiklah.” Kataku dengan mengangguk.

    Setelah pelajaran terakhir berakhir, kami pergi game center. Kami lalu bermain mengambil boneka di mesin pencapit boneka. Aku berulang-ulang kali gagal mengambil boneka itu. Karena gemas, akhirnya Cylenne sendiri yang turun tangan. Hanya dengan sekali tangkap dia lagsung mendapatkan 4 boneka sekaligus!

    Boneka-boneka itu adalah boneka, teddy bear kecil berwarna ungu, boneka rubah kecil berwarna coklat muda, boneka kucing kecil berwarna putih dan boneka berbentuk ubur-ubur berwarna biru.

    “Boneka teddy bear ini untukku, lalu yang kucing ini untuk Selena. Lalu yang berbentuk ubur-ubur ini untukmu.” Katanya lalu memberikan boneka yang kupikir bentuknya agak aneh.

    “Terima kasih.” Kataku. “Lalu, boneka yang berbentuk rubah itu untuk siapa?” tanyaku kepadanya.

    “Hmmmm.... Boneka rubah ini untuk temanmu.” Katanya lalu memberikan aku boneka rubah itu.

    “Teman?” Tanyaku tidak mengerti.

    “Ya, temanmu yang tidak masuk hari ini. Dia teman terbaikmu kan? Aku ingat kau kemarin bilang dia adalah sahabat sejatimu.” Katanya.

    Jadi yang dia maksud teman itu adalah Nanami? Sepertinya dia mendengarkan kata-kataku kepada Nanami waktu sedang mengawasiku kemarin. Aku menerima boneka itu dari Cylenne walaupun ragu Nanami mau menerimanya.

    “Terima kasih.” Kataku lagi.

    “Tidak masalah.” Katanya tersenyum hangat yang sukses membuat wajahku memerah.
    ~~~~~​

    :haha: Si agan tau aja:malu:

    Thanks reviwenya:peace:. Tapi pasangannya cuma satu kok:tampan:. (Mungkin aja jadi 3 atau 4, who's knows:hihi:)

    Oke, silakan nikmati chapter 6 sebelum saya benar-benar berhirbenasi panjang:lalala:

    Bye!:oghero:
     
    Last edited: Feb 26, 2012
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.