1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Biography Haji Agus Salim: Diplomat Minang Berlidah Pedang

Discussion in 'Indonesian History' started by kzha, Jul 14, 2009.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. kzha M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 10, 2009
    Messages:
    1,868
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +7,159 / -0
    Haji Agus Salim: Diplomat Minang Berlidah Pedang : The Grand Old Man
    [​IMG]
    Di panggung rapat Sarekat Islam itu, Muso –kelak menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia– berdiri, kokoh. Dia melihat para anggota rapat, tersenyum.

    “Saudara, saudara, seperti apa orang yang berjanggut itu,” tanyanya.

    Para peserta seperti kaget. Tapi, mereka menjawab juga. “Kambing!”

    “Lalu, seperti apa orang yang memasang kumis,” tanya Muso lagi.

    “Kucing!”

    “Terimakasih.” Muso tergelak, lalu turun dari podium.

    Kemudian, seorang lelaki kecil, berjanggut panjang, berkumis, naik podium. Dia tersenyum sebentar pada peserta rapat. Mengelus janggutnya, berdehem, dan bertanya, “Tahukah Saudara, seperti apa orang yang tidak berkumis dan berjanggut?”

    Koor jawaban pun bergema. “Anjing!”

    Lelaki berjanggut itu tersenyum. Kemudian meneruskan pidatonya, menjelaskan agenda Sarekat Islam dalam menghadapi politik kolonialisasi Belanda.

    Lelaki berjanggut dan berkumis panjang itu adalah Haji Agus Salim, pentolan Sarekat Islam. Sejak awal, dia memang agak berbeda sikap dengan Muso. Tapi, Agus Salim selalu menanggapi semua perdebatan dengan Muso, bahkan sampai menyentuh hal yang amat pribadi. Bagi Agus Salim, setiap perdebatan harus ia hadapi, dan mesti ia menangi.

    “Jarang ada yang mau menghadapi Agus Salim dalam berdebat. Ia amat ahli berkelit, bernegosisi, dan lidahnya amat tajam kala mengecam,” jelas Mohamad Roem, rekan Agus Salim semasa aktif di Jong Islamieten Bond.

    Menolak Bea Siswa

    Agus Salim lahir di kota Gedang, Bukittinggi, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884. Ia anak keempat dari Haji Moehammad Sali, jaksa di pengadilan negeri setempat. Karena kedudukan ayahnya itu, Agus kecil yang bernama asli Mashudul Haq, dapat bersekolah Belanda. Hebatnya, lelaki yang memang sedari muda suka memelihara janggut ini, amat pintar. Waktu lulus dari Hogere Burgerschool (HBS) di usia 19 tahun, ia meraih predikat sebagai lulusan terbaik untuk wilayah tiga kota: Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Karena itu, Agus kemudian mengajukan permintaan beasiswa pada pemerintaan Belanda. Tapi, permintaan itu ditampik. Agus Salim patah arang.

    Sementara itu, di Jawa, tepatnya di Jepara, Kartini yang mendapat beasiswa tapi tak diizinkan orang tuanya, mendesak pemerintahan Belanda untuk menghibahkan beasiswa itu pada Agus Salim. Pemerintah Belanda menyanggupi. Tapi apa kata Agus Salim?

    “Jika beasiswa itu diberikan kepadaku karena desakan Kartini, dan bukan karena penghargaan atas diriku sendiri, lebih baik tidak akan pernah kuterima,” kecamnya.

    Sebagai sikap pembangkangan, Agus Salim bahkan hengkang ke Jeddah, dan belajar pada ulama di sana, sambil bekerja di konsulat Belanda.

    Karier politik Agus Salim bermula saat dia pulang ke Indonesia, dan bergabung dengan HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis di Sarekat Islam. Waktu kedua tokoh SI itu mundur dari Volksraad (dewan rakyat), Agus menggantikannya. Tapi, karena Belanda tak juga mengubah kebijakanannya pada Indonesia, Agus pun akhirnya mundur.

    SI kemudian pecah, antara golongan Semaun dan Muso yang condong ke garis kiri, dan Agus Salim-Tjokro yang tetap di jalur agama. SI Semaun-Muso berkembang menjadi partai komunis, sedangkan Agus Salium kemudian aktif di Jong Islamieten Bond.

    Di organisasi baru ini, Agus pernah dituduh memecah belah pemuda berdasarkan sentimen keagamaan. Tapi Agus menolak, dan mengajak berdebat, dan dia menang.

    Di lembaga ini Agus kemudian melakukan gebrakan. Dalam kongres Jong Islamieten Bond di Yogyakarta 1925, peserta lelaki dan wanita duduk terpisah dan berbatas tabir, sesuai syariah Islam. Tapi, dua tahun kemudian, dalam kongres di Solo, Agus atas nama pengurus membuka tabir itu, setelah menjelaskan penafsirannya. Semangat pembaruan Islam ini terus berkembang.

    “Ajaran dan semangat Islam, memelopori emansipasi perempuan. Itu pasti,” ucapnya, berapi. Kisah ini sering diucapulangkan Seokarno dalam tiap pidatonya, untuk menerangkan perlunya memandang Islam dan berbagai agama dengan dada terbuka.

    Tak Hirau Harta Dunia

    Setelah Indonesia merdeka, bakat debat dan ketajaman lidah Agus Salim dimanfaatkan untuk menyokong politik luar negeri Indonesia. Agus menjadi diplomat, yang bahkan atas lobinya, Mesir mau mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali. Dalam perjanjian dengan Belanda dan negara lain pun, Agus pasti disertakan. Tapi, sebagai pejabat negara, hidup keseharian Agus tak ubahnya rakyat jelata.

    Hidupnya berpindah dari satu rumah kontrakan ke kontrakan lain. Kadang, rumah itu hanya satu kamar, di gang becek, dan dia huni bersama 8 anaknya, serta ribuan buku koleksinya.

    Tapi, menjadi miskin tak membuat keluarga itu murung. Penampikan Agus pada harta tak membuat anaknya kehilangan kegairahan dan keceriaan hidup. Mohamad Roem yang acap bertandang, menjadi saksi: “Kegembiraan berada di tengah keluarga Agus Salim, membuat kita acap lupa, sungguh betapa melaratnya keluarga ini,” katanya.

    Agus Salim memang tak dendam pada kemiskinannya. Yang ia dendami adalah perlakuan Belanda yang menolak beasiswa dia. Karena itu, sedari lahir, tak pernah anaknya ia sekolahkan formal, kecuali yang bungsu. Agus mendidik sendiri anaknya dengan cinta dan pengertian. Bermain bagi Agus adalah belajar, belajar juga adalah permainan.

    Hebatnya, sistem pendidikan informal ini cukup berhasil. Anak tertuanya, Jusuf Taufik, telah mampu membaca Mahabrata berbahasa Belanda di usia 13 tahun, dan yang lainnya, di usia belasan telah mampu menghapal syair Belanda. Perlu diketahui, tata bahasa Belanda amat sulit, sehingga butuh ketekunan yang luar biasa untuk bisa menguasainya.

    Bagi Agus Salim, keberhasilan dirinya dia ukur dengan kemampuannya mengantarkan jiwa merdeka dan mandiri bagi anak-anaknya, tak menggantungkan hidup pada orang atau bangsa lain.

    Jiwa yang merdeka ini, lidah yang amat tajam ini, dan otak yang luar biasa cemerlang itu, akhirnya rebah, 4 November 1954, di usia 70 tahun, sambil tersenyum. Dia tak pernah berhutang pada dunia.

    Sumber
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Jul 14, 2009
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. vhiznu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 1, 2009
    Messages:
    568
    Trophy Points:
    81
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +67 / -0
    Hmm...sifatnya beliau ini mirip ama presiden pertama kita Ir. Soekarno....
    jadi inget cerita guru sejarah saia dulu...klo gak salah perdebatan seperti itu juga pernah terjadi di meja PBB....
    cmn saia lupa siapa figurnya....apa H. Agus salim juga ya? :???:
    jarang sekali ada figur seperti beliau zaman sekarang....yang tetap berdiri tegap demi pribadi dan bangsanya! :rokok:
    rata-rata pada bgini nih.......:onion-08:
     
  4. dejivrur M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 31, 2009
    Messages:
    3,877
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +1,105 / -2
    kagum gw liat biografi dia

    gw kira dia hanya intelektual yang jago berdiplomasi,

    ternyata haji Agus Salim lebih dari itu ya...

    saluuuuttt
     
  5. hidey-holey M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Nov 7, 2008
    Messages:
    12,331
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +23,757 / -0
    kita membutuhkan orang2 seperti beliau di jaman sekarang.
    agar kita tidak diremehkan terus sama negara2 lain
     
  6. AngelOfAvalon Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 29, 2010
    Messages:
    349
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +67 / -0
    Nice Share gan! ane baru tahu kalo kehidupan Haji Agus Salim ini luar biasa. ane cuma mengenal beliau sebatas pemimpin SI. tapi dari cerita TS, ane baru sadar betapa mantapnya pendirian beliau. yang paling ane suka itu "Bagi Agus Salim, setiap perdebatan harus ia hadapi, dan mesti ia menangi". bener2 orang yang optimis...bagus buat contoh anak2 muda nih!
     
  7. s_omeone4us Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 26, 2009
    Messages:
    84
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +220 / -0
    satu tokoh kita yg perlu diteladani.. salut atas kesederhanaan beliau
     
  8. 1c4ru5 Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    6,687
    Trophy Points:
    267
    Ratings:
    +6,223 / -1
    emang bro krn si beliau sukarno menjadi sprti kta kenal krn sukarno tgl ama beliau pda kecil bwt diskolahin ama beliau dan srg mendengar rapat SI di rmh beliau,di snalah BK mengenal dunia politik dan menjadi sprti yg kta kenal
     
  9. hasanvanismail M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 28, 2010
    Messages:
    2,314
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +14,507 / -0
    di buku sejarah yang dulu dipelajari pas jaman sekolah ga sedetil ini....

    makasih infonya
     
  10. speedyrj M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 3, 2008
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +86 / -0
    lidahnya aja pedang....apalagi itunya
     
  11. superbenjo M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Mar 9, 2010
    Messages:
    2,443
    Trophy Points:
    146
    Ratings:
    +1,402 / -0
    halah, hanya tinggal harapan,,
    panggung politik tidak akan membiarkan orang semacam beliau untuk berdiri,,
    tapi apa salahnya kita terus bermimpi???
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.