1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Forever Single? (Cerita Bersambung)

Discussion in 'Fiction' started by kebbrass, Aug 6, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Forever Single?
    [​IMG]




    Halo kakak semua, Newbie mau sekedar post sebuah cerita bersambung karangan newbie sendiri. Mohon disimak bila berkenan, dan jangan di hina kalo kurang memuaskan (maklum masih newbie) :D, rencananya, saya mau ngepost 1 bab per minggunya, soalnya newbie perlu waktu untuk mikirin ceritanya :D. Mohon bimbingannya ya para kakak sekalian, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, mohon di beri tahu biar newbie bisa ganti :peace:

    Cerita ini murni hasil karya saya sendiri,cerita ini pernah dimuat di mading sekolah, cerita ini adalah versi revamp dari cerita orisinil yang menurut nubi udah outdated,,semoga aja revamped story ini bisa dinikmati dan disukai oleh para pembaca sekalian, yang terakhir,pastinya tidak ada unsur untuk mengcopy/meniru tulisan orang lain.:peace:


    I hope you guys enjoy it!

    Sebuah cerita cinta, sebuah cerita persahabatan, dan sebuah cerita mengenai kehidupan seorang siswa SMA bernama Keli, Keli adalah seorang siswa SMA tingkat akhir yang sangat menyebalkan, Kelakuannya polos, cuek dan sangat masa bodoh dengan keadaan sekitarnya. Semuanya berubah ketika Keli bertemu dengan seorang cewek bernama Lia dan berteman dengannya. Keli dan Lia ternyata memiliki masa lalu yang sama. Masa lalu yang menurut mereka sangat indah, dan sangat disayangkan untuk dibuang. Pertemanan mereka mulai dipertanyakan, ketika teman masa kecil Keli pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan studinya di luar negeri. Apakah Keli dan Lia dapat mempertahankan pertemanan mereka? ataukah pertemanan mereka akan berakhir dan berubah selamanya? ayo ikutin terus ceritanya! :semangat:


    Keli Sali​

    “Ding Dong Ding Dong, Ding Dong Ding Dong… Ding….Ding….Ding… “ suara bel dibunyikan dari depan ruang guru, para siswa-siswi SMA Samarfa siang itu telah menyelesaikan pelajaran nya di awal semester dan bergegas pulang ke rumah masing-masing. Ada beberapa murid laki-laki dan wanita yang dipanggil menuju ke ruangan tata usaha di lantai 2. Salah satunya adalah Keli.

    Keli, ya Keli Sali, seorang siswa cowok yang berbadan tegap dan lumayan tinggi, kulitnya gak putih gak hitam, gak abu-abu yang pasti, standard saja untuk ukuran seorang cowok jelek-ganteng.

    “siang pak, ada apa ya kita dipanggil ke sini?” Tanya seorang murid kepada pegawai bagian tata usaha.
    “ooh, begini begini, kalian tahu kan kalo sekarang awal semester?” jawab pegawai itu.
    “Tahu pak, lalu?” murid lain menjawab,
    “Kalian akan ditugaskan untuk memberikan murid baru waktu untuk masa orientasi siswa minggu depan, apa kalian sanggup? Kalo keberatan ya gak apa-apa..” jawab pegawai itu masa bodoh.
    “Ya bapak tahu sendiri kita sekarang kan kelas 3 pak, sibuk mau ujian dan lain-lain dan...” belum sempat siswa lain menjawab bapak itu sudah mengunci jawaban mereka dengan sebuah celetukan “Wah, ganteng juga adik kelas kalian yang ini, Lho, yang ini cantik sekali, baru pernah liat ada murid secantik ini masuk SMA kita…”

    …… anak-anak saling memandang satu sama lain…..

    “SAYA BERSEDIA PAK”.. “SAYA JUGA”.. “SAYA JUGA” dan semua nya akhirnya dengan senang hati menjawab bersedia.

    “Bener-bener deh mereka..” pikir Keli dalam hati walaupun Keli excited juga, tapi dia gak bisa nunjukkin itu di depan orang banyak dengan alasan “stay cool”,
    “Keli.. kamu juga ikut?” Tanya pegawai itu. “Eh.. eh. Iya pak. Temen-temen ikut semua, masa saya batal sendiri.. saya ikut pak” jawab Keli gengsi.

    Akhirnya Keli dan teman-temannya setuju untuk membantu memberikan MOS kepada adik-adik kelas barunya dengan iming-iming dapetan kecengan.
    Hari yang ditentukan pun tiba, semua ketua grup yang dipanggil ke ruang tata usaha minggu lalu berdandan rapih dan extra. Para ketua grup cowok memakai baju yang keren-keren, ada yang pakai kemeja, ada yang berdandan ala k-pop dengan memakai celana biru SMP dan baju biru yang di cat dengan cat warna(pfft). Keli yang semalam gak bisa tidur karena nonton film, akhirnya bangun kesiangan dan alhasil hanya memakai kaos berwarna putih bergambar pokopunk yang biasa dianggap kaos dalam olehnya.

    Para ketua grup sudah diberikan list anggota kelompoknya masing-masing. Keli memperhatikan nama-nama yang ada di kertas tersebut. 11 cowok dan 11 cewek, “seimbang..” pikirnya. Tak lama kemudian, para murid baru sudah berdatangan di tengah lapangan dan duduk di tengah lapangan yang panas. Sebetulnya, ada yang membuat Keli malas menjadi ketua grup, karena MOS nya dilakukan di siang hari. Siang hari bagi Keli adalah waktu nya untuk TIDUR. Iya, tidur. Tapi Keli melupakan itu semua demi mencari kecengan baru.

    Para ketua grup mulai mengabsen anggota nya satu-persatu. Keli juga ikutan mengabsen, memanggil nama satu-persatu merupakan hal yang sangat merepotkan buat Keli. Keli meneriakkan nama yang ada di kertas itu satu-persatu, sedikit masa bodoh, Keli gak memanggil dua kali, dia hanya memanggil sekali. “Samuel, Johan, Kristanto, Harris, Steven ………………….. Lia..” Semua nama sudah disebutkan.

    “Ah selesai juga.. “ pikir Keli dalam hati. Lalu Keli mulai menghitung, “1,2,3,4…. 21, loh kok kurang satu ya?”,

    Keli yang selalu menganggap enteng lalu berpikir, “ah entar juga muncul sendiri anaknya..”. Acara pun dimulai dengan menyanyikan lagu mars sekolah samarfa. Keli masih masa bodoh dengan kekurangan satu anggotanya. Ketika lagu selesai dinyanyikan, Keli mulai celingak-celinguk ke kiri dan kanan, “gue cari gak ya?” pikirnya lagi. Lalu mata Keli menangkap seorang siswa cewek sedang duduk di kursi batu yang terletak di bawah pohon. Keli langsung berteriak “hey !! kamu yang duduk di sana!! ”.

    Cewek itu melihat Keli dan berjalan menuju ke arah Keli,

    “ya kak? Ada apa ya?” jawab cewek itu sedikit cuek.
    “kok kamu sendirian aja duduk di sana? Kamu kelompok berapa?” Tanya Keli.
    “enggak tahu kak, tadi saya gak denger nama saya di panggil” jawab cewek itu sambil memainkan HP nya.
    “nama kamu siapa?” Keli melemparkan pertanyaan yang seharusnya dijawab dengan serius.
    “Angelina Jolie kak” jawab cewek itu masih cuek.
    “kayak pernah denger.. bentar ya kakak buat pengumuman dulu” jawab Keli bloon.
    “APAKAH ADA KETUA KELOMPOK YANG KEHILANGAN ANGGOTANYA? NAMANYA ANGELINA JOLIE NIH.. kayak pernah denger ya..”

    Para ketua kelompok dan anggota dari kelompok lain tertawa semua. Sial bagi Keli, seorang guru bahasa inggris yang sangat disiplin dan suka mengikuti perkembangan film Hollywood lewat dan mendengar pengumuman yang dibuat Keli,lalu ia berteriak
    “Heh You, stupid! Angelina Jolie itu artis! You diberi tanggung jawab, bukannya serius malahan bercanda”
    “tapi pak.. dia..” jawab Keli gagap sambil menunjuk cewek itu yang memasang wajah polos dan berkata,
    “saya kak? Saya Lia.. Liani Sugianto”
    Keli melihat guru bahasa inggris dan guru itu berteriak lagi, “Once again you bikin pengumuman aneh-aneh, I sikat you to the max!! ngerti ?” sambil memasang muka sangar.

    Para murid tertawa keras, guru itu berlalu, Lia tersenyum iseng, Keli terdiam.

    Keli lalu berpikir, “ini anak, gak sopan amat, masih baru masuk aja udah ngerjain kakak kelas, gue kerjain juga nih hehehe”.

    Lalu Keli langsung memandang Lia, dan berkata,
    "kamu, ngerjain saya?”
    “Enggak kok kak, saya tadi lagi baca berita, terus kakak nanya nama saya, saya gak konsen, jadi saya jawabnya begitu hehehe” jawab Lia santai.
    “Ooh gitu…… eh, enak aja, kamu udah bikin saya diomelin, kamu harus di hukum!” kata Keli sok tegas.
    “ah, jangan kak, saya lagi sakit, makanya tadi saya duduk aja di kursi sana” kata Lia menunjuk kursi batu.
    “ah, jangan bohong kamu, ayo! Squatjump 10 kali!” perintah Keli sok berwibawa.
    “tapi kak, saya beneran sakit kok ” Lia masih beralasan.
    “Squat jump atau saya laporin ke guru bahasa inggris tadi si pak Marwan?”
    “.. iya kak, saya squat jump aja deh.. tapi kalo saya pingsan gimana? Saya beneran lagi gak enak badan kak.. ” kata Lia lagi sambil memegang jidatnya.
    “ping..pingsan??” Keli bingung, “ah entar gue dikerjain dia lagi.. gue harus tegas!” pikiran Keli.
    “gak mungkin pingsan! Sekarang ayo squat jump, saya hitungin!” kata Keli masih sok tegas.

    Lia mulai jongkok dan meloncat-loncat, “1,2,3…” bruk!!
    Keli kaget melihat Lia terkulai di tengah lapangan, “Loh.. kamu… pingsan??”
    Para anggota kelompok lain melihat Keli dengan tatapan menuduh dan dengan telepati berkata “penyiksa! Penyiksa!”. Keli segera menggendong Lia dan saat itu Keli mencium semilir wangi parfum Lia, “kayak parfum yang ada di indomart deh.. ” pikir Keli ngasal, Keli berlari ke UKS. Di UKS guru olahraga yang sedang membaca majalah gossip terkaget karena Keli menendang pintu ala Tom Cruise di film Mission Impossible dan menggendong seorang anak cewek. “Heh! Ketuk dulu pintunya! Baru boleh masuk! Anak-anak jaman sekarang gak tau sopan santun.. heran, orang sedang baca majalah diganggu.. itu siapa? Kamu apain anak itu? Heh! Jawab!”

    Matahari bersinar terang dengan panasnya, Keli menyiksa seorang anak cewek, anak cewek pingsan, cewek itu bernama Lia.

    Lia diberikan pertolongan pertama pada kecelakaan atau disebut juga P3K (penting). Keli di interogasi oleh guru olahraga itu,
    “Kamu gila? Belom ada satu jam kamu jadi ketua grup, anak orang sudah kamu bikin pingsan!”
    “Saya gak nyangka dia selemah itu pak.. maaf..” jawab Keli sambil menunduk
    “Untung aja dia Cuma kena sengat sinar matahari, gimana kalo pas hiking minggu depan? Kamu dorong ke jurang kali anak ini !!” Guru itu tetap menyela Keli.
    “ya enggak gitu juga pak, saya gak setega itu..” jawab Keli masih ngerasa bersalah.
    “Yasudah, sana! Balik ke lapangan, jangan sampe saya liat kamu balik ke UKS gendong murid lain lagi!” Bapak itu makin menjadi-jadi.
    Setelah mengucapkan terima kasih, Keli kembali ke lapangan dan hari itu berakhir dengan bad day untuk Keli.

