1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Discussion Layakkah Riset Level S1

Discussion in 'School and Campus Zone' started by armarics, Sep 12, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Taruna146 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 29, 2011
    Messages:
    27
    Trophy Points:
    51
    Ratings:
    +258 / -0
    ya S1 itu memberikan pembekalan pola pikir yang baik tentang ilmu pengetahuan.

    jelas sekali disini pembentukan pola pikir, konsep tekonologi, etc..

    S2 sudah diberikan arahan dan pola penelitian

    S3 sudah dianggap "heavily equipped" sudah sangat matang dengan segala materi dalam bidang ilmu nya sehingga didorong untuk menemukan pemahan lain diluar yang telah ada.

    ane sih dulu kuliah S1 teknik, Tugas Akhir ane juga gw udh lupa apa aja rumus di dalamnya,

    tapi yang paling penting adalah penekanan hal2 fundamental ilmu pengetahuan, konsepnya kan standar, menemukan solusi dengan metode yang tepat, membandingkan dua buah alternatif,

    menemukan metode yang paling optimal, etc.

    see, dasar untuk berkonsep teknologi saja.

    :grin4:
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. barrybuystape Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 22, 2010
    Messages:
    115
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +28 / -0
    Rasanya kalau soal layak apa enggaknya suatu riset (dengan asumsi bahwa tujuan akhir riset itu = publikasi), untuk level S1 yang relatif belom terbiasa dengan mindset riset, tergantung banget sama pembimbingnya (dalam hal ini biasanya dosen). Kalau memang mengarahkannya tepat, bukan nggak mungkin kok mahasiswa S1 bisa ngasilin riset yang layak publish, bahkan setara ato lebih bermutu dari hasil risetnya S2 (udah gw liat sendiri di beberapa konferensi, gak tau mahasiswa S2 nya yang rada gak beres ato emang mahasiswa S1 nya yang bagus).

    Masalah merit dari hasil riset S1 sendiri di halaman2 depan udah banyak yang bahas, mulai dari aplikasinya di dunia nyata sampe riset (baca = skripsi) yang cuma dijadiin formalitas kelulusan. Yang bisa gw tambahin mungkin gini: kalo ga salah ada beberapa yang udah bahas juga, tapi memang nilai sebuah riset gak bisa dinilai dari kegunaannya di dunia nyata doang. Untuk kalangan akademisi (S1 termasuk), perlu juga dilihat dari kacamata "science for the sake of science".

    Entah kenapa ya, tapi di Indonesia memang nilai suatu riset sering di-boil down ke "bisa diterapin buat apa?" (dengan kata lain, "bisa menghemat / menghasilkan berapa duit?"), bahkan di kalangan akademisi sekalipun. contoh yang paling gamblang, dana hibah DIKTI: dana riset terapan itu lebih gampang dapetnya daripada dana riset buat fundamental science (pengalaman orang deket yang udah beberapa kali dapet hibah dikti), karena nerjemahin hasil risetnya ke duit itu gampang. coba kalo riset matematika / fisika teoritis gitu, bukan yang terapan, kan susah kalo mau dikuantifikasi. padahal dasarnya riset terapan itu kan ya hasil dari riset teoritis. ibaratnya mau bangun rumah (terapan), kita pengennya langsung jadi aja, padahal batu batanya (teori) gak punya, terus gimana bisa jadi? coba liat negara2 eropa sama amerika yang ilmu pengetahuannya maju, mereka persentase dana buat fundamental sciencenya gede juga, gw pernah baca (lupa dimana) taun 2009 gitu kalo gak salah persentase government grant buat basic science di amerika itu bisa nyampe 50-60% dari total dana grant.

    intinya sih, kalo ngomong soal riset, susah juga kalo ngukurnya dari "ini bakal berguna apa enggak ya nantinya?"
     
  4. Redeem Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 31, 2010
    Messages:
    27
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +10 / -0
    menurut aku sih, sebenarnya skripsi itu jangan dijadikan 'titik penentuan' bakal jadi sarjana atau gagal..
    sekarang lg masa penyusunan skripsi, rada2 blank gitu soalnya dari awal dosen2nya ga ada yang 'serius' ngajarin gimana caranya nyusun skripsi, dari latar belakang dll
    saat konsul pun, banyak permintaan yg aneh2, walaupun ada beberapa dosen yang walaupun disertai permintaan 'aneh' tapi mereka rela untuk ngajarin n ngejelasin solusinya..
    tapi kebanyakan dosen yaaa yg suka aneh2 gitu, well maybe cuman di kampus aku aja sih wkwk
     
  5. yonkyunior Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 7, 2009
    Messages:
    74
    Trophy Points:
    7
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +16 / -0
    ane udah baca 2x, dan kejadiannya emang gak bisa dipungkiri.
    tentunya alasan2 tersebut muncul karena alasan yang kuat..
    misalnya, konsep dalam sistem pendidikan/kurikulum atau apalah itu,
    tujuan, sasaran, proses, dan hasilnya
    apakah sudah ditinjau poin per poin untuk menyalahkan sesuatu yang kita anggap tidak berguna,

    saya sependapat kalau memang sistem yang ada belum secara maksimal dapat diterapkan,
    ataukah memang sistem-nya tidak dapat diubah atau kualitas pendidikan selalu menurun tiap tahunnya?
    why??

    yahh, kembali lagi dengan pernyataan, "proses itu penting" tapi setiap orang selalu menilai hasil.
    proses dikatakan proses kalo emang kita sudah berhasil. kalo berhenti sebelum berhasil, bisa jadi proses menuju kegagalan..

    ngaco ane ngetikk,, Cmiiw.. :D
     
  6. overseaszone Members

    Offline

    Joined:
    Nov 7, 2012
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +7 / -0
  7. incatech Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 8, 2011
    Messages:
    65
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +8 / -0
    ini pengalaman ane sendiri,
    ane sekarang menghadapi skripsi, kebetulan yang membimbing adalah seorang profesor ahli keuangan.
    disini ane bentrok dengan idealisme kemauan pembimbing.
    diantaranya adalah data dan metode dari topik penelitian.
    1. data yang diperkenankan oleh beliau adalah data semua perusahaan. jelas ane bertanya, ini tidak menunjukkan sampel
    sampel yang ane pilih adalah di beberapa sektor. dan ia menghendaki ane mengambil semua perusahaan. dengan periode 11 tahun.
    2. metode yang ane ambil juga tidak disetujui setelah ane sidang untuk mengajukan proposal
    karena metodenya yang terlalu sederhana baginya. padahal ia pernah berkata hati-hati dalam memilih topik karena harus sesuai dengan kemampuan.

    kemudian ane bertanya, apakah hasil dari penelitian ane akan menjadi kegunaan bagi dunia kerja?
    kita bisa lihat, khusus untuk analis finance, dengan melihat kenyataan
    seberapa banyak sarjana yang bekerja memang pada bidangnya? dan berapa banyak yang sampai pada tingkat peneliti ahli atau profesor?
    :iii:
     
  8. belu Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 26, 2009
    Messages:
    53
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +11 / -0
    Kayanya kalo dari skripsi S1 yang diharapkan bukan yang 'something new'.
    Skripsi lebih dimaksudkan utk menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah
    untuk memperoleh pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis.
    Biasanya, dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.

    Untuk level S2 atau S3, baru deh diharapkan adanya penemuan2 yang baru.
    Bedanya kalo thesis S2 : mahasiswa bisa membuat suatu sintesis baru atau melakukan
    penerapan dari pengetahuan yang sudah ada.

    Sementara kalo disertasi S3 : mahasiswa diharapkan bisa memahami (mengikuti) perkembangan
    mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan
    ilmu itu melalui penemuan baru yang orisinal.

    Gitu sih yg gw ketahui selama ini.

    Jadi kalo masih S1, terus galau hasil penelitiannya ga berguna, yah santai ajalah.
    Ga usah galau, ngerasa ga dihargai atau ga berguna.
    Karena bisa jadi memang hasil penelitian kita bukan 'something new'.
    Bisa jadi udah banyak yg meneliti hal yg sama, atau ada hasil penelitian lain yg better.

    Tapi paling tidak, kita udah belajar gimana caranya nerapin metode2 ilmiah untuk memperoleh suatu pengetahuan.
     
    Last edited: Apr 12, 2013
  9. matiawak Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 13, 2011
    Messages:
    133
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +11 / -0
    istilah dfd, erd itu juga banyak dibahas di jurusan teknik industri and fakultas manajemen.
     
  10. Moccafloat M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 23, 2010
    Messages:
    256
    Trophy Points:
    52
    Ratings:
    +244 / -0
    Banyak hasil riset S1 kurang di hargai di Indonesia padahal hasilnya bagus banget dan penuh perjuangan.
    Salah satu kasus ada hasil penelitian dari mahasiswa teknologi pertanian tentang alat harvest tanaman yang bagus bila di bikin beneran, tapi ga di apa-apa in begitu riset selesai.
    Hasil riset ini malah di pakai di malaysia.

    Nah lo,
    Indonesia kecolongan lagi ide nya =="
     
  11. LeeDao Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 27, 2013
    Messages:
    20
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    kalau menurut saya, penelitian di perguruan tinggi tidak bisa dipertanyakan antara layak atau tidak..karena ya tidak bisa digeneralisasikan antara institusi satu dgn yg lain, antara individu satu dgn yg lain. Bukankah sebuah penelitian itu cukup bisa menjadi indikator kualitas pikir seseorang..apa yg mahasiswa tuliskan dalam paper adalah cerminan dari isi pikirannya..kalau tulisannya berantakan ya isi kepalanya sejalan dgn itu..kalo tulisannya cuma sekedar ngutip tapi sama sekali tdk ngerti apa yg dituliskannya, ya mungkin dia mahasiswa yg kerjaannya cuma suka demo,protes,jahit mulut dsb
    Tapi mahasiswa yg tulus dlm membuat penelitiannya lebih banyak kok ketimbang yg cuma asal-asalan buat bisa dapet dan nyandang title..walhasil itu semua kembali ke diri masing2, siapa yg membimbingnya, dan dimana dia belajar sih..
     
  12. asuhankakseto Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 16, 2009
    Messages:
    54
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +2 / -0
    lebih bagus kalau ide membuat skripsi itu ide sendiri
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.