1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Intermezo Mitos Larangan Pernikahan Suku Jawa-Sunda

Discussion in 'Wedding' started by lugly_ia, Feb 2, 2014.

  1. lugly_ia MODERATOR
    Adventurer

    Offline

    Day Dreamer

    Joined:
    Feb 1, 2012
    Messages:
    6,153
    Trophy Points:
    343
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +11,180 / -0
    Mitos Larangan Pernikahan Suku Jawa-Sunda

    [​IMG]
    Di dalam masyarakat kita, khususnya Jawa yang sarat dengan banyaknya mitos yang ada. Terdapat satu mitos yang cukup aneh menurut saya, dilarangnya pernikahan antara orang Jawa dan Sunda. Banyak orang sesepuh mengatakan bahwa pernikahan mereka nanti tidak akan langgeng atau 'cerai'. Miris memang, budaya dan mitos hidup berdampingan dari dulu hingga sekarang.

    Kalau ditelusuri adanya mitos ini bermula dari kisah sejarah masa kerajaan dahulu. Berikut ceritanya :


    Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit; yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.

    Menurut catatan sejarah Pajajaran oleh Saleh Danasasmita serta Naskah Perang Bubat oleh Yoseph Iskandar, niat pernikahan itu adalah untuk mempererat tali persaudaraan yang telah lama putus antara Majapahit dan Sunda. Raden Wijaya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit dianggap keturunan Sunda dari Dyah Lembu Tal dan suaminya yaitu Rakeyan Jayadarma, raja kerajaan Sunda. Hal ini juga tercatat dalam Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3. Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Wijaya disebut pula dengan nama Jaka Susuruh dari Pajajaran. Meskipun demikian, catatan sejarah Pajajaran tersebut dianggap lemah kebenarannya, terutama karena nama Dyah Lembu Tal adalah nama laki-laki.

    Alasan umum yang dapat diterima adalah Hayam Wuruk memang berniat memperistri Dyah Pitaloka dengan didorong alasan politik, yaitu untuk mengikat persekutuan dengan Negeri Sunda. Atas restu dari keluarga kerajaan Majapahit, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamar Dyah Pitaloka. Upacara pernikahan rencananya akan dilangsungkan di Majapahit. Pihak dewan kerajaan Negeri Sunda sendiri sebenarnya keberatan, terutama Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati. Ini karena menurut adat yang berlaku di Nusantara pada saat itu, tidak lazim pihak pengantin perempuan datang kepada pihak pengantin lelaki. Selain itu ada dugaan bahwa hal tersebut adalah jebakan diplomatik Majapahit yang saat itu sedang melebarkan kekuasaannya, diantaranya dengan cara menguasai Kerajaan Dompu di Nusa Tenggara.

    Linggabuana memutuskan untuk tetap berangkat ke Majapahit, karena rasa persaudaraan yang sudah ada dari garis leluhur dua negara tersebut. Linggabuana berangkat bersama rombongan Sunda ke Majapahit dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.

    Kesalah-pahaman

    Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit. Menurut Kidung Sundayana,timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta, sebab dari berbagai kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan Majapahit, hanya kerajaan Sunda lah yang belum dikuasai.

    Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan oleh untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri disebutkan bimbang atas permasalahan tersebut, mengingat Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

    Gugurnya rombongan Sunda

    Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada. Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula.

    Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukannya (Bhayangkara) ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu. Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Linggabuana, para menteri, pejabat kerajaan beserta segenap keluarga kerajaan Sunda. Raja Sunda beserta segenap pejabat kerajaan Sunda dapat didatangkan di Majapahit dan binasa di lapangan Bubat.

    Tradisi menyebutkan sang Putri Dyah Pitaloka dengan hati berduka melakukan bela pati, bunuh diri untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya. Tindakan ini mungkin diikuti oleh segenap perempuan-perempuan Sunda yang masih tersisa, baik bangsawan ataupun abdi. Menurut tata perilaku dan nilai-nilai kasta ksatriya, tindakan bunuh diri ritual dilakukan oleh para perempuan kasta tersebut jika kaum laki-lakinya telah gugur. Perbuatan itu diharapkan dapat membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka, yaitu menghadapi kemungkinan dipermalukan karena pemerkosaan, penganiayaan, atau diperbudak.

    Akibat

    Tradisi menyebutkan bahwa Hayam Wuruk meratapi kematian Dyah Pitaloka. Hayam Wuruk menyesalkan tindakan ini dan mengirimkan utusan (darmadyaksa) dari Bali - yang saat itu berada di Majapahit untuk menyaksikan pernikahan antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka - untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati yang menjadi pejabat sementara raja Negeri Sunda, serta menyampaikan bahwa semua peristiwa ini akan dimuat dalam Kidung Sunda atau Kidung Sundayana (di Bali dikenal sebagai Geguritan Sunda) agar diambil hikmahnya. Raja Hayam Wuruk kemudian menikahi sepupunya sendiri, Paduka Sori.

    Akibat peristiwa Bubat ini, dikatakan dalam catatan tersebut bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gajah Mada menjadi renggang. Gajah Mada sendiri menghadapi tentangan, kecurigaan, dan kecaman dari pihak pejabat dan bangsawan Majapahit, karena tindakannya dianggap ceroboh dan gegabah. Ia dianggap terlalu berani dan lancang dengan tidak mengindahkan keinginan dan perasaan sang Mahkota, Raja Hayam Wuruk sendiri. Peristiwa yang penuh kemalangan ini pun menandai mulai turunnya karier Gajah Mada, karena kemudian Hayam Wuruk menganugerahinya tanah perdikan di Madakaripura (kini Probolinggo). Meskipun tindakan ini nampak sebagai penganugerahan, tindakan ini dapat ditafsirkan sebagai anjuran halus agar Gajah Mada mulai mempertimbangkan untuk pensiun, karena tanah ini letaknya jauh dari ibu kota Majapahit sehingga Gajah Mada mulai mengundurkan diri dari politik kenegaraan istana Majapahit. Meskipun demikian, menurut Negarakertagama Gajah Mada masih disebutkan nama dan jabatannya, sehingga ditafsirkan Gajah Mada sendiri tetap menjabat Mahapatih sampai akhir hayatnya (1364).

    Tragedi ini merusak hubungan kenegaraan antar kedua negara dan terus berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian, hubungan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih seperti sedia kala.[1] Pangeran Niskalawastu Kancana — adik Putri Pitaloka yang tetap tinggal di istana Kawali dan tidak ikut ke Majapahit mengiringi keluarganya karena saat itu masih terlalu kecil — menjadi satu-satunya keturunan Raja yang masih hidup dan kemudian akan naik takhta menjadi Prabu Niskalawastu Kancana. Kebijakannya antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit dan menerapkan isolasi terbatas dalam hubungan kenegaraan antar kedua kerajaan. Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran, yang isinya diantaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak Majapahit. Peraturan ini kemudian ditafsirkan lebih luas sebagai larangan bagi orang Sunda untuk menikahi orang Jawa.

    Tindakan keberanian dan keperwiraan Raja Sunda dan putri Dyah Pitaloka untuk melakukan tindakan bela pati (berani mati) dihormati dan dimuliakan oleh rakyat Sunda dan dianggap sebagai teladan. Raja Lingga Buana dijuluki "Prabu Wangi" (bahasa Sunda: raja yang harum namanya) karena kepahlawanannya membela harga diri negaranya. Keturunannya, raja-raja Sunda kemudian dijuluki Siliwangi yang berasal dari kata Silih Wangi yang berarti pengganti, pewaris atau penerus Prabu Wangi.

    Beberapa reaksi tersebut mencerminkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat Sunda kepada Majapahit, sebuah sentimen yang kemudian berkembang menjadi semacam rasa persaingan dan permusuhan antara suku Sunda dan Jawa yang dalam beberapa hal masih tersisa hingga kini. Antara lain, tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, di kota Bandung, ibu kota Jawa Barat sekaligus pusat budaya Sunda, tidak ditemukan jalan bernama "Gajah Mada" atau "Majapahit". Meskipun Gajah Mada dianggap sebagai tokoh pahlawan nasional Indonesia, kebanyakan rakyat Sunda menganggapnya tidak pantas akibat tindakannya yang dianggap tidak terpuji dalam tragedi ini.

    Perang pun tak terelakkan. Pasukan Sunda yang sejak awal kalah jumlah akhirnya menyerah dan seluruh rombongan dari Sunda meninggal, termasuk Prabu Linggabuana dan putri Dyah Pitaloka. Itulah yang membuat kerajaan Sunda melarang rakyatnya menikah dengan orang luar Sunda.

    Memang ini hanyalah sebuah mitos yang tercipta dari ketakutan masyarakat dulu terhadap sejarah. Tapi pada akhirnya mitos tersebut menjadi penghalang orang jawa yang ingin membangun rumah tangga dengan orang sunda. Kebanyakan pada umumnya mereka bukan takut akan akibat melanggar mitos melainkan takut tidak mendapat restu dari orang tua jika melanggar mitos tersebut.

    Tapi tidak sedikit para orang tua yang sudah tidak mengindahkan mitos tersebut, karena mereka itu hanyalah sebuah mitos yang tidak berakibat apa-apa jika dilanggar, mudah-mudahan akan semakin banyak para orang tua yang menyadari bahwa kebahagiaan anaknya tidak dibatasi oleh suku atau kasta dalam masyarakat.

    source source
     
    • Like Like x 5
    • Thanks Thanks x 5
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ilm Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 15, 2011
    Messages:
    7,390
    Trophy Points:
    287
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,040 / -1
    sampe sekarang masih ada yang larang orang jawa nikah sama orang sunda, lia? :???:

    itu kayak mitos juga kalo anak pertama sama anak pertama/ketiga ndak boleh ya :XD:

    dan semua itu ternyata gegera gajah mada :panda:
     
  4. Cleptomaniac M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 19, 2011
    Messages:
    273
    Trophy Points:
    32
    Ratings:
    +81 / -0
    yang namanya mitos itu kan belom pasti bener, dan gak ada kewajiban untuk dipercaya jadi kitamah free free aja :hoho:
     
  5. mystiquelle M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Oct 4, 2012
    Messages:
    4,704
    Trophy Points:
    172
    Ratings:
    +23,765 / -0
    saya kenal pasangan jawa-sunda yang udah tua masih awet aja pernikahannya sampe sekarang :maling:

    mitos hanya sekedar mitos belaka :maling:
     
  6. khuswanto M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 16, 2010
    Messages:
    1,822
    Trophy Points:
    127
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,707 / -0
    Jadi pengen ikutan komen :iii:

    klo ditanya apa jaman sekarang masih ada orang tua yang kek gt, jawabnya masih ada :hmm:

    walopun ga secara terang2an melarang, cuman bilang "Klo bisa ya jangan sama orang sunda"

    klo orang tua ane sendiri seh biasa2 aja, soalnya saudara2 ibu juga dari sunda, sedangkan saudara2 ayah dari jawa, jadi ya biasa aja,

    cuman nenek ibunya bapak dan beberapa bulek+budhe, kemaren waktu ngelepas ane kuliah di bandung ngasih pesan "Jangan nikah sama orang sunda ya"

    walopun waktu itu masih ga ngerti maksudnya apa, dan ane nangkepnya "kuliah dlo yg bnr baru cari calon istri"


    trus yg msih jd pertanyaan, knapa yg ngelarang kebanyakan cewe (nenek, bulek, budhe), sedangkan yg cowo (om, pakdhe) malah pada bilang "udah, gpapa" :bloon:
     
  7. aizy M V U

    Offline

    Chewbacca

    Joined:
    Aug 10, 2011
    Messages:
    25,722
    Trophy Points:
    246
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +64,658 / -0
    mitos lagi..:panda:
    dan ini gara2 sang mahapatih...:panda:

    -------------------
    tapi ternyata asal mulanya dari sini toh.... penasaran dulu ada yg ngomong ginian....:???:

    berarti jaman sebelum adanya perang ini udah banyak yg nikah antar jawa-sunda....

    n kayaknya untuk masalah awetnya,... masih ada kok anak JaSun yg orang tuanya awet...:hmm:
     
  8. muyrrrrrr M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    4,554
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +9,214 / -2
    cowo boleh komen ga:???:
    klo kata syh mah yg jadi problem bukan di awetnya, awet mah awet
    tp problem yg sering kliatan dr pasangan jawa-sunda itu dominan, misal yg sering sekali syh liat itu suami (sunda) di dominasi sm istri (jawa) atw lebih dikenal STI (suami takut istri)
     
  9. asakimdowin M V U

    Offline

    むせる

    Joined:
    Nov 25, 2009
    Messages:
    9,704
    Trophy Points:
    177
    Ratings:
    +3,507 / -0
    really :???:

    ortu saya jawa-sunda tapi ampe sekarang akur" aja tuh :obiii:
     
  10. shangrila_21 M V U

    Offline

    --- ཞངརིལ ---

    Joined:
    Nov 12, 2009
    Messages:
    5,273
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +33,101 / -1
    kalau buat kalangan sekarang ini buat orang-orang tinggal di kota /modern mitosnya udah jarang terdengar malah udah terabaikan.
    tapi buat daerah pendalaman/suku badui yang berpegang paham animisme mitos tsb masih berdiri kokoh

    kalo sekarang sih masih kelihatan orang-orang sunda yang masih dendam sama majapahit,
    contohnya di jawa barat ngga ada satupun nama-nama jalan gajah mada ataupun nama jalan hayam wuruk
     
  11. lugly_ia MODERATOR
    Adventurer

    Offline

    Day Dreamer

    Joined:
    Feb 1, 2012
    Messages:
    6,153
    Trophy Points:
    343
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +11,180 / -0
    masih ada ilm :swt: ilmilm; susah :tega:
    bener itu "jilu" siji telu :malu

    CleptomaniacCleptomaniac; saya dulu jga mikir gtu sih ka, tp tyta aplikasinya susah d dlm masyarakat, :XD:

    mystiquellemystiquelle; senior saya jga jawa-sunda baru nikah :maling: khuswantokhuswanto; bener ka :lol: soalnya kk saya sndri udah dua kali gtu, mau nikah pas ketemu nya ko og sunda, geger deh sepuh2 d struktur keluarga saya :XD:
    walau ayah sma bunda ga ngelarang, tp sepuhnya itu :malu blm lagi pak RT ikutan ngelarang2 jga :swt:

    muyrrrrrrmuyrrrrrr ; suami takut istri? :kaget:

    aizyaizy; kalo menilik sejarah, gajah mada kan pnya watak licik :malu
    bener, ada yg awet, tp kbnykn ga awet sih, yg d lihat yg gak awet itu, krn kita selalu berjaga2 jika terkena sesuatu yg jelek kan :malu

    asakimdowinasakimdowin; iyah :matabelo: memang ada yg awet jga ka, tergantung individu masing2 sih :tega:

    shangrila_21shangrila_21; yg masih inget para sepuh2, dan emang biasanya d kota2 besar udah ga seperti itu

    tapi kalo jawa tetep, surabaya jga mash banyak :tega:
    sampe ga ada nama jalan sept itu d bandung :kaget: baru tahu :gembel:

     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  12. orkay Top Contributor
    Junker Lord

    Offline

    Gold Carpet

    Joined:
    Jan 14, 2011
    Messages:
    72,710
    Trophy Points:
    257
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +99,608 / -7
    yg bener nih :gaswat:
    aku lagi suka ama orang sunda soalnya :kecewa:
     
  13. lugly_ia MODERATOR
    Adventurer

    Offline

    Day Dreamer

    Joined:
    Feb 1, 2012
    Messages:
    6,153
    Trophy Points:
    343
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +11,180 / -0
    haha :lol:
    cuman mitos kok, di sini cuma share asal muasal mitos itu biar ntar semakin ga tersesat :maling:
    semangat :onfire: lanjutkan pedekate nya :onfire:
     
  14. fuikisama MODERATOR

    Offline

    Saya innocent kaka~

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    20,763
    Trophy Points:
    328
    Ratings:
    +24,432 / -184
    Cuma mitos itu :oglol:

    Dan saya jg baru dengar dsini malahan [​IMG]

    Ortu ma keluarga/kerabat saya gak papa tuh [​IMG]


    Yg beneran soal nama jalan itu masih pamali

    Pernah bebrapa tahun lalu mau dibuat masih aja diprotes

    Agak konyol mengingat itu cuma bagian masa lalu n soal politik mah lumrah kyak gituan ampe skarang jg [​IMG]






    Sawachika [​IMG]
     
  15. RisingSun M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 1, 2011
    Messages:
    1,065
    Trophy Points:
    162
    Ratings:
    +4,211 / -0
    Saya baru tahu kalo ada mitos kayak gitu

    Om saya asal Gresik nikah sama orang Sunda sampe sekarang langgeng2 saja, malah nambah anak lagi :malu

    Sebenernya seru juga kalo tahu sejarah mitos seperti ini, mungkin masih banyak sekali mitos2 lain yang bersumber dari sejarah seperti yang satu ini
     
  16. N4nas3 Members

    Offline

    - Game Over "?" -

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    113
    Trophy Points:
    92
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +95 / -0
    :hi: kalo boleh saya luruskan, bukan masalah suami takut istrinya tapi dilihat jawanya dari daerah mana dl, kan luas jawa :hoho:

    mungkin kalo istrinya orang jawa lebih banyak bawel dan riweh/rempongnya daripada istri yg orang sunda. soalnya di jawa sendiri adat istiadatnya kuat banget dan mengikat kalo untuk wanita. kalo buat suami yang orang jawa, mungkin tidak terlalu terikat dengan adat istiadatnya, secara laki2 lebih dibebaskan untuk memilih .IMHO.

    soalnya orang tua saya ayah sunda ibu jawa akur2 aja tuh, malah romantisnya kerasa banget. bagi saya yg wanita seperti ada yg ngecalm gitu deh :malu:
    jd pengen punya suami kaya ayah :onegai:
    uwak2 (pak dhe kl di jawa) saya juga yg laki2 nikahnya pada punya istri orang jawa, dan akur2 aja sampe sekarang. dan ga ada tuh yang namanya suami takut istri, malahan istri mengabdi penuh ke suami.

    tapi itu juga tergantung dari individu masing2 juga sih, mau dari mana aja asal daerahnya kl orangnya tanggung jawab dan pandai mengurus rumah tangga ya insyaAllah baik2 aja rumah tangganya CMIIW :garing:
     
  17. shangrila_21 M V U

    Offline

    --- ཞངརིལ ---

    Joined:
    Nov 12, 2009
    Messages:
    5,273
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +33,101 / -1
    kalau nama jalan bukan karena pamali, tapi ada ceritanya di bait-bait sunda, kata guru bahasa sunda saya sih :XD:
    garis besarnya di bait tsb walau majapahit menguasai nusantara tapi ada satu daerah yang tidak bisa dikuasai oleh majapahit yaitu tanah sunda.
    mangkanya jika di tanah sunda diberi nama seperti nama jalan gajah muda ataupun hayam wuruk, berarti sama saja berarti tanah sunda tunduk kepada kerajaan majapahit. kalau memberi nama jalan tsb di tanah sunda sama aja melukai hati orang sunda
    --------------------------------------------------------------


    oh,iya urutan mitosnya antar suku jawa & sunda saling bertabrakan

    Mitos Suku Sunda : perempuan Sunda ngga boleh dinikahi oleh pria Jawa
    Mitos Suku Jawa : Perempuan Jawa ngga boleh dinikahi oleh pria Sunda

    kesimpulannya: Pria sebagai Penjajah wanitanya :lol:
     
  18. fuikisama MODERATOR

    Offline

    Saya innocent kaka~

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    20,763
    Trophy Points:
    328
    Ratings:
    +24,432 / -184
    Iya tahu ko emang semuanya berhulu dari perang bubat

    Makanya pamali itu sama aja nyatain penaklukan diri :oglol:

    Btw cerita perang bubat yg sebenarnya jg masih belum jelas
    Apa benar sengaja dibantai atau ada unsur kesalahpahaman


    Yg jelas sumber dari ke 2pihak jelas saling membela diri [​IMG]
    Sejarah dtulis oleh pemenang, penguasa, dan penipu (sarcasmnya sih gitu) [​IMG]

    ========================
    Aih bahasanya pake penjajah [​IMG]

    Dari awal semua itu relatif
    Klo dari sudut cowok klo mau nyudutin cewek jg ada faktanya yg gak terbantahkan [​IMG]


    Penggoda pria sehingga dibanned ke bumi
    Pencetus kriminalitas pertama kali jg gara2 urusan wanita [​IMG]


    Sawachika [​IMG]
     
  19. kinur M V U

    Offline

    van Oranje

    Joined:
    Feb 9, 2010
    Messages:
    6,182
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +28,916 / -4
    Masih ada :XD:
    Contoh kasusnya temen sendiri
    Dia Jawa, ceweknya Sunda
    Padahal pacaran doank tp ga dibolehin
    Alasannya uda bawa2 suku & kasta :pusing:
    Padahal ortunya bisa dibilang berpendidikan tinggi :iii:
     
  20. ilm Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 15, 2011
    Messages:
    7,390
    Trophy Points:
    287
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +12,040 / -1
    tapi mungkin bagi sebagian besar masayarakat sudah tidak ya lia :maling:

    pendidikan tinggi masih susah memperngaruhi kepercayaan turun temurun :XD:
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  21. lugly_ia MODERATOR
    Adventurer

    Offline

    Day Dreamer

    Joined:
    Feb 1, 2012
    Messages:
    6,153
    Trophy Points:
    343
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +11,180 / -0
    ada yg langgeng dan engga sih ka :malu

    tp kbnyakan org meliht yg 'enggak' itu :hihi:



    ternyata gara2 itu ga ada nama jalan gajah mada atau hayam wuruk :lol:
    setau saya sih, cowok jawa ga boleh nikah sma cew sunda :bloon:



    yg d bold agak berat kalimatnya :lol:

    kakak saya jga gtu ka, Ayah sma Bunda sih cuek sma gtuan, tp sepuh d atas Ayah sma Bunda yg riweuh :sigh:


    kalo kta guru sosiologi sih itu kena sugesti kita sndri ilm :malu

    contoh, Bali itu sarat bgt dg mitos dan mistis, krn mereka sgt ter-sugesti dn mempercayai :peace:
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.