    Malam harinya, Keli sendirian di kamar, masih ngerasa bersalah.

    “gimana kalo anak itu besok gamau masuk sekolah gara-gara takut disiksa sama gue? Gimana kalo besok orang tuanya dateng dan mencak-mencak di depan gue? Gimana kalo gue sampe di skorsing? Duh!”

    Keli yang awalnya masa bodoh, kini menjadi seorang yang amat sangat pengecut gara-gara kejadian siang itu.

    “Gimana caranya minta maaf sama anak itu ya? Anak itu gak salah, gue yang terlalu berlebihan..” Keli lalu berdiri dan bercermin, sambil mencoba latihan minta maaf. Akhirnya Keli memutuskan untuk membuatkan es susu dan sarapan untuk anak itu dengan maksud menebus kesalahan kemarin. Pagi-pagi sekali Keli menunggu anak itu di depan pintu gerbang membawakan roti lapis keju dan coklat, es susu disimpan nya di kulkas kantin dengan biaya sewa 2000 rupiah per jam. Awalnya Keli menolak dengan harga perjam nya, tapi karena demi menebus dosanya, Keli akhirnya setuju.

    Jam tangan Keli menunjukkan pukul 06.35, “wah bisa telat ini masuk kelas” pikir Keli,

    ketika Keli sudah hampir memutuskan untuk membatalkan pemberian sarapan itu, dari kejauhan Lia muncul turun dari angkot. Keli melihat Lia dan merasa takut kalau dia marah dan nyuekin dia. Tapi Lia dengan ramah menyapa Keli,

    “Halo kak, selamat pagi, makasih ya kemarin udah nolongin aku hehe”
    “Oh sama-sama, maaf juga ya kemarin kakak udah tega suruh kamu squatjump di tengah lapangan panas” jawab Keli merasa bersalah.
    “Oh, jadi kakak ngerasa bersalah? Wah bagus deh. hehehehe” jawab Lia bercanda.
    “Iya nih, kakak minta maaf ya, nah karena kakak ngerasa salah, kakak bawain kamu sarapan, biar kamu gak lemas entar siang.” Keli mengatakan hal ini secara sadar dan tanpa maksud apa-apa kecuali menebus dosa.

    Lia melihat kotak makan yang dipegang oleh Keli, lalu bertanya,

    “isinya apa kak? “
    “Roti lapis keju sama coklat.. jangan bilang kamu gak suka makan roti?” kata Keli santai.
    “Aku gak suka keju kak, tapi, karena kakak udah buat pagi-pagi pasti aku makan kok hehehe” Lia membalas dengan serius, tapi Keli berpikiran lain, “belagu banget gak suka makan keju ini anak.”

    Keli dan Lia berjalan, gak sadar kalo para murid lain udah masuk ke kelas masing-masing, ketika Keli dan Lia masuk gerbang sekolah bagian dalam, guru Bahasa Inggris yang kemarin mendengar pengumuman Keli yang memang kebetulan sedang mendapat tugas piket hari itu menghentikan mereka ber-2. “Well done kids, kalian ini, bertingkah terus ya.. lihat jam berapa sekarang? Ha?”

    Keli dan Lia menatap jam di atas pintu , “06.45 pak.. kita Cuma telat 10 menit pak.. tolong dong pak, jangan dihukum” kata Keli memohon,

    bapak itu melotot dan berteriak “kamu kira ini TK hah? Kalian udah gede! Sadar! You you ini ya! Sekarang saya berikan sanksi, 1 jam pelajaran tidak boleh masuk! No entry! Kalo I lihat you di kelas, I akan skors!”.

    Guru itu melengos pergi, Lia lalu ngedumel “bawel banget sih.. kayak tante-tante, padahal laki-laki !” Karena guru itu belum pergi terlalu jauh, guru itu mendengar omongan Lia dan kembali “mampus dah gue!” pikir Keli.

    Tapi Lia tetap tenang, dan guru itu bertanya “kamu ngomong apa tadi? Siapa nama kamu? Saya kayak tante-tante?”.
    “enggak kok pak, saya ga bilang apa-apa. Sumpah pak! Suer!” kata Lia santai.

    Guru itu percaya “ mungkin bapak salah dengar kali ya.. akhir-akhir ini bapak sering hallucination”kata guru itu bingung .
    ” Kamu! Keli Sali! Inget kan apa yang bapak bilang?” bentak guru itu ke Keli tiba-tiba melanjutkan. “iya pak, gak boleh masuk kelas…” kata Keli menunduk. “good good..” guru itu pergi.

    Keli terdiam mengeluh, Lia menatap kotak makan yang diberikan Keli.

    bersambung... :peace:

    BAB 2 - 22 :
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 2
    • Semangat! Semangat! x 1
    Last edited: Sep 22, 2015
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 2

    Keju​

    Keli dan Lia masih berdiri di pintu gerbang, Lia masih menatap kotak makan itu. Keli masih mengeluh. Mereka berdua terdiam, gak ada topik untuk ngobrol. Kemudian Keli mulai memecah keheningan itu “hmm.. duduk di sana aja yuk..”, kata Keli menunjuk sebuah kursi batu di taman. Taman itu merupakan lokasi untuk bolos kelas paling manjur, karena letak taman itu yang tersembunyi dari ruang guru. Lia berkata “okey, aku juga capek berdiri terus kak hehehehe..”. Mereka ber-2 berjalan menuju kursi batu itu dan tetap terdiam, Lia masih memandangi kotak makanan yang diberikan Keli, sebuah kotak makan berwarna biru dan transparan.

    “Di sini kak?” Tanya Lia sambil melihat kiri dan kanan.
    “Iya, di sini.. gak akan ada guru yang lewat kok..” Kata Keli sambil duduk di kursi itu.
    Mereka berdua terdiam lagi, sepi.. Cuma terdengar suara kicauan burung.

    Keli merasakan suasana awkward.. Tapi Lia masih santai saja. Kemudian Lia membuka kotak makanan yang diberikan Keli tadi.
    “Aku gak suka keju kak, kakak aja deh yang makan..” kata Lia seraya menyodorkan potongan roti tersebut.
    Keli yang orangnya cuek kemudian berkata “Kalo gak suka ya dibuang aja kejunya..”.
    “Jangan lah kak, keju kan mahal, lagian kan gak boleh buang-buang makanan..” Jawab Lia serius.
    “Ah, keju sepotong, di rumah juga banyak..” Kata Keli cuek.
    Tiba-tiba Lia membuang muka dan ngedumel pelan “orang kaya, sombong amat sih.. makanan dibuang-buang…. ” Lalu Lia memasukkan roti tersebut ke kotak makan itu dan memberikannya balik ke Keli.
    Keli ngerasa tersinggung dengan kelakuan Lia yang dia pikir gak menghargai maksud baiknya, “ Kok dibalikin? Kenapa? Emang kenapa sih sama keju? Pilih-pilih banget sama makanan..” Keli mulai marah.
    Lia lalu menjawab sambil menatap kotak makan itu yang kini sudah kembali ke tangan Keli, “dari kecil aku gak pernah makan keju kak,mahal… makanya sampe sekarang aku gak suka makan keju..”
    Keli yang bener-bener gak tahu situasi Lia,kemudian menjawab “seenggaknya kan kamu bisa makan sedikit, hargain dong maksud baik orang..”
    Lia terdiam sebentar, kemudian mengambil lagi kotak makan itu dengan sedikit kasar karena kesal dan membuka kotak makan itu, lalu dia memakan roti lapis keju coklat itu. Keli tersenyum puas karena dia pikir maksud baiknya diterima.

    “nah, kan kalo gitu kakak seneng, hehehehe, berarti sekarang kita impas ya.. ” Keli tersenyum penuh kemenangan.
    Keli tersenyum penuh arti, Lia masih berusaha menelan.

    DING..DONG…DING…DONG….
    Suara bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama sudah usai. Keli berdiri dan berkata pada Lia, “gue masuk kelas dulu ya, nanti siang jangan lupa buat ikut acara MOS nya..hari ini ada kegiatan penting, tur keliling gedung sekolah lama yang lagi di renovasi..”
    Lia yang masih berusaha menelan gak menjawab sama sekali dan hanya mengangguk cepat. Lalu Lia mengambil botol minum nya dari dalam tas dan meminum dengan cepat. Roti itu berhasil di telannya. “Ueeeh.. aneh banget sih keju ini.. kalo aku kena alergi gimana kak?” Tanya Lia serius.
    Keli menjawab cuek, “Belom pernah denger ada alergi keju.. yaudah, gue masuk kelas dulu.” Keli melengos pergi meninggalkan Lia yang masih duduk di kursi batu.

    Lia kemudian menutup kotak makan tersebut dan memasukkannya ke dalam tas, botol minum ia pegang, kemudian ia berlari menuju ke kelas.

    Siang itu, panas banget, matahari sangat terik, jam 1 siang, para murid sudah menyelesaikan pelajarannya. Para ketua grup berkumpul di lapangan dan mulai mengabsen para murid baru yang akan diajak keliling gedung sekolah lama. Keli sedikit terlambat karena diajak jajan oleh teman-temannya. Tangannya masih memegang seplastik minuman soda. Keli menyedot minuman itu dari sedotan, seraya berjalan menuju ke lapangan. Dari jauh, dan tanpa sadar, Keli mulai mencari ke sana kemari, mencari Lia. “mana ya si Lia?”, pikir Keli dalam hati. Mata Keli berhenti di suatu titik, dimana dia melihat Lia sedang menunduk, di depannya ada 3 orang anak cewek, Keli kenal ke-3 cewek itu. Keli mendekati ke 4 orang wanita yang kelihatannya sedang melakukan pembicaraan serius, “ eh, gue kasi tau sekali lagi, jadi cewek jangan kegatelan! Ngerti gak?” Keli mendengar perkataan salah satu cewek yang sedang berbicara sama Lia.
    Keli ngerasa antara ingin menghentikan mereka, tapi Keli kemudian berpikir, “ emang dia siapa? Gue aja baru kenal 2 hari.. biarin diomelin, emang enak? Udah pilih-pilih makanan, sekarang cowok dipilih-pilih… cowok? Dipilih? Jangan-jangan...” Keli kemudian bergegas nyamperin keempat cewek yang sedang melakukan pembicaraan serius itu. “Eh eh ada apaan nih?” Tanya Keli sok-sok polos.

    “Eh.. Kel.. ini loh, ini anak, masa dia deketin Adit..” Kata salah seorang cewek itu.
    “Adit? Yang anak basket itu?” Tanya Keli sedikit penasaran.
    “Iya, Adit.. ngeselin kan? Gue aja gak bisa deketin dia, masa ini cewek udah berani ngegodain dia? Apa-apaan banget sih nih cewek.. pengen gue tabok!” kata salah satu cewek yang lain.
    Keli berpikir, “oh dia sukanya cowok anak basket ternyata…”
    Lia masih menunduk, lalu berkata pelan “aku gak pernah deketin dia kak, dia yang nanya nomer aku duluan, dia bilang mau untuk seleksi tim basket putri.. makanya aku kasih..”
    “Ah sepik lo.. baru masuk aja udah ngebohong.. ” kata cewek yang pertama lagi.

    Keli melirik Lia, tangannya di samping sambil menggenggam kotak makan yang dikasih Keli tadi pagi, tangan kirinya menggenggam erat roknya yang berwarna biru.

    Salah satu cewek itu lalu melihat kotak makan itu juga dan mengambilnya dari tangan Keli, “norak banget lo bawa-bawa kotak makan ke sekolah.. mau dikasih ke siapa? Adit? Ha? Jawab ! ”
    Keli masih terdiam gak enak, “gara-gara kotak makan gue, dia jadi tambah diomelin..” pikirnya.
    Lia Cuma terdiam, air matanya menetes.
    “nangis? Yaelah digituin aja nangis.. orang tua lo Cuma ngajarin lo nangis doang?” cewek-cewek itu makin brutal. Kotak makan itu dibanting ke tanah dan retak. Keli melihat isinya, “loh, kok biskuit?”
    Keli akhirnya marah dan membentak ketiga cewek tersebut, “heh, lo pada udah kelewatan, dia anggota kelompok MOS gue, gak usah gangguin dia, dia tanggung jawab gue, kalo lo mau berantem, selesain di luar sekolah sana, jangan di dalem, selama masih di lingkungan sekolah, dia anggota kelompok gue, tanggung jawab gue, lo bertiga mau gue laporin ke kepsek?”
    Ketiga cewek itu kaget dan sedikit takut juga dibentak Keli. Mereka bertiga kemudian menatap Lia yang masih menunduk, “oke, kita tunggu lo di depan nanti !” kata salah seorang cewek itu. Ketiga cewek itu pergi, meninggalkan Keli dan Lia. Keli lalu meminta maaf kepada Lia,
    “sorry ya Li, gara-gara kotak makan gue elo jadi dituduh macem-macem.. gue gak tahu kalo…” belom selesai Keli berkata, Lia berjongkok dan memunguti biskuit yang terjatuh dan memasukkan nya ke kotak makan. “maaf kak, gara-gara aku kotak makannya retak, nanti di rumah aku benerin.. ” Lia lalu pergi menuju arah kamar mandi sambil mengusap matanya. Keli ngerasa gak enak, dan akhirnya kembali ke lapangan, dia mulai mengabsen para anggota kelompoknya, “oh si Lia udah balik.. baguslah dia gak nangis lagi..” pikir Keli ketika memanggil nama Lia dan Lia mengacungkan jari telunjuknya memberi arti hadir. “Oke, kita akan nyusul kelompok lain sekarang, ayok semuanya jalan ikutin kakak.” Kata Keli seraya berjalan menuju gedung sekolah lama. Keli lalu sengaja membiarkan para anggota kelompoknya berjalan lebih dulu, Keli nyamperin Lia dan bertanya, “lo gak apa-apa Li?” Lia menggeleng tanpa arti sambil tetap berjalan meninggalkan Keli di belakang.
    Keli lalu mengejar Lia dan berkata lagi dengan maksud menghibur, ”anak cewek jaman sekarang emang suka gitu, sok-sok deket sama cowok yang dia kenal aja enggak.”
    Lia lalu menatap Keli penuh kebencian dan berkata, “Iya, kayak aku sama Adit ya kak? Gak usah nyindir-nyindir kak.. kotak makan nya ga akan aku benerin, nanti aku ganti yang baru kok, tenang aja, gak bisa dibenerin lagi.. lagian aku yakin, kakak gak mau kotak makan yang diselotip kan?”
    Keli kaget dan menjawab, “enggak, bukan itu maksud gue, maksud gue..”
    Belom selesai Keli beralasan, Lia udah lari menyusul teman-teman anggota kelompoknya.
    Keli speechless dan menggelengkan kepalanya. “maksud gue kan baik… bodo ah”
    Keli lalu melanjutkan memberikan tur nya tanpa berbicara pada Lia.

    Bersambung...
     
    Last edited: Mar 27, 2016
  4. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Pertanyaan Bodoh​
    Keli sedang bersiap-siap untuk pulang setelah memberikan tur keliling gedung sekolah lama yang sedang di renovasi. Keli memakai jaket dan helm, menandakan dia seorang pengendara motor(pengendara mobil juga sebenernya bisa pake jaket dan helm, tapi ingat, helm akan menghambat VIEW). Keli berjalan menuju tempat parkiran motor yang terletak di dekat gerbang sekolah, tempat dia menunggu Lia tadi pagi untuk memberikan kotak makanan berisi roti lapis keju dan coklat. Tiba-tiba Keli teringat soal isi kotak makan yang di banting tadi siang, “oh mungkin dia beli biskuit buat dia makan sambil tur keliling.. hmm, no problem..” pikir Keli cuek. Keli menyalakan motornya dan mulai mengendarai keluar gerbang sekolah, baru saja dia keluar gerbang, dia melihat Lia berdiri di dekat penjual es kelapa muda, menunggu angkot. Keli dengan reflek berpura-pura tidak melihat Lia, menghentikan motor, membuka helm, dan berkata “bang, es kelapa satu.. minum di sini aja..” penjual es kelapa itu menyambut antusias, “sip bos! Segera di buat!” Lia masih masa bodoh dengan kehadiran Keli, dia mengeluarkan HP nya dan mulai bermain game. Keli yang sedang menunggu es kelapa, lalu gak tahan dengan kecuekan Lia, dan menyapa basa basi,

    “Eh ada Lia, lagi ngapain?” Tanya Keli.
    “nunggu angkot.” Lia menjawab singkat,jelas, dan cukup buat menghentikan pertanyaan Keli selanjutnya.
    Keli bingung mau ngomong apa lagi,
    “mau es kelapa? ” Tanya Keli menawarkan dengan bego.
    “Enggak, uang aku pas untuk ongkos.” Lia menjawab dengan singkat lagi.
    Keli bingung lagi,
    “gue bayarin Li, yuk sini ! ” Keli menarik tas Lia dari belakang menggiringnya duduk di kursi panjang.
    “Eh eh kak, gak usah, aku mau balik aja..” jawab Lia gak enak.
    “bang, es kelapanya satu lagi dong” kata Keli pura-pura gak mendengar Lia.
    “ih, satu lagi? OKE BOS! ” sang penjual kembali antusias.
    Lia akhirnya pasrah dan berkata, “makasih kak” dengan muka males.

    Keli mencoba memecah kedinginan Lia dengan jokesnya yang aneh,
    “ketemu sama encik-encik yang tadi ngomelin elo Li?” Tanya Keli.
    Lia menahan senyum kecil nya, sambil menunduk melihat HPnya dan berkata “enggak..”
    “mereka mah takut sama gue Li hahahaha.. ” Keli mencoba memecah situasi lagi.
    Lia menjawab ala kadarnya, “Iya..”

    Keli bingung sekali lagi mau ngomong apa karena jawaban singkat Lia. Es kelapa sudah dihidangkan, Lia meminum pelan-pelan tapi gak berhenti sama sekali sampai airnya habis,

    “haaaahhh.. ” Lia ternyata sangat haus. Keli memperhatikan Lia dengan mata bingung, “ini anak, haus apa rakus?”,

    Keli lalu basa-basi lagi,

    “mau lagi?”.
    Lia menjawab “kalo kakak mau bayarin sih aku mau-mau aja hehe..”
    Keli melihat Lia tersenyum lagi sejak kejadian tadi siang, dan berpikir, “oh dia udah ga sedih lagi..”
    “bang satu lagi ya!” kata Keli kepada abang antusias itu.
    “Lia, besok lusa ada hiking ke bogor sama orang tua murid, bilangin papa mamanya ya, kita berangkat sendiri-sendiri ketemuan di sana.” Kata Keli sambil meminum es kelapanya,cuek.
    “Bogor? Kayaknya aku gak ikut kak..” jawab Lia sambil memainkan HPnya.
    “Loh, emang kenapa Li?” Tanya Keli sedikit kaget.
    “gak ada yang anterin kak..” kata Lia masih memainkan HPnya.
    “Loh, besok lusa kan hari minggu, masa orang tua lo kerja Li di hari minggu?” Tanya Keli masih bego.

    Lia gak menjawab pertanyaan Keli, memasukkan HP nya ke kantong dan berdiri.

    “Makasih kak es kelapanya, angkot ku dateng, daahh..” Lia lalu naik angkot dan berlalu.
    Keli masih penasaran, “kenapa Lia gak jawab? Masa iya orang tuanya kerja di hari minggu? Apa orang tuanya sibuk banget kali ya?”

    Dengan rasa penasaran, Keli membayar es kelapa, dan mengendarai motornya pulang ke rumah.

    Hari Sabtu pagi yang cerah, kegiatan belajar mengajar libur, Keli masih berguling-guling di atas kasurnya yang berwarna biru dan bersepreikan klub sepak bola Inggris yang berwarna biru, tiba-tiba HPnya bergetar, “siapa nih?” pikir Keli melihat nomer yang gak di kenalnya.

    Keli mengangkat panggilan itu, “ya, Halo?”
    “Pagi kak, bisa ketemuan?” suara di sebrang menjawab.
    “k..ketemuan? ini siapa? Kok bisa tau nomer saya?” Tanya Keli curiga.
    “Lia kak, mau gantiin kotak makanan yang kemarin retak.. aku tunggu di depan sekolah ya jam 10.. bye.”
    Suara itu ternyata adalah suara Lia, Keli sebetulnya tidak mempermasalahkan kotak makanan itu, “kalo pecah ya tinggal beli lagi, kok repot, kenapa harus diganti?” pikirnya. Keli bergegas bangun dari tempat tidur dan mandi, kali ini dia tidak mengendarai motor, dia mengendarai mobil nganggur di rumahnya, Orang tua Keli memang serba berkecukupan, Papanya adalah seorang kontraktor terkenal, mamanya adalah bagian keuangan PT papanya. Papa dan Mama Keli jarang di rumah, Keli tinggal bersama dengan kakak laki-lakinya dan seorang adik perempuan yang masih ngeselin tapi imut bernama Alin.

    30 menit kemudian, Keli sampai di depan gerbang sekolah dan sengaja tidak turun dari mobil, karena cuaca memang sangat panas di pagi menjelang siang itu. “Udah jam 10 lewat” pikir Keli, “ah sebodo amat, di dalem mobil ber AC ini” pikirnya lagi. Keli menyalakan radio,dan menurunkan senderan jok mobilnya ke belakang, Keli tiduran di kursi layaknya bos. Tiba-tiba, HPnya bergetar,”Panggilan masuk” pikirnya.
    “Ya, Halo” Kata Keli santai.
    “kak, aku udah di depan gerbang, kakak dimana?” ternyata penelepon itu adalah Lia.
    “Oh, kamu ke mobil warna hitam aja di dekat penjual es kelapa kemarin, kakak di sana..”
    KLIK! Telepon dimatikan..
    “dih, belom selesai ngomong udah dimatiin..” Keli ngedumel sendirian.

    Dug Dug Dug! Kaca mobil Keli di ketuk oleh seseorang.

    “Oh Lia ” pikir Keli, Keli membukakan pintu mobilnya, dan mempersilahkan Lia duduk di kursi depan di sampingnya.
    Lia masuk dan duduk, lalu berkata,

    “hahh, adem banget ya pake AC ”
    Keli dengan wajah sedikit bingung bertanya, “emang di rumah lo gak pake AC Li?”
    Lia menjawab santai sambil tersenyum penuh arti, “enggak kak, harus irit! ”
    Keli kemudian tanpa sadar melayangkan pertanyaan bego nya lagi, “Irit?”

    Lia mengangguk sambil mendekatkan wajahnya ke AC. Rambutnya tertiup angin AC dan melambai, Keli terdiam dan berpikir,

    “kok, dia beda ya hari ini?”
    Lia lalu teringat sesuatu, “oh iya kak, ini..” Lia menyodorkan sebuah kotak makan yang diambilnya dari tas.
    “Ini kotak makan ku yang biasa aku pakai, aku belum ada uang untuk ganti kotak makan kakak, kakak boleh ambil ini.” Katanya lagi menimpali.
    “Sebenernya, kamu gak perlu ganti kotak makan itu Li, serius, beneran, gak apa-apa kok..” jawab Keli serius.
    Lia kemudian menatap Keli dengan pandangan kesal, “kak, aku yang bikin kotak makan kakak rusak, aku harus ganti, jadi tolong jangan kakak tolak.” Kata Lia lebih serius lagi.
    Keli ngerasa gak enak, dan akhirnya menjawab,

    “sebenernya, kotak makan itu gue juga yang bikin rusak secara gak langsung.. gara-gara gue ngasih elo sarapan, kotak makan itu pecah. Ya jadi, 50:50, gak ada yang salah juga. hehehe”

    Lia juga ngerasa gak enak, dan tetap memaksa untuk memberikan kotak makan itu. Akhirnya, Keli menerima kotak makan itu juga.

    “kok berat Li? Ada isinya ya?” Tanya Keli kepada Lia yang masih ngadem di depan AC.
    “Ada, buka aja..” jawab Lia singkat.

    Keli membuka kotak makan itu dan melihat isinya,

    ”wah, ini cheesecake?”
    “Iya kak, aku sama mama yang buat semalem, tadinya, aku mau ngasih kakak biskuit kemarin, tapi gara-gara kotak makannya jatuh, ya gajadi.” Jawab Lia masih ngadem.
    Keli mencoba sepotong kue itu, dan ternyata rasanya luar biasa enak!
    “wah Li, enak banget! Asli! Gak bohong! ” Kata Keli sambil memakan cheesecake itu lahap.
    “Wah, bagus deh kakak suka, berarti sekarang kita impas lagi hehehe” jawab Lia sambil tersenyum puas.

    Setelah Keli menelan cheesecake tersebut, Keli melanjutkan pertanyaan kemarin yang gak dijawab Lia,

    “Li, emangnya orang tua lo sibuk banget ya? Sampe gak bisa nganterin lo ke Bogor? Padahal besok hari minggu..” Tanya Kevin penasaran.
    Lia tiba-tiba terdiam, raut mukanya berubah, senyumnya menghilang dari wajahnya, tatapan nya kosong, seperti menahan kesal dan tangis.

    Keli tersadar kalo dia baru aja melontarkan pertanyaan bodoh.

    Bersambung..
     
  5. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,171 / -58
    Anuu, jadi ini boleh dikomen nggak sih atau nggak? Soalnya kan nggak boleh dihina :peace:

    Whatever lah komen aja :peace:

    Prefix dulu deh, kok make cerpen, ini sih orific benar nggak kk high_timehigh_time; ? :iii:

    Trus judul, singles forever? Artinya apa ya :iii: singles :iii: pake s diakhirnya sih :iii:

    Lanjut pembuka :iii: Itu pembuka atau sinopsis :iii: Dan sepertinya masih harus diperbaiki :iii:

    Masuk ke bab itu apa sih maksudnya di bold itu :iii: Nggak guna :iii:

    Penulisannya :keringat: Summon FairyflyFairyfly; aja deh :ngacir:

    Ceritanya sih ya gitu deh, pasaran :keringat: Ya nyimak aja dulu deh :lalala:
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  6. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    :peace:maafkan saya kakaaaaak xD nubi masih culun banget :D,

    -sorry kk kalo salah kategori, soalnya dulu pas SMA itu, cerita ini sempet dimuat di mading jadi cerpen bersambung makanya aku pikir masukin kategori cerpen hehehe dan makasih udah di benerin xD

    -singles forever, "S" di belakang singles itu artinya, "manusia dengan status single" nya ada banyak, nantinya, cerita ini bakalan di ceritain ga dari sudut pandang si Keli aja, tapi dari sudut pandang temen-temennya juga yang berstatus "single" makanya nubi pake S di belakangnya hehehe

    -mengenai pembuka, iya kk sorry, maksudku itu sinopsis hehe.. nanti aku ganti

    -maksud dari bold itu gini kak, aku takutnya ada pembaca yang bingung dengan alur cerita ku, makanya aku tambahin kayak keterangan tambahan yang nunjukkin keadaan saat itu..gitu hehe

    -penulisannya berantakan ya? maaf deh kak, aku soalnya masih baru-baru ngepost, kalo di word ku, rapih semua hehe, aku coba benerin nanti hehe..

    -komentar kakak sama kayak guru BI ku dulu, ceritanya katanya kayak FTV, tapi emang kayak gitu kak pas jaman SMA ku dulu, kalo kena skors 1 jam pelajaran, semua larinya ke taman hehe duduk-duduk sambil sarapan (kalo gak ketahuan :p)

    anw terima kasih kak atas masukkannya, maafin nubi kalo banyak salah penulisan, soalnya masih bener-bener kurang pengalaman hehe.:peace:
     
  7. noprirf M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2014
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +427 / -0
    Komen :lalala:

    Cerita yang menarik , walau I merasa tulisan kurang, it's still good :top: Kata2 gampang sekali dimengerti

    Kalau romance sih kerasa masih kurang.

    Guru b. Inggrisnya lucu :smile4: Oh, jadi situ masuknya pagi ya jam 06.45 masih dibilang telat.
     
  8. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    wahh makasih gan! :D ditunggu yah bab 4 nya :) masih dalem proses editing dari tulisan RAW jaman SMA hehehe, iya gan ane dulu masuk jam 06.30 hehe telat dikit kena skorsing langsung xD
     
  9. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 4

    Sabtu Siang​

    Siang itu panas, Keli bertemu dengan Lia untuk mendapatkan ganti kotak makanannya, Keli menanyakan kepada Lia alasan dia tidak ikut ke bogor besok untuk hiking bersama murid-murid baru lainnya dan orang tua mereka..mendengar pertanyaan Keli, ekspresi Lia menjadi sebuah ekspresi yang sangat miris namun keras, Keli merasakan ada yang salah dalam ucapannya barusan,
    Keli lalu memecah situasi gak enak itu,

    “sorry Li, lo gak perlu jawab pertanyaan gue tadi, gak apa-apa kok kalo lo gak bisa dateng.. Lagian besok Cuma formalitas juga gak usah dateng….”
    “kakak pernah ngerasain gimana rasanya hidup di bawah tekanan? Harusnya enggak sih, hidup kakak udah terlalu nyaman, semua kebutuhan terpenuhi, gak perlu capek, dan santai banget. Coba aja orang tuaku kayak orang tua kakak, mungkin aku sekarang juga jadi kayak kakak, yang bisa pergi kemana-kemana naik mobil, gak perlu panas-panasan naik angkot atau sepeda, gak perlu capek untuk tidur malem.. ” Lia secara sadar berkata perlahan.
    “….. ” Keli terdiam.
    “Aku pengen, sehari aja,.. gak usah sehari, 2 jam aja, aku bisa istirahat tanpa perlu kuatir sama kehidupan aku.. rasanya berat kak, berat banget… papa sama mama udah cerai.. “ mata Lia berkaca-kaca.
    “…..” Keli masih terdiam sambil memandangi rambut Lia yang hari itu diikat ke belakang, Keli bisa melihat Lia kepanasan dari bajunya yang basah di bagian leher..
    “papa? Hmpph.. laki-laki ********.. dia Cuma taunya mabuk, judi, minta uang sama mama, gak pernah mau kerja.. makan tidur kayak sampah.. orang kayak gitu gak pantes aku sebut papa..” perkataan Keli semakin kasar ketika membicarakan papanya..
    “Aku.. aku.. aku mau menjadi seseorang yang bisa dibanggain sama mama dan adik-adik aku.. aku gak mau keluarga aku hancur karena papa.. semenjak mama sama papa cerai, mama kerja banting tulang memenuhi pesanan catering, sekarang mama sakit, siapa yang bisa ngurus keluarga kalo bukan aku? Hiks..” Lia meneteskan air mata, kepalanya menunduk, Keli bisa melihat air mata jatuh dari mata Lia yang menurutnya biasa-biasa saja.
    Keli menggerakkan tangannya, dan menepuk pundak Lia, memberikan pukpuk untuk Lia supaya bersabar. Mereka berdua baru kenal beberapa hari, dan saat ini Lia sedang menceritakan masalah keluarganya kepada Keli yang tidak dikenalnya secara baik.

    “Maaf kak, aku gak seharusnya cerita soal ini ke kakak, maaf kak, anggep aja aku gak ngomong apa-apa, terserah kakak kalo mau ceritain ini ke temen-temen kakak, aku gak peduli.. aku udah masa bodo sama perkataan orang..” Lia memberikan pernyataan yang sangat kuat dan membuat Keli berpikir kalo gak ada gunanya juga dia cerita sama orang lain.
    “Li, rumah kamu dimana? Yuk kakak anterin pulang, jadi kamu bisa hemat ongkos dan gak perlu panas-panasan..” kata Keli dengan maksud baik.
    “kakak gak perlu kasihan sama aku, aku udah biasa panas-panasan kok.. aku pulang dulu kak..”Lia hendak turun dari mobil,
    namun Keli menekan tombol automatic doorlock di mobilnya, dan berkata, “duh siang bolong, enak kali ya minum air es, di rumah kamu ada air es kan Li?”
    “a..ada kak..” Lia menjawab dengan bingung.
    “oke, kalo gitu kakak mampir deh ke rumah kamu, boleh kan?” Tanya Keli serius.
    “tapi kak.. rumahku aneh, kakak jangan masuk deh, aku malu kak..” jawab Lia lagi.
    “ah, yang penting mah minum air esnya.. haus gini.. masa bodo mau rumah jelek atau gimana..” jawab Keli sambil menjalankan mobilnya.
    “Jadi, dari sini lewat mana nih?” Tanya Keli ke Lia yang masih berkaca-kaca.
    “Lurus aja kak, nanti ada portal belok ke kiri..” jawab Lia dengan suara yang masih sedikit lirih.

    Mobil Keli berjalan sesuai dengan petunjuk yang diberikan Lia, dan akhirnya sampai di sebuah rumah yang biasa saja, sederhana, kecil, dan ada sebuah taman kecil di depan rumahnya. Di depan rumahnya berdiri pagar berwarna putih yang sedikit berkarat, dan ada sebuah sepeda yang biasa digunakan oleh mbak-mbak ke pasar. Lia turun dari mobil, Keli juga.

    “kakak mau masuk? Jangan deh kak.. aku malu,rumah ku berantakan.. jangan yah?” Lia sedikit malu-malu dengan kondisi rumahnya.
    Tapi Keli malah membuka pagar dan masuk duluan tanpa permisi lalu menuju kursi kayu yang ada di depan pintu masuk rumah. “gue boleh duduk di sini kan?” Tanya Keli cuek sambil senyum-senyum.
    “ahh, aduuuh.. ya udah tunggu di luar aja ya kak, jangan masuk, rumah ku berantakan… ” jawab Lia sambil membuka pintu rumahnya.
    Keli duduk sebentar, kemudian ia berjalan menuju taman kecil yang ada di depannya, “keren juga, di rumah kecil begini bisa ada tanaman Bungan mawar.. ” Keli mencoba memegang tangkai bunga mawar tersebut. Sial baginya, duri mawar menusuk ujung jarinya, dan berdarah.
    “duh.. berdarah segala.. ” Keli lalu menghisap darah yang ada di ujung jarinya.
    Tidak lama kemudian, Lia datang membawa segelas air dingin. “kakak lagi ngapain?” tanyanya seraya menyodorkan gelas. Keli menerima gelas tersebut dengan tangannya yang satu lagi.
    “mogoze (makasih)” Keli mengucapkan makasih sambil masih mengemut jarinya yang berdarah.
    Lia tertawa, “hahahahah, kakak aneh ih suaranya, ngapain deh ngomong sambil ngemut jari?” Tanya Lia tanpa tahu kalo jarinya Keli berdarah.
    “yeee.. orang berdarah malah dibilang aneh..” Keli melepas hisapan jarinya dan menunjukkan ke Lia.
    “sorry, aku gak tau kak, bentar aku ambilin hansaplast..” Lia minta maaf ala kadarnya dan berjalan masuk ke dalam lagi.
    Lia mengambil Hansaplast, Keli menghisap jarinya yang berdarah.
    Keli duduk lagi di kursi kayu. Lia datang lagi tak lama kemudian membawa hansaplast bergambar gajah.
    “cuci dulu jarinya di sana kak..” Lia menunjuk sebuah keran air dekat taman.
    Keli bergerak ke keran itu dan membasuh jarinya yang berdarah.
    “duh, perih bener..” Kata Keli mengeluh.
    Lia cuma geleng-geleng sambil berpikir “manja banget ini orang..”

    Keli kembali duduk di kursi kayu setelah membasuh jarinya. Lia duduk di kursi kayu sampingnya yang hanya dibatasi oleh meja kecil. Lia menarik tangan Keli. Dan memasangkan hansaplast. Keli meminum air es yang dibawakan oleh Lia. Keli melirik Lia yang serius memasangkan hansaplast dengan rapi sambil meminum air es nya. “baik juga ya anak ini.. padahal baru kenal beberapa hari, tapi udah serasa kenal lama..”

    Lia melirik ke atas dan melihat Keli bengong sambil menatapnya, sifat isengnya muncul lagi, ditekannya jari Keli yang berdarah,
    “ADUH!! Oi sakit!” Keli berteriak kesakitan.
    “Bengongin apa hayo kak ?” Tanya Lia.
    Wajah Keli memerah dan berkata “ enggak kok, gak apa-apa, lagi kepikiran sesuatu aja..” Keli malu-malu.
    “kakak udah punya pacar?” Tanya Lia tiba-tiba.
    “pacar? gue gak pernah pacaran Li” jawab Keli serius.
    “ah bohong, kakak kan kece, lucu, dan kaya, masa gak ada cewek yang suka?” Tanya Lia lagi sambil tertawa iseng.
    “Serius kok, temen-temen banyak yang bilang sih kalo ada adik kelas yang naksir, tapi gue gak mau ah.. bukan tipe gue.. hehe” Keli menjawab dengan gengsi.
    “Emang tipe kakak kayak gimana kak?” Tanya Lia sambil mengangkat kakinya dan memeluk lutut.
    “Tipe? Hmm.. yang pasti mandiri, bisa ngertiin gue, dan mau nerima apa adanya” jawab Keli serius.
    “hahahahahahaha.. nerima apa adanya? Emangnya kakak orang susah?” Lia tertawa keras banget.
    “Seharusnya aku kak yang bilang gitu.. ” Lia melanjutkan.
    “Aku gak tau apa nanti aku bisa ketemu orang yang bisa ngertiin aku.. yang nerima aku apa adanya.. yang bisa ngertiin kalo aku sibuk ngurusin keluargaku dan gak ngerepotin..”
    Lia tersenyum sambil memeluk lututnya. Pandangannya kosong seperti berkhayal, “Semenjak papa sama mama cerai, aku paling males kalo kenalan sama cowok, aku pikir semua cowok tuh sama, kayak papa semua, gak tau diri..”
    “Aku belum kenal kakak secara jelas, tapi aku pikir kakak ga kayak papa..hehehe ” Lia mengarahkan wajahnya melihat Keli, dan Keli cuma bisa senyum-senyum.
    “Kalo gue kayak papa lo gimana Li? ” Tanya Keli ke Lia.
    “Ya kalo kakak kayak papa, aku gak mau kenal sama kakak lah.. simple kan?” jawab Lia sambil tersenyum.
    Keli mesem-mesem sendiri. “hehehe.. ”

    Cuaca makin panas, Keli dan Lia terduduk di kursi kayu di depan rumah Lia, Lia tersenyum, Keli senyum-senyum.

    “Tapi, aku pikir kakak pasti cowok yang bertanggung jawab, kayak waktu aku pingsan aja kakak langsung gendong aku ke UKS, dan karena kakak tau diri, kakak ngerasa bersalah karena udah buat aku pingsan terus bikinin aku sarapan, walaupun keju rasanya aneh.. ueekk ” Kata Lia sambil menirukan gaya ibu-ibu hamil mual.
    “hahahaha bisa aja ah lo.. ” Keli tertawa lepas.. Baru pertama kali seumur hidup, dia mendengar pujian dari seorang cewek selain neneknya yang biasa berkata “duh, cucu nenek paling ganteng.. kasep pisan euy! ”
    Tiba-tiba adiknya Lia keluar dari balik pintu, dan berkata “kakak lagi ngobrol sama siapa?”, Lia menyambut adiknya, menarik tangannya dan menggendongnya untuk duduk di pangkuan nya.
    “Luna, kenalin, ini kak Keli.. ” Lia menarik tangan adiknya dan mengarahkan ke Keli.
    Keli menyambut tangan anak kecil itu sambil berkata basa-basi, “Luna kelas berapa?”
    Luna menjawab malu-malu, “kelas 2 SD kak.. ”

    Lia kemudian membisikkan sesuatu kepada Luna, lalu Luna dan Lia masuk ke dalam. Keli bingung dengan kepergian kedua cewek itu.

    Tak lama kemudian, Lia keluar lagi dan mengajak Keli masuk ke dalam, “kak, ayo masuk, kita makan siang, mama sama Luna udah nunggu..”
    “M..makan siang? ” Tanya Keli bingung. Lia mengangguk.
    Keli masuk ke dalam rumah Lia, “enggak gede, sedikit berantakan, banyak sterofoam dan peralatan masak serta kompor kecil yang tergeletak di lantai.” Pikir Keli.
    Keli sampai di meja makan, Lia duduk bersama mamanya dan Luna. “Ma, ini kak Keli yang nolongin Lia waktu itu pas Lia pingsan.. Dia yang gendong Lia ke UKS”
    Mamanya Lia kemudian berkata, “terimakasih ya nak, maaf ya ngerepotin, Lia pasti berat ya? Makannya banyak banget.. maaf ya nak..”
    “Oh, gak apa-apa tante, lagian salah saya juga Lia bisa pingsan.. maaf nih tante” jawab Keli gak enak.
    “hahahaha, gak apa-apa, biarin aja Lia pingsan, pasti dia bikin hal-hal aneh lagi..dia emang suka aneh-aneh” mamanya Lia tertawa lepas.
    “mamaaaa.. ”Lia melirik mamanya dan menunduk malu.
    “Ayo nak, duduk, makan dulu.. tante gak masak ini semua.. ini Lia yang masak loh tadi pagi.. ayo dimakan ala kadarnya..” mamanya Lia mengambilkan sepiring nasi yang masih hangat dan memberikannya kepada Keli.

    Keli menerimanya, lalu Luna mengambilkan sepotong lauk yang tersedia di atas meja makan itu,

    “kakak cobain ini deh, ini kesukaan Luna, enak loh hehe” Kata Luna sambil memberikan lauk itu kepada Keli.
    Keli mencoba sepotong daging yang diberikan Luna kepadanya, dan diluar dugaan, rasanya sungguh enak. “Enak loh! ” Keli mengacungkan jempolnya.
    Lia kemudian menjawab “ah si kakak mah, lebay.. masakan mama lebih enak.. ini mah gak seberapa..”
    “Serius Li, ini enak!” Keli kemudian mengambil sepotong lagi dan mencaplok nya sekaligus.

    Siang itu, matahari sangat terik, Keli,Lia dan keluarganya makan siang bersama.

    maaf kalo terlambat seminggu, soalnya minggu kemarin newbie bener-bener sibuk banget ngurusin kerjaan hehe.. enjoy! :D
     
    Last edited: Aug 23, 2014
  10. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 5 - Izin

    Izin​

    Setelah menyantap makan siang bersama dengan keluarga Lia, Keli terduduk di sofa di ruang tamu bersama dengan Luna dan mamanya, Lia membereskan peralatan makan yang digunakan untuk makan siang barusan. Keli dan mamanya Lia mengobrol sebentar,

    “Kamu kenal Lia sudah lama nak?” Tanya mamanya Lia kepada Keli.
    “Oh, enggak tante, saya baru kenal Lia beberapa hari, saya ketua kelompok MOSnya Lia.. hehe” jawab Keli jujur.
    “Oh begitu, tante titip Lia ya di sekolah, dia emang suka iseng, tapi dia anaknya baik kok” Mamanya Lia promosi. Luna mengangguk tanda setuju.
    “Iya tante tenang aja, kalo saya bisa bantu pasti saya bantu kok..”, jawab Keli sambil mesem-mesem..
    “ oh iya tante,gini, besok hari minggu kan ada acara hiking ke bogor, semua orang tua murid baru dan anaknya seharusnya ikut, tapi saya tau tante gak mungkin pergi ninggalin kerjaan tante, dan Lia gak mungkin bisa ninggalin tante, jadi mungkin, tante bisa mempertimbangkan untuk libur dulu sehari besok supaya tante dan Lia bisa ikut…” Keli menyambung lagi.
    “Aduh nak, bukannya tante gak mau, tapi kan kamu tau sendiri kalo tante sedang sakit-sakitan, tante kena diabetes nak, gak bisa jalan jauh.. Tapi, kalo emang besok acara itu penting untuk diikuti, Lia harus pergi..” jawab Mamanya Lia.
    “Enggak ma, aku gak mau pergi.. Kalo kita gak terima pesanan seharian, kita gak dapet uang ma..” Tiba-tiba Lia dateng sambil membawakan segelas air putih dan beberapa jenis obat.
    “obatnya diminum dulu ma..” Lia memberikan mamanya 2 tablet.

    Setelah mamanya Lia meminum obat tersebut,

    “Lia, kamu besok harus ikut.. besok kita libur sehari.. mama mau istirahat,sekalian mama mau ajak Luna ke supermarket buat belanja untuk hari senin..”
    “Tapi ma, orang tua murid harus ikut juga..” kata Lia masih ngeles.
    “Nak Keli, tante bisa kan percayain Lia sama kamu sehari aja?” tiba-tiba mamanya Lia meminta tolong Keli.
    “E..Eh? bisa sih tante..” Jawab Keli tergagap.
    “Tuh Li, kakak kelas kamu udah bilang oke.. mama juga udah bilang oke, sekarang tergantung kamu.. kamu mau atau engga?” Tanya Mamanya Lia ke Lia.
    “Yaudah deh ma, kalo mama udah setuju.. Aku gak mau ngelawan mama.. takut karma hmpph..” Lia meniup nafas dari hidungnya tanda kesal.
    Setelah pembicaraan singkat itu, Keli pamit, Lia mengantar Keli sampai di depan pagar dimana Keli memarkir mobilnya.
    “Li, besok berangkat sama gue aja.. pagi-pagi gue jemput..” kata Keli dari dalam mobil ke Lia yang hendak menutup pagar dan masuk ke dalam rumah.
    “Duh, jadi gak enak kak, gak usah deh, aku bareng temenku aja..” jawab Lia singkat.
    “Yee, nyokap lo kan udah percayain lo sama gue.. besok pagi ya! Jam 6! Gue tunggu di depan sini..” Selesai Keli berkata, ia langsung menjalankan mobilnya.

    Lia gak sempet ngebales pernyataan Keli yang terakhir, soalnya Keli udah jalan duluan. Lia segera masuk ke dalam rumah, dan menemukan mamanya serta Luna lagi membereskan kompor dan peralatan masak yang tergeletak di lantai.

    “Sini ma aku bantuin..” kata Lia ke mamanya.
    “Heh, gak usah, sana, kamu packing dulu, apa aja yang mau kamu bawa?” Mamanya Lia mendorong Lia masuk ke kamarnya.
    “nanti mama bantuin kamu packing abis mama beresin ini..” Mamanya Lia lalu melengos ke kembali membereskan barang-barang yang berantakan tersebut.

    Lia cuma nurut sama mamanya aja dan masuk ke kamar, mengeluarkan tas ransel kecil berwarna pink. Lia memasukkan beberapa helai pakaian, dan beberapa obat P3K, seperti paracetamol, betadine, dan beberapa Hanseplast. Singkat cerita, keesokan paginya, pukul 05.00, Keli sudah siap-siap di kamarnya, dan menggumam sambil mengecek tas ranselnya.

    “handuk 2, baju ganti 2, celana pendek 1, celana panjang 1, Jaket 1, Botol minum 3, makanan..hmm roti keju? Si Lia gak doyan ya..”pikir Keli dalam hati..
    “ MBAAAAAAAK!! Bikinin roti coklat strawberry dong!!” Keli berteriak kepada pembantu rumahnya seraya berjalan ke arah garasi rumahnya.

    Sebuah mobil sedan berwarna silver terparkir di garasi rumahnya yang lumayan besar.
    Lalu Keli memanaskan mobilnya. Tiba-tiba Alin, adiknya Keli muncul dan ngecie-cie in Keli.

    “pagi-pagi banget sih lu kak, acara jam 10, jam 5 udah berangkat.. mau jemput cewek ya? Ciee..” kata Alin dengan muka kusut dan sikat gigi masih di mulut.
    “bawel lu kutu..” Keli mengangkat sepatu dan hendak melemparkan ke Alin.
    “Bweeekk..” Alin menjulurkan lidahnya dan lari ke kamar mandi.
    “Duh, ini anak.. ngeselin abis! ” Keli kesal dan masuk ke dalam mobilnya.

    Pagi itu masih dingin, dan matahari belum tampak sepenuhnya.

    Keli lalu mulai menjalankan mobilnya dan menuju ke rumah Lia, di perjalanan, Keli menelepon Lia,
    TUUT…TUUT….TUUT…..TUUUT…Klik!

    “Halo, Li, gue udah jalan nih ke rumah lo.. udah siap-siap?” Tanya Keli ke Lia.
    “hmm?... hmm?... udah……” Lia sepertinya masih tertidur. Keli Cuma tersenyum.
    “jangan-jangan dia masih tidur.. gimana nih?” Tanya Keli kepada setir mobilnya masih sambil senyum-senyum.
    Keli sampe di depan rumah Lia, dan mengetukkan gembok yang mengunci pagar… Teng Teng Teng… Luna muncul sambil memeluk sebuah boneka gajah berwarna pink.
    “Kak Keli!! Ayo masuk kak.. kak Lia tadi udah siap-siap, tapi bobo lagi.. kayaknya dia gak bobo semaleman! ” kata Luna ke Keli sambil membuka kan pagar dan menarik Keli masuk.

    Keli hendak duduk di sofa menunggu, lalu dia melihat ada sebuah gitar di dekat sofa yang luput dari penglihatannya kemarin.
    “Isengin Lia kayaknya seru deh.. hehehe”, pikir Keli dalam hati seraya mengambil gitar itu.

    Lalu dia mencoba memetik senar gitar tersebut, “wah, masih bagus..” pikirnya lagi.

    Keli kemudian bertanya pada Luna yang sedang menonton kartun pagi, “Luna, kamar Lia yang mana ya?”.
    “yang itu nak..” tiba-tiba, mamanya Lia dan Luna muncul dari dapur sambil membawa segelas teh manis hangat dan sepotong kue.
    “kerjain aja nak Keli, dia kalo tidur susah bangun nya..” Mamanya Lia setuju dengan pikiran Keli.
    “Boleh tante? ” Tanya Keli lagi memastikan.
    “iya, gak apa-apa.. ayo, kalian kan harus berangkat pagi biar gak kena macet..” Mamanya Lia memberikan persetujuan sekali lagi.
    Keli bergerak menuju kamar Lia. Gitar sudah siap dipetiknya,
    “lagu apa ya?” pikir Keli….
    “Sunrise,sunrise, looks like morning in your eyes..” Keli memetik gitar itu, lalu tiba-tiba, ada sebuah bantal melayang mengenai kepalanya.

    Lia melemparkan bantal kepada Keli.

    “Duh.. masih gamau bangun juga..1..2..3.. LOVE LOVE LOVE, EVERYBODY CLAP CLAP CLAP, IWANT YOU BACK TO ME!!” Keli memainkan sebuah lagu rock dari CN.Blue.

    Lia terbangun kaget, dan menutup mukanya.

    “aaahhh kakak!!...” Lia ngedumel manja.
    “Lebay amat aaahh!! Kelewatan!! Kelewatan!!” Lia makin manja.

    Keli melemparkan bantal yang tadi melayang dilempar Lia ke pemilik aslinya, Liani Sugianto.

    “Sadar lu ah.. manja amat..” Kata Keli cuek.

    Keli melengos keluar kamar Lia. Lia mencuci mukanya. Keli menuju ke sofa di ruang tamu Lia dan menyantap sarapan yang dibawakan mamanya Lia barusan. Mamanya Lia menemani Luna yang masih menonton kartun pagi. Setelah Lia siap, Keli pun berpamitan sama mamanya Lia.

    “Hati-hati di jalan nak! Menyetir hati-hati.. Lia! Jangan iseng!” kata mamanya Lia saat Keli dan Lia hendak menuju mobil.
    “Iya tante.. kami pergi dulu.. hehe” jawab Keli santai. Lia gak ngejawab,hanya mengangguk, dari perilakunya, mencerminkan sekali bahwa Lia adalah seorang siswa yang ga cukup tidur.
    Mobil bergerak menuju jalan tol Jagorawi. Sial bagi Keli dan Lia, jalan macet banget. Mereka terjebak macet.
    “Alah.. macet gini.. yee ini anak, bisa-bisa nya tidur..temenin ngobrol kek..” Kata Keli sambil menatap wajah Lia yang sangat tenang.

    Jelas aja tenang, dia kan tidur. Hehe..
    Keli stress, Lia tertidur pulas di mobil.
     
  11. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    BAB 6 - Sakit di Dada

    Sakit di Dada​


    Lia masih tertidur di samping Keli yang masih nyetir dengan stress, karena macet, pergerakkan mobilnya hanyalah setengah meter setiap beberapa menit.

    “Ini anak, enak amat tidur.. acara jam 10, sekarang udah jam 8.. telat sih ini mah..duh!!” Keli menundukkan kepalanya ke setir. Lalu Keli merasa bosan dan mengambil sebuah CD lagu.
    “Top 10 love songs all time.. ah, sebodo lah, daripada gak ada lagu lagi..” pikir Keli singkat.

    Lalu Keli mulai menyalakan tape nya dan memutar CD yang diambilnya barusan.Sebuah lagu tentang cinta berkumandang di dalam mobil Keli. More than words, by Extreme. Keli tetap masih merasa bosan. Timbul pikiran isengnya buat ngerjain Lia yang masih tidur dengan sukses. Keli kemudian mengambil minyak angin yang ada di dalam laci mobilnya, dan mengoleskan nya ke bagian atas mulut Lia yang masih tertidur juga, gak tahu hal buruk yang akan menimpa nya.

    1 detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, 5 detik….. “Buset, masih gak berasa apa?” pikir Keli dalam hati. Ronde ke 2 pun dimulai. Keli menggelitik dagu Lia. GAK BANGUN. “Ini anak, bener-bener pules banget apa ya?” pikir Keli lagi. Ronde 3, “kalo ini gak bangun juga, gue nyerah!” pikir Keli lagi frustasi.

    Diambilnya selembar tissue, kemudian dia menggelitik hidung Lia dengan tissue itu.

    “Hatchiiim!! ” Lia bersin dan terbangun. Kali ini Sukses.
    Keli tertawa puas banget. “HAHAHAHAHAHAHA..”

    Lia tersadar dari bobo cantiknya.

    “kak, sumpah, kakak gak bisa liat orang istirahat.. aku capek banget kak,semalem gak bisa tidur.. malah dibangunin..aduuuuh.. pusing deh ini kepala..” Lia marah-marah.
    “hahahahahahha, Cuma bercanda Li.. abisnya lo pules banget tidurnya..” Keli masih ketawa lepas.
    “Duh, kenapa nih kok pedes-pedes dingin.. ahhh, pasti minyak angin.. aduh gak enak banget..” Lia makin kesel.
    “hahahahahaha.. tadi gue juga kelitikin dagu lo.. tapi lo gak bangun.. hebat deh..” Keli memuji Lia dengan kata “HEBAT” tanpa makna berarti.

    Lia memasang muka bête.

    “Tau gitu aku tidur aja di rumah kak.. kepala ku pusing ini.. gara-gara kebangun mendadak..” Lia memegang kepalanya.
    Keli ngerasa gak enak, “Sorry Li, elo laper gak? Gue bawa roti lapis tuh.. gak ada kejunya kok.. tenang aja hehe” Keli berkata cuek sambil baik-baikin Lia.
    “Ah yang bener kak?” Lia tersenyum sumringah.
    “makan aja seneng ckckck.. temenin gue ngobrol lah..” kata Keli ngedumel pelan.

    Lia pura-pura gak denger. Lia mengambil kotak makan yang ada di jok belakang, lalu membuka kotak makan itu.

    “wah.. strawberry sama coklat.. aku makan ya kak!” kata Lia sambil senyum.

    Lia memakan roti itu satu gigit, lalu menyodorkan ke mulut Keli,

    “aaa..” Lia menyuruh Keli untuk membuka mulutnya. “Enggak ah Li, gue udah makan tadi..” jawab Keli gengsi.
    “udah kak, mangap aja..” jawab Lia lagi memaksa.
    “aaa..” Keli mangap, lalu Lia malah memakan roti itu sendiri.

    Keli reflek ngejitak Lia. Tuk!!

    “aww!! Sakit kak! Tega banget sih maen jitak sama cewek!” jawab Lia kesel.
    “Lagian ngisengin orang..” jawab Keli cuek.
    “kan kakak duluan!!” kata Lia protes.
    “…. Oke oke.. sorry..” Keli ngerasa fair setelah sama-sama diisengin dan ngisengin.
    Tiba-tiba Lia menunduk, lalu berkata pelan, “sebenernya gak apa-apa sih kak..udah lama banget gak bercanda sama cowok..”
    “Lama? Berapa lama? ” Tanya Keli ke Lia serius.
    “2 tahun mungkin.. sejak papa cerai sama mama, aku jarang ngobrol sama cowok, muak..” kata Lia sambil mengernyitkan dahi.
    “udah.. gak usah cerita, entar lo sedih..” jawab Keli gak tertarik.
    “iya kak, maaf hehehe” kata Lia cengengesan.
    “btw Li, bisa gak, gak usah ngomong pake aku atau kakak.. formal amat deh.. anggep temen sendiri aja..” kata Keli serius.
    “hmm.. oke.. Keliiiii ” Lia sok-sok imut.
    “jangan sok imut deh.. mau dijitak?” Tanya Keli malu-malu waktu Lia manggil namanya dengan imut.

