Motivation Kisah Kopi Asin

Spoiler: Monggo

Seorang pria bertemu dengan seorang gadis di sebuah pesta. Sebutlah pria ini dengan Pram dan sebutlah sang gadis dengan Mita. Mita tampil luar biasa cantik, anggun dan menawan setiap pria yang hadir dipesta itu. Banyak lelaki yang mencoba mendekati Mita. Pram sebetulnya tampil biasa saja dan taka da yang begitu memperhatikan dia, tapi pada saat pesta selesai dia memberanikan diri mengajak Mita untuk sekedar mencari minuman hangat. Mita agak terkejut, tapi karena kesopanan dan keberanian Pram, Mita mengiyakan ajakannya walau dalam hati Mita masih sangat ragu.
Pram dan Mita memutuskan sebuah Coffe Shopuntuk menjadi latar pebincangan mereka. Pram sangat gugup bahkan hanya untuk berkata. Mita mulai merasa tidak nyaman lalu akhirnya berkata, “Kita pulang aja yuk.” Tiba-tiba Pram meminta sesuatu pada salah satu pelayan coffe shop. “Mas, bisa minta garam buat kopi saya?”
Semua orang yang mendengar memandang Pram dengan pandangan yang seolah-olah berkata, aneh sekali orang ini. Wajah Pram berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya lalu meminumnya. Mita yang penasaran lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa punya hobi seperti ini?”
Pram menjawab, “Ketika saya kecil, saya tinggal didaerah pantai dekat laut. Saya suka bermain air laut, saya dapat merasakan rasanya laut, asin dan sedikit greget, sama halnya dengan kopi asin ini. Dan, stiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, mengingat segalanya tentang kampung halaman saya. Merindukannya dan ingin sekali rasanya memeluk kedua orang tua saya yang masih tinggal disana.”
Begitu berkata kalimat terakhir, mata Pram mulai berkaca-kaca dan Mita sangat tersentuh dengan perasaan tulus dari ucapan Pram. Mita berfikir jika seorang pria dapat bercerita bahwa ia rindu kampong halamannya pasti pria itu mencintai rumahnya, peduli akan rumahnya, dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya, dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian Mita juga mulai berbicara, bercerita juga tentang kampung halamannya yang sangat jauh, masa kecil, dan keluarganya. Suasana kaku seketika berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga akhirnya menjadi sebuah awal indah dalam cerita manis mereka berdua.
Mereka akhirnya berpacara. Mita akhirnya menemukan bahwa Pram adalah seorang laki-laki yang mampu memenuhi segala permintaannya, dia sangat perhatian, berhati baik, hangat, humoris, sangat peduli. Betul-betul seseorang yang sangat baik, walaupun seringkali mereka berbeda paham. Ujung pertengkaran mereka berakhir dengan kopi asin yang berbalik semakin merekatkan hubungan manis mereka.
Kemudian cerita Pram dan Mita berlanjut yang diiringi kopi asin sampai ke pelaminan. Setiap saat Mita selalu membuatkan kopi asin untuk Pram, karena Mita tau, kopi asin adalah hal yang sangat disukai Pram. Setelah 56 tahun pernikahan, Pram meninggal dunia dan meninggalkan sebuat surat yang berisi :

Air mata Mita membuat surat dari Pram menjadi basah. Kemudian hari bila seseorang yang bertanya, apa rasanya minum kopi pakai garam? Mita selalu menjawab, “Rasanya manis.”

---

Nilai moral :

• Tambahkan cinta kurang benci, ubah garam menjadi lebih manis dari gula. Itulah cinta.
• Lelaki itu harus pantang mundur, bagaimanapun harus mengambil resiko asal berdasar kejujuran walaupun awalnya hanya kebohongan.
• Ketika hubungan retak atau merenggang cobalah mengingat masa-masa awal hubungan, apa yang membuat kalian terhubung, sebuah ingatan kecil yang menuntun pada kembalinya keharmonisan.

kalau ya maaf

Spoiler: Lapak Motivasi saya yang lain

Rantai yang Mengikat Tali
Kisah Petapa dan Kepiting
Lupa Makan Permen
Cerita 4 Buah Lilin
Kisah Kopi Asin
Cerita di Balik Jendela
Aku Iri dengan Orang Tuaku
Aku menangis Enam kali untuk Adikku
Mantel Kuning dan Susu Coklat
To All My Friend

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS