Novel Sabtu Bersama Bapak - Adhitya Mulya

“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra".

Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Penyunting : Resita Wahyu Febiratri
Proofreader : Yuke Ratna P. & Mita M. Supardi
Desainer Sampul : Jeffri Fernando
Penata Letak : Landi A. Handwiko
Penerbit : GagasMedia
Jumlah Halaman : x+278 hlm
ISBN : 979-780-721-5
Jenis : Novel, Fiksi​

Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.

Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.

Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”

Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.

Spoiler

Sabtu Bersama Bapak adalah salah satu buku yang saya suka. Jalan ceritanya santai tapi “kena” banget! Soalnya gak Cuma guyon yang garing-sih-tapi cukup menghibur dan juga beberapa pelajaran berharga untuk kehidupan. Selain itu konsepnya bener-bener fresh. Bercerita tentang kehidupan Ibu Itje, Satya dan Cakra setelah ditinggal pergi oleh sosok Bapak dengan segala lika-liku masalah hidup. Ditengah kebingungan, mereka selalu teringat nasihat-nasihat Bapak yang ditinggalkan dalam bentuk rekaman kaset sebelum Bapak meninggal. Sehingga walaupun Bapak tidak ada disekitar mereka, mereka masih bisa merasakan kehadiran Bapak dalam bentuk ajaran-ajaran hidup yang selalu menjadi panutan Satya dan Cakra. Ibu Itje yang diam-diam ternyata mengidap kanker payudara dan cukup ragu untuk memberi tahu anak-anaknya soal kondisinya. Karena Satya dan Cakra cukup protektif terhadap ibu mereka. Satya sebagai sosok anak sulung yang sangat mandiri namun bisa-dibilang-belum-sepenuhnya-dewasa sangat mudah naik darah sehingga menyebabkan hubungan Satya dan anak-anaknya merenggang. Betapa Satya menjadi sosok yang ditakuti oleh ketiga anaknya. Cakra/Saka adalah sosok yang lebih kalem-kelewat diem dan dewasa. Cakra/Saka si jomblo akut yang-kebetulan-sudah-siap-nikah tapi masih belum punya calon. Berbekal persiapan yang matang, umur, karir, rumah Saka/Cakra siap sedang mencari calon istri dimana dia jatuh hati dengan Retna/Ayu si anak baru. Namun Saka/Cakra punya rival yang cukup tanggung dalam memperebutkan hati Retna/Ayu. Percobaan PDKT Saka/Cakra gagal total justru menyebabkan Ayu/Retna semakin menjauh. Bagaimana kelanjutan cerita mereka? Baca saja buku Sabtu Bersama Bapak! Dijamin tidak akan menyesal.

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS