1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Parenting [Growth & Development] Didikan "Telap Telep" pada anak yang salah

Discussion in 'Parenting and Pregnancy' started by ricki, Nov 5, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ricki Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 15, 2010
    Messages:
    3,995
    Trophy Points:
    251
    Ratings:
    +907,898 / -1
    SETIAP ORANG TUA PERLU MENGETAHUI HAL PENTING INI.

    MENGAPA ANAK KITA JIKA MAKAN LAMA SEKALI MENGUNYAHNYA DAN BAHKAN SERING KALI JUGA LAMA SEKALI DIEMUT DIMULUTNYA SEBELUM DITELAN?

    MENGAPA MENDIDIK ANAK PERLU BELAJAR TERUS DAN BUKAN HANYA SEKEDAR MENGIKUTI TRADISI MENDIDIK ORANG TUA KITA..?


    Pada saat sedang makan bersama keluarga, sy sering kali mengalami "Keserestan" (Makanan sulit ditelan
    menuju lambung), lalu akhirnya dibantu dengan air minum agar makanan yang ditelan bisa masuk ke
    lambung. Tiba-tiba istri saya bilang; "itu artinya ayah kurang lama mengunyah makanannya", kalau mengunyahnya cukup lama sampai lumat pasti tdk "keseretan" deh... Lalu tiba-tiba saja kenangan saya langsung melayang ke masa kanak- kanak dulu, saya ingat orang tua saya sering kali bilang begini setiap kali saya makan, "Kalau makan itu yang cepat, 'Telap-telep' gitu, jangan klemar-klemer, makan di emut terus". Karena dulu begitulah saya dididik saat makan, maka REFLEK itu pulalah yang saya miliki saat ini ketika makan.

    Ya, sepertinya makan cepat "TELAP-TELEP" (bahasa Jawa) sudah menjadi kebiasaan saya yang sudah mendarah daging dan sulit sekali diubah. Saya baru menyadari ini benar-benar suatu kesalahan ketika saya membaca buku Miracle of Enzim yang ditulis oleh Dr Hiromi Shinya seorang dokter peneliti dari Jepang. Beliau mengatakan bahwa makanan yang kita makan itu paling sedikit harus melalui 50 kali proses mengunyah sebelum ditelan, karena pada saat kita mengunyah kita sedang melumatkan makanan tersebut menjadi halus agar menjadi ramah lambung, dan yang jauh lebih penting lagi bahwa setiap makanan sebelum ditelan harus benar2 lumat dengan air liur, karena didalam air liur itu terdapat berbagai macam enzim yang sangat vital sekali manfaatnya bagi kesehatan lambung dan kesehatan tubuh. Itulah mengapa kalau kita perhatikan setiap anak-anak makan pasti dikunyah dan di emutnya lama sekali.

    Mengapa ?
    Karena secara alami mereka tahu bahwa lambung mereka masih belum cukup kuat, dan perlu waktu lama
    untuk melembutkan dan melumatkan makanan dengan air liur di mulutnya. Rupanya secara alamiah Tuhan telah merancang ini semua pada anak-anak untuk menjaga kesehatan lambung dan tubuh mereka, tapi sayangnya kita orang tua yang tidak tahu dan agak-agak malas belajar dan membaca, tidak tahu bahwa itu semua adalah bagian dari rancangan Tuhan, Karena ketidak tahuan kita, seringkali orang tua malah mengintervensi cara makan anak yang sudah benar, hingga akhirnya banyak diantara kita yang
    mengalami masalah kesehatan lambung ketika bertumbuh remaja atau dewasa.

    Jadi mengapa saat ini banyak sekali orang yang terkena penyakit maag? hal itu salah satunya disebabkan
    karena cara mengunyah makanan yang salah, dan lebih jauh lagi jika cara kita mengunyah tepat minimal 50x kunyah sebelum ditelan maka tubuh kita akan menjadi jauh lebih sehat, berbagai macam enzim yang terdapat dalam air liur tercampur dengan sempurna pada makanan sebelum kita menelannya akan membuat lambung dan tubuh kita jauh lebih sehat dan wajah menjadi awat muda, kata sang dokter. Lebih jauh lagi kita punya tradisi minum sambil makan atau setelah makan, ini menurut sang Dokter adalah kebiasaan yang salah, karena pada saat kita selesai mengunyah dengan benar maka makanan yang masuk ke lambung dalam kondisi campuran sempurna, dan jika setelah makan kita minum, maka campuran sempurna tadi menjadi buyar dan tidak lagi sempurna karena masuknya air kedalam lambung kita. Wow !!
    ternyata.... Jadi katanya sebaiknya kita tidak minum sebelum atau setelah makan, kita baru boleh minum minimal 1 jam setelah makan. Agar proses pencernaan kita tidak terganggu.

    Saya jadi termenung dalam batin, ah ternyata..... selama ini saya keliru. Itulah mengapa untuk mendidik anak kita perlu Parenting dan terus belajar. Karena bisa jadi Tradisi mendidik anak kita yang selama ini kita anggap sudah benar, semisal mendidik cara makan telap-telep tadi ternyata adalah sebuah kekeliruan. Begitu juga saat kita makan di warung/restoran, pasti kita akan ditawari "Minumnya apa ya ?" itu ternyata adalah sebuah kekeliruan. Itulah sebabnya saat kami makan, saat ini kami hampir tidak pernah pesan minuman karena memang kami sadar bahwa sebelum atau setelah makan sebaiknya kita tidak minum.

    Alhamdullilah saat kami jadi orang tua sudah mengetahui hal ini, jadi kami tidak lagi memaksa anak-anak kami untuk makan TELAP-TELEP, juga minum setelah makan. Semoga info dari pengalaman ini bisa bermanfaat bagi ayah bunda dan keluarga Indonesia.

    by Ayah Edy Wiyono
    www.ayahkita.com
     
    • Like Like x 2
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.