1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Res est solliciti plena timoris amor

Discussion in 'Dear Diary' started by Suci_Ristyasari, Jul 17, 2014.

  1. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    Ada seorang teman kantorku yang mulai merasa sangat risau dengan kondisi tubuhnya.
    Dia
    (seorang laki-laki) berbobot 100 kg alias 1 kuintal. Sedangkan tingginya "hanya" 170 cm.

    Sang i
    stri pun kini sudah mulai ikut merasa was-was dengan keadaan suaminya tersebut.

    Merasa takut dan khawatir jika "sesuatu yang buruk" akan menimpa teman kantorku itu.

    Ditambah lagi
    , anak-anak mereka berdua masih kecil-kecil dan sedang mulai bertumbuh.



    :gadisehem:
    Rasanya aku bisa mencoba untuk ikut bersimpati atas kekhawatiran teman kantorku itu.
    Tapi aku tidak bisa sepenuhnya memahami "penderitaan" yang saat ini tengah dia rasakan.

    Terus terang saja, hingga usiaku yang mulai memasuki "mid-twenties" sekarang ini,
    aku belum pernah satu kali pun merasakan yang namanya problem kelebihan berat badan.

    Jadi
    , ya aku sama sekali tidak memiliki pengalaman diet ketat untuk menguruskan tubuh.

    Mungkin setelah melahirkan, aku pun akan berhadapan dengan problem yang sama, ya?
    Tapi semoga hal seperti itu bisa aku dan "misuaku" atasi bersama dengan sebaik-baiknya.



    Si Mas Gantengku juga termasuk ke dalam golongan kelas berat. Bobot tubuhnya 90 kg.
    Hanya saja, karena tinggi badannya menjulang hingga 187 cm, maka ia tak terlihat "ndut".

    Dia bukanlah seorang bodybuilder yang otot-otot tubuhnya terlihat menonjol di sana-sini.

    Tapi dia pun bukan seorang pria yang membiarkan "tubuhnya terbengkalai tak terlatih".

    :gadisomg:
    Menurut sumber yang tak bisa dipercaya, "misuaku" dulu berprofesi sebagai kuli panggul.
    Entah apa saja yang telah dipanggulnya. Tapi yang pasti
    , tubuhnya terlihat tegap dan kuat.



    :gadiskya:
    Kalau dia mau sok-sokan "pamer body" ke aku
    , 100% aku pasti akan terpesona dibuatnya.
    Dan aku sama sekali tak ingin dia mengurangi berat badannya. Nanti jadi tidak sexy lagi.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    :gadisgila:
    Sejujurnya
    , aku tidak pernah terlalu bisa menyimak dan menikmati film-film superheroes.


    :gadiskya:

    Tapi ternyata aku bisa sangat kesengsem dengan karakter Frank Castle a.k.a. The Punisher.


    :gadisnope:
    Frank Castle itu bukanlah sosok hero seperti karakter-karakter superhero pada umumnya.
    Dia seorang anti-hero. Dimusuhi penjahat, sekaligus juga tak disenangi aparat kepolisian.


    :gadisterharu:
    Sekalipun begitu
    , dalam hati kecil, kita akan bisa bersimpati dengan seluruh perbuatannya.
    Di saat hukum yang ada "dibuat seolah tidak berdaya", The Punisher bisa mengatasinya.



    Sometimes...... the law is helpless to act.... even when it identifies the guilty.

    In certain extreme situations, the law is inadequate.

    It follows, therefore, that sometimes... it is necessary to act outside the law,
    to shame its inadequacy, to pursue a natural justice.


    :gadispisau:

    Rangkaian kalimat di atas seakan adalah suatu pembenaran yang dibuat oleh The Punisher.

    Bagaimanapun, "pembenaran" boleh jadi bukanlah "satu kebenaran" yang pantas kita akui.



    Tapi kalau kalimat itu dibaca dan diresapi, ah, rasanya kita pun akan sulit mengingkarinya.
    Sometimes...... the law is helpless to act.... even when it identifies the guilty.


     
  4. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    "A wolf in wolf.'s clothing.... and a wolf in sheep's clothing."

    :gadissuram:
    Dulu, saat aku masih menjalani "masa ketidakpastian" itu, pernah ada yang menasihati aku.
    Nasihat seorang perempuan yang pernah aku klasifikasikan sebagai salah seorang temanku.


    "Sudahlah, Mbak... kamu tidak usah ikut-ikutan menginginkan laki-laki yang tidak jelas itu.
    Lebih baik kamu berkonsentrasi sepenuhnya pada karier dan pekerjaanmu sekarang ini.

    Sayang banget kalau karier dan pekerjaanmu terganggu karena memikirkan laki-laki itu.
    Nanti juga kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang lebih baik daripada dirinya."



    :gadisomg:
    Ah, sungguh satu nasihat yang terdengar sangat manis dan juga sangat mengharukan, ya?

    Nasihat semacam itu bisa dipersepsikan sebagai satu bentuk kepedulian "si Ibu itu" padaku.
    Seolah "si Ibu itu" tidak rela jika aku diluluhlantakkan oleh rasa cinta yang tak terbalaskan.

    Intinya
    , "si Ibu itu" menasihati aku supaya aku memutus rasa cintaku pada si Mas Ganteng.



    Tapi ternyata Sang Maha Penentu Nasib berkehendak lain. Rasa cintaku malah terbalaskan.

    :gadiskya:
    Laki-laki itu akhirnya jatuh ke dalam dekapanku. Dan aku pun jatuh ke dalam pelukannya.
    (Note: Kalimat di atas adalah suatu kiasan. Jangan hanya diartikan secara harfiah, ya.)

    Bahkan lebih jauh lagi. Sang laki-laki itu pun ternyata punya nyali besar untuk melamarku.



    Lalu setelah mengetahui hal tersebut, bagaimanakah reaksi yang muncul dari "si Ibu itu"?
    Aku tidak bisa mengetahui pasti apa yang sebenarnya "si Ibu itu" rasakan di dalam hatinya.

    Yang jela
    s sih, tiba-tiba saja kini aku merasakan bahwa "si Ibu itu" mulai menjauh dariku.
    Seorang temanku bahkan bersaksi, bahwa "si Ibu itu" sekarang mulai gencar menghinaku.

    :gadistawa1:
    Salah satu bentuk hinaan yang justru membuatku tersenyum adalah: "perempuan inlander"



    Rupanya nasihat "si Ibu itu" padaku dulu, adalah nasihat yang punya motif tersembunyi.
    Ternyata "si Ibu itu" diam-diam mengadakan operasi gerilya dengan target si Mas Ganteng.

    :gadissebel:
    Sayangnya
    , dulu aku tidak terlalu peka untuk sanggup meraba motif yang tersembunyi itu.


    "Sudahlah, Mbak.... kamu tidak usah ikut-ikutan menginginkan laki-laki yang tak jelas itu."
    Sebetulnya dia ingin bilang, "hei, kamu jangan ikut mengincar dia yang sedang aku incar."

    Tapi mungkin supaya terlihat elegan, "si Ibu itu" mengemasnya dalam bentuk satu nasihat.



    Katanya sih.... pada kondisi tertentu, manusia akan menjadi serigala bagi manusia lainnya.
    Hal itu akan terjadi selama manusia masih memiliki hasrat, ambisi, gairah, dan keinginan.

    :gadisehem:
    Serigala berbulu serigala itu lebih mudah kita hadapi daripada serigala berbulu domba.
     
  5. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    Di saat kebohongan terlihat begitu merajalela, ketika kebenaran berusaha ditutup-tutupi,
    yang kotor dicitrakan sebagai yang bersih, dan kepalsuan pun berserakan di mana-mana,
    Alhamdulillah, tetap ada keyakinanku pada Allah SWT, bahwa yang haq tetaplah yang haq.



    :gadisbertapa:

    Hari ini aku bersyukur karena kamu yang tercinta, ternyata berani mengambil sikap tegas.

    Ketegasan yang tadi siang telah kamu tunjukkan di hadapanku, membuat aku terpesona.
    Biarpun haru
    s aku akui.... ada sedikit rasa ngeri jika ketegasanmu itu ditanggapi negatif.


    Di luar dugaan, ternyata ada begitu banyak teman yang sepaham dengan sikap tegasmu itu.



    Dunia menjadi saksi, bahwa begitu banyak laki-laki yang terlihat lemah dalam bersikap.
    Tidak berani bersikap, tidak berani bersuara, dan melazimkan kedzaliman yang terjadi.

    Aku berterimakasih pada Allah, karena Dia menciptakanmu sebagai laki-laki yang kuat.

    Kamu
    , laki-laki yang punya nyali untuk berada berseberangan dengan hal yang bathil.

    Nyali yang terukur, plus tetap memperhitungkan segala risiko, skenario, dan kemungkinan.



    :gadiswee:
    Aku tidak pernah menginginkan kamu untuk mengadopsi sifat-sifat malaikat di Surga sana.
    Tetapi aku pun tak pernah mengharapkanmu untuk menyerap sifat-sifat iblis di dunia ini.

    :gadiskya:
    Aku menginginkan kamu dengan seluruh kebaikanmu dan sekaligus juga kebrengsekanmu.
    Toh, sebrengsek--brengseknya kamu, masih selalu ada norma pembatas yang kamu anut.

    Pa
    sca peristiwa tadi siang, aku menjadi yakin untuk menjalani sisa hidupku bersamamu.

     
  6. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    Semasa SMA dulu, secara formal sih, perempuan bernama Uti itu adalah teman sekelasku.
    Tapi secara faktual, si Uti itu justru sama sekali tidak pernah aku anggap sebagai temanku.

    Mengapa begitu? Karena pada masa lalu, si Uti punya deretan perilaku yang super negatif.

    :gadistawa1:
    Jujur deh, saat masih "teenager", aku pun bukan termasuk contoh perempuan yang alim.
    Ada cukup banyak "kebandelan dan keisengan masa pubertas" yang pernah aku lakukan.

    Biarpun begitu, level kebandelanku masih jauh lebih rendah dibandingkan levelnya si Uti.

    Mungkin bisa aku katakan, bandelnya aku itu paling "hanya" membuat orangtuaku marah.
    Kebandelanku kala itu tidak sampai membuat Mama-Papa menangis sedih dan kecewa.



    :gadisnope:
    Aku tidak sedang bermaksud untuk mengungkap dan mengungkit aib masa lalu si Uti.
    Karenanya, aku tidak akan mendeskripsikan secara detail "perilaku negatif" Uti saat itu.

    Lanta
    s
    , apa perlunya aku bercerita tentang si Uti pada postinganku di thread diary ini?



    Semalam, teman SMA-ku (sekaligus sahabat karibku) yang bernama Hafiza bercerita,
    ada sejumlah "transformasi besar dan luar biasa mengejutkan" yang terjadi pada si Uti.

    :gadisomg:
    Uti yang sekarang ini sama sekali bukanlah Uti yang kami "jauhi" semasa SMA dulu.

    Tanpa banyak publikasi, teman kami yang dulu bengal dan liar itu, kini telah berubah.
    Berubah total. Meninggalkan seluruh "citra negatif" yang sempat melekat pada dirinya.

    Berdasarkan kesaksian Hafiza, perubahan pada diri Uti itu terjadi secara menyeluruh.

    Secara lahiriah
    , Uti kini telah berhijab syar'i. Jauh berbeda dengan sosok dirinya dulu.
    Dan hal mulia tersebut diiringi pula dengan perubahan perilaku sehari-hari si Uti.

    :gadisterharu:

    Pola kehidupan yang Uti jalani saat ini adalah kehidupan yang bersih, sehat, dan lurus.

    Bagi sebagian orang, bisa jadi hal seperti itu bukanlah sesuatu yang dianggap luar biasa.
    Mungkin karena mereka tidak mengetahui betapa "rusaknya" perilaku Uti di masa lalu.



    Cerita Hafiza semalam, mau tidak mau akhirnya membuat aku terdiam dan merenung.
    Bahkan sedikit banyak juga membuat aku "merasa bersalah" dan sekaligus juga malu.

    Dulu pernah ada satu tulisanku terkait dengan si Uti yang aku posting di blog pribadiku.
    Meski tak ada caci maki pada tulisan itu, bisa dibilang, secara implisit aku mencela Uti.



    :gadissuram:
    Kemudian, sekarang ini ada "perasaan malu dan kalah" yang tiba-tiba hinggap di hatiku.
    Bagaimana tidak, orang yang aku anggap "rusak" justru mampu berhijrah lebih dahulu.


    Rasanya sih, rekam jejak masa lalu kehidupanku tidaklah sekelam rekam jejaknya Uti.

    Ironi
    snya, hingga saat ini aku belum juga punya keteguhan hati untuk lebih menata diri.
    Tapi syukurlah. "Misuaku" telah menyatakan kesanggupannya untuk membimbing aku.

    :gadispisau:
    Meski kadang justru dialah yang perlu aku bimbing agar tidak tergoda perempuan lain.




    :gadisbertapa:
    Siapa pun yang telah Allah beri petunjuk, maka tak akan ada yang bisa menyesatkannya.
    Dan siapa pun yang telah Allah sesatkan
    , maka tak ada yang bisa memberinya petunjuk.


     
    Last edited: Jul 3, 2016
  7. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    (Postinganku kali ini kurang lebih masih ada hubungannya dengan postinganku di atas)
    Kemarin aku dan "misuaku" tersayang sempat berdiskusi perihal "transformasi si Uti".

    Point yang kami bahas: apakah bisa dikatakan bahwa aku dulu telah "menghakimi" Uti?



    Sudah sangat sering kita dengar perkataan seperti: "janganlah menghakimi orang lain!"

    :keringat:
    Ket
    ika SMA
    , ada rasa enggan dalam diriku untuk berteman dan berkarib dengan si Uti.
    Rasa enggan itu aku perlihatkan secara terang-terangan di hadapan Uti dan gang-nya.

    Meski
    saat itu kami sekelas, tapi terbentang jurang pemisah dan pembeda antara kami.
    Aku, Hafiza, dan sejumlah teman kami yang lain berusaha menjaga jarak dengan Uti cs.

    :piso:
    Hal tersebut terjadi karena secara alamiah ada pertentangan nilai-nilai yang kami anut.

    Dalam perspektif objektif kami, Uti cs itu adalah perempuan-perempuan bermasalah.

    Sebaliknya, Uti & her gang mempersepsikan kami sebagai kelompok perempuan alim.

    B
    iarpun pada hakikatnya sih, yang benar-benar baik dan alim saat itu adalah Hafiza.

    Sedang aku dan yang lain tidaklah terlalu layak untuk mendapatkan predikat "alim" itu.

    Tapi secara garis besar
    , kala itu kami memang memosisikan diri kami bersama Hafiza.
    Dengan kata lain, kami jelas berdiri berseberangan dengan Uti and her notorious gang.



    :matabelo:
    Ternyata, tanpa pernah diperkirakan, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya pada Uti.
    Melalui sejumlah proses, Uti yang dulunya "rusak", kini telah menjadi Uti yang lurus.



    :???:
    Setelah mengetahui fakta tersebut, maka yang selanjutnya menjadi pertanyaan adalah,
    apakah sikap aku dan Hafiza cs pada saat itu merupakan suatu bentuk penghakiman?

    "Misuaku" mengatakan, "Kamu dan yang lain, tidaklah sedang menghakimi si Uti cs.
    Tetapi ketika itu kalian hanya sedang menyikapi perilaku buruk dari mereka semua.

    Menyikapi sesuatu yang sedang terjadi, jelas tidak bisa diartikan sebagai menghakimi."

    "Secara empiris, saat itu Uti cs adalah para perempuan yang memang WAJIB dijauhi.
    Karena jika kalian tidak menjauhi mereka, sangat mungkin kalian akan terpengaruh.
    Hal itu bukanlah suatu penghakiman, melainkan satu sikap tegas yang kalian ambil."



    "Penghakiman itu adalah bila kamu telah sok tahu memastikan takdir akhir si Uti kelak.
    Misalnya kamu bilang bahwa, 'si Uti itu 100% PASTI akan jahat hingga akhir hidupnya.'
    Nah, sikap sok tahu seperti itulah yang bisa kita katakan sebagai suatu penghakiman.

    Mbak, 'orang yang jahat' itu mustahil untuk bisa kita sikapi sebagai 'orang yang baik'.
    Jika ia menghentikan perilaku negatifnya, barulah kita bisa menyikapinya berbeda."



    :yahoo:
    Penjelasan yang nyaris berapi-api dari Mas Gantengku tersayang, melegakan hatiku.
    Kata-katanya itu memang benar. "Menyikapi" itu tidaklah sama dengan "menghakimi".



    Saat aku mengira bahwa "misuaku" akan mengakhiri diskusi kami, ternyata aku salah.
    Laki-laki tercintaku itu rupanya "masih bernafsu" untuk melanjutkan penjelasannya.
    :lol:

    "Mbak Sayang, ketika beberapa tahun silam kamu masih berstatus sebagai mahasiswi,
    maka orang-orang pun pasti hanya akan menyikapi dirimu sebagai seorang mahasiswi.

    Mereka semua jelas tidak akan mau menyikapi kamu sebagai seorang sarjana teknik.


    Jika k
    amu nekat melamar pekerjaan dengan kualifikasi S1, ya pasti kamu akan ditolak.

    Tapi itu bukan berarti bahwa mereka "sedang memberi satu penghakiman" atas dirimu.
    Mereka. hanyalah sedang menyikapi situasi faktualmu, yaitu kamu belum lulus S1.

    Buktinya, pasca kamu berhasil lulus program study S1, kamu bisa diterima bekerja.

    Kemudian sambil bekerja, kamu mencoba melanjutkan kuliahmu ke program study S2.

    Setelah kau lulus, perusahaan pun menyikapimu dengan perlakuan yang berbeda, kan?"

    :onegai:
    Ah, penjelasannya yang sangat "terstruktur" itu betul-betul mampu memukau diriku.



    :apa:
    (Sayangnya, beberapa detik kemudian, kata-kata "misuaku" mulai aneh dan ngelantur)

    "Selama ini aku melihatmu sebagai perempuan yang ayu, bersih, wangi, menarik, dll.
    Tapi aku pasti akan menyikapi dirimu secara berbeda ketika kamu pulang dari sawah.

    Saat lumpur sawah yang kotor itu menempel di bagian tubuhmu, bercampur keringat,
    tentunya penilaianku pada dirimu akan mengalami sedikit distorsi untuk beberapa saat.

    Jika aku telah berstatus sebagai suamimu, tentu aku tidak akan mendiamkan hal itu.
    Kamu akan kuperintahkan untuk mandi. Kalau kau tak mau, aku akan memandikanmu.

    Tetapi hal itu jelas bukanlah satu bentuk penghakiman dari aku terhadap kondisimu.
    Lumpur, debu, atau serpihan apa pun tidak akan pernah lama mengotori kesucianmu."




    :cambuk2:
    Huh
    , metafora macam apa lagi sih, itu? Sejak kapan aku suka berkegiatan di sawah?

    Urusan menghakimi--penghakiman kenapa jadi ngelantur ke soal mandi--memandikan?

    :malu1:
    Kelak
    , sebagai suamiku yang sah, kamu akan mendapatkan semua yang kamu inginkan.

    Tapi soal mandi--memandikan itu masihlah terlalu "saru" jika kamu singgung saat ini.



    Ataukah uraianmu yang aneh itu adalah permainan semantik yang tidak aku pahami?




     
    Last edited: Jul 13, 2016
  8. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    :gadissenyum:
    Insya Allah
    , dalam hitungan beberapa jam ke depan, Bulan Ramadhan akan segera usai.
    Semoga Allah berkenan menerima "segala jerih payah dan usaha kita" di Ramadhan ini.



    Dalam kisah perjalanan hidupku, pernah ada sejumlah peristiwa Ramadhan terakhir.

    Ramadhan terakhirku sebagai seorang siswi SD pra-pubertas, Ramadhan terakhirku
    sebagai seorang siswi SMP, lalu Ramadhan terakhirku sebagai seorang siswi SMA,
    kemudian Ramadhan terakhirku sebagai seorang mahasiswi S1, Ramadhan terakhirku
    sebelum bekerja, dan berlanjut ke Ramadhan terakhirku sebagai seorang mahasiswi S2.

    Artinya, ada banyak "Ramadhan terakhir" yang ikut menandai fase-fase kehidupanku.
    Sebagai muslimah, selalu ada kenangan Ramadhan yang terjadi dari tahun ke tahun.

    :gadisehem:
    Yah
    , tidak semua kenangan Ramadhan dalam hidupku itu adalah kenangan yang indah.
    Tapi Alhamdul
    illah, masih jauh lebih banyak nikmat Ramadhan yang bisa aku syukuri.



    Insya Allah, Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang terakhir dalam masa lajangku.

    D
    emikan pula dengan dia yang tercinta. Dia yang punya nyali untuk hidup bersamaku.

    Bagi dirinya, Ramadhan tahun ini pun menjadi Ramadhan terakhir di masa lajangnya.

    :gadiskya:
    Insya Allah, pada tahun depan, status dari diri kami berdua akan sama-sama berubah.
    Dua anak manusia ini akan "menjalani peran barunya" sebagai pasangan suami--istri.

    Sebagai manusia-manusia dewasa, kami berdua akan bersiap-siap untuk berbagi peran.

    :gadislove:
    Ada rangkaian kewaj
    ibanku pada dirinya, dan ada sejumlah kewajiban dirinya padaku.
    Ada banyak h
    ak yang akan dia dapatkan, dan ada banyak hak yang layak aku peroleh.



    Sejujurnya, sejak kemarin, sempat juga melintas suasana melankolis dalam hatiku ini.
    Ah, tanpa terasa, Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir dalam masa gadisku.

    :gadisbertapa:
    Semoga Ramadhan terakhir dalam masa gadisku ini, bisa aku tinggalkan secara elegan.
     
  9. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    :yahoo:
    Pada hari Rabu, 1 Syawal 1437 H, semua berlangsung seperti yang telah diperkirakan.

    Shalat Ied bareng
    , kemudian sungkeman kepada Mama--Papa dan YangTi--YangKung,
    lalu bersilaturahim ke sejumlah orang, dan juga menerima kunjungan silaturahim.

    :hmm:
    Karena aku telah berpenghasilan, maka ada satu kewajiban tak tertulis yang berlaku:
    Memberikan infaq kepada para keponakan dan sepupuku yang belum berpenghasilan.

    Seperti satu siklus kehidupan. Ada saat untuk menerima dan ada saat untuk memberi.
    Dulu sebelum memasuki dunia kerja, aku juga selalu mendapatkan infaq Eid al-Fitr.



    :malu1:

    Aku juga tak lupa untuk menyempatkan diri bersilaturahim ke rumah calon mertuaku.
    Sebagaimana halnya Mas Gantengku pun bersilaturahim ke rumah Mama dan Papaku.


    Kami m
    emohon doa restu agar tidak ada hal yang merintangi niat mulia kami berdua.



    Pada hari Kamis, 2 Syawal 1437 H, ada satu situasi yang terjadi di luar perkiraan kami.

    Sekitar jam 6 pagi,
    YangTi dan YangKung berencana akan berangkat ke Jawa Tengah.
    Telah terjadi
    "beberapa peristiwa" yang mengharuskan mereka berdua turun tangan.

    :keringat:
    Yang cukup m
    emusingkan kami, rencana keberangkatan itu terjadi secara mendadak.
    Ditambah lagi
    , "penyelesaian masalah itu" baru akan rampung sekitar hari Senin siang.

    Mayoritas anggota keluarga besarku sudah harus memulai aktivitasnya pada Senin pagi.

    Nyaris tidak ada "pihak berkompeten" yang bisa menemani perjalanan mereka berdua.
    Misalnya, Mama--Papa, para Pakde--Bude, atau para Om---Tante di keluarga besarku.

    Yang memiliki waktu luang hanyalah Tante Sis
    , Mbak Gati (sepupuku), aku, dan adikku.
    Jatah cuti/libur k
    ami berempat relatif lebih panjang dibandingkan dengan yang lainnya.


    Alh
    amdulillah
    , kebetulan kami juga memiliki skill mengemudi yang cukup memadai.

    Kemudian, meski "misuaku" belum resmi masuk menjadi anggota keluarga besar kami,
    tapi d
    ia pun bisa diikutsertakan. Dulu, dia pernah mengemudi dari Jakarta ke Bali pp.

    :hihi:

    Mengemudi mobil dari Jakarta ke Jawa Tengah, bagi dia sih, "piece of cake" banget.



    Toh, akhirnya rencana dadakan dari YangTi dan YangKung memang harus dijalankan.
    Satu rencana yang benar-benar tidak terencana, tapi memang jelas sekali urgensinya.

    Setelah melalui rapat keluarga, diputuskan untuk berangkat menggunakan dua mobil.

    YangTi--YangKung berada di mobil yang dikemudikan oleh Tante Sis (dan Mbak Gati).

    Sedangkan aku dan adikku akan berada di mobil lainnya, memberikan "pengawalan".

    Lantas bagaimana dengan Mas Gantengku tersayang? Ikutkah dia dalam road trip ini?

    Mama-Papa memberikan kebebasan. Kalau dia bisa dan mau ikut
    , maka dia boleh ikut.
    Tapi jika dia berkeberatan
    , maka aku sama sekali tidak boleh memaksanya untuk ikut.

    :onegai:
    Awalnya sih, aku sangat yakin bahwa "misuaku" itu pasti akan ikut dalam road trip ini.
    Aku menghubungi dia by phone, "Mas, bla.... bla.... bla.... gelem melu aku, opo ora?"

    :nangis:
    Eh, ternyata jawaban dia sangat-sangat tidak sesuai dengan harapan dan perkiraanku.

    :boong:

    "Hati-hati ya, Mbak Sayang. Doa dariku akan senantiasa mengiringi perjalananmu.
    Aku akan setia menanti kedatanganmu. Last but not least, jangan lupa oleh-olehnya."




    :voodoo:
    Kecewakah aku mendengar jawaban y
    ang mbelgedes seperti itu? Ya, jelaslah kecewa!
    Peran serta dia sungguh sangat aku harapkan untuk membackup road trip dadakan ini.

    :tega:
    Tapi ternyata jawaban dia malah langsung membuat mood-ku berubah muram seketika.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini akan segera aku lanjutkan)


     
    Last edited: Jul 13, 2016
  10. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Selagi ada waktu luang, aku akan melanjutkan kisah yang aku jalani sepanjang libur Lebaran kemarin)



    Sambil mengemas barang, aku menyampaikan jawaban "misuaku" itu kepada Mama.
    Anehnya, Mama justru meyakinkan aku bahwa Mas Gantengku pasti akan ikut serta.

    Kata Mama
    , "Mbak, jika dia 100% nggak mau ikut, jawabannya nggak akan seperti itu.
    Kalau dia mau menghindari ajakanmu, pasti dia akan mencari alasan yang lebih elegan.
    Jawaban yang 'njelehi' macam itu, sepertinya sih, hanya untuk menggoda dirimu saja."

    :keringat:
    Sekalipun hati kecilku mengiyakan ucapan Mama, tapi aku tidak mau terlalu berharap.
    Eh
    , Mama dengan sangat yakin berkata, "Tunggu deh, sebentar lagi dia pasti datang."



    :apa:

    Dan ternyata... semua perkataan Mama tadi kemudian memang terbukti benar adanya.

    Jam 10:30 pagi
    , laki-laki tercintaku itu tiba di rumahku, dalam kondisi "combat-ready".
    Kabin belakang mobilnya terlihat penuh terisi dengan aneka perbekalan yang dia bawa.

    :lempar:
    Tapi alih-alih menemuiku, dia malah memilih untuk bersosialisasi di ruang tamu kami.
    Berbincang dengan Mama-Papa, YangTi-YangKung, dan juga dengan kerabat lainnya.

    Fokus perbincangannya jelaslah seputar rencana road trip dadakan ke Jawa Tengah.



    Rencananya, kota pertama yang akan kami tuju dalam road trip ini adalah Magelang.
    Jaraknya kira-kira 500an km dari Jakarta. Bisa melalui jalur utara ataupun selatan.

    Hal ini memunculkan perdebatan. Mama menyarankan agar melalui jalur selatan saja.
    Alasan utamanya adalah untuk menghindari horror kemacetan yang parah di "Brexit".


    Pada awal aru
    s mudik, sempat terjadi tragedi yang mengerikan di Tol Brebes Timur.
    Belasan nyawa manusia pun melayang selama terjebak kemacetan yang parah di sana.

    :yareyare:
    Akal sehat kita sebagai manusia akan sulit mencerna dan memahami insiden tersebut.
    Ditambah lagi, ada banyak pihak yang seolah mencoba untuk mengingkari tragedi itu.

    Peristiwa itu mau tidak mau akhirnya menimbulkan rasa trauma dan juga paranoia.
    Tak terkecuali pada diri Mama. Terlebih, road trip ini berlangsung secara mendadak.

    Tapi mau bagaimana lagi? Rencana dadakan YangTi-YangKung itu tidak bisa ditunda.
    Dan secara faktual memang ada banyak hal penting yang harus selekasnya dibereskan.
    Segala bentuk penundaan mungkin hanya akan menimbulkan masalah-masalah baru.



    Papa, YangKung, dan "misuaku" tetap lebih merasa sreg untuk melintasi jalur utara.
    Hal logis utama yang melandasi pilihan mereka tersebut adalah soal efisiensi waktu.

    JakartaMagelang bisa kita tempuh dalam jangka waktu 10 jam saja via jalur utara.
    Sedangkan bila melalui jalur selatan, bisa-bisa memakan waktu sampai 15 jam lebih.

    Perihal "horror Brexit", YangKung meyakini bahwa insiden itu tak akan terulang lagi.
    Setidaknya sih, dalam waktu dekat ini. Karena arus mudik telah mencapai puncaknya.


    Argumen logis dari YangKung ter
    sebut mendapatkan dukungan penuh dari
    "misuaku".
    Syukur Alhamdulillah, sedikit banyak hal itu mampu mengurangi kecemasan Mama.



    Menjelang sore hari, packing perbekalan road trip dadakan ini rampung sepenuhnya.

    :lol:
    Barangbarang bawaan aku dan adikku nyaris saja menjadikan "misuaku" frustrasi.

    Untung masih ada ruang yang tersisa di dalam kabin belakang mobil si Mas Gantengku.

    Sayangnya, waktu keberangkatan kami "dengan terpaksa" harus mengalami penundaan.

    Sebelumnya, kami sempat berencana untuk berangkat pada hari Kamis, jam 8 malam.
    Tapi pasca mencermati situasi, kami putuskan berangkat pada hari Jumat, jam 5 pagi.
    Lumayanlah, ada waktu beberapa jam untuk tidur dan beristirahat sebelum berangkat.

    :malu1:

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah, lakilaki tercintaku itu menginap di rumahku.
    Tentunya dia belum diperbolehkan untuk tidur sekamar dan seranjang dengan diriku.

    Dia tidur di kamar samping mushala, yang diperuntukkan bagi tamu keluarga kami.



    Selepas sarapan pagi dan shalat subuh, road trip JakartaJawa Tengah pun dimulai.

    Mbak Gati mengemudikan mobil yang berpenumpang YangTi
    YangKung dan Tante Sis.
    Jika dia telah meras
    a letih, maka Tante Sis akan segera menggantikan posisi Mbak Gati.

    Sementara itu, di mobil SUV milik "misuaku", akulah yang berada di belakang kemudi.
    Meski pada hakikatnya aku sama sekali belum pernah berkendara melintasi jalur utara.

    :onegai:

    Tapi kan, ada "navigator" yang senantiasa setia mendampingiku dalam segala kondisi.

    Sedangkan adik perempuanku bisa duduk selonjoran dengan nyaman di kursi belakang.
    Meskipun demikian, jika diperlukan, dia pun bisa difungsikan sebagai driver cadangan.



    Syukur Alhamdulillah, hampir tak ada kemacetan yang berarti dalam road trip kali ini.
    Pada jam 11 siang, kami telah memasuki wilayah Jawa Tengah, tepatnya di kota Tegal.

    Biarpun
    kota Tegal bukanlah tujuan kami, tapi
    kami putuskan untuk berhenti sejenak.

    Untuk member
    i kesempatan YangKung dan Mas Gantengku menunaikan shalat Jumat.

    Setelah shalat Jumat usai, giliran kami yang perempuan ini menunaikan shalat Dzuhur.



    Rampung
    shalat, perjalanan kami lanjutkan. Kali ini "misuaku" yang pegang kemudi.
    Karena
    sejatinya memang dialah yang lebih mengetahui rute perjalanan yang tersisa.

    Lalu di mobil la
    innya, Tante Sis juga mengambil alih peran Mbak Gati sebagai driver.

    :yahoo:

    Jam 4 sore, kami telah memasuki kota Magelang. Berlanjut ke dusun kami tercinta.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)



     
    Last edited: Jul 15, 2016
  11. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0
    (Karena terkendala oleh kesibukan, maka baru pada hari inilah aku bisa melanjutkan postingan di atas)



    Begitu aku menjejakkan kedua kaki ini di tanah leluhurku, suasana hati pun berubah.

    Udara yang segar dan bersih seakan langsung berebut untuk mengalir di paru-paruku.

    Sejauh mataku memandang, terhampar keteduhan yang menenteramkan jiwa dan hati.

    :hmm:
    Dusun kami tercinta yang selalu terlihat damai, indah, asri, dan hijau menyegarkan.



    Setelah shalat ashar, kami pun bergantian mandi sore. Di kamar mandi. Bukan di kali.
    Sejak puluhan tahun silam, di rumah leluhurku itu telah ada 2 bangunan kamar mandi.

    :mandi:

    Jadi aktivitas mandi yang aku lakukan bisa terselenggara secara aman dan terkendali.
    Tak perlu khawatir diintip oleh siapa pun, apalagi sampai direkam secara candid. Hiii.



    :lalala:

    Kelar mandi, sambil menanti waktu maghrib, aku mengitari kebun di samping rumah.
    Mungkin bisa aku katakan, kebun seluas 800-an m2 itu bagai sebuah gudang makanan.

    T
    erdapat begitu banyak jenis tumbuhan yang setiap saat bisa kita olah menjadi lauk.

    Ada tumbuhan lumbu (sejenis talas) yang terlihat tersebar dan merimbun di sana-sini.
    Kalau tahu t
    eknik mengolahnya, batang dan daun lumbu bisa menjadi lauk yang enak.

    Kemudian ada pula beberapa jenis umbi-umbian yang mungkin akan terdengar asing.
    Misalnya, umbi-umbian yang bernama lucu seperti "gembili", "ganyong", dan "suweg".


    :hihi:

    Namanama itu boleh saja terdengar lucu. Tapi "mereka" mempunyai nilai kegunaan.
    Semua jenis umbi tersebut bisa kita jadikan sebagai alternatif sumber karbohidrat.

    Lalu ada pula satu "blumbang" (kolam ikan) yang penuh berisi ikanikan nila merah.
    Selain sebagai penyedia sumber protein, "blumbang" itu bagaikan oase di dalam kebun.



    Aktivitas berkeliling kebun terpaksa harus aku akhiri saat adzan maghrib terdengar.
    Usai kami menunaikan ibadah shalat maghrib dan isya, waktu makan malam pun tiba.

    Alhamdulillah, hidangan yang disajikan oleh kerabatku, bukanlah opor atau rendang.

    Me
    lainkan mangut ikan beong. Lalu ada juga garang asem ayam yang segar dan gurih.
    Tak ketinggalan pula bunt
    il daun lumbu, yaitu salah satu signature dish kota Magelang.

    "Mi
    suaku" yang bukan seorang Javanese pun terlihat bernafsu menikmati sajian itu.
    Untunglah tidak sampai ada "insiden keselek tulang" dikarenakan antusiasme dirinya.
    :hoho:



    Note: Aku sama sekali tidak bermaksud mencela atau "mengecilkan" nilai dari opor dan rendang, ya.
    Aku hanya sedang bersyukur atas tersajinya hidangan Lebaran yang "berbeda" dari yang sudah-sudah.



    Di daerah Magelang dan sekitarnya, masakan mangut ikan beong amat sangat populer.

    Mangut
    ikan termasuk satu jenis masakan tradisional Javanese yang sangat aku sukai.
    Deng
    an syarat, asalkan mangut itu tidak menggunakan bahan baku berupa ikan lele.

    :dingin:

    Terus terang, sejak kecil hingga saat ini, aku tidak pernah bisa mengonsumsi ikan lele.
    Ada segudang alasan subjektif dan alasan objektif yang melandasi keenggananku itu.

    Beong itu adalah jen
    is ikan yang secara fisik hampir mirip dengan ikan patin atau lele.
    Tapi "cara hidup" ikan beong ini "relatif lebih bersih" dibandingkan dengan ikan lele.

    Seperti kita tahu, ikan lele biasanya dipelihara di air yang kotor dan tercemar limbah.
    Sedangkan ikan beong hanya sanggup bertahan hidup di air yang bersih dan mengalir.

    Meski demikian, aku takkan pernah mau mencela siapa pun yang suka makan ikan lele.
    Karena masih ada banyak peternak yang berusaha memelihara ikan lele secara bersih.



    Setelah makan malam yang menyenangkan, kami bersiap untuk tidur dan beristirahat.

    Mbak Citra (kerabat kami yang menunggui rumah peninggalan leluhur kami) dan suaminya
    tidur di kamar mereka seperti biasanya. Lalu YangTi tidur sekamar dengan YangKung.
    Kemudian Tante Si
    s, Mbak Gati, aku, dan adikku tidur di kamar bagian tengah rumah.

    Ternyata, hanya Mas Gantengku sajalah yang tidak harus berbagi kasur dan ranjang.
    Dia tidur sendirian di kamar bagian depan. Memang sudah seharusnya begitu, bukan?

    :malu1:

    Jika tiba saatnya nanti dia harus berbagi ranjang, maka hanya boleh denganku saja.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)


     
  12. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Karena aku terlalu berasyik-masyuk di kehidupan dunia nyata, maka thread ini ini pun jadi terabaikan)



    Sabtu, 4 Syawal 1437 H, atau 9 July 2016. Pagipagi sekali, YangTi dan YangKung telah
    bersiap berangkat ke Yogyakarta. Untuk menyelesaikan rangkaian masalah ruwet itu.
    Keruwetan yang telah "sukses" memaksa kami untuk melakukan road trip dadakan ini.

    Persoalan rumit yang mewajibkan YangTi dan YangKung turun tangan secara langsung.


    Tetapi misi yang cukup sulit tersebut, tanpa menyertakan kami, anakcucu mereka.
    Jadi, Tante Sis, Mbak Gati, aku, adikku, dan "misuaku", sama sekali tidak dilibatkan.
    Termasuk soal antar-jemput dari Magelang ke Yogya yang berjarak sekitar 40an km.

    Mereka berdua akan mendapat "backup penuh" dari para kerabat kami di Yogyakarta.
    Terutama sekali, dukungan dari seluruh keluarga besarnya Bude Esti dan Pakde Win.


    :piso:

    Secara teknis, YangTi dan YangKung akan "membabat habis" akar permasalahannya.

    :ehem:
    Tentu
    , pasca proses pembabatan itu akan ada residu persoalan yang harus dibersihkan.
    Saat itulah peran Bude Esti dan Pakde Win sekeluarga akan amat sangat diperlukan.



    Ketidaksertaan kami (rombongan dari Jakarta) dalam misi khusus YangTi dan YangKung,
    seakan menjadi satu "blessing in disguise" yang akhirnya malah kami syukuri bersama.

    :yahoo:
    Ada waktu luang hingga hari Selasa pagi yang bisa kami manfaatkan seoptimal mungkin.

    Tante Sis, Mbak Gati, dan adik perempuanku langsung saja membuat rencana dadakan
    untuk melakukan "Tour de Magelang" dengan menunjuk Mbak Citra sebagai guide-nya.

    :hihi:
    S
    ebagaimana kita tahu, Magelang adalah wilayah yang kaya dengan situs purbakala.

    Bukan hanya itu, di Magelang juga buuanyak terdapat tempat makan yang legendaris.

    Misalnya saja, hidangan kupat tahu yang berlokasi di sekitar alun-alun kota Magelang.

    Atau sop senerek (sop daging sapi dan kacang merah) yang kelihatannya tak ada di Jakarta.
    Dan tentunya mangut ikan beong yang 100% tidak akan pernah sepi dari para peminat.



    :glek:
    Eh, di luar dugaan, "misuaku" menolak untuk ikut serta dalam "Tour de Magelang" itu.
    Ternyata dia pun telah memiliki deretan rencana tersendiri yang akan dia jalankan.

    Dan Mas Gantengku memberi kebebasan penuh pada diriku untuk menentukan pilihan.
    Aku boleh ikut dalam "Tour de Magelang" tersebut, atau boleh pula mengikuti dirinya.

    :keringat:
    Ah
    , seolah sama sekali tidak ada "fait accompli" yang dia hadirkan dalam situasi itu, ya?



    :malu1:

    Toh, hatiku ini memang wis kadung diikat dan terikat erat pada laki-laki tercintaku itu.
    Ada begitu banyak hal yang telah kami "korbankan" demi terjalinnya kebersamaan ini.

    S
    ebagai konsekuensi logisnya, tentu aku takkan pernah rela terpisah dengan dirinya.
    Dengan kata lain
    , "pejahgesang dan susahsenang", kami harus selalu bersamasama.



    Akhirnya tanpa keraguan sedikit pun, aku putuskan untuk tetap bersama "misuaku".

    :bye:

    Rombongan "Tour de Magelang" itu pun berangkat tanpa keikutsertaan kami berdua.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)


     
    Last edited: Apr 19, 2019
  13. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Supaya tidak di-cap "menclamencle", maka aku akan tetap berusaha meneruskan postingan di atas)




    Sejak awal kami dipertemukan di dunia ini, aku selalu menyebut dia: "si Mas Ganteng".

    Mengapa demikian? Karena secara kasat mata, dirinya memang ganteng dan rupawan.
    Lakilaki yang terlihat sebagaimana layaknya seorang laki-laki. "Manly and masculine".

    (
    Dalam perspekt
    if aku, lakilaki yang ganteng itu BUKAN yang "halus atau kemayu")

    :onegai:
    Ket
    ika pertama kali aku melihat sosoknya
    , aku sudah langsung terpesona dibuatnya.
    Sebagai perempuan yang normal, tentu sangat wajar bila aku bereaksi seperti itu, kan?

    Dan orangorang di seputar kehidupanku pun menilai bahwa si Mas memang ganteng.


    Ba
    ik mereka yang menyukaiku, menyayangiku, ataupun mereka yang tak menyukaiku.

    Dengan "cara" yang berbeda, mereka semua mengakui perihal kegantengan "misuaku".

    Termasuk juga "si Ibu itu" yang kini rajin menyebutku sebagai "perempuan inlander".
    :lol:




    Dan seperti banyak orang bijak bilang, elok rupa dan elok tubuh tidak cukup berarti,
    bila kepribadiannya membosankan, perilakunya buruk, atau intelegensianya rendah.


    Selama ini, Mas Gantengku itu bukanlah tipe "anak manis" yang suka memanjakan aku.
    Dia pun bukan tipe "pangeran" yang akan memperlakukan aku bagai "seorang putri".

    :makasih-g:

    Tapi toh, dia amat sangat mengerti bagaimana seharusnya memperlakukan perempuan.
    Dia sanggup menggetarkan hati dan seluruh jiwaku, tanpa perlu menyentuh tubuhku.



    Di tanah leluhurku, dia mengajak aku berkeliling mengumpulkan benih pohon salam.

    Pohon salam itu adalah penghasil rempah daun yang lazim digunakan dalam masakan.
    Selain itu, buah dan daun salam juga punya segudang khasiat sebagai obat tradisional.

    Di kebun samping rumah leluhurku itu terdapat beberapa pohon salam yang tumbuh.
    Sehingga benihbenih pohon salam yang masih kecil banyak tersebar di area kebun.

    Nah, "bayibayi pohon salam" itulah yang kami kumpulkan pada hari Sabtu pagi itu.
    Tak kurang dari 20 pohon salam y
    ang masih mungil,
    kami ambil secara berhati-hati.




    :???:

    Lantas, akan kami apakan pohonpohon kecil yang sama sekali tidak berdosa itu?

    Rupanya "misuaku"
    berniat menanam pohonpohon salam tersebut di sejumlah titik.

    Kami pun memilih sejumlah tempat yang kami rasa tepat sebagai lokasi penanaman.
    Lokasinya tersebar acak hingga radius beberapa ratus meter dari kebun leluhurku itu.

    :oii:
    Tapi saat aku mengajukan diri untuk menanam pohonpohon kecil itu, dia menolak.


    Dia bilang,"Mbak Sayang, aku yang menanam benih, dan kamu membentenginya."
    Sebelum aku memahami katakata itu sepenuhnya, dia pun langsung bergerak cepat.

    Dia bergegas melubangi tanah dan menanam pohonpohon itu dengan berhatihati.

    Setiap satu pohon selesai ditanam, dia menyuruhku untuk memagari pohon tersebut.

    Cukup dengan menggunakan sejumlah batubatuan yang terdapat di sekeliling kami.
    Tujuannya agar pohonpohon itu tidak mudah rubuh diterjang angin ataupun hujan.


    :game:
    Kemudian lokasi beserta titik koord
    inat penanamannya
    ,
    kami catat dengan seksama.

    Menjelang adzan dzuhur terdengar, 20 benih pohon salam itu telah selesai kami tanam.



    Belakangan, aku baru memahami "maksud yang tersembunyi" dari perkataan dia tadi.
    Dia berujar, "Mbak Sayang, aku yang menanam benih dan kamu membentenginya."

    Secara kontekstual, katakatanya itu terkait dengan penanaman pohon salam barusan.
    Tapi secara filosofis, ucapannya tersebut menyimpan makna yang sangat menyentuhku.


    :malu1:

    Seperti yang aku tulis sebelumnya, dia mampu menyentuhku tanpa menyentuh tubuhku.
    Konsep romantisme yang dia hadirkan adalah antitesis dari yang dianut orang lain.



    :yahoo:
    Insya Allah, nanti pasca kami berdua melangsungkan akad nikah pada tahun depan,
    kami pun akan datang lagi ke tanah leluhurku tersebut untuk memeriksanya kembali.


    Dari 20 pohon salam yang kami tanam berdua, berapakah yang sanggup bertahan?



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)


     
  14. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Karena tibatiba IDWS "dilanda badai deceptive site", maka aku terpaksa menunda lanjutan ceritaku)



    Hal apa yang biasanya menjadi pembeda antara pekerja kerah putih dan para petani?
    Sebagian orang mungkin akan merujuk kepada kekuatan otak versus kekuatan otot.

    Diasumsikan bahwa para pekerja kerah putih itu "kuat otaknya, tetapi lemah ototnya".
    Sebaliknya para petani atau buruh tani itu "kuat ototnya, tetapi relatif lemah otaknya".

    :kuning:
    Tapi biar bagaimanapun juga, yang namanya asumsi itu tetap baru sebatas perkiraan.
    Kita tak boleh menjadikan asumsi yang nisbi itu sebagai suatu kebenaran yang mutlak.

    Karena ternyata masih ada banyak orang yang bisa memutarbalikkan asumsi tersebut.



    Di Jakarta, saat ini aku dan "misuaku" diklasifikasikan sebagai pekerja kerah putih.
    Perusahaan tempat kami bekerja menghargai kami berdasarkan "otak" dan skill kami.


    :ehem:
    Artinya, "otak" dan skill adalah modal kami untuk bisa bertahan hidup di dunia kerja.
    Meski demikian, sangat bodoh rasanya jika kita hanya bergantung pada kedua hal tadi.

    Dalam menjalani kehidupan ini, kita pasti tetap memerlukan kekuatan otot dan fisik.
    Ada
    saatsaat tertentu ketika kekuatan fisik kita akan "mempermudah urusan" kita.



    (Baiklah, akan aku teruskan untuk merekam kisah yang terjadi pada libur Lebaran bulan lalu)



    Sabtu siang setelah penanaman pohon salam, terjadi satu hal yang menjengkelkan aku.

    S
    ebelum kami berdua makan siang bersama, kami shalat dzuhur secara bergantian.
    (Sekalipun dia telah resmi melamarku, tapi menurut fiqh, kami belum diperbolehkan shalat berjamaah)
    Si Mas Gantengku yang shalat dzuhur terlebih dahulu, barulah setelah itu giliran aku.

    Mestinya dia duduk manis menanti hingga aku selesai menunaikan ibadah shalat, ya?
    Alih-alih seperti itu
    , eh, dia malah melakukan "satu hal gila" yang membuatku gemetar.

    :keringat:
    Di luar perkiraanku, ternyata si Mas nekat memanjat pohon kelapa di kebun samping.

    :glek:
    Aku baru menyadari hal itu setelah tiba-tiba saja mendengar suara gedebak-gedebuk.
    Suara buahbuah kelapa yang jatuh setelah dilempar dari satu ketinggian tertentu.

    Aku bergegas ke luar rumah, sampai belum sempat melepas mukena yang kukenakan.
    Dan langsung mendapati dirinya sedang berada di puncak pohon kelapa yang tinggi itu.

    :dingin:
    Seketika, sekujur tubuhku langsung terasa gemetar dan kedua lutut pun terasa lemas.
    Ya Allah.... apa jadinya kalau dia sampai jatuh, remuk, dan hancur berkepingkeping?



    Di tanah leluhurku, sebagian besar kaum laki-lakinya sanggup memanjat pohon kelapa.
    Bagi mereka, memanjat pohon kelapa yang menjulang tinggi itu bukan perkara sulit.

    :awas:
    Skill seperti itu jelaslah bukan untuk "gayagayaan" atau "pamer maskulinitas" semata.


    Aktivitas memanjat pohon kelapa itu mereka lakukan untuk tujuan yang sangat jelas.
    Menyadap nira untuk dibuat gula, ataupun memetik buah kelapa untuk dibuat minyak.

    :yareyare:

    Tentu berbeda dengan "misuaku". Ia bukanlah petani yang wajib punya skill tersebut.
    Lantas buat apa sih, si Mas Gantengku melakukan satu hal yang sangat berisiko itu?



    :mesyum:

    "Misuaku" beralasan, dia memanjat pohon kelapa itu untuk mengukur kemampuannya.
    Sampai sejauh mana "strength, muscular endurance, and agility" yang dia miliki?

    Memanjat pohon kelapa yang tinggi itu adalah satu bentuk test yang ingin dia lakukan.

    Jika dia tidak kuat memanjat pohon kelapa tersebut, maka dia takkan meneruskannya.

    :kaget:

    Tapi ternyata si Mas bisa memanjat pohon kelapa yang tinggi itu dengan relatif mudah.
    Berarti secara faktual bisa dikatakan bahwa kekuatan fisik dia memang cukup terlatih.

    Hal lain yang mempermudah ialah karena adanya pijakan kaki pada pohon kelapa itu.
    (Para petani di Jawa biasa membuat pijakan kaki atau "tatar" pada pohonpohon kelapa milik mereka)

    Tanpa ada p
    ijakanpijakan tersebut, mungkin dia pun akan kesulitan dalam memanjat.
    Atau mungkin dia akan terjebak dalam satu situasi yaitu "bisa naik tapi tak bisa turun".
    :lol:



    Banggakah aku dengan keberhasilan dirinya menaklukkan tingginya pohon kelapa itu?

    :voodoo:
    Sayangnya
    , tidak. Karena apa yang dia lakukan itu nyaris membuat aku "mati berdiri".
    Dia memanjat pohon kelapa yang ketinggiannya benarbenar membuat hatiku ngilu.

    :nangis:
    Kalau dia sampai celaka akibat ulahnya tersebut
    , maka pasti aku yang akan disalahkan.

    Sebab akulah yang mengajak Mas Gantengku melakukan perjalanan ke Jawa Tengah.



    Yah, syukur Alhamdulillah, Allah masih berkenan melindungi lakilaki tercintaku itu.
    Segala hal yang
    sempat membuat aku ketarketir, ternyata sama sekali tidak terjadi.


    :cambuk2:

    Perasaan lega tapi sekaligus mangkel dan jengkel langsung bercampur menjadi satu.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)


     
    Last edited: Apr 19, 2019
  15. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Karena akhir-akhir ini aku terlalu aktif menulis di blog pribadiku, maka thread ini pun jadi terabaikan)



    Dalam beberapa hari terakhir, kasus "dual citizenship" sedang menjadi issue nasional.
    Hingga detik ini, Republik Indonesia tidak menganut asas kewarganegaraan ganda.

    :lulus:
    Syukur Alhamdulillah, sekalipun Mas Gantengku adalah seorang "halfCaucasian",
    toh, sejak dua generasi, dia dan keluarga besarnya telah sah dan resmi menjadi WNI.



    Dulu ketika acara lamaran Mbak Galuh, sempat ada seorang kerabat jauh kami yang
    mempertanyakan, apakah sang lakilaki tercintaku itu mau menjadi seorang mualaf.
    (Rekaman peristiwa itu pernah aku ceritakan di postingan ini: http://forum.idws.id/posts/32893349/)

    :hmm:
    Keluarga besarku adalah keluarga muslim, yang tentu wajib mengikuti ajaran Islam.
    Terkait dengan pernikahan, tentu hanya seorang muslim yang boleh menjadi suamiku.

    Jadi, sangat wajar kalau ada "pertanyaan perihal agama" dari kerabat kami tersebut.



    Ketika masa libur Lebaran kemarin, pertanyaan seperti itu pun kembali mengemuka.
    Pertanyaan manusiawi dari para sanak saudara dan kerabat di tanah leluhur kami.

    :hihi:
    Setelah mengamati "misuaku", mereka tahu bahwa dia itu seorang "halfCaucasian".

    "Nduk, calon suamimu itu apakah seorang muslim yang bisa menjadi imam bagimu?"



    :yahoo:

    Aku wajib untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, Sang Maha Pencinta.

    Dia menggariskan bahwa laki-laki yang akan menjadi suamiku
    , adalah seorang muslim.

    Mukmin dan muslim. Sekalipun ada darah ras kulit putih yang mengalir pada dirinya.

    Seorang lakilaki ganteng yang diadzani ketika lahir, berkhitan menjelang akil baligh,
    bersyahadat, menjalankan shalat, shaum, berzakat, dan Insya Allah kelak juga berhaji.

    :malu1:

    Lakilaki yang pada tahun depan akan mengucapkan akad nikah saat dia menikahiku.
    Yang akan m
    embawa aku ke dalam
    "kehidupan yang menggairahkan" di sisa hidupku.



    (Insya Allah, kisah road trip Jakarta-Jawa Tengah pada tanggal 8-13 Juli ini, nanti akan aku lanjutkan)



     
  16. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    (Sudah waktunya bagiku untuk menamatkan "rekaman road trip story" pada bulan Syawal yang lalu)



    Sabtu sore, 4 Syawal 1437 H, atau 9 Juli 2016. Setelah menikmati siang yang dinamis,
    kami berdua pun segera bersiap untuk "mlakumlaku" mengelilingi kota Magelang.
    Sebagai pemandu jalan dadakan, ditunjuklah Mbak Miranti, salah seorang kerabatku.

    :hihi:
    Alhamdul
    illah
    , kegiatan iseng itu sekaligus kami gunakan untuk memperluas network.

    Berkenalan dengan temantemannya Mbak Miranti, yang semuanya baik dan ramah.

    Acara kelayar-keluyur itu terpaksa harus kami akhiri saat menjelang jam 01 dini hari.
    Rombongan T
    ante Sis, adikku, Mbak Gati, plus Mbak Citra, telah tiba lebih dahulu.



    Ahad pagi, 5 Syawal 1437 H, atau 10 Juli 2016. Setelah shalat subuh, kami berburu.
    Masuk ke "pedalaman dusun" untuk memesan buntil daun lumbu dalam jumlah besar.

    D
    i Jakarta, kita hanya bisa menemukan buntil daun singkong atau daun pepaya.
    Dan semua jenis bunt
    il di Jakarta itu selalu basah, terendam di dalam kuah santan.

    Berbeda dengan buntil daun lumbu khas Magelang yang kering, legit, dan gurih.


    :minta:

    Tadinya kami sempat mau memesan 500 bungkus untuk kami bawa pulang ke Jakarta.

    Karena keterbatasan bahan baku, sang pembuat cuma menyanggupi 300 bungkus saja.

    Kami juga memesan 6 karung gede "snack" yang namanya "pothil" dan "lanting".

    Penganan ringan tradisional dan bersahaja yang punya banyak penggemar di Jakarta.

    Kar
    ena itulah kami sampai memesan 6 karung untuk para kerabat dan teman kami.



    Senin, 6 Syawal 1437 H, atau 11 Juli 2016. Kelayarkeluyur lagi di kota Magelang.

    :yahoo:
    Alhamdul
    illah
    , setelah dzuhur, YangTi dan YangKung memberikan satu kabar baik.

    "Mission accomplished". Artinya, kami bisa kembali ke Jakarta pada hari Selasa.

    Sehingga pada Senin malam, kami semua pun segera mengemasi semua bawaan kami.



    Selasa, 7 Syawal 1437 H, atau 12 Juli 2016. Mengambil buntil pesanan kami semua.
    Ternyata, kredibilitas sang pembuat buntil benarbenar sangat layak untuk kami puji.
    Dia bisa menepati janjinya ketika menyanggupi 300 bungkus buntil yang kami pesan.

    Selasa malam, selepas shalat Isya, Magelang pun kami tinggalkan. Kembali ke Jakarta.



    :makasih-g:

    Akhirnya, kami sampai di Jakarta pada Rabu pagi, 8 Syawal 1437 H, atau 13 Juli 2016.
     
  17. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    :gadisehem:
    Kebodohan adalah satu hal yang sangat manusiawi, selama kebodohan itu disadari.

    Ada sekelompok orang yang melakukan suatu aktivitas ibadah, tetapi dalam rangka
    melanggar larangan dan ketentuan Allah yang jelas tercantum di dalam Al Qur'an.


    Mbah Kyai bilang, analoginya mungkin seperti orang yang berdo'a sebelum berzina.
    Jahil Murakkab. Maksudnya, jelas-jelas melakukan kebodohan, tapi tak merasa bodoh.



    Sebagai seorang muslimah, aku masih memiliki banyak kekurangan dan keburukan.
    Dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan aku saat ini, mungkin tak terhitung banyaknya.

    :gadisnope:

    Aku juga bukanlah seorang perempuan pintar yang mengetahui segala macam hal.

    Bukan pula seorang ahli fiqh yang berkompeten memberikan fatwa-fatwa agama.

    Tapi Insya Allah
    , aku masih bisa membedakan mana saja yang haq dan yang bathil.


    Semua y
    ang telah tegas-tegas d
    i
    larang
    , ya wajib untuk aku hindari sejauh-jauhnya.
    Meskipun mungkin aku harus mati-matian dan jatuh bangun untuk menghindarinya.

    Tidak ada pengingkaranku atas segala hal yang diperintah dan yang dilarang Allah.


    :gadisbertapa:
    Aku tetap meyakini bahwa "larangan adalah larangan". Tak pernah boleh dipelintir.

    Terlebih lagi jika pelintiran itu digunakan untuk mendukung satu bentuk kedzaliman.


     
  18. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    :gadiskya:
    Hati bersatu dengan hati, kalbu bersatu dengan kalbu, jiwa bersatu dengan jiwa,
    sukma bersatu dengan sukma, dan pada saatnya, tubuh pun bersatu dengan tubuh.



    :gadislove:
    Ketika milikku pada akhirnya bisa menjadi milikmu juga. Dan begitu pula sebaliknya.


    :gadisterharu:
    Terjadi sesuai sunatullah, diiringi oleh segala keridhaan-Nya, bukan kemurkaan-Nya.


     
  19. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    :gadissebel:
    Berdasarkan kesaksian dari salah seorang informan, ada seorang perempuan cantik
    yang dulu, sekitar tahun 2011, pernah menjadi "teman dekat" dari si Mas Gantengku.

    Informasi tersebut 100% bisa dijamin validitasnya karena ada bukti-bukti pendukung.
    D
    itambah lagi, kualitas kejujuran yang dimiliki oleh informanku itu sangatlah bagus.




    :gadispisau:
    Tadi aku sempat melakukan cross check (atau lebih tepatnya, interogasi yang intensif
    terkait dengan "info berklasifikasi A1" tersebut)
    terhadap sang laki-laki tercintaku itu.


    Dan ternyata dia sama sekali tak berusaha menyangkal kebenaran informasi tersebut.



    :gadisehem:
    Meski informasi perihal masa lalu "misuaku" itu sempat mendidihkan aliran darahku,

    toh, aku tak punya alasan apa pun untuk melanjutkan rasa marahku kepada dirinya.

    :gadispeace:

    Karena aku sendiri juga memiliki "masa lalu" yang sering membuat dirinya cemburu.



     
    Last edited: Sep 2, 2016
  20. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0


    :gadistawa1:

    Selama beberapa hari ke depan, aku menjalani jatah cuti tahunan yang aku miliki.
    Sebelum tahun ini berlalu, masih ada sisa jatah cuti tahunanku yang belum aku ambil.


    Dan hari pertama cuti ini aku habiskan dengan sang calon Mama mertuaku tersayang.
    Aku berusaha berperan aktif untuk membantu menyelesaikan satu persoalan beliau.

    :gadisswt2:

    Terus terang, sejak semalam sempat juga ada perasaan gugup dan gelisah dalam diriku.
    Ada kecemasan, kalau-kalau aku tidak sanggup menampilkan kesan baik di mata beliau.




    :gadisbertapa:
    Tapi, syukur Alhamdulillah. Keberadaanku tadi bukanlah hanya sebagai figuran belaka.
    Ada kontribusi positif yang bisa aku persembahkan untuk sang calon Mama mertuaku.

    Satu hal yang beliau targetkan untuk selesai pada hari ini, bisa tuntas dengan sempurna.

    :gadiskya:
    K
    emudian ada pernyataan terima kasih dan pujian tulus yang beliau utarakan untukku.
    Dan hal t
    ersebut tak urung langsung seketika membuatku tersipu malu di dalam hati.


    Insya Allah, selama aku diparingi kemampuan, dengan senang hati aku akan membantu.
    Mau mencintai putra beliau berarti aku harus mau pula peduli dan menyayangi beliau.

    Orangtuaku nanti juga akan menjadi orangtua dari
    suamiku. Demikian pula sebaliknya.




    :gadissenyum:
    Alhamdulillah. Satu hari bersama sang calon Mama mertuaku, bisa kulalui dengan baik.
    Hari Selasa ini masih ada "serangkaian urusan" yang akan kami selesaikan bersama.

    Semoga Allah tetap berkenan memberikan segala bentuk bantuan dan juga kelancaran.


     
  21. Suci_Ristyasari M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 17, 2014
    Messages:
    1,306
    Trophy Points:
    157
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1,137 / -0






    "You're welcome. My pleasure. Glad to help. Inggih, sami-sami, Mas Gantengku."






     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.