Inilah Alasan, Kenapa 4000 Satpol PP Kalah di Koja

Catatan: Kata-kata musuh di sini bukan dipakai untuk arti/konotasi
jelek tetapi sebagai lawan kata dari subyek yang diterangkan.

1. Pakaian tempur terlalu berat dan merepotkan
membuat gerakan serangan atau mundur lambat dan tidak taktis.
Bandingkan dengan pasukan musuh yang menggunakan pakaian
seadanya, yang bisa melakukan manuver dengan cepat, berlari
dari satu titik ke titik lainnya dengan gesit.

2. Menyerang tanpa strategi yang jelas, pada saat regu
pemukul yang telah berhasil masuk ke dalam, seharusnya regu
pendukung membuat barikade di belakang regu pemukul dan
memberi jalan lolos regu pemukul di antara barikade untuk
persiapan serangan berikutnya. Kelihatan dalam tayangan di tv,
pasukan terdepan masuk membabibuta dari satu pintu masuk.
Tidak diperhitungkan oleh mereka, apakah pintu masuk ini sudah
dipersiapkan oleh musuh sebagai jebakan, misalnya ternyata di
dalam telah dipasangi kawat berduri, ranjau dan pasukan dengan
kekuatan yang besar? Pada saat pasukan terdepan ini dipukul
mundur, regu dibelakang bertumpuk sehingga semakin sulit regu
ini menyelamatkan diri. Di sini banyak korban anggota pasukan
satpol PP kena bacok belakang.

3. Komando lemah dan tidak jelas, Ciri-cirinya anggota
pasukan berpencar-pencar tidak berbaris rapi, anggota pasukan
tidak mengikuti perintah dan di luar kendali komandan. Pada saat
pasukan menyerang komandan ketinggalan di belakang dan
posisinya sejajar sehingga tidak mampu memantau perkembangan
pertempuran di front. Pada tayangan di televisi terlihat juga semua
orang berteriak-teriak sehingga aba-aba atau instruksi komando
menjadi tidak terdengar.

4. Pasukan satpol PP jelas tidak menguasai area/medan
pertempuran, Pasukan pemukul tidak tahu berapa luas area
yang harus dikuasai. a. Ternyata tempat itu luasnya 5000 m2,
instruksinya adalah menguasai tanah dan bangunan seluas 1000m2.
b. Pasukan satpol PP tidak tahu dibelakang benteng itu ada parit
1/2 sampai 1 meter dan kebun singkong, pada saat pasukan
berhasil masuk, pada saat dipukul mundur harus keluar dengan
susah payah menaiki tembok terjal. c. Pasukan satpol PP tidak
diberi ilustrasi gambar atau medan area pertempuran, ketika
berhasil masuk ke dalam dalam waktu kurang dari 15 menit
langsung dipukul mundur karena posisi di dalam sangat buruk,
tidak ada tempat perlindungan, musuh ke luar dari semak-semak,
jalan bertangga-tangga, dan serangan di dalam berganda (secara
markasnya musuh gitu).

5. Pasukan satpol PP salah menerima informasi mengenai
jumlah musuh, informasi pertama yang diterima adalah jumlah
musuh di dalam ada 100 orang. Ternyata dari taksiran melalui layar
kamera dan melihat dari derasnya hujan batu, kemungkinan jumlah
musuh di dalam antara 200 sampai 300 orang.

6. Persenjataan: Satpol PP, pentungan, pistol gas air mata
(beberapa orang) dan tameng (ini sebetulnya bukan senjata).
Persenjataan musuh: Bom Molotov, Samurai, Golok,
Bambu Runcing, Pedang, Clurit, Lembing.

7. Motif anggota Satpol PP=Tugas, ga kerja ga bawa uang
(rendah), Motif Musuh=Jihad, mati masuk surga (tinggi)

8. Logistik: Pasukan satpol PP telah siap di TKP pada pukul
06:00, berarti mereka sarapan paling lambat jam 5 pagi.
Pertempuran meletus pukul 11:00 jelas kondisi sudah lapar dan
nggak fokus. Supply makan siang disantap pukul 13:00.
Pertempuran kedua terjadi pukul 16:00. Kalau di militer (TNI),
dengan kondisi ini pasukan pertama ini sudah pasti ditarik dan
digantikan pasukan cadangan yang lebih segar.

9. Bantuan pasukan musuh tiba tepat waktu, gemuruh
pasukan bantuan musuh yang hanya dibatasi barikade tipis di sisi
selatan pasukan satpol PP yang sudah letih semakin menciutkan
moral pasukan satpol PP, dan akhirnya Polisi memindahkan pasukan
satpol PP dari sektor selatan ke utara pada saat motivasi pasukan
dalam titik terendah dengan berjalan kaki!!! (kenapa ga dievakuasi
bertahap pake mobil?) Dari tayangan televisi kelihatan 4000
anggota satpol PP yang berbaris dihantam dari sisi langsung
bergelimpangan hanya dengan serangan beberapa puluh orang
yang mencegat di depan area pertempuran. Ini menunjukkan moral
pasukan sudah di titik terendah, tidak ada upaya melawan samasekali.
(gw inget satu adegan di film Last Mohican nih liat tayangan ini!)

10. Polisi dan militer (TNI) dalam masalah ini sangat kelihatan
bertindak hati-hati dan tidak mau terjerumus dalam masalah ini,
jadi ketika satpol PP meminta back up polisi dalam upaya mendukung
penyerangan atau melindungi ketika posisinya kalah tidak sertamerta
Polisi/TNI membantu, kecuali pada saat akhirnya mereka dievakuasi
(TNI AL turun tangan juga).
11. Yang lainnya yang menonjol adalah: Stamina jelek, perut
buncit2, banyak yang sudah tua (50 tahun) dan modal keberanian
kolektif bukan kepercayaan diri.

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS