1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Info Produk-Produk INDONESIA Yang Dikira Merek Dari Luar Negri... YOU MUST KNOW

Discussion in 'Random Images' started by mazznoer1, Apr 15, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. sexorcist Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 15, 2009
    Messages:
    100
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +5 / -0
    Tambahan: merek notebook Forsa..
    buatan Surabaya. harga miring, spec OK
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. leaver M V U

    Offline

    I'm still a newbie

    Joined:
    May 10, 2010
    Messages:
    8,294
    Trophy Points:
    257
    Ratings:
    +34,036 / -2
    ternyata banyak juga produk indonesia yang bagus dan mempunyai kualitas yang gak kalah dengan merk dari luar negeri
     
  4. amrildj M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 11, 2009
    Messages:
    239
    Trophy Points:
    51
    Ratings:
    +218 / -0
    gw kirain jg polygon dari luar, coz kliatannya kren banget...
    :niceinfo:gan

    btw kata2ny TS mantab dah...:top:
     
  5. yantanjunk M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 23, 2010
    Messages:
    900
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +4,757 / -0
    ah.. msk seh lea,poligon n eiger produk indo seh.. br tw,,, plgi lea kn jean mhl tuh,,jd ane pikir dlu tu produk luar
     
  6. AxeLRagE M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 24, 2010
    Messages:
    302
    Trophy Points:
    41
    Ratings:
    +153 / -0
    baru tw niii ouval research .. :tampan:

    :niceinfo: :niceinfo:



    - Cheers :fufufu: -
     
  7. w3nz M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 5, 2009
    Messages:
    308
    Trophy Points:
    116
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,545 / -0
    jiah, baru tw ane klo LEA ama Eiger itu brand lokal >.<
     
  8. Fredydarkness M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 26, 2009
    Messages:
    375
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +18 / -0
    Nice info ....:top:
    Baru tau gw kalo Hoka - hoka bento tuh resto asli Indonesia....
    Good Work TS....:hero:
     
  9. Asoinamuh Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 3, 2009
    Messages:
    74
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +76 / -5
    LEA kainnya dari Indonesia, dijahit di Indonesia kata guru gue, cuma cap nya dari luar negeri---> yg bikin mahal.

    btw sumbernya mana nih?
     
  10. abondz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 8, 2010
    Messages:
    198
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +11 / -0
    polytron beneran bagus loh
    itu masih ada radiotape polytron
    suaranya maknyus
    bening...bass-nya aduhai
    beneran d ga kalah ma sony dkk
     
  11. guymaito M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 16, 2010
    Messages:
    944
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +171 / -0
    wah..eiger tuh produk lokal yah..

    kerenn ,,kualitasnya juga bagus kok
     
  12. sondonkpoenya M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 3, 2009
    Messages:
    1,199
    Trophy Points:
    146
    Ratings:
    +1,542 / -0
    hokben produk lokal ta? tak kira jepun....
     
  13. mentrokak Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 14, 2009
    Messages:
    313
    Trophy Points:
    101
    Ratings:
    +2,159 / -0
    ya ampun...uda sekian tahun makan di hokben...baru tau gw klo ternyata produk lokal
    [​IMG]
     
  14. finoeci M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Oct 22, 2009
    Messages:
    2,362
    Trophy Points:
    211
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +6,561 / -0
    Ow...ternyata polytron merek lokal yah,baru tau ane,yg laen juga beberapa ada yg baru tau juga..
    Bagus lah kalo gitu :top:
     
  15. raikandus M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 26, 2010
    Messages:
    1,056
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +7,922 / -0
    Gak nyangka yang polygon :kaget:
    ana kira produk luar tuh, ternyata produk dalam negri :top: :matabelo:
     
  16. NobunagaOkta M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 30, 2009
    Messages:
    241
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +173 / -0
    bener2 baru tau klo Polygon, Eiger, ma Hokben aseli produk Indonesia........

    trnyata bangsa kita hebat jg ya..maju trus Indonesia!!!
     
  17. steph Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 10, 2010
    Messages:
    244
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +6 / -0
    keren deh indoo .. saking banyak saingan yang mmg lebih gencar advert.. ayo indo~ pasti bisa bersaing lebih lagii
     
  18. bimasakti M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 3, 2010
    Messages:
    206
    Trophy Points:
    151
    Ratings:
    +5,135 / -0
    Yang belum tahu Sejarah POLYTRON ne.

    [​IMG]
    POLYTRON adalah produsen nasional yang tak memiliki licencor dari luar negeri.kulkas politron yang menggunakan hidrokarbon sebagai refrigerant pengganti cfc yang merusak lapisan ozon juga sudah beredar dipasar dengan merk digitek dan politron.pertamina selaku pemilik teknologi dari hc refrigerant telah bekerjasama dengan politron agar menggunakan hc refrigerant yang merupakan ecolabel product,dan mereka telah memanfaatkannya dalam proses refrigerasi.kita saat memperkenalkan hc refrigerant kepada industri kulkas juga menghadapi hal yang sama seperti politron saat memperkenalkan produknya.karena produsen kulkas di indonesia tergantung pada mothercompany di luar negeri,maka mereka tidak dapat memakai hc refrigerant indonesia.meskipun perkembangan akhir2 ini mereka juga sudah mulai beralih ke hc refrigerant.itulah dunia bisnis. demikian sharing dari kami untuk teman2 di hpi,mengenai pengalaman dalam pengembangan produk untuk dapat mencapai utilisasi di industri. salam theresia indrawanti/hpi members

    Polytron dan Perjuangan Industri Nasional
    MELIHAT atau mendengar merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektronik dari luar negeri. Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang kemudian menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, dan Australia. Bahkan, Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih bertahan, setelah melalui perjuangan panjang dan gelombang pasang surutnya industri elektronik nasional. Kompas/andi suruji Menurut yang punya merek, Polytron merupakan gabungan dua kata, yaitu poly yang berarti banyak, dan tron diambil dari kata elektronik. Jadi, Polytron diartikan sebagai kumpulan (banyak) elektronik. Barang elektronik, seperti produk audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), dan pompa air merek Polytron sebenarnya lahir dari tangan putra-putri Indonesia di Kudus, Jateng, yang diakui pemiliknya kini menguasai 15 persen pangsa pasar produk elektronik nasional untuk produk sejenis.


    Mengapa harus pakai merek Polytron yang seperti kebarat-baratan?
    "Itu strategi bisnis. Waktu itu, kan masyarakat kita senang sekali dengan produk luar. Dan kami tidak berani mengiklankan produk kami. Sekarang kami sudah berani memberikan garansi dua sampai tiga tahun, karena kami yakin mutu produk kami," ujar Direktur Utama PT Hartono Istana Teknologi (HIT) J Arief Hartono yang memang turut membidani lahirnya industri ini.
    Kisahnya, tanggal 16 Mei 1975, pemilik pabrik rokok PT Djarum mendirikan perusahaan bernama PT Indonesian Electronic & Engineering dengan modal disetor Rp 50 juta, untuk memproduksi barang elektronik. Waktu itu, perusahaan sejenis sudah banyak yang lahir dan boleh dikata sudah berkembang lebih dulu. Ini tantangan, sekaligus langkah revolusioner dari sebuah industri rokok yang melebarkan sayap bisnisnya ke industri elektronik. Apalagi, sejak awal, para pendirinya langsung mencanangkan, kelak industrinya ini harus mandiri, kendatipun tidak punya pengalaman di bidang industri elektronik. Tekad itu pula membuat pemilik usaha ini pun sejak awal enggan melibatkan modal asing. Karena itulah, perusahaan ini tidak memiliki prinsipal, sehingga perusahaan tidak perlu membayar royalti dari setiap unit produk yang dihasilkan dan dijualnya. Setelah perusahaan berdiri, dua tahun kemudian, yakni 1977, direkrutlah 14 orang wanita yang ada di kota Kudus untuk dilatih menyolder demi keperluan perakitan komponen menjadi rangkaian suatu unit produk. Soalnya, mereka itu bukan berlatar belakang pendidikan teknik, melainkan lulusan SMEA dan SMA. Meskipun kemudian induk perusahaan, yakni PT Djarum, menempatkan empat orang teknisinya yang berlatar belakang pendidikan teknik ke perusahaan baru itu. Komponen-komponen radio kecil pun didatangkan dari Singapura untuk dijadikan bahan pelatihan bagi 14 wanita tersebut. Jadi dari tahapan inilah sebenarnya cikal bakal produk bermerek Polytron (juga beberapa merek lain seperti Digitec) berkembang setelah melalui berbagai hambatan dan tantangan. Ketekunan dan kemauan keras menjadi kunci suksesnya. "Ya, harus bagaimana. Kami ini kan latar belakangnya usaha rokok, tidak punya pengalaman di bidang elektronik. Mau tak mau harus belajar, belajar dan belajar," ujar Arief.
    ***

    DI tahun 1977 itu pula, perusahaan mulai mengembangkan produk televisi dengan mendatangkan komponen-komponen dari Belgia. Itu bersamaan dengan alih teknologi dari Philips-MBLE Belgia. Di pabriknya di Kudus, komponen-komponen itu dirakit untuk diproduksi secara massal. Itulah produk televisi pertama yang mereka lepas ke pasar domestik, menandai sejarah baru kelompok usaha ini, dengan memunculkan merek Polytron. "Akan tetapi, kami gagal karena pasarnya tidak ada," tutur Arief. "Sudah televisinya besar, perlu ditambah lagi salon atau kotak. Semakin besarlah televisi itu," kata Arief lagi. Suka duka mengembangkan industri elektronik ini juga dirasakan saat barang dipasarkan ke toko-toko di Jakarta, Bandung dan kota besar lainnya. "Enggak ada toko yang mau menerima barang kami. Kadang-kadang pega-wai penjual (sales) kami malah disuruh si pemilik toko untuk mengantar barang, padahal kehadirannya di toko itu untuk menjelaskan produk kami kepada calon pembeli. Kami tidak punya brosur, sehingga produk harus diangkut ke toko untuk diperlihatkan dan dijelaskan kepada calon pembeli. Banyak orang yang melihat produk kami pun tidak mau. Bahkan, ada teman saya sendiri yang cuma mau menerima saya bertemu, tetapi tidak mau membicarakan produk kami. Ya, begitulah perjuangan kami. Saya alami sendiri yang namanya diusir pemilik toko," tutur Arief. Gagal tak berarti harus putus asa. Justru kegagalan itu menjadi cambuk untuk meraih keberhasilan dengan mencoba dan terus mencoba lagi. "Ya, memang kami orang rokok mau belajar elektronik, enggak bisa sekali jadi dong," katanya lagi. Setir dibanting, dan arah haluan pun berubah. Dibeli lagi komponen-komponen produk-produk televisi dari Hongkong. Mulailah dirakit TV hitam-putih 20 inci. Saat yang sama, perusahaan mulai membentuk lembaga riset dan pengembangan yang kemudian membuat PT Hartono Istana Electronics (tahun 2000 berubah nama menjadi PT Hartono Istana Teknologi) menjadi manufacturer yang menciptakan sendiri disain produknya (self design product).
    Meski demikian, produk lain juga dicoba, seperti memproduksi radio compo yang kemudian berkembang ke produksi audio yang semakin tinggi mutunya dengan sasaran kelas atas. Dengan bekerja sama dengan perusahaan televisi Salora, diakui Arief, perusahaan asal Finlandia yang kemudian terkenal dengan merek Nokia itu, cukup membantu dan membimbing Polytron dalam hal alih teknologi.
    HIT kemudian berhasil mengembangkan teknologi hemat energi (40 watt) untuk TV warna 17, 20 dan 26 inci yang menjadikan merek Polytron semakin luas dikenal masyarakat Indonesia. Bukan hanya itu,
    televisi yang semula dengan daya listrik 40 watt, diubah menjadi 20 watt. "Saya kira ini yang pertama di dunia," ujar Arief bangga.
    Usia perusahaan belum cukup 10 tahun, ketika sudah bisa meluncurkan produk hasil disain sendiri. Sampai kini sudah belasan produknya dipatenkan, baik di dalam maupun di luar negeri. Di tahun 1990, pangsa pasar produk TV warna audionya menjadi nomor satu di Indonesia. Pasar ekspor kemudian dijajal. Akan tetapi, Polytron tidak langsung berkibar dengan mereknya sendiri. Soalnya, buyer di Jerman hanya mau menerima produk Polytron itu kalau "bajunya" diganti sesuai keinginan buyer. "Padahal itu bulit-up, utuh produk kami. Mereka cuma ganti merek, seperti Cancer, Condor dan lain-lain,
     
  19. sunsphoenix M V U

    Offline

    ~Super Cool~

    Joined:
    Oct 5, 2008
    Messages:
    5,738
    Trophy Points:
    192
    Ratings:
    +2,332 / -0
    [​IMG]

    bener-bener ngga nyangka!! :keringat:
    saya kira ini sepeda buatan amrik loh,... :swt:
     
  20. Hatzcore Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 21, 2009
    Messages:
    146
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +25 / -0
    busyet,, banyak yang keren juga produk lokal,, ayo kita berkarya untuk bangsa, hidup Indonesia ,,, [​IMG]
     
  21. gitakania M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 10, 2009
    Messages:
    238
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +19 / -0
    waahh byk merk y gw kira ntu merk luar,, ky lea, ma byon
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.