1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Permainan/dolanan anak tradisional

Discussion in 'Random Images' started by Eikichi_Onizuka, Mar 10, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Eikichi_Onizuka M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 29, 2008
    Messages:
    323
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +4,320 / -0
    Mungkin temen-temen yang asli tinggal di kampung/ndeso pernah menikmati permainan kampung / dolanan anak yang pada jaman sekarang ada yang hampir punah oleh kemajuan teknologi hingga anak-anak jaman sekarang tinggal mendengar namanya aja tanpa bisa menikmati permainan/ dolanan tersebut....

    BENTHIK

    [​IMG]

    Anak laki-laki di lingkungan masyarakat Jawa yang lahir sebelum tahun 1970-an, tentu sudah tidak asing lagi dengan sebuah permainan yang dinamakan benthik. Mereka tentu akan teringat sekali jenis alat permainannya maupun cara bermain. Memang, permainan satu ini juga merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang sering dipermainkan oleh anak laki-laki di lingkungan masyarakat tempo dulu. Mungkin bagi anak kelahiran tahun 2000 ke atas, terutama di kalangan perkotaan, permainan ini sudah tidak dikenal lagi, karena memang bukan zamannya lagi.

    [​IMG]

    Pada 70 tahun yang lalu, permainan tradisional ini pun sudah dikenal oleh masyarakat Jawa. Terbukti, istilah permainan ini sudah terekam di Baoesastra (Kamus) Djawa karya W.J.S. Poerwadarminta terbitan tahun 1939 di Weltevreden Batavia (Jakarta). Pada halaman 41 kolom 1 disebutkan bahwa makna benthik, salah satunya adalah nama permainan. Memang tidak dijelaskan mendetail, namun permainan ini terus hidup di masyarakat Jawa dengan pola dan peralatan seperti yang sudah disebutkan di atas.

    Benthik, begitulah sebutannya, dibuat dari 2 potong stik atau kayu bentuk silinder dengan panjang berbeda. Satu potong kayu dengan panjang sekitar 30 cm, yang satunya sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman, seperti pohon asem, pohon mlandhing (petai Cina), pohon jambu biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu yang ulet dan tidak mudah patah. Bisa jadi, alat benthik dibuat dari potongan bambu yang dibuat silinder dengan ukuran yang sama seperti di atas.

    [​IMG]

    Cara bermainnya pun bisa dianggap mudah. Bisa dilakukan dengan cara beregu atau individu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu (kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.

    Sebelum permainan dimulai, anak-anak membuat sebuah lubang di tanah dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm, Lubang itu digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu anak-anak melakukan hompimpah atau sut. Permainan benthik biasanya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain, meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang, stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika benthik pendek tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10 poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang jadi melemparkan stik pendek ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang bermain kalah.

    Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain lalu melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.

    Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu ujung stik dimasukkan ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan tanah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut. Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi, maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum terlempar jauh, maka ia berhak melipatkan menjadi dua kali. Bisa jadi, ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan finish lebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik. Ia akan mengulangi dari awal, apabila tidak “mati” dalam permainan.

    Ada sisi positif dari permainan tradisional benthik ini. Anak akan diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain. Jika ia tidak dapat bersosialisasi dengan baik, pasti teman bermain akan menjauhinya. Begitu pula sportivitas akan diuji dalam permainan ini. Setiap anak yang tidak berjiwa sportif pasti lama-kelamaan juga akan ditinggalkan oleh rekan bermain.

    Sayang, permainan itu pada saat ini hanya tinggal kenangan. Paling hanya tinggal didokumentasi lewat tulisan-tulisan, VCD, maupun film-film dokumenter, maupun dikoleksi oleh museum-museum.

    LAYANGAN

    [​IMG]

    Kelereng

    [​IMG]

    Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker. Nah, ternyata, kelereng juga punya sejarah. Ini kuketahui saat membaca majalah Intisari edisi Desember 2004, rubrik asal-usul, hal 92.

    Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, para Sinyo-Sinyo itu menyebutnya dengan knikkers. Lantas, adakah pengaruh Belanda, khususnya di Jawa, knikkers diserap menjadi nekker? Mengingat, Belanda pernah ‘numpang hidup’ di Indonesia.

    Tahun, 1694. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.

    Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.

    Apakah tidak ada lagi sejarah kelereng yang lebih tua?

    Jauh pada peradaban Mesir kuno, tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.

    Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.

    Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian, kelak menjadi Kaisar Agustus. Layaknya permainan, di Romawi saat itu juga mempunyai aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan sekarang.

    Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelerang yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya sendiri.

    Kasti

    [​IMG]

    Behadang/Kasti


    * Cerita singkat:
    Olahraga behadang/kasti ini adalah olahraga masyarakat, dimana masyarakat melakukannya pada waktu senggang atau waktu lowong, terutama oleh anak/murid sekolah. Olahraga ini termasuk olahraga tradisional yang juga banyak diminati anak-anak remaja karena dalam permainan kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu/pemain. Sehingga melalui permainan kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik.

    * Bahan:
    Bola tenis dan kayu stik pemukul dengan panjang kurang lebih 60 cm.

    * Cara menggunakan:
    Bola dilempar oleh salah seorang, lalu bola tersebut dipukul.

    * Aturan pertandingan:
    - Pemain jumlahnya 12 orang dan harus memukul bola sejauh
    mungkin secara bergantian menurut nomor urut dada.
    - Diberi garis batas pemukul dan masuknya pemain.
    - Pemain harus lari melewati pos 1 dan pos 2 lalu kembali ke
    tempat semula dengan melewati lawan yang siap menghadang.
    Jika lolos dari lawan dan rintangan itulah yang mendapat poin 1
    dan dinyatakan menang.
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 2
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Animers M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 28, 2009
    Messages:
    4,528
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +8,846 / -0
    Layangan, sama kelereng sering abnget pas jaman2 kelas 1 - 2 SD :hihi:

    terus kalau kasti kalau ga salah masuk materi pelajaran olah raga kelas 5 SD :hehe:

    nostalgia permainannya :haha:
     
  4. soulhunter M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 13, 2009
    Messages:
    1,890
    Trophy Points:
    162
    Ratings:
    +3,935 / -0
    jadi inget jaman sd :hihi:
    waktu itu sering banget maen kelereng sama layangan
     
  5. kadoyatsukasa M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 11, 2009
    Messages:
    218
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +9 / -0
    inget waktu masih sd dulu...

    kalo udah main layangan, udah ga peduli jam berapa sama mw ke mana.... yang penting dapet banyak n kejar layangan putus sampai dapet......

    jadi sering dimarahi ortu :haha:
     
  6. rickybest M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 18, 2009
    Messages:
    250
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +102 / -0
    wah jadi ingat waktu SD..... dulu suka maen benthik..... asik euy..... apalagi klo odah mukul jauh..... rasanya senang banget..... :haha:

    udah jarang liat anak2 jaman sekarang maen permainan kyk gitu..... maen game online mulu
     
  7. Eikichi_Onizuka M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 29, 2008
    Messages:
    323
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +4,320 / -0
    Kenangan Waktu Maen Layangan :

    1.Kecebur Got Akibat Jalan Mundur Waktu Mo Nerbangin layangan
    2.Ketabrak Sepeda Waktu Ngejar layangan Putus
     
  8. shabutaro M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Oct 7, 2008
    Messages:
    2,658
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +2,236 / -0
    layangan uda ada sejak aku sd... mulai smp uda ga terlalu banyak liat lagi...
    kelereng ada pas masih sd juga. kelas 6 keknya uda ilang tuh...

    sekarang jamannya game online :lol::lol::lol:
     
  9. audeh M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 17, 2009
    Messages:
    1,644
    Trophy Points:
    161
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,107 / -0
    layangan sama kelereng :top:
    tak akan gw lupain :haha:
     
  10. ndende M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 19, 2008
    Messages:
    250
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +26 / -0
    jadi inget jaman msh kecil dulu....
    skrg udah gak ada yg mainan ky gt ya..
    semua anak kecil udah pada mainan brg2 elektronik... hehehe...
     
  11. juwitamalam Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 27, 2009
    Messages:
    77
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +14 / -0
    genthik...ditempat gw namanya getok lele tuh....
     
  12. legalizeits Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 16, 2010
    Messages:
    98
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +3 / -0
    anak2 sekarang masi ada yang maen bginian ga yah..
     
  13. fauziansyah M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 23, 2009
    Messages:
    798
    Trophy Points:
    206
    Ratings:
    +5,083 / -1
    klo dulu gue demen banget deh maen kelereng, sampe pas pulang ke rumah tangan pada kotor semua :hehe:
     
  14. tellor M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 8, 2010
    Messages:
    376
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +139 / -0
    masih ada kok yg mainin tuh permainan radisional, tapi di desa desa ....:fufufu:
    paling berkesan main kelereng aku,, dah menang banyak ehhh... anak yg kalah ngadu ma nyokapnya, gue disamperin kelereng ku di minta lagi ma nyokapnya ("mas kelereng'e yudi mana , kan cuman main main jangan diambil semua kelerengnya":shock:) :suram: :kecewa:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.