Into the New World (다시 만난 세계)

Barusan nyalain tipi,
ada sinetron religi yang pemeran ceweknya ngerelain calon suaminya untuk temannya,
trus tiba2 teringat film Ayat-ayat Cinta ada satu hal yang baru kutahu saat itu,
tentang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi (itsar) kecuali dalam hal ibadah.
Fahri si pemeran utama, dimarahi karibnya karena rencananya merelakan calon istrinya untuk orang lain.
Karena dalam hal jodoh, perkara menyempurnakan setengah agama, tentunya diutamakan mendahulukan diri sendiri sebelum orang lain.

1. Itsar dalam perkara duniawi itu sangat dianjurkan.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ​

”Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)

2. Sedangkan perkara ibadah, diutamakan mendahulukan kepentingan pribadi sebelum orang lain (atsaroh).
Itsar dalam hal ibadah adalah tindakan kurang azab kepada Allah SWT 'Azza wa Jalla. "Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Agung".


Apa berarti dalam perkara ini boleh bersikap egois ya? Wallahu A'lam Bishawab. "Dan Hanya Allah yang Maha Mengetahui".


P.S :
Akhir tahun ini ada Ayat-ayat Cinta 2, must-see movie...

 

Masya Allah...
semangat dan kekuatan ini datangnya pasti dari Engkau yang Maha Kuasa atas Segalanya...
setelah kemarin dua hari mengalami dua hal yang sangat bertolak belakang,
di satu sisi ada permasalahan yang sampai membuatku meneteskan air mata kesedihan berkali2...
tapi di sisi lain ada hal2 yang Alhamdulillah bisa membuatku tersenyum sekaligus tersedu karena bahagia...
Ternyata bahagia itu sangat sederhana, sedangkan kesedihan itu sungguh kompleks.

Hari ini,
setelah 7 bulan lalu pindah bidang kerja,
setelah 7 bulan tidak merasakan beratnya lembur di akhir pekan yang membuatku mengeluh sepanjang waktu...
Hari ini,
entah bagaimana aku bisa dengan sukarela untuk lembur di kantor,
kejadian kemarin malah memecut semangatku untuk menyelesaikan tugas2ku,
menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk di akhir tahun ini...
untuk menunjukkan bahwa "Aku lebih dari yang aku sendiri pikirkan."
Ayo semangat Ty... U can do anything, beyond ur imagination.
Tetaplah tersenyum, hilangkan prasangka, jauhi berghibah...
Aku pasti bisa, Allah SWT akan selalu bersama orang2 yang berusaha dalam kebaikan.
Mohon ampunku atas segala kelalaian dan dosaku selama ini,
kuatkan aku dalam setiap situasi, dekatkanlah aku dengan kebaikan, jauhkanlah dari keburukan.
Aamiin... Aamiin Allahumma Aamiin.

Hidden Content Hide Post Membutuhkan 2000 post(s):

**Hidden Content: To see this hidden content your post count must be 2000 or greater.**

 

Barusan habis ke luar kantor,
ijin sebentar ke stasiun mencari tiket kereta untuk pulang besok minggu,
ternyata sudah habis semua tiketnya, hahahaha...
Sudah terlanjur di sana, ya sudahlah,
antri sekalian untuk beli tiket minggu depan,
gakpapalah antri sampai satu jam lebih sambil berpeluh ria,
hitung-hitung belajar sabar.

Saat di perjalanan kembali ke kantor,
di kiri kanan jalan kulihat banyak orang lalu lalang mencari rizqi...
Membuatku bersyukur atas segala nikmat-Nya,
yang sering membuai kita terlena, terlupa untuk melihat ke bawah.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Tiba2 terbersit di pikiranku, berbagai potret kehidupan di sekitarku...
Seorang bapak menarik gerobak yang sehari-hari digunakannya untuk menampung barang bekas,
di dalamnya terduduk istri dan anaknya dengan muka pucat pasi.
Seorang kakek yang mengais-ngais sampah untuk mencari rongsokan untuk dikumpulkan dan dijual kembali.
Seorang nenek yang masih bersemangat menjajakan koran di sudut lampu lalu lintas.
Seorang wanita-wanita renta yang berjalan dan tertawa lepas saat dini hari,
sambil menggendong beraneka ragam bahan untuk dibawa ke pasar.
Dan manusia-manusia tegar yang rela membanting tulang demi keluarganya...
Para pencari rizqi yang mungkin tidak memiliki tempat berteduh,
menggelandang dari emperan satu ke emperan lain, beratapkan langit,
terkena tempias hujan dan dinginnya malam yang kelam.
Mereka yang mungkin hanya bisa makan sekali sehari atau kadang tidak sama sekali.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka?
Apa yang sudah kita lakukan untuk orang-orang di sekeliling kita?

Ya Allah yang Maha Pemberi Rizqi, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang...
Sayangilah dan lindungilah umat-Mu, mereka yang mencari rizqi dengan cara halal dan Engkau ridhoi,
semoga keberkahan selalu meliputi mereka, dan semoga mereka selalu diberikan kelapangan rizqi.
Berilah mereka kekuatan iman dan kesabaran, berilah mereka kemudahan dan kebahagiaan.
Mudahkanlah perjalanan mereka, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin.

 

Ibu...

Sesosok malaikat tanpa sayap dalam bentuk wanita sederhana nan lembut dan bersahaja,
yang rasa sayang dan pengorbanannya takkan pernah bisa dibalas walaupun hanya seujung kuku,
yang di dalam doanya selalu tersebut nama kita, yang setiap hembusan nafasnya hanya memikirkan kebahagiaan kita.

Spoiler: Ibuku

Ibuku tersayang...
Ibu yang kutahu menyukai warna hijau...
Saat engkau mengingat dan bercerita tentangku,
selalu terlihat keceriaan di matamu, tidak pernah terlihat rona kesedihan ataupun penyesalan.

Ibuku terkasih...
Engkau mengira mengandung anak kembar saat aku berada di rahimmu,
karena aku terlalu gembira berenang ke sana ke mari di dalam perutmu,
terlalu aktif berlarian dan menendang-nendang tanpa terpikir betapa dirimu kepayahan karenaku.
Dan katamu, proses kelahiranku paling mudah dibanding putra-putrimu yang lain,
itu yang menenangkanku, alhamdulillah.

Ibuku yang iseng...
Aku tahu pasti engkau gemas sekali terhadapku, meskipun dirimu tak pernah bilang padaku.
Ceritamu saat aku masih batita,
Aku menangis meronta-ronta saat kau mandikan dengan air hangat,
dengan isengnya kau guyur aku dengan air dingin yang menyegarkan, malah diriku langsung terdiam,
sehingga setelahnya tak lagi menyusahkanmu dengan menyediakan air hangat terlebih dulu.
Katamu saat aku sakit sewaktu balita,
Kau memberiku obat tablet yang belum digerus,
dengan polosnya langsung saja kukunyah dan berkata, "Enak".
Saat SD aku pernah merengek untuk ikut pawai Hari Kartini,
akhirnya dengan teliti engkau membuatkan baju adat Papua, iseng sekali...
warna bajunya oranye berumbai-rumbai, lengkap dengan ikat kepala bulu ayam.
Masih kuingat, setiap akhir tahun ajaran sekolah, engkau menyempatkan waktu mengambil raportku,
saat keluar dari kelas pasti akan bergurau, "Mbak gak naik kelas lho...",
dan aku pura2 kaget dan sambil memonyongkan bibir penasaran, "Masak sih..., Ibu bohong deh".
Dan selalu kuingat di raportku, catatan di bawah nilai-nilai pelajaran, tentang kecerewetanku di kelas.
Tolong jangan ramai-lah, dikurangi banyak bicara-lah, kebanyakan ngobrol-lah, jangan gaduh-lah, hahahahaha...
Para Guru yang tahu semua keanehanku di kelas, yang cuma bisa geleng-geleng angkat tangan.
Tapi engkau tidak pernah berkomentar jelek tentang itu, diammu adalah emasku.
Aku yang dulu pendiam sekali di sekitar lingkungan rumah tapi ramai dan cerewet sekali di sekolah.
Belum lama ini, ada yang bertanya siapa yang mirip dirimu,
engkau bilang adik-adik dan kakakku pendiam sepertimu, sedangkan aku sangat cerewet,
itu karena aku sayang padamu, Ibu.

Aku yang berusaha merengkuhmu dengan kecerewetanku, mulai mengajakmu bicara tentang banyak hal.
Karena aku tahu dirimu bisa banyak bicara dengan adik-adik tapi tidak denganku,
mungkin ada rasa sungkan padaku, meskipun aku tahu dirimu selalu mengorek kabarku lewat adik.
Aku akan lebih mendekatimu, menunjukkan kasih sayangku padamu, agar tidak ada sekat di antara kita,
meskipun tak sebesar rasa sayangmu kepadaku.

Ibu, malaikat tak bersayapku...
Engkau selalu menjadi garda paling depan sebagai pembelaku garis keras,
yang marah saat ada yang menyebutku hitam seperti orang Irian, sebutan kala itu,
yang tidak terima saat ada yang bilang aku tidak mirip denganmu,
karena aku saat kecil tampak lebih mirip Bapak karena warna kulitku,
alhamdulillah saat remaja, akhirnya banyak yang menyebutku mirip dirimu.
Dirimu yang selalu membesarkan hatiku dengan berkata,
"Gakpapa hitam, yang penting sehat."

Ibuku yang tak kenal lelah...
Yang tidak pernah mengeluh capek demi anak-anaknya,
meskipun dirimu harus kepayahan bekerja sambil mengurus anak-anaknya.
Dirimu yang selalu menyempatkan diri menemaniku belajar dan mengerjakan PeeR,
dan seringkali membantuku menyelesaikan prakarya, saat aku terlupa membuatnya,
menyuruhku segera tidur saat malam menua, dan menjanjikan akan menyelesaikannya,
rela begadang dan sudah tergeletak rapi di meja saat pagi tiba.
Engkau yanng bisa sepanjang waktu bergelut di dapur saat anak-anakmu berkumpul di rumah,
demi terpenuhi keinginan atas masakan kesukaan kami.
Padahal kami saja tidak pernah tahu apa makanan kesukaanmu.
Jadi ingat tahun lalu saat dirimu terbaring sakit,
aku sudah bergumul di dapur selama satu jam lebih,
bolak-balik ke kamar untuk menanyakan bumbu dan rasa yang kauinginkan,
lalu engkau bertanya, "Apa sudah matang?". Terlihat beliau sudah merasa lapar.
Aku hanya meringis bilang, "Belum Bu, baru meracik, belum mulai memasak".
Ibu cuma bisa geleng-geleng dan aku tertawa, hahahaha...

Jika ada yang bilang wanita pekerja tidak bisa memiliki waktu untuk anaknya,
aku akan langsung menolak pernyataan itu, karena buktinya ibuku bisa mengurus anak-anaknya,
tidak pernah kurang dalam memberikan kasih-sayangnya,
tidak kehilangan waktu dalam memberikan pendidikan moral dan esensi kehidupan ini.

Ibuku yang penyabar...
Yang tak pernah marah dalam waktu lama akan suatu hal.
Jika sudah ya sudah, tidak akan memperpanjang masalahnya.
Cukup dalam diam adalah amarahmu, diammu adalah ketakutan terbesarku, diammu adalah kesedihan bagiku.
Senyummu adalah segalanya bagiku, doa dan restumu adalah dunia dan akhiratku.
Saat Bapak marah padaku,
engkau dengan sabar merengkuhku, baik amarahku ataupun tangisku, selalu menguatkanku.

Maafkan aku, Ibu...
Aku yang dulu pernah membentakmu, tanpa sadar kasar padamu, menyakiti hatimu,
dan saat aku minta maaf padamu, engkau dengan begitu saja memaafkanku.
Engkau yang selalu berkata, "Aku bahagia saat melihatmu bahagia".
Apa sesederhana itu arti bahagia bagi dirimu?
yang lebih dari separuh hidupmu telah kauhabiskan untuk membahagiakan kami, anak-anakmu.
Sampai saat ini pun, dirimu masih susah payah memikirkan kebahagiaan kami.

Semoga kami masih diberi banyak waktu dan kesempatan untuk membahagiakanmu,
membuatmu tersenyum bangga karena telah melahirkan dan membesarkan kami.
Semoga engkau selalu diberi kesehatan dan kemudahan; keberkahan dan kebaikan selalu melingkupimu.
Semoga dirimu selalu dalam perlindungan Allah SWT.
Aamiin Allahumma Aamiin.

Terimakasih Ibu...
Terimakasih atas semua pengorbananmu, terlihat jelas dari garis-garis cantik di wajahmu,
dari awal kehadiranku, sampai saat ini, dan mungkin sampai akhir cerita kita nanti.
Semoga keluarga kita selalu berkumpul dalam kebaikan dan iman, sampai di surga-Nya nanti, aamiin ya Rabbal 'alamin.

Semoga aku bisa sepertimu, yang menyayangi dan bisa mendidik anak-anak dalam kebaikan.
Dan semoga saat mendapatkan jodohku, aku juga akan mendapatkan lagi ibu yang baik lagi penyayang sepertimu,
yang akan kusayangi dan kuhormati seperti rasa sayang dan hormatku kepadamu selamanya. Aamiin...

Ibu...
Aku mencintaimu karena Allah SWT.

 

Capek banget...
Kepala udah nge-fly susah banget untuk tetap fokus,
Udah gak bisa banyak mikir, mending segera pulang kantor,
segera mandi terus tidur atau baca-baca sebentar biar cepet ngantuk.

Harus tetap bersyukur karena masih diberi nikmat kesehatan, alhamdulillah.

 

Semalam mimpi campur-campur. Sebelum tidur, aku sempatin baca dan balas email sambil berbaring, dan tertidur dengan tipi channel berita yang nyala semalaman, lupa dimatiin karena kecapekan. Jadinya malah masuk ke mimpi semua, gak karuan, gak lelap tidur, pagi ini pas bangun jadi pegal semua badan ini.

Pagi ini, aku teringat kembali kejadian kemarin sore, baru sadar saat tanya bagian kepegawaian ternyata aku sama sekali belum mengambil cuti di tahun 2017, sedikit menyesal, hilang gitu aja 9 hari cutiku tahun ini, tapi ya sudahlah, gak mungkin balik lagi ke hari lalu kan, hahahaha...

Ternyata hari ini sampai tahun baru, atasan langsungku ada urusan di Jakarta.
Alhamdulillah, untung saja kemarin sore aku tergesa membuat surat cuti untuk minggu depan, seperti ada yang menyuruhku segera membuatnya, meskipun kemarin aku belum tahu jadwal atasanku hari ini. Kalau aku belum sempat membuat surat cuti, bisa gak dapat acc atasan langsung dan bisa gagal keinginan cutiku di tahun depan, wkwkwkkkk.

Oke deh, saatnya memulai hari ini dengan semangat baru, meskipun dari setengah jam lalu tak henti terus menguap, hihihihi.

 

Dari pagi tadi ada peringatan Hari Dharmo Gandhul dan Hari Ibu. Di undangan kemarin sih suruh pakai atasan kebaya/batik, tapi tadi kulihat cuma 1 atau 2 ibu yang memakai kebaya, kebanyakan memakai batik, hehehe.
Ada pembelajaran tentang Etiket dalam Pergaulan dari seorang Motivator terkenal. Setelahnya, ternyata ada acara peragaan busana, yang jadi pesertanya seluruh ibu yang hadir. Setelah dipaksa-paksa, akhirnya ikut majulah aku, berputar, dan langsung wuzzz secepat kilat berlari kembali ke tempat duduk karena malu. Eh... Ternyata jadi Harapan II, wkwkwkkkk...
Alhamdulillah, dapat hadiah kain batik warna hejo, dapat doorprize, dan dapat arisan. Padahal aku biasanya gak seberuntung ini, sekali lagi Alhamdulillah, mendapat rizqi di akhir tahun.
Yang belum juga terlaksana sampai akhir tahun 2017 ini, akan menjadi resolusi tahun 2018, dan insyaAllah segera terwujud, aamiin.

 

Juk ijak ijuk ijak ijuk...

Bismillah...
Akhirnya mengambil cuti, pulang ke rumah...
Berkumpul bersama keluarga, sebelum membentuk keluarga baru, meskipun liburan ini tak ke mana-mana...
Mengusahakan bersilaturahmi, menyambangi rumah beberapa teman yang sudah lama tak bertemu.
Semoga tidak lagi terkungkung rasa malas...
Aamiin.

 

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ

سُبْحَا نَ اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ باِللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
​

Ya Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun...
Sungguh Kebesaran Engkau atas Kasih Sayang dan Ampunan.
Saat aku alpa, Engkau ingatkan dengan berbagai macam cara.

Saat aku lalai pada kewajiban utama, terlupa mengeluarkan kewajiban dan sunnah, tidak mengindahkan ajaran dari-Mu, Engkau masih tetap mencurahkan Kasih Sayang, Peringatan, serta insyaa Allah Ampunan dari-Mu.

Spoiler: introspeksi

Saat aku lalai dalam sholatku, Engkau ingatkan nikmat sehat dan waktu dalam sakit, sedikit ujian / musibah, atau bahkan Engkau tunjukkan seperti cara-Mu hari ini.
Saat aku menanyakan kepada temanku, apakah mau mampir sholat Maghrib, temanku menjawab langsung pulang saja, karena waktu masih cukup, sedangkan aku sudah khawatir jika waktu tidak cukup. Engkau yang Maha Penyayang, membuat ban motorku kempis tiba-tiba, tanpa membuat aku dan temanku terjatuh. Hatiku gerimis saat tahu lokasi tambal ban berada di seberang mushola.

Saat aku sesekali terlupa mengeluarkan kewajiban atau sunnah atas hartaku, Engkau ambil paksa dengan berbagai cara sebagian dari nikmat-Mu. Engkau bisa dengan sekejap mengurangkan atau mempercepat hilangnya rizqi dan nikmat dari-Mu. Berkebalikan saat aku melakukan sebaliknya, Engkau bisa memberikan berkali-kali lipat rizqi dan kemudahan yang datangnya tak terduga dari berbagai penjuru mata angin.
Sekali aku terlupa atau kurang dalam membayar zakat, infaq, shodaqoh, Engkau ingatkan dengan berbagai kejadian, dari yang paling ringan seperti ban bocor, sampai yang terberat seperti terjatuh dari motor.

Saat aku tidak mengindahkan ajaran dari-Mu, Engkau pun masih mengingatkanku dengan cara yang manis.
Idul Adha tahun lalu, aku sudah berniat berqurban di dalam hati, tapi mengurungkannya, tak lama berselang tiba-tiba saja hp-ku hilang, saat itu benda ini sangat krusial dan berisi data2 penting dalam pekerjaanku. Engkau mengajarkan bahwa niat baik harus dibulatkan, untuk dapat belajar ilmu ikhlas.

 

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim...

Resolusi Tahun 2018 ini :

Spoiler: Bismillah

1. Lebih belajar banyak hal...
Belajar lebih ikhlas, belajar lebih sabar, belajar management emosi, belajar gak nyinyir, belajar positive thinking, belajar lebih pede, belajar lebih giat, belajar tidak malas, belajar merawat diri, dll...

2. Kuliah lagi...
Pilihan yang kupunya hanya 2, mau tetap stuck di tempat dan berada di zona nyaman atau mau menghadapi tantangan meskipun terjal dan berat. Dan pilihan harus dijatuhkan pada hal yang lebih baik, selama masih bernafas, tetap harus berusaha maju ke depan, apapun itu. Untuk mewujudkan hal ini tanpa mengeluarkan biaya, tentu aku harus mulai belajar dari awal lagi, seperti di Pom pengisian bahan bakar, dimulai dari nol ya...

3. Nikah...
Saat ditanya orang di sekitarku, harus yakin menjawab, "Insyaa Allah tahun ini", karena aku percaya bahwa harapan adalah doa, doa yang baik akan di-aamiin-kan Malaikat dan akan dikabulkan Allah SWT, maka berharaplah yang baik.
Urusan aku akan menikah dengan siapa dan kapan, semua kupasrahkan kepada Allah SWT Sang Pengatur Hidup Kita. Pria Soleh Tampan Mapan Perhatian yang bisa membimbingku dalam agama, dunia, dan akhiratku pasti akan datang, insyaa Allah. Yang bisa kulakukan adalah selalu berbaik sangka pada takdir yang telah ditetapkan dan dicatat Allah SWT di Lauhul Mahfudz.
Pertanyaan kapan datangnya jodoh dan dengan siapa? Wallahu a'lam bish-shawab.
Di dalam keyakinanku, diujung kerinduanku terhadapnya di sini, ada ujung kerinduannya terhadapku di sana.

4. Travelling...
Yang satu ini dilakukan secara situasional dan kondisional, bentuknya fleksible sekali. Bisa saja sangat terencana dengan matang tapi bisa juga terjadi dengan spontan. Semoga saja nantinya bisa kulakukan bersama Pria Mahram tercinta yang saat ini masih berbentuk abstrak di dalam angan, hahahaha.

5. Beli Mob Il...
Yaelah, utang aja masih menggunung, mau sok-sokan berencana beli Mob Il, mimpi banget sih.
Eits... Jangan salah, rizqi insyaa Allah akan datang tanpa terduga datangnya dari segala penjuru mata angin. Yang penting tetap berikhtiar dan berdoa, berbaik sangka pada Allah SWT, insyaa Allah jalan kita akan dimudahkan dan dilancarkan selalu.

Aamiin... Aamiin... Aamiin...
Aamiin yaa Rabbal 'alamiin.
Aamiin Allahumma Aamiin.

 

Alhamdulillah...
Sudah bisa bertemu dengan beberapa teman, menjalin silaturahmi yang sempat terputus, meskipun belum bisa bertemu semuanya.
Dari kemarin sudah niat mau ke rumah Tante, eh malah Tante yang hampir tiap hari datang ke rumah bawa macem2. Tadi Tante bilang kalau putrinya mau ujian pendadaran, semoga diberikan kemudahan dan kelancaran, ya Dek Syifa... Aamiin.
Aku kepo tanya ke Tante kapan putrinya menikah... Tante belum mau kasih tanggalnya, cuma bilang habis Lebaran. Alhamdulillah... Gakpapa Mbak diduluin, insyaAllah pernikahannya barokah. Baarakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair. Aamiin
Toh pernikahan bukan ajang balapan, dulu-duluan, insyaAllah mohon doanya ya Tante agar saya segera menyusul, aamiin.

 

Fiuhhhhh....
Akhirnya selesai juga bacaan pertama di tahun ini, diselingi malas dan kantuk luar biasa.
Novel "Hujan" oleh Tere Liye yang sudah kubeli fisik bukunya tanggal 1 Maret 2016 dan tergeletak tak tersentuh begitu saja.

Spoiler: i think...

Banyak hal tidak masuk akal pada penggambaran ceritanya yang berlatar jauh di masa depan, sungguh terasa ganjil.
Pertama, diceritakan telah terciptanya berbagai teknologi canggih, peralatan dan kendaraan dari mesin otomatis, berbagai pekerjaan dilakukan oleh robot, yang sebenarnya masih di luar nalar, kurang masuk akal. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh sebagian besar manusia yang pekerjaannya sudah digantikan oleh robot? Selain tentu saja pekerjaan sebagai teknisi teknologi itu dan pekerjaan yang masih manual. Darimana mereka mendapatkan gaji dan upah untuk kehidupan mereka jika jumlah tenaga kerja berbanding terbalik dengan jumlah pekerjaan yang ada? Meskipun diceritakan jumlah umat manusia menyusut karena bencana alam Gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.
Kedua, ide diciptakannya kapal luar angkasa untuk bertahan hidup selama ratusan tahun bagi puluhan ribu orang. Bagaimana dengan persediaan bahan bakar, konsumsi makanan manusia di dalamnya? Oksigen yang diperlukan untuk bernafas? Dll...
Ketiga, jika sudah ada teknologi super canggih, kenapa masih ada peralatan dan kendaraan manual konvensional, seperti sepeda warna merah dan peralatan memasak kue secara tradisional? Bukankah akan menjadi barang langka di tengah2 kemajuan teknologi yang amat pesat itu?

Tapi, dibalik semua itu, ada cerita sederhana yang berkutat antara gadis bernama Lail dengan pemuda yang menolongnya, Esok. Lail yang kehilangan Ibunya di lubang kereta bawah tanah, Esok yang kehilangan keempat Kakak lelakinya. Lail yang dikuatkan oleh sahabat kribo tersayangnya, Maryam, sedangkan si jenius Esok yang diangkat anak oleh Wali Kota yang baik.

 

Quotes dalam Novel "Hujan" oleh Tere Liye :

"Kamu tahu kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya. Masuk akal, bukan? Nah, itulah kenapa kamu selalu suka hujan selama ini. Karena setiap kali menatap hujan, kamu bisa mengenang banyak hal indah. Masuk akal lagi, bukan?" (Hal. 201)

"Kamu tahu, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta adalah merasa bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok. Tak pelak lagi, kamu sedang jatuh cinta jika mengalaminya..." (Hal. 205)

"Kamu tahu, tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian. Hidup ini juga memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu." (Hal. 227-228)

 

Bodo ah...
Seminggu ini sedang tidak memiliki konsep maintenance badan...
Suka-suka makan, suka-suka tidur, suka-suka gak olahraga...
Orang tersayang saat ini adalah mas-mas gojek yang setia mengantarkan bermacam gofood yang kupesan...
Semoga mas-mas sekalian selalu dimudahkan dan diberkahi dalam usaha menjemput rejeki halalnya.
Gakpapa lah seminggu ini boros, sekali-sekali menikmati berbagai kuliner.

Niat rutin olahraga dan makan makanan sehat dimulai lagi minggu depan aja.
Tambah semok 'n montok ya biarin aja lah, lagi males ini.
Lagi berbahagia dengan versiku sendiri, toh gak ada yang dirugiin.

 

Oke fix deh...

Akhirnya selesai juga baca novel teraneh dan terjayus isinya.
Besok-besok sudah bisa move on lanjut baca novel2 Tereliye dan bacaan lainnya.

Dan ngrencanain lihat film2 yang bejibun mangkrak di lappie ma hdd ext, gara2 masih males nonton satu-persatu.
Kemarin niat nonton The Greatest Showman belum jadi, ya udahlah nunggu muncul donlotannya aja, nasib belum ada yang bisa diseret2 dipaksa nemenin nonton...
Malah si penggila horor kumat ngajakin nonton Insidious : The Last Key, pdhl aku gak ngikutin 3 seri sebelumnya, rempong kan mesti tanya2 selama film diputer. Lumayan sih filmnya, ada 3 kali njerit kaget dan sekali ngeri pas adegan belek2 leher trus masukin kunci. Kalau takut sih enggak sih, lihat yang asli aja udah pernah beberapa kali, jauh lebih horor dari sekedar film belaka.
Apalagi kalau aku mulai lagi giat puasa sunnah, pasti kepekaanku terhadap makhluk tak kasat mata bakal terasah lagi, antara horor dan penasaran jadi satu.

 

Akhirnya tadi sore mantap buat beli blender di tepi jalan mobil box jualannya, pedagang pindahan dari pasar terbakar (menurutku sih memang sengaja dibakar oleh penguasa saat ini) yang sedang dibangun kembali.
Salahku terlalu terburu-buru tidak cek harga online dulu dan tidak lihat-lihat harga di toserba, ternyata harganya jauh di atas harga online, dan ternyata di toserba sedang ada diskon alat elektronik.

Rasanya jadi agak nyesel, tapi ya mau gimana lagi, sudah terlanjur. Anggap saja rizqi si Mbak penjual alat elektronik itu.
Tapi yang bikin geli, si Mbak itu dengan PeDe-nya beberapa kali mengira aku tukang jualan jus, acyeeem, aku balas senyum-senyum aja. Trus si Mbak itu juga jelasin cara kerja blender yang harus diputer dulu sampai bunyi klik. Karena males berlama-lama, aku iyain aja lah biar cepat selesai proses beli-jual ini.

Sepertinya memang aku harus mulai perawatan tubuh seperti saran dari senior di kantor, biar gak kelihatan buluk dan udik. Memang aku orangnya simple, santai, cuek dan sederhana, seperti inilah diriku apa adanya dan aku nyaman karenanya, hehehe gak perlu jadi seperti orang lain...

Sampai sekarang masih geli kalau keinget kejadian tadi sore. Ditambah putri si Mbak penjual yang saat kutanya sudah kelas 3 SD itu lucu dan ceria sekali, semangat bantuin ibunya bekerja (saking semangatnya hampir jatuhin kipas angin, trus niat beresin blender yang bikin aku dan ibunya takut kalau2 malah jatuh, itu barang jualan ibumu wahai Adek kecil, hehehe), sambil dia sempatkan untuk belajar di dalam mobil box. Aku jadi gemas sendiri melihatnya. Jadi tambah ingin punya seorang putri yang menggemaskan, tapi harus ikhtiar dulu mencari-cari calon Ayahnya, wkwkwkkkk lol.

 

Sakit dari awal tahun kenapa belum bisa benar-benar sembuh ya?
Masih sering batuk efek dari infeksi tenggorokan karena radang, salahku sendiri sih seharusnya gak makan gorengan dan makanan ber-MSG...
Badan rasanya anget tapi menggigil kedinginan, gitu terus hampir tiap hari, apalagi di malam hari, butuh kehangatan, wkwkwkkkk. Kehangatan dari wedang jahe atau teh panas maksudnya.
Sepertinya besok aku harus beli madu murni biar luka di tenggorokan cepat sembuh, dan jangan makan gorengan dulu, biar gak perlu ke dokter THT lagi, mahal banget, huhuhu...

 

Barusan baca quote dari status teman..

"Ketika seseorang membuat kita menunggu, itu berarti ada hal yang lebih penting yang dia urus dibandingkan kita.
Selalu begitu.
Karena kalau kita memang penting, amat berharga, dia tidak akan membiarkan kita menunggu. Dan sama, ketika kita merasa seseorang itu penting, kita juga tidak akan pernah membiarkan dia menunggu sedikit pun."
-Tereliye-


Berkebalikan dari itu, tadi ada quote ini..

"Siapa yang bisa menghentikanku menemukanku...
...jika kamulah takdirku"
-Angellina-


아.... 몰라요
미치게다....

 

Hmmmmmm....
Sepertinya aku cepat sekali berubah pikiran,
mungkin sebaiknya aku hapus list no.3 dari resolusi tahun 2018 ini.
Aku mau menikmati saja alur tahun ini, mengalir seperti air, maybe it's still about I My Me Mine.
Ada benarnya kata temanku, aku masih harus fokus pada satu hal dulu sebelum beranjak ke hal lain.
Selesaikan rumah dulu sambil menabung lalu belajar yang rajin, baru setelahnya mengurusi yang lainnya.
Mungkin aku masih kurang beruntung dalam hal perasaan, tapi sungguh bersyukur masih diberi cukup keberuntungan dalam hal finansial dan banyak hal lain, bisa tidur tenang tiap hari dan makan 3 kali sehari, syukur alhamdulillah.
Aku hanya perlu lebih berusaha menjaga pola hidup dan kesehatan jasmaniku mulai dari sekarang dan selanjutnya.
Juga meningkatkan kadar kesehatan rohaniku yang masih fluktuatif naik turun tak menentu.
Dan tentu tidak lupa menjaga kestabilan mental dan jiwaku dengan travelling dan gila-gilaan, yeaaiiiii keep rock this year...