    Saat itu jam udah menunjukkan pukul 8 lebih 15 menit. Keli masih terjebak di jalan tol yang saat itu macet banget, maklum hari minggu, banyak keluarga yang berencana pergi jalan-jalan ke puncak atau bogor untuk bertamasya. Keli stress dengan kondisi macet itu. Dia mengeluarkan sebungkus barang gak sehat, ‘Rokok’. Keli lalu membuka jendelanya, dan mengambil sebatang rokok. Ketika hendak menyulut rokok tersebut, Lia dengan sigap menarik rokok tersebut lalu melemparkannya ke luar jendela mobil. Keli sontak kaget, dan bengong.

    “Kenapa sih cowok mesti ngerokok? Mau keliatan keren?” Tanya Lia dengan nada sedikit kesal.
    “Err..gue…. iya sorry sorry.. gue ga akan ngerokok di depan lo lagi” Kata Keli ga enak.
    “dan jangan ngerokok juga kalo gak ada gue..” kata Lia lagi.
    “iye iye.. ” kata Keli cuek.
    “Sok care amat deh ini anak.. rese.. tapi.. gapapa deh hehehe” pikir Keli dalam hati. Tanpa sadar, Keli senyum-senyum sendiri.
    “Kenapa lu kak senyum-senyum? Gila?” Tanya Lia bercanda.
    “yeee, elo tuh yang gila.. dikerjain pas tidur aja gak bangun-bangun. Ckckckck.. cewe-cewe jaman sekarang doyan tidur ya..kebooo” Keli bales Lia dengan bercanda juga.
    “ih.. ngeselin banget deh lo kak..” Lia memukul lengan Keli.
    “yee.. mukul-mukul.. sini gue jitak..” Keli mau ngejitak Lia, tapi Lia menahan tangan Keli dengan sigap.
    “Hahahahahaha makanya jangan suka ngeledekin orang! hahaha” Lia masih menahan tangan Keli sekuat tenaga.

    Tapi karena Lia adalah seorang cewek, dan Keli masih nafsu buat ngejitak dia,Lia gak kuat nahan tangan Keli,dan lepas lah tangan Keli tapi ternyata tangan Keli gak mengarah ke kepala Lia, malahan ngarah ke jendela di samping Lia. Tangan Keli yang tadinya terkepal kini membuka dan menapak di jendela. Wajah Keli dan Lia berhadapan deket banget. Keli dan Lia terdiam. Keli menatap mata Lia, dalam. Lia Cuma terdiam, gak bisa ngapa-ngapain, Lia menggenggam kotak makan berisi roti lapis dengan erat,matanya diarahkan ke atas menghindari kontak mata dengan seorang cowok yang selama beberapa hari ini selalu bersama dengan dia. Keli mendekatkan wajahnya ke wajah Lia, hendak menciumnya. Suasana dalam mobil hening, hanya terdengar suara lantunan lagu ‘LOVE’ nya Nat King Cole yang dibawakan oleh seorang penyanyi wanita.

    Tiba-tiba ada suara klakson mobil yang keras banget dari arah belakang disusul teriakan,

    “woi bego! Jalan lah.. depan kosong tuh!”.

    Keli kaget dan buru-buru duduk rapi di kursi pengemudi, lalu menjalankan mobilnya.

    “Sorry Li, kebawa suasana” kata Keli malu-malu.
    “He eh gapapa.. ” kata Lia singkat dan memalingkan wajahnya ke kiri.
    Jalanan mulai lancar dan kini mobil Keli bergerak dengan bebas menuju ke Bogor. Keli sampai di Bogor sekitar pukul 11, terlambat. Anggota kelompoknya udah nunggu.

    “Turun di sini aja dulu Li, gue cari parkiran..” Kata Keli masih awkward.

    Lia Cuma diem aja, sambil membuka pintu mobil, lalu bergerak dengan cepat keluar mobil. Tidak sadar, HPnya tertinggal di dalam mobil Keli. Tidak lama kemudian, Keli mendapatkan tempat parkir dan memarkir mobilnya dengan sukses. Ketika dia mau turun, Keli mengecek segala perlengkapan yang akan dibawanya. Lalu dia melihat ada sebuah HP, berwarna putih.

    “HPnya si Lia.. ketinggalan..” Keli mengambil HP tersebut, dan akan turun dari mobil, tapi dia mengurungkan niatnya.
    “Liat-liat ah hehehe..” Keli lalu membuka Lock HP itu dan melihat ada sebuah foto, Lia dengan seorang cowok. Lumayan ganteng, memeluk Lia dari belakang.
    “Oh, ini toh cowoknya yang dulu..” pikir Keli. Tapi, Keli merasakan sedikit sakit di dadanya. Jealous.

    Keli mengurungkan niatnya untuk melihat lebih jauh. Lalu ia keluar mobil membawa barang-barangnya dan HP nya Lia.

    Keli masih merasa sedikit kesal. Sekali lagi, Jealous, tapi dia gak menyadari perasaan itu.

    sorry para pembaca, minggu kemarin nubi kembali disibukkan dengan kerjaan.. ini bab 6 nya.. enjoy :D
     
  12. winular Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 21, 2014
    Messages:
    159
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +5 / -0
    Saya sebagai kakak kamu, akan mendukungmu adik. Jangan pernah menyerah, kakak yakin kamu bisa jadi penulis handal nantinya. Tapi, persaingan di dunia penulis cerita sangat berat. Bertahanlah sampai 10 tahun ya.
     
  13. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    hahahaha makasih kak! :)
     
  14. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 7 - Unforgettable Moment

    Unforgettable moment

    Keli berlari menyusul para anggota kelompoknya yang sudah lama menunggu di pintu gerbang. Keli lalu segera meminta maaf kepada anggota kelompoknya karena terlambat.

    “Maafin kakak ya telat, macet banget soalnya.. sori sori.. semua udah pada ngumpul?” Tanya Keli gak enak.
    “Udah kak, sebagian malah udah naik duluan sama kelompok lain.” Kata salah seorang murid baru itu.

    Keli diliatin sama orang tua murid baru dan para guru yang menunggu kepulangan anak-anaknya dari acara hiking tersebut. Lalu Keli mulai mengabsen beberapa anggota kelompoknya yang ada saat itu. Para anggota kelompok yang ada saat itu mulai kesal dengan Keli, dan meninggalkan Keli setelah namanya diabsen. Tinggal lah Lia dan Keli yang celingak celinguk karena ditinggalin yang lain.

    “Yuk.. ” Kata Keli ke Lia. Lia Cuma mengangguk aja dan mengikuti Keli dari belakang.
    “Lo tau jalan kak? ” Tanya Lia ke Keli.

    Keli ngerasa diremehkan,

    “tau lah.. gue kan pernah ke sini.. ya kali gue gak tau arah..” kata Keli sok.

    Lia percaya aja sama Keli, dan mereka berdua menyusul anak-anak yang lain. Tapi baru sampe di gerbang pendakian, Keli berbalik badan dan berkata pada Lia,

    “balik aja yuk.. udah telat juga..” kata Keli dengan muka males. Lia kaget dan memasang muka “WHAT?”

    “males ah, entar sampe atas pasti kita di ceng-cengin.. cabut yuk!” Keli menarik tangan Lia dan menggiringnya ke mobil.
    “Trus mau kemana kak?” Tanya Lia bingung.
    “Naek aja.. ke tempat asik deh pokoknya.” Jawab Keli cuek.

    Lia mengikuti Keli masuk ke dalam mobil. Keli mengendarai mobilnya keluar dari area pendakian dan menuju ke jalan tol lagi. Puncak. Keli membawa Lia ke puncak.

    “Kalo diomelin gimana kak? Salah lo ya.. ” Lia bertanya was-was.
    “Iya, tenang aja.. acara luar sekolah ini.. gak akan ada yang protes..” jawab Keli santai sambil memakai kacamata hitam, sok cool.

    Lia Cuma duduk diam. Keli focus menyetir mobil. Sekitar 2 jam kemudian, Keli memarkir mobilnya di depan sebuah rumah besar. “Sali Family Villa” ada sebuah papan terpasang di depan pintu rumah itu. Tiba-tiba dari dalam rumah keluar lah seorang bapak-bapak tua.

    “Oh dek Keli.. kok dateng gak bilang-bilang.. kan saya bisa bersih-bersih dulu..” kata bapak itu sambil menyambut Keli dengan ramah.
    “ah pak mar, ngapain bersih-bersih.. tenang aja lah, orang kita Cuma mau main doang..” kata Keli santai sambil tersenyum.
    “oh iya pak, bisa bikinin kita makan siang? Ini uangnya.. ”Keli mengeluarkan 2 lembar uang seratus ribu.
    “Oh iya dek, bisa.. bisa.. nanti saya bikinin makan siang nya.. istirahat dulu aja dek di dalam..” kata bapak itu.

    Lia Cuma bisa terbengong-bengong. Vila itu besar, ada sebuah saung di samping villa itu, di bawah saung itu ada sebuah kolam besar, banyak ikan-ikan yang hidup dengan damainya. Di sekitar kolam itu rumput hijau bertebaran, dan ada beberapa pohon besar yang rindang, sinar matahari masih bisa masuk melalui celah-celah ranting pohon. Bapak itu pergi meninggalkan Keli dan Lia. Keli melepas kacamata hitamnya, dan berkata,

    “Ah, udah lama banget gak kesini.. seger banget kan di sini?” Tanya Keli ke Lia yang masih liat kiri dan kanan.Keli memandang langit, matahari gak terlalu cerah, dan udara dingin banget. Keli menghirup udara segar. “Coba aja di Jakarta udaranya kayak gini..” kata Keli ngomong sendiri.
    “Ini villa keluarga lo kak?” Tanya Lia sambil senyum.
    “Keluarga gue? Ini villa dari bokap gue buat gue.. hehe keren kan?” Keli ketawa kecil.
    “serius lo? Jadi ini villa lo?” Tanya Lia serius.
    Keli mengangguk pasti. “yuk masuk..” kata Keli sambil menarik tangan Lia. Lia nurut aja, tanpa ngomong apa-apa sambil masih celingak-celinguk.

    Di dalam Villa, semua fasilitas lengkap banget, TV, kamar tidur, kamar mandi, meja billiard, bar kecil berisi minuman keras koleksi papanya Keli. Keli langsung menuju ke bar kecil tersebut, Lia duduk di sofa.

    “lo gak pernah minum ginian ya Li?” Tanya Keli sambil mengangkat sebuah botol minuman keras berisi cairan bening.
    Lia menggeleng dan berkata , “jus jeruk dong kak, satu..” Lia bercanda.
    “yeee.. emangnya gue bartender..” kata Keli kesel.
    “pokoknya, gue gak mau minuman kayak gitu kak.. gak sehat.. awas aja lo sampe mabok kak, gue benci cowok pemabuk..” kata Lia serius.
    “ya enggak lah, gue tau batas gue.. glek” kata Keli sambil menuang minuman itu ke gelas kecil dan meminumnya.
    “wuahhh.. gile.. ini surga Li!” kata Keli memejamkan matanya.
    “surga apanya? Minuman kayak gitu.. Cuma ngerusak orang aja..” jawab Lia mendengar pernyataan Keli jutek.

    Keli tiba-tiba teringat perkataan Lia di mobil siang kemarin. Keli buru-buru berjalan ke arah kulkas dan mengecek buah-buahan yang ada di sana. Keli lalu mengambil 2 buah jeruk dan mengupasnya, lalu mulai memblender isi buah jeruk tersebut. Kemudian Keli menuang jus jeruk yang dibuatnya dan membawanya ke Lia yang terduduk di sofa dengan muka kesal.

    “ini non, jus jeruknya.. hehe” Keli ketawa kecil.

    Lia Cuma diem aja lalu mengambil jus jeruk itu.

    “gue pikir elo gak suka gitu-gituan kak.. rokok.. minuman keras.. semua cowok sama ternyata.. muak!” Lia berkata ketus.
    “...di keluarga gue, minuman kayak gitu mah wajar-wajar aja, nyokap gue minum, sampe adek gue yang cewe juga minum kok.. soalnya..” Keli terdiam lalu memberikan alasan.
    “gak usah cerita kak..” Lia makin jutek dan meminum jus jeruknya.
    “sori.. gue gak maksud apa-apa kok..” kata Keli ngerasa gak enak.

    Lia Cuma diem aja. Lalu Pak Mar muncul dari pintu masuk,

    “wiih, dek Keli sekarang udah gede ya, udah punya pacar hehehe”
    “p…pacar?!” Keli kaget dengan kata-kata Pak Mar.
    Lia lalu berkata, “dia bukan pacar saya pak..” jutek.
    “iya pak.. bukan..” kata Keli lagi.
    “gue mandi dulu.. ” kata Keli ngerasa gak enak dan awkward.

    Lia diem aja, dan Keli berlalu ke kamar mandi.

    Pak Mar mengoceh lagi, “duh, di dek Keli, sama aja kayak bapaknya.. dateng-dateng langsung minum..” Pak mar membereskan gelas dan mengembalikan botol minuman itu ke lemari bar.
    “Adek siapa namanya?” Tanya pak Mar ke Lia.
    “Liani pak, saya bukan pacarnya Keli kok.. hehe” Lia menjawab dengan malu-malu gara-gara pernyataan pak Mar sebelumnya.
    “Oh gitu ya dek.. saya pikir adek pacarnya dek Keli.. abisnya, selama ini Keli selalu bawa temen cowoknya doang.. si Hudo, Edo dan yang satu lagi yang item itu..” kata Pak Mar serius.
    “Oooh.. ”Lia memberikan ooh tanpa makna.
    “Dek Keli baik tau.. Dek Lia sudah kenal sama Keli berapa lama?” Tanya Pak Mar.
    “baru seminggu pak, saya anggota kelompok nya dia..” kata Lia.
    “Oh baru seminggu? Kok udah kayak kenal lama ya dek sama dek Keli?” Tanya Pak Mar.
    “Iya pak, saya banyak nyusahin dia, itu yang bikin saya ketemu terus sama dia, dan akhirnya ya kita temenan..” kata Lia memberikan alasan.
    “Oh gitu ya dek..” kata Pak Mar sok-sok mengerti.

    Tiba-tiba di luar hujan deras turun. Siang itu makin dingin, Lia kedinginan. Keli keluar dari kamar mandi, memakai sebuah sweater. Lalu Keli berkata pada Lia,

    “lo gak mau mandi Li? Ada air panas tuh..” kata Keli basa-basi.
    “boleh deh.. elo ada sweater lebih? Pinjem boleh kak?” Tanya Lia.
    “Ada.. sini..” Keli mengajak Lia ke sebuah kamar. Banyak banget pernak-pernik cewek di kamar itu.
    “Ini kamar adek gue, si Alin.. elo cek aja baju mana yang lo mau pake.. dia juga gak pernah ke sini lagi.. ambil aja..” kata Keli mulai merasa santai.

    Lia membuka lemari, dan berkata “wahh.. bagus-bagus semua.. wah sweater ini lucu banget..” kata Lia sambil mengambil sebuah sweater berwarna pink. Lia lalu mengambil handuk dan pergi menuju ke kamar mandi.
    Keli kembali duduk di kursi bar kecil itu, Pak Mar memasak, Lia Mandi.

    “Cantik ya dek?” Tanya pak Mar ke Keli.
    “siapa? Lia? ah biasa aja..” jawab Keli gengsi.
    “ah si adek.. kalo suka mah bilang aja..” kata Pak Mar ngeledekin Keli.
    “yee, orang baru kenal semingguan pak..” jawab Keli lagi.
    “ah, saya nikah sama istri saya aja dijodohin Cuma 2 hari..” kata Pak Mar sambil memotong sayuran menyiapkan makan siang.
    “2 hari….Ini hujan berhenti kapan ya..” Tanya Keli mengalihkan pembicaraan.
    “gak tau dek, beberapa hari yang lalu juga hujan jam seginian.. berentinya besok pagi.. air kolam sampe hampir meluap.. ribet saya ngurusin nya dek.. ckck” kata Pak Mar sambil mencemplungkan sayuran tersebut ke dalam sebuah panci.
    “duh.. cuaca di puncak lagi ga bener ya pak?” Keli melemparkan pertanyaan tanpa arti.
    “Iya dek.. saran aja sih dek, lebih baik menginap.. bentar lagi sore.. jalan keluar biasanya ditutup.. soalnya takut ada longsor..” kata Pak Mar memberikan saran menarik.
    “nginep? Duh.. gimana ya.. ” Keli bingung. Hujan makin deras. Udara semakin dingin.

    Keli bergerak menuju lemari bar kecil tersebut, ketika hendak mengambil minuman keras yang terpajang di lemari itu, Keli ngerasa gak enak sama Lia. Keli menggelengkan kepalanya, trus beralih menuju ke lemari lainnya. Keli membuka lemari itu dan mengambil sebuah kotak berisi teh celup. Keli kemudian mengambil 2 buah cangkir, dan menyeduh teh celup itu. Tidak lama kemudian Lia keluar dari kamar mandi dan mengenakan sweater berwarna pink. Lia masih mengeringkan rambutnya. Keli tertegun sejenak, bengong, ngeliat Lia ngeringin rambutnya dengan feminim banget. Lia melihat Keli bengong dengan mata tertuju padanya, lalu berkata,

    “Liat apa lu kak? Rambut gue aneh ya? Duh..” Lia buru-buru menunduk dan berbalik badan.

    Keli kemudian berjalan mendekati Lia,

    “cantik kok.. serius..” kata Keli serius.

    Lia Cuma terdiam. Suasana jadi awkward. Lalu Lia berkata sambil bercanda, mencoba menghilangkan suasa awkward itu,

    “Lo suka sama gue kak? ” Tanya Lia.

    Keli kaget mendengar pertanyaan Lia, lalu berkata,

    “e..eh.. lo gila?” Keli lalu berjalan menuju bar kecil itu lagi.
    “Sini Li, gue bikinin teh manis..” kata Keli menahan malu karena ke gap Lia barusan.

    Lia berjalan menuju ke bar kecil itu dan duduk di samping Keli,

    “wihh, lo baik amat kak hehehe” kata Lia berterima kasih kosong.
    “Iya lah.. hehehehe” Keli bangga.
    “Jangan-jangan ini dikasih obat tidur ye kak?” kata Lia curiga dengan maksud bercanda.
    “obat tidur? Yeeee.. enggak lah.. ngapain juga..” kata Keli kesel.
    “becanda kak..becanda.. serius amat sih..ckckckck” Kata Lia protes. Lia lalu meminum sedih teh itu.

    Gak lama kemudian, Pak Mar datang dan membawakan makan siang untuk mereka.

    “Dek, hujan nya deras banget, mendingan malem ini nginep di sini dulu aja, besok pagi-pagi sekali baru ke Jakarta. Takutnya ada tanah longsor lagi kayak beberapa hari yang lalu..” kata Pak Mar memberi saran.
    “Saya masih mikirin pak..” kata Keli menjawab pak Mar.
    “Gimana Li? Elo boleh nginep?” Tanya Keli ke Lia.
    “Gue gak tau kak, mesti bilang mama dulu.. gak enak takut ditungguin..” kata Lia santai sambil mengaduk-ngaduk tehnya dengan sendok kecil.
    “Telepon aja Li..” kata Keli memberikan HPnya ke Lia.
    “gak usah kak, gue ada pulsa kok.. ” kata Lia sambil mengeluarkan HPnya dan menelepon mamanya.
    “Ma, aku kayaknya hari ini gak bisa pulang.. hujan deras banget.. Iya.. iya.. di villa keluarganya kak Keli.. enggak lah.. aku kan anak baik ma, mana mungkin ngerepotin..” Lia mengucapkan kalimat terakhir itu sambil melirik ngeselin ke arah Keli.

    Keli Cuma diem doang, Lia menutup telepon nya setelah menyelesaikan izin nya ke mamanya.

    “boleh Li? ” Tanya Keli ke Lia.
    “boleh kak, asal jangan macem-macem aja kata mama.. macem-macem gimana juga.. kan ada Pak Mar yang bisa mukulin kakak kalo kakak coba ngapa-ngapain.. hehehe.. iya gak pak?” Tanya Lia ke Pak Mar mencoba mengambil dukungan.
    “eh.. iya dek.. bener.. hehehe” kata Pak Mar ngerasa menang.

    Keli Cuma geleng-geleng kepala. Mereka berdua, Keli dan Lia makan siang bersama. Makan siang pertama mereka berdua. Hujan Deras siang itu membuat cuaca jadi dingin banget. Sebuah sweater membuat mereka tetap hangat di dalam sebuah Villa besar. Pak Mar nonton TV, Keli dan Lia menyelesaikan makan siang mereka. Keli lalu pergi menuju ke sebuah kamar dan tertidur. Lia melihat-lihat keliling dalam Villa. Lia terhenti di sebuah sudut, ada sebuah lemari besar di sana, dan terpampang sebuah foto, Keli dan seorang cewek berpegangan tangan.

    “cantik.. 26-08-11 unforgettable moment.. tanggal jadian? Hmm..”

    Lia kemudian berjalan lagi dan sampai di sebuah sofa di dalam ruang TV, Lia merebahkan badannya di atas sofa itu, lalu memejamkan matanya.

    Keli tertidur, Lia tertidur, Siang itu sangat dingin.
     
  15. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 8 - Nyanyian Malam Itu

    Nyanyian Malam Itu​

    Saat itu jam 6 sore, hujan masih turun dengan derasnya, Keli terbangun dari tidurnya, dan melihat jam dinding yang tergantung di atas pintu kamarnya,

    “cepet banget udah jam enam sore.. hoaaahhmm.. ” Keli meregangkan tangannya ke atas dan mengangguk-ngangguk beberapa kali meregangkan otot lehernya.

    Lalu Keli keluar kamar dan melihat Lia tertidur di sofa. Keli kembali ke kamarnya dan mengambil selimut, Keli lalu menghampiri Lia yang masih tertidur pulas, Keli membentangkan selimut itu dan meletakkannya di atas tubuh Lia yang berlapiskan sweater berwarna pink. Keli lalu menuju ke bar kecil dan membuat secangkir teh hangat. Keli duduk di sofa yang terletak berseberangan dengan sofa yang ditiduri Lia. Dia meminum sedikit teh yang dibuatnya dan menyalakan TV. Keli mengganti-ganti channel dan akhirnya berhenti di satu channel yang menampilkan acara musik, Keli menonton acara itu.

    “wah, bagus nih, konsernya Jason Mraz.. ” kata Keli sambil tersenyum.

    Was it you who spoke the words that things would happen but not to me
    Oh things are gonna happen naturally
    Oh taking your advice I'm looking on the bright side
    And balancing the whole thing
    But often times those words get tangled up in lines
    And the bright lights turn to night
    Until the dawn it brings
    Another day to sing about the magic that was you and me


    “Cause you and I both looooved..” Keli mulai menyanyi mengikuti lirik yang tertera pada layar TV.
    “suara kakak bagus juga..” kata Lia tiba-tiba.

    Keli kaget karena dia gak tau kalo Lia udah terbangun.

    “Oh.. udah bangun Li? Sorry, suara gue bangunin elo ya? Sorry-sorry.. tