1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Orang Dewasa Yang Kekanak-Kanakan

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by Nawainruk, Sep 2, 2009.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Nawainruk M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 3, 2007
    Messages:
    1,042
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +98,678 / -0
    Mengintip situs WIKIPEDIA, istilah kidult (dari kata KID dan ADULT) pertama kali muncul pada decade 80-an. Di perkenalkan oleh psikolog kondang Amrik Jim Ward Nichols dari Stevens Institute of Technology. Kidult adalah sebutan bagi orang – orang usia 20 tahun ke atas yang masih enjoy menikmati budaya kanak – kanak, atau remaja belasan, baik secara fisik/ penampilan, gaya hidup, maupun pemikiran, yang sesungguhnya tidak cocok lagi bagi usia mereka.

    Ada banyak contoh yang bisa di kategorikan kidult. Misal, wanita umur 32 tahun yang masih senang pakai blus berenda – renda dengan pita warna pink atau pria umur 35 tahun yang masih gemar meluangkan waktunya main play station, sampai para pacar atau istri geregetan (ngakak!), atau bagi mereka yang “takut” menikah hanya karena enggan memikul tanggung jawab besar, kalaupun sudah menikah, mereka tetap menggantungkan hidup pada orang tua. Singkat kata, mereka adalah orang – orang yang “menolak” jadi dewasa karena tidak mau kehilangan zona aman sebagai anak – anak, yang biasanya tidak menuntut tanggung jawab besar.

    Surat kabar The New York Times edisi 31 Agustus 2003 pernah memuat tulisan investigative makin maraknya fenomena kidult di Amerika, soalnya di Amerika sendiri “tradisi” keluar rumah sesudah mereka bekerja bahkan masih kuliah adalah hal biasa, jika kemudian hari ada fenomena “tinggal bersama” orang tua, meskipun bisa di bilang sudah bekerja mapan, atau kuliah sambil bekerja, pastilah jadi hal yang luar biasa bagi masyarakat Amerika. Sedangkan di Australia menurut ahli kependudukan Bernard Salt, fenomena kidult mulai menjakiti mereka yang berumur 25 tahun ke atas. Mereka menunda pernikahan, menunda punya anak, menunda membeli rumah, lebih memilih keliling dunia ketimbang hidup mapan, memperlakukan karier dan relationship sebagai ajang coba – coba, membelanjakan uang seolah dunia mau kiamat. Fenomena kidult sebenarnya sudah ada di awal tahun 60 an, namun 10 tahun belakangan ini mengalami peningkatan luar biasa. Dalam situs Med Magazine, banyak nama – nama untuk orang kidult, antara lain middlescent, middle-youth, adultscent, peterpans, dan grups ( singakatan dari grow – ups).

    Nah, pengaruh terbesar sampai terjadinya fenomena kidult di negara – negara maju tersebut, kebanyakan di akibatkan oleh kondisi perekonomian yang mapan (bagi generasi orang tua mereka), lapangan kerja yang makin kompetitif (bagi kaum muda), harga – harga yang makin mahal, hingga gaya hidup yang makin hidonistis. Alhasil, orang tua sering di jadikan “bank pribadi” bagi anak – anak mereka yang merasa “kurang beruntung”



    Peran Keluarga Besar
    Lha terus bagaimana di Indonesia sendiri? menurut sosiolog V. Sundari Handoko, fenomena kidult bisa saja terjadi di Indonesia meski belum ada penelitian khusus. Tapi, budaya di Indonesia sejak dulu hingga sekarang berlaku extended family (keluarga besar), dengan karakeristik komunal dan memiliki ikatan emosional tinggi satu sama lain. Dalam ikatan ini, ada kewajiban saling membantu, dan karena biasanya orang tua yang lebih mapan baik secara ekonomi maupun pengalaman, maka orang tualah yang paling sering membantu anak – anaknya (meski sudah dewasa, bahkan menikah dan memiliki penghasilan sendiri). Ironisnya, disisi lain, sebagai keluarga besar (misalnya trah atau marga) mereka juga saling berkompetisi, alhasil kalau ada salah seorang anak yang terlibat kesulitan, sebisa mungkin orang tua membantu, kalau anak di biarkan gagal, hal itu bisa menjadi aib di mata keluarga besar.

    Jadi, kalaupun di Indonesia ada fenomena kidult, penyebab utama adalah karena ketidak mandirian dan kemanjaan si anak.

    Meski sekarang banyak orang tua yang “berani” melepas anak – anaknya untuk sekolah ke luar negri atau luar kota, hal ini tidak berarti membuat si anak mandiri. Tak jarang orang tua menyediakan rumah kontrakan lengkap dengan pembantu, uang mingguan, kalau perlu di telpon tiga kali sehari.

    Ini beda sama penduduk desa atau daerah. Mereka petarung sejati, tidak saja merantau ke luar daerah, bahkan ke luar negri menjadi TKI. Dari mereka, bisa menghasilkan remittance hingga milyaran rupiah. Sebaliknya orang kota yang menganggap “lebih” di banding orang daerah, sering kali mempunyai anak – anak yang tumbuh menjadi kidult. Karena, atas nama cinta dan kehormatan keluarga, orang tua selalu siap membantu setiap kali anak – anaknya mendapat kesulitan hidup dalam menghadapi kerasnya hidup.


    Lantas Bagaimana Bisa Tumbuh Menjadi Kidult?
    Lusia Ratrining Sari mengupas dari sudut teori psikologi. Menurut dia, perjalanan hidup manusia di bagi dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok umur memiliki tugas perkembangan sendiri. Dari masa bayi, remaja, hingga dewasa. Pada orang kidult, sifat kekanak – kanakan harusnya sudah selesai dan ternyata masih berlangsung. Baik dari penampilan, emosional, kepribadian, dan pola pikir. Mereka selalu membutuhkan orang lain (bahkan orang tua) dalam mengambil keputusan, kalau kemauannya di tolak langsung ngambek, ngomel, atau malah balik menyerang, enggan memikul tanggung jawab yang besar dan sebagainya.

    Lusi juga menambahkan, kalau kidult tidak ada hubungannya dengan inteligensi seseorang. Banyak juga kidult yang cerdas, mempunyai pekerjaan mapan, dan karier cemerlang. Tak jarang, justru mereka bisa membuat argumen – argumen pembenaran atau rasionalisasi bagi sifat kekanakannya.

    Perangai kidult juga di sebabkan berbagai faktor seperti pola asuh orang tua, pengaruh lingkungan, trauma masa lalu, struktur dasar kepribadian orang itu sendiri, bahkan semuanya. Namun tak dapat di sangkal, pola asuh orang tualah yang berperan besar. Setiap orang tua (bahkan hewan) punya naluri untuk melindungi anak – anaknya dari marabahaya atau kesulitan. Apalagi, di Indonesia dimana ikatan kekeluargaan masih relative kuat, rasanya sering sekali kita dengar orang tua mengatakan “untuk apa lagi sih, kita mencari uang kalau bukan untuk anak”

    Di lain pihak, tak sedikit orang tua yang ingin tetap merasa berarti buat anak – anaknya meski mereka sudah dewasa dan berkeluarga dengan tetap mengulurkan bantuan buat anak – anaknya. Dengan kata lain, tanpa sadar mereka terus menciptakan ketergantuangan pada si anak.

    Celakanya, tak sedikit juga orang tua yang semasa mudanya adalah “petarung hidup”, justru tidak mau mewariskan jiwa petarungnya kepada anak – anak mereka dengan alasan “biarlah kami saja yang mengalami kepahitan hidup. Anak – anak jangan sampai mengalaminya juga” yang akhirnya justru melahirkan anak – anak kidult.

    Padahal, yang tak kalah penting untuk di ingat, segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi. Orang tua bisa sewaktu – waktu meninggal, dan harta bisa ludes dalam sekejap. Pada saat – saat itulah kemandirian seseorang baik secara phisik maupun emosional menjadi berperan.

    So, which one are you?
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. western_gunner M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 5, 2009
    Messages:
    613
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +152 / -0
    Nice Artikel!
    G setuju bgt kalo emang orang2 desa itu jauh lebih fight u/ survive dibandingkan dengan orang kota, orang kota jiwa u/ berjuangnya jauh lebih sedikit dibandingkan orang desa, justru kalo kita llihat acara2 di TV yang menayangkan kisah orang2 sukses biasanya justru berasal dari kalangan bawah atau dari desa..jarang ada anak yang sukses mengikuti karir orangtuanya....
    g sendiri juga merasa aga2 mirip fenomena ini, mudah2an bisa berubah dh.
     
  4. aquaphx M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 25, 2007
    Messages:
    802
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,605 / -0
    tapi ada bagusnya juga kali ya dalam hal "dimana ikatan kekeluargaan masih relative kuat, rasanya sering sekali kita dengar orang tua mengatakan “untuk apa lagi sih, kita mencari uang kalau bukan untuk anak"
    hanya mungkin si anak juga harus diajarkan sebab toh dia juga akan menjadi orang tua yang akhirnya harus mandiri n mencari uang demi anaknya lagi.
     
  5. Rein_Heartnet M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 13, 2009
    Messages:
    285
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +11 / -0
    Klo gw si kaya na bakal gemar maen game komp mpe umur 30an...
    :haha::haha::haha:
    Tapi cm sebatas refreshing doang...
     
  6. ryzqrd M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 4, 2009
    Messages:
    1,550
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +533 / -0
    duh.. kalo dah nyinggung soal main game..
    masa cm itu aja bisa disebut kidult?
    hmm..
    :haha:
     
  7. mahousenseinegima M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 27, 2009
    Messages:
    227
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +45 / -0
    menurut gw maen sih boleh aj
    asal jgn sampe bikin orang kesel gara2 kita maen mulu
     
  8. joe999 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 31, 2008
    Messages:
    47
    Trophy Points:
    22
    Ratings:
    +29 / -0
    Waduh. Kyknya ak masuk kriteria ni. Mudah2an aja cepat berubah. Amin
    ^^,
     
  9. oraDonk M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jul 21, 2009
    Messages:
    5,840
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +53,238 / -0
    orang dewasa dengan sifat kekanak kanakannya... wajar Lagi.. semua pasti punya... yg jadi gak wajar cuma porsinya...
     
  10. n_hobi_xxx M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 25, 2009
    Messages:
    282
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +15 / -0
    kalo orang dewasa kayak anak2, wajar2 aja toh, asalkan jangan setiap waktu tuh orang dewasa kayak anak2 :haha::haha::haha::haha::haha:
     
  11. mataraman1 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 8, 2009
    Messages:
    189
    Trophy Points:
    0
    Ratings:
    +5 / -0
    Wah... kayaknya aku masih kidult :lol: :lol: :lol:
     
  12. sempakiller M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 14, 2009
    Messages:
    273
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +8 / -0
    masa kecil krg bahagia juga penyebabnya,,yg bahaya anak2 bertingkah dewasa,,,, n melakukan hal2 dewasa jugaaa hiiiiiii
     
  13. kira1337 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 4, 2009
    Messages:
    352
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +10 / -0
    wah bokap gw kidult dong
    setiap weekend main game GT
    --"
     
  14. ArCotH M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 13, 2009
    Messages:
    1,165
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +1,067 / -0
    setuju..:top:
    karena klo misalnya tindakan mereka salah dan melanggar hukum tpi kita ga bisa menggunakan pasal buat org dewasa kpd anak kecil..
     
  15. JiLL_DyiNgDreSS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 24, 2009
    Messages:
    257
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +2 / -0
    gw ky ny bakalan jd kidult nih .. blom puas sm masa kcil nih :haha:
     
  16. namie04 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 20, 2009
    Messages:
    1,124
    Trophy Points:
    146
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,317 / -0
    weleh ternyata ada ga baiknya juga ya jadi kidult.
    gw juga ngerasa masih kidult, ga mau nanggung beban besar.
    i wanna freee.... ga mau stuck dgn kehidupan yg gitu2 ajah.
    kaya bangun kerja tidur << ordinary life banget
     
  17. tehkotak88 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 14, 2009
    Messages:
    1,318
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +2,658 / -0
    ah...
    sifat kekanak2an mah pasti semua orang juga punya...
    g baca di trit anti anime aj banyak tu...
     
  18. moqil M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 16, 2008
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,153 / -0
    kalau wajib militer mungkin kidult akan berkurang..! intinya adalah menjadi dewasa dengan menghargai nyawa..! anak orang kaya yang dimanjakan orang tuanya memang kukrang jajar..! bukan dia yang kaya tapi dia pulak yang sok jago..! hehehehe peace..!
     
  19. uzumakinovandi M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 27, 2009
    Messages:
    391
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +343 / -0
    wah, bagus kan, orang dewasa yang bersifat anak2 itu kaya lho, soalnya mereka kreatif dalam berbagai hal dan itu bisa dipakai untuk mencetak uang...
     
  20. prufessuer M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Mar 10, 2009
    Messages:
    2,163
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +2,657 / -0
    bagus juga artikelnya nih!!! :top:

    gw mah udah dewasa bro :boong:
     
  21. curiousboy M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 5, 2008
    Messages:
    396
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +3,259 / -0
    naisartikel gan...
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.