1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Mahasiswa dan Jin

Discussion in 'Fiction' started by mabdulkarim, Nov 27, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    Mahasiswa dan Jin

    Di tengah panasnya terik matahari, tujuh orang mahasiswa semester pertama terus berjuang mengarungi ganasnya gurun Sahara. Para mahasiswa baru tersebut terdiri dari Arnov, Rajib, Wisnu, Karim, Adit, Firly, Pambagi, dan Hanny. Di bawah komando Arnov, mereka berjalan tak menentu dengan tujuan keluar dari gurun atau mencari oasis. Mungkin sudah lima-enam hari mereka terperangkap di tengah-tengah gurun.

    Wajah mereka kusam dan gosong terbakar matahari. Tatapan mata mereka mulai kosong. Baju mereka yang aslinya keren dan necis itu sudah kusut, kotor, dan robek-robek. Semua jadi begini gara-gara pesawat pribadi milik Arnov yang terbang dari Jakarta ke Monako, Monte Carlo –transit sebentar di Dubai– sayap kirinya patah sehingga memaksa sang pilot muda, Adit melakukan pendaratan darurat di gurun antah-berantah. Setelah berhasil melakukan pendaratan yang bisa membuat sebagian besar pesawat rusak parah, Adit bersama kawan-kawan menghadapi lingkungan gurun yang sebelumnya mereka tak pernah jumpai.

    Mereka kebingungan harus apa. Arnov dan Adit berusaha semampu mungkin menghubungi pihak berwajib negara Libya tapi karena negara yang mereka singgahi ini sedang konflik, jadinya mau tak mau mereka harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.

    Arnov bersama teman-temannya pergi menuju ke utara berharap bisa menemukan air dan daratan hijau, tapi mereka harus tahu kalau Libya sedang dilanda konflik dan juga sebagian besar daratan Libya adalah gurun pasir! Apalagi sekarang persediaan makanan mereka sudah habis dan botol air yang mereka bawa tinggal 2 liter lagi.

    Sudah tengah hari dan matahari makin terik. Karim dan Wisnu yang berjalan paling belakang mulai kepanasan. Kedua tangan mereka tak mampu lagi menahan betapa panasnya sang mentari. Haus dan kelelahan mulai menggikis moral mereka untuk bertahan hidup.

    “A-Arnov, m-minta a-air,” pinta Karim lemah seraya duduk di pasir.

    Arnov yang merasa iba tersebut mengeluar sebotol air dari tas punggungnya tapi Rajib memegang tangannya Arnov dan berkata, “Nov, pikirkan yang lain! Karim paling banyak minumnya dan kalau Karim minum, yang lain bagaimana?”

    “Jib, kita harus mengasih air ke orang yang sudah lemah seperti Karim,” ujar Arnov. “Soal banyak tidaknya insya Allah Tuhan akan memberi jalan kepada kita.”

    Apa yang dikatakan Arnov membuat Rajib melepaskan tangannya Arnov. Arnov memberikan minum kepada Karim dan setelah melepas dahaganya, Karim menyarankan Arnov untuk memberikan air juga kepada Wisnu karena ia merasa Wisnu sudah kehausan tapi dia belum mengaku.

    Setelah Wisnu minum, Hanny, Pambagi, dan Adit menghampiri Arnov dan meminta jatah minum air. Sejenak Arnov melihat botolnya dan airnya tinggal 250 ml dari 2 liter sehingga dengan sangat menyesal Arnov meminta teman-temannya untuk bersabar.

    Hanny, Pambagi, dan Adit kecewa sekali. Mereka mencaci maki apa yang diputuskan Arnov. Dalam benak Arnov sebenarnya ia ingin membagi air tapi persediaan air mereka sudah sangat tipis. Arnov khawatir hari ini adalah hari terakhir baginya dan teman-temannya untuk minum air. Tak ada cara lain selain menghemat untuk minum!

    Perjalanan kembali dilanjutkan. Mereka berjalan terus ke arah utara. Entah beberapa kali Adit dan Pambagi berseru ada oasis tapi sayang, ketika Arnov dan kawan-kawan menghampiri tempat tersebut dengan penuh harapan, mereka hanya menemukan pasir dan tengkorak.


    Beberapa kali Karim dan yang lain berhadap ada rombongan karavan melewati gurun ini seperti yang terjadi di masa lampau, tapi harapan hanyalah harapan. Mereka boleh berharap ada rombongan karavan dari daerah Mali pergi ke Mesir , tapi mereka harus realitis dengan keadaan dan siap-siap saja dihadap warlord-warlord yang ingin menyandara mereka. Kelihatannya seru kalau di game jika ceritanya melarikan diri dari tawanan para pemberontak tapi di kehidupan nyata opsi tersebut adalah opsi paling nekat dan berbahaya menurut Rajib. Lebih baik hadapi kenyataan sekarang dan berharap yang terbaik saja terhadap nasib mereka.

    “Ah, kapan kita bisa keluar dari gurun ini!” keluh Adit yang didengar Arnov.

    “Dit, seharusnya kau tahu kalau terbang dari Dubai langsung saja ke lautan Mediterania. Tak perlu sampai-sampai lewat gurun Libya!” celetuk Arnov. “Lagi pula penerbangan lewat Libya lumayan irskan setahuku!”

    “Ah, Arnov, kalau kita lewat laut Mediterania melintasi Yunani, dan Italia, bisa saja kita nyemplung ke lautan yang dalam!” bela Adit atas keputusannya dulu.

    “Tapi masih mending dari pada di gurun pasir daerah konflik. Kalau jatuh di laut pasti ditolong oleh petugas patroli negara tempat jatuh!”

    “Hoi, tak perlu saling beradu gara-gara masa lalu, Arnov, Adit!” ujar Pambagi menaseti mereka.

    “Tapi.. Kalau si Adit tak melewati gurun ini, pasti nasib kita sekarang lebih baik. Mungkin kita sekarang bisa duduk hangat di kursi sambil diminum teh di KBRI,” Arnov berargumen.

    “Sudah sudah! Tak perlu banyak omong, Nov, Dit,” ujar Pambagi. “Yang penting sekarang kita keluar dari gurun in- Apa ini?”

    Pambagi menangkat sebuah teko yang ada di kakinya. Ia bersama Arnov dan lima orang lain mengamati seksama teko tersebut. “Ehm, seperti ini ini teko Arab. Lihat saja gaya dan tulisannya!” papar Karim yang manik sejarah itu.

    “Gi, coba gosok teko tersebut! Siapa tahu ada jin-nya,” saran Wisnu iseng.

    Pambagi mengikuti saran Wisnu walaupun ia tahu tak ada jin di dalam teko tersebut. Ia menggosok perlahan-lahan teko tersebut tapi tak keluar asap atau pun makhluk gaib dari alat minum kuno tersebut. Dengan iseng, Pambagi mencoba membalikan teko tersebut untuk mengetes ada air atau tidak. Ternyata tidak ada. “Kosong,” gumam Pambagi lalu melempar teko tersebut ke depan.

    Teko pecah dan keluarlah asap hitam tebal yang mengumpal ke langit. Semua yang menyaksikan peristiwa aneh tersebut terkejut bukan main. Semua komat-kamit dan ketakutan bukan main sesaat menyaksikan sesosok jin besar keluar dari teko tersebut.

    Jin tersebut sangat menakutkan rupanya. Ia mengenakan baju kebesaran bangsawan Mesir era kesultanan Mamulk. “Kalian, manusia lemah telah membebaskanku, sang penguasa jin dari teko terkutuk itu selama ratusan tahun!” kata jin menunjuk teko lalu menghancurkannya berkeping-keping dengan satu jentikan jari.

    Arnov mencubit pinggangnya Rajib yang ada di sebelahnya. “Sakit, Nov!” seru Rajib kesakitan lalu membalasnya dengan cubitan juga.

    “Jib, i-ini bukan mimpi atau fantasi liar kita?” bisik Arnov bertanya.

    “Sepertinya ini kenyataan tapi aku harap ini hanya fantasi kita gara-gara depersi,” balas Rajib.

    “Ah, pasti kalian meragukan kalau aku ini nyata,” seru jin yang mengetahui pembicaraan mereka.

    Rajib dan Arnov kaget. Mereka berharap si jin tersebut tak melakukan sesuatu yang buruk terhadap mereka, terlebih membunuh mereka.

    “Baiklah. Akan kuberikan satu dari kalian permintaan apa saja. Tapi ingat! Selain satu orang peminta tersebut, kalian semua akan kumakan!” papar jin tersebut tersenyum licik.

    Arnov dan keenam temannya langsung keringat dingin, ketakutan, dan gementaran mendengar pemaparan jin tersebut. Mereka semua langsung berkumpul membuat lingkaran dan berdiskusi siapa yang berhak untuk meminta dan siapa yang mau berkorban untuk si peminta.

    Diskusi tersebut berlangsung cukup keras. Semua pihak ingin menjadi peminta. Tak ada yang mau mengalah karena takut mati sia-sia. Tujuan mereka sebenarnya sama; keluar dari gurun tandus ini, kalau perlu pulang ke Indonesia. Diskusi mulai berlangsung alot. Semuanya menjadi egois terlebih Karim yang sangat mementingkan diri sendirinya. Masing-masing menyarankan kepada teman-temannya untuk mengorbankan diri dan akhirnya diskusi ini berujung kepada perdebatan yang tak ada ujungnya. Hampir saja terjadi adu fisik tapi karena semuanya sudah lelah dan tak punya tenaga untuk membongam lawan, akhirnya Firly si pendiam itu untuk pertama kalinya berkata, “Semua, bagaimana kita renungkan dulu kenapa kita terlalu ngotot? Kan bisa kita minta kepada si jin untuk membawa kita pulang bersama?”

    “Firly, ada tapinya,” sela Karim. “Kan bisa saja pas kita kembali ke Tangerang, si Jin langsung memakan semuanya kecuali si peminta!”

    Semuanya setuju dengan apa yang dikatakan Karim.

    “Tapi... Kalau dipikir-pikir kita bisa si jin untuk mengembalikan kita ke Tangerang dan berjanji untuk tidak memakan selain si peminta!” ujar Firly berargumen.

    “Firly, bisa saja si jin tak memperbolehkan kita untuk meminta dua permintaan dalam satu permintaan!” seru Rajib berpendapat.

    “Apa buktinya?” Firly berkelit dan sepertinya ia mulai menunjukan emosinya padahal biasanya ia pendiam dan jarang menunjukan jati diri sebenarnya.

    Rajib yang kesal itu mengertakan giginya lalu ia pergi menghampiri jin. Ia menanyakan apakah boleh meminta permintaan banyak dalam satu permintaan. “Tidak. Hanya satu saja. Lebih dari itu akan kumakan kalian semua,” jawab jin. “Contoh permintaan yang kuanggap lebih dari satu ‘Jin, kuminta kau bawa kami semua ke Indonesia dan berjanjilah kau tak akan teman-temanku’ atau ‘jin, aku minta dua permintaan lagi.” Meminta dua permintaan kuanggap menghinaku dan akan kumakan baik peminta maupun teman-temannya!”

    Rajib dan teman-temannya terkejut dengan penjelasan sang jin. Dengan terpaksa enam dari mereka harus mengorbankan diri untuk si peminta dan siapakah yang mau menjadi peminta atau tumbal? Apakah ia sanggup menanggung pengorbanan teman-temannya? Tentu saja tidak ada yang berani melakukan tindakan yang dianggap ‘egois’. Dan adakah yang berani mati untuk temannya? Pasti sangat berat terlebih mereka masih muda. Masih ingin mencari pengalaman yang belum pernah mereka dapatkan di dunia sebelumnya seperti SMA, SMP, dan SD.

    Akhirnya setelah menimbang-nimbang cukup lama, Arnov dengan jiwa kebesarannya berkata, “Semua, biarkan aku mengalah.”

    Semua terkejut dengan keputusan Arnov yang cukup berani itu. Arnov menanggap kalau salah satu temannya lebih pantas untuk terus hidup ketimbang dirinya. Arnvo berpikir kalau kemampuannya hanya sebatas di dunia desain sedangkan teman-temannya seperti Rajib punya bakat lebih di animasi, Adit di penerbangan, Karim di games, dan Hanny dalam mengajar.

    Rajib yang dari tadi sama ngototnya dengan Karim akhirnya menghela nafas dalam-dalam dan berkata, ”Kurasa akan lebih baik yang terbaik dari kita saja yang perlu hidup.”

    “Aku juga,” ujar Wisnu dan Adit yang merasa tak enak kalau tetap ngotot.

    “Yang terbaik yang boleh terus berjuang bertahan hidup,” kata Hanny ikut-ikutan berkorban.

    “Setuju,” ujar Pambagi.

    Tinggal Karim dan Firly saja yang masih terdiam memikirkan sesuatu. Semuanya menunggu keputusan dari mereka berdua. Tiba-tiba..

    “Semua, kita tak perlu mati untuk berkorban!” kata Firly yang membuat teman-temannya terkejut. “Kita bisa minta kepada jin tersebut untuk menjadi budak kita! Dia tak melarang kita untuk memintanya untuk menjadi budak-kan?”

    “Fir, walaupun kita perintahkan dia menjadi budak kita, apakah ada jaminan dia tak akan memakan teman-teman si peminta?” kata Rajib berargumen.

    “Benar apa yang dikatakan dia. Tak ada jaminan. Makhluk seperti jin punya tingkat kelicikan yang tinggi,” papar Hanny. “Mereka bersama para setan sering menyesatkan para manusia termasuk permintaan seperti ini. Terdengar seperti juru selamat tapi sebenarnya jebakan karena menanggap mereka punya kekuatan sepantara dengan Tuhan!” Semua temannya Hanny terkejut dengan Hanny yang bisa berpikiran setinggi itu. Mungkin karena waktu SMA, Hanny sering mengikuti Rohis.

    “Tapi tak ada pilihan lain, Han. Kalau kita menghiraukan permintaan jin dan terus berjuang, kemungkinan kita mati gosong di gurun ini sangatlah besar!” ujar Pambagi tak sependapat dengan Hanny.

    Hanny agak tersinggung dengan pendapat Pambagi. Mereka terlibat debat hebat sampai-sampai Arnov perlu menutup mulut mereka berdua untuk menenangkan mereka. Kemampuan moderator Arnov sewaktu SMK memang hebat!

    “Jadi apa keputusannya apa?” tanya Karim yang dari tadi memojokan diri.

    Arnov dan kawan-kawan terdiam. Mereka berpikir keras apa permintaan terbaik dari semua yang mereka diskusikan dari tadi. Mereka ingin sebuah permintaan yang bisa mengantarkan kepada opsi terbaik; tak perlu mengorbankan orang dan bisa membawa mereka keluar dari gurun.

    “Semua, bagaimana aku yang menjadi peminta?” tanya Karim tanpa ada rasa bersalah. “Aku sudah tahu apa yang bisa menyelesaikan masalah ini!”

    “Apa itu, Karim?” tanya Arnov minta penjelasan lebih rinci, takut kalau Karim meminta sesuatu yang hanya menguntungkan dirinya.

    “Dengar saja ya,” kata Karim lalu berbalik dan bersiap meminta sesuatu kepada jin. Hanny dan kawan-kawan langsung menyergap Karim, khawatir kalau permintaannya terlalu individualis namun sudah terlambat...

    “Jin, aku minta kau kembalikan kami ke sepuluh hari lalu dengan ingatan yang sama!” pinta Karim dan dengan kekuatan magisnya, jin tersebut langsung membawa delapan mahasiswa tersebut ke Tangerang sepuluh hari lalu.

    “Aduh, kita di mana?” bingung Karim dan teman-temannya lalu memperhatikan sekelilingnya. Ternyata Karim dan kawan-kawan sudah berada di kamarnya Arnov sepuluh hari lalu dalam rangka membicarakan wisata ke Monte Carlo.

    Arnov dan kawan-kawan melirik kesana-kemari mencari ada jin tidak tapi jin jahat tersebut tak ketahuan ada di mana. Mereka mewanti-wanti kalau si Jin tersebut bersembunyi dan akan menyerang mereka mendadak tapi Karim berkata, “Tenang saja, semua! Sang jin saat ini masih terperangkap di teko di gurun Sahara jadinya ia tak akan mungkin memakan kita! Kan kita mintanya cuma kita saja ke masa lalu, si jin tidak!”

    Hanny dan semuanya terperangah dengan penjelasan Karim. Dalam benak Hanny dan lain mereka tak pernah menyangka kalau Karim lumayan cerdas dalam meminta sesuatu. Mereka semua langsung bertepuk tangan terhadap penjelasan Karim. Setelah itu, mereka keluar dari kamar ber-AC tersebut dan mencari air segar karena rasa haus masih terasa walaupun tubuh mereka masih bugar.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,168 / -58
    Wow. Cerita ini.. Cerita ini terlihat normal :matabelo:

    Pencapaian yg sangat luar biasa buat karim :top:

    Nice job aja :top:

    Btw, normal berarti biasa-biasa aja ceritanya nggak ada yang wah.
     
  4. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,818
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    humm, humm :nongol:

    pacing : checked
    storyline : checked

    well bacanya berasa baca dongeng anak (I'm serious about it). yep, dongeng anak yang cukup menarik di kelasnya.

    cukup menghibur dengan cerita yang gak terlalu berat. well, good job :hmm:
     
  5. mabdulkarim Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 4, 2012
    Messages:
    171
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +49 / -0
    makasih...

    ini cerita emang ringan dan nyeleneh karena diambil dari semua teman smp :kaget:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.