1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Discussion Pendidikan: Definisi, Makna, Esensi, dan Tujuan

Discussion in 'School and Campus Zone' started by adnanunique, Mar 23, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. adnanunique Veteran

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    12,032
    Trophy Points:
    262
    Ratings:
    +25,327 / -0
    Kali ini, mari kita mendiskusikan tentang arti dari kata pendidikan itu sendiri.

    Apakah yang dimaksud pendidikan itu? Bagaimana cara mendidik? Pendidikan = Pengetahuan ? :???:

    Jika teman-teman menemukan suatu artikel/ulasan mengenai sisi lain dari pendidikan, maka bisa diposting disini.

    Supaya kita semua bisa mendiskusikan, apakah arti sebenarnya dari pendidikan.



     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. adnanunique Veteran

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    12,032
    Trophy Points:
    262
    Ratings:
    +25,327 / -0
    Kembali ke Tujuan Pendidikan yang Sebenarnya
    Oleh : Adela Eka Putra Marza

    Tidak berlebihan rasanya jika ada anggapan bahwa pada pendidikanlah tergantung nasib dan masa depan bangsa kita. Maklum, dunia masa depan yang dipacu dengan globalisasi merupakan dunia ilmu pengetahuan. Dan pendidikan adalah sumber bagi ilmu pengetahuan. Jika kita melalaikan pendidikan, berarti kita telah menelantarkan masa depan sendiri.

    Pendidikan lahir dalam berbagai bentuk dan paham. Ada paham bahwa pendidikan merupakan wahana untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, alat pembentukan watak, alat pelatihan keterampilan, alat mengasah otak, serta media untuk meningkatkan keterampilan kerja.

    Sementara paham lainnya meyakini pendidikan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai moral dan ajaran keagamaan, alat pembentukan kesadaran bangsa, alat meningkatkan taraf ekonomi, alat mengurangi kemiskinan, alat mengangkat status sosial, alat menguasai teknologi, serta media untuk menguak alam raya dan manusia. Selain itu, banyak juga praktisi dan pemikir pendidikan yang menempatkan pendidikan sebagai wahana untuk menciptakan keadilan sosial, wahana untuk memanusiakan manusia, serta wahana untuk pembebasan manusia.

    Salah Pemaknaan
    Wajah pendidikan dewasa ini sudah banyak berubah. Wajah pendidikan yang sebelumnya mengarah kepada pembentukan watak manusia yang bermoral, kini sudah berganti arah menjadi pembentukan manusia yang manipulatif. Sehingga manusia yang “keluar” pun bukanlah manusia yang kreatif, namun sudah menjadi manusia yang bermental manipulatif, tidak mau bekerja keras, senang berhura-hura, malas, dan lain sebagainya. Padahal pada pendidikanlah kita menggantungkan masa depan bangsa ini. Apa jadinya bangsa ini ke depan jika yang dihasilkan dunia pendidikan di Indonesia saat ini hanyalah generasi yang malas, manipulatif, dan hedonistik?

    Banyak orang sering mendengar dan mengucapkan kata pendidikan, namun tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan pendidikan itu. Sungguh miris sekali. Bahkan, para praktisi pendidikan sendiri pun banyak yang tidak memahami makna pendidikan itu sendiri.

    Pintar, itulah makna pendidikan yang biasanya selalu ditekankan para orang tua dan pendidik kepada anak didik. Mereka menanamkan doktrin di benak anak didik, bahwa pendidikan merupakan sarana untuk menjadi manusia-manusia yang intelek. Padahal, untuk menjadi manusia yang benar-benar manusia, tidak hanya mengedepankan otak saja, tetapi juga harus bisa membangun sisi kemanusiaannya.

    Jika ditinjau kembali ke belakang, pendidikan bisa diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat dalam rangka menyiapkan generasi penerusnya agar dapat bersosialisasi dan beradaptasi dalam budaya yang mereka anut. Pendidikan menjadi salah satu tradisi umat manusia sebagai bentuk usahanya dalam rangka mempertahankan keberlangsungan eksistensi kehidupan dan budayanya.

    Seiring dengan perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang pendidikan, telah lahir berbagai ideologi dan pandangan tentang hakikat dari pendidikan. Bagi sekelompok masyarakat pendidik, meyakini bahwa hakikat pendidikan adalah demi untuk menjaga nilai-nilai yang ada serta mempertahankan nilai dan tradisi yang sudah mereka anut. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai pendidikan aliran konservatif maupun intelektualisme.

    Sementara itu, muncul pula pendirian bahwa pendidikan harus senantiasa membuat masing-masing individu manusia untuk memiliki personal behavior yang efektif, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem politik dan struktur ekonomi yang penuh dengan persaingan.
    Pendirian yang lahir seiring dengan berkembangnya peradaban liberalisme abad modern ini merupakan pemikiran dan teori pendidikan dengan perspektif liberal, seperti aliran eksperimentalisme dan juga behaviorism.

    Memanusiakan Manusia
    Pendidikan kiranya juga harus mempersiapkan generasi muda untuk mampu menjalankan kehidupannya, bukan hanya sekedar mempersiapkan mereka untuk pekerjaan. Di sini pendidikan ditantang untuk mengerahkan anak didik ke arah hidup yang bermakna. Untuk itu, pendidikan harus mampu mengajarkan kearifan, yang tampak dalam kepiawaian anak didik untuk memilih.

    Kearifan itu tidak hanya mengenai individu, tetapi juga mengenai bangsa. Maka, pendidikan juga harus bisa memberikan kearifan bangsa, yang di sini dapat menuntun anak didik untuk arif memilih dalam pembangunan bangsa ke depan.

    Manusia tidak hanya terdiri dari intelektualitasnya saja. Pendidikan juga perlu memberikan pembinaan hati nurani, jati diri, rasa tanggung jawab, sikap egaliter, dan kepekaan normatif yang menyangkut makna nilai dan tata nilai.

    Inilah yang menjadi hakikat dan tugas pokok pendidikan, yaitu memanusiakan manusia. Dalam kata lain, membantu anak didik untuk menjadi manusia dan mencapai identitas dirinya sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan harus mampu membentuk watak, hati dan perasaan anak didik. Pendidikan tidak boleh tergoda untuk menekankan perkembangan sisi intelektualitas semata kepada anak didik. Pendidikan juga harus melakukan pembinaan kognitif, afektif, dan konatif terhadap cipta, rasa dan karsa anak didik secara stimultan.

    Pembentukan menjadikan manusia bisa lebih dibantu, jika anak didik mengerti dan menguasai sisi humaniora. Untuk itu, pendidikan humaniora tidak boleh dikesampingkan dalam pembentukan manusia berwatak dan berkesadaran sosial, walaupun dewasa ini pendidikan begitu mengagungkan keunggulan sains dan teknik.

    Dari hal inilah muncul kelompok yang mempunyai pandangan bahwa hakikat pendidikan itu adalah sebagai strategi humanisasi. Mereka percaya bahwa pendidikan merupakan proses dekonstruksi yang memproduksi wacana tanding, untuk membangkitkan kesadaran kritis kemanusiaan.

    Selanjutnya, pendidikan bagi mereka ini identik dengan “proses pembebasan manusia.” Pendirian ini berangkat dari asumsi bahwa manusia dalam sistem dan struktur sosial yang ada telah mengalami proses dehumanisasi.

    Bukan Hanya Guru
    Mengembalikan makna pendidikan ke tujuan semual, menjadi tugas terberat saat ini. Kesalahan dalam memaknai tujuan sebenarnya dari pendidikan bisa saja membuat output dari pendidikan tersebut tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan. Padahal dengan adanya pendidikan diharapakan dapat mengembangkan watak seseorang untuk dapat bersosialisasi dan beradpatasi dalam lingkungan masyarakat.

    Harus diingat, pendidikan tidak semata hanya untuk mendapatkan intelektual pada anak didik. Namun lebih luas daripada sekadar isi otak saja, sisi humanis menjadi tujuan yang lebih penting. Sehingga menghasilkan manusis-manusia yang peka terhadap keadaan lingkungannya. Itulah tujuan yang sebenarnya dari pendidikan.

    Tugas berat ini tentu saja berada di pundak para guru, yang secara langsung berinteraksi dengan anak didik di dalam ruang kelas sekolah. Guru sebagai orang pertama yang mempunyai peran besar dalam mendidik manusia-manusia dengan pendidikan, sehingga dapat mengimplementasikan nilai-nilai kebenaran di dalam hidup bermasyarakat.

    Namun terlepas dari peran utama seorang guru tadi, sosok orangtua di dalam keluarga serta masyarakat di dalam lingkungannya, secara tidak langsung juga mempunyai peranan dalam membentuk watak seorang manusia. Percuma saja gurunya mati-matian membentuk sikap dan perilakunya sesuai dengan nila-nilai masyarakat, jika keluarga dan masyarakat sendiri tidak pernah memberikan contoh yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

    Kesimpulannya, pendidikan harus dikembalikan lagi pada tujuan yang sebenarnya, membentuk watak manusia yang berhati nurani, selain juga pentingnya sisi intelektualitas dalam menyambut perkembangan global. Dan tugas berat ini tidak hanya tanggung jawab seorang guru semata. Tetapi juga keluarga dan masyarakat yang langsung berinteraksi dalam lingkungan anak didik, harus mampu menjadi panutan yang arif.

    * Dimuat di Harian Medan Bisnis (Senin, 16 Februari 2009)


    source
     
  4. adnanunique Veteran

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    12,032
    Trophy Points:
    262
    Ratings:
    +25,327 / -0
    Pengertian Pendidikan



    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.



    FILOSOFI PENDIDIKAN
    Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
    Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
    Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

    source

    (Pengertian Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara) – Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 – 1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

    John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.

    Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

    John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

    Hal senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

    Thompson mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.

    Ditegaskan oleh M.J. Longeveled bahwa Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

    Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an Introduction to Education’ menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

    Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.”

    Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) menjelaskan bahwa Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.

    Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

    Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain” (Langeveld).

    source
     
  5. zz11 Veteran

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Mar 11, 2009
    Messages:
    40,084
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +33,311 / -0
    Wah, definisi pendidikannya kompleks dan beragam sekali ya.

    Menurut saya:
    Pendidikan = proses yg dilalui manusia sepanjang hidup, di mana ia menerima informasi, menyimpan dan mengolahnya; untuk kemudian digunakan dalam menjalani/mengatasi masalah2 kehidupan yg dihadapinya.
     
  6. raviopatra Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 8, 2011
    Messages:
    2,713
    Trophy Points:
    256
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +132,727 / -0
    Kalo menurut saya...

    Pendidikan (in general) adalah suatu proses pembentukan serta pematangan karakter peserta didik; baik dari segi afektif, kognitif, dan intuitif. Selain itu, pendidikan juga bertujuan menyiapkan peserta didik untuk dapat ikut berperan aktif dalam masyarakat dalam lingkupan seluas mungkin dengan wawasan yang diterima dari proses yang dijalani.

    Tapi sayangnya... utopian vision stays in dream :kecewa:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.