1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Mau Sharing Kisah Yang Mungkin Bisa Membuat Kita Lebih Bijak

Discussion in 'Motivasi & Inspirasi' started by Oromizz, Jul 27, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Sebelumnya minta maaf kalo repost :maaf:

    Cuma mau berbagi kisah yang mungkin bisa membuat kita lebih menghargai hidup dan lebih bijak dalam menjalani hidup.

    Saya ga tau kalo ini kisah nyata ato fiksi, tapi yang jelas setelah anda membacanya hati nurani anda akan lebih terbuka untuk lingkungan sekeliling anda....

    Ini kisahnya :

    Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

    Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”

    Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

    Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun- tahun telah lewat,tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.
    Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama,saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
    Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”

    Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

    Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.” Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20 tahun.

    Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!” Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku .....apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”

    Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20 tahun, dan aku 23 tahun.

    Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”

    Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa
    menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23 tahun. Aku berusia 26 tahun.

    Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.
    Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

    Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat
    sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
    Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan tersebar?”
    Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!”
    “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun.

    Adikku kemudian berusia 30 tahun ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

    Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

    Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
    Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

    Sekali lagi saya mohon maaf kalo repost, cuma ingin berbagi cerita yang mungkin bisa memberi inspirasi buat teman-teman sekalian. Ceritanya mungkin panjang dan buat malas waktu pertama kali lihat, tapi saran saya luangkan waktu sebentar deh buat baca kalo belum pernah... Ga lama kok :maaf:
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jul 27, 2010
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. justwenz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 23, 2009
    Messages:
    126
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +11 / -0
    ceritanya bagus sekali gan.. tentang kasih sayang adik kakak
     
  4. simomone M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 27, 2009
    Messages:
    3,522
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +37,201 / -0
    mengharukan banget ceritanya :matabelo:
    pesan yang bagus sekali, bagaimanapun juga saudara memang harus kita sayangi & hormati bagaimanapun keadaannya :top:
     
  5. Fahmy M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 15, 2009
    Messages:
    1,384
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +31,369 / -0
    heheh keren broo
    saudara is the best, they do debes for us
    hahaha
     
  6. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Makasih2.... Ternyata ada yang baca juga, seneng rasanya :matabelo:
     
  7. gravitazy M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 19, 2010
    Messages:
    477
    Trophy Points:
    92
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +967 / -0
    hiks,,
    cant say anything...
    --
    jadi ingat kisah ortu wa dulu....
    sulitnya berjuang menjalani hidup...
    makanya skarang dia gak mau anaknya susah....
    apa2 dituruti dan dikasih...

    enak di wa.. :hihi:
     
  8. Will M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2010
    Messages:
    1,932
    Trophy Points:
    162
    Ratings:
    +3,282 / -0
    ceritanya mengharukan :terharu:

    saudara memang sudah seharusnya tolong menolong
     
  9. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Kadang ada manusia yang kurang menyadari bahwa disekelilingnya ada orang-orang yang begitu mengasihinya...

    Ayo sama-sama belajar buat lebih peka lagi .... Karena hidupmu begitu berharga.

    Livin' up your live ! :onfire:
     
  10. benih M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 11, 2009
    Messages:
    482
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +2,288 / -0
    makasih kk...

    mungkin bisa membuat para :idwsmania: menjadi Bijak
     
  11. benih M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Nov 11, 2009
    Messages:
    482
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +2,288 / -0
    makasih kk...

    mungkin bisa membuat para :idwsmania: menjadi Bijak
     
  12. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Tinggal bagaimana meresponi nya saja... :lalala:

    Kelelep ini, sepi..... :kecewa:
     
    Last edited: Jul 30, 2010
  13. Xinez M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 31, 2009
    Messages:
    2,921
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +30,321 / -0
    bener2 mengharukan skali kisahnya.. :terharu:
    si adik yg rela berkorban demi kakaknya :hiks: :hiks:
     
  14. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Ada yang baca lagi, makasih :matabelo:

    Aku kira dah kelelep ini thread :terharu:
     
    • Like Like x 1
  15. shindecade M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 16, 2010
    Messages:
    5,789
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +9,847 / -2
    :terharu:..............ternyata masih ada cerita seperti ini di dunia nyata (or bukan):terharu:
    jaman sekarang jarang yg mo berkorban demi orang lain apalagi keluarga

    :top:
     
    Last edited: Jul 31, 2010
  16. kaoru_chan M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 28, 2010
    Messages:
    1,171
    Trophy Points:
    162
    Ratings:
    +2,095 / -0
    :terharu: mengharukan....

    jd inged kakak saia yg udah berbuat banyak buat saia :sedih:
     
  17. Kite M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 7, 2009
    Messages:
    588
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +516 / -0
    mmm....
    rasanya sudah pernah baca deh, judulnya "I Cried for my brother six times"
    tp, tetap bagus kok.
     
  18. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
    Iya, saya juga dapet kisah ini dari teman kok .... share aja buat anak2 idws disini :piss:

    Itu judul aslinya yaa... :hehe:
     
  19. dark_chris M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 22, 2008
    Messages:
    2,100
    Trophy Points:
    177
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +4,081 / -0
  20. Oromizz Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 23, 2009
    Messages:
    3,861
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,277 / -0
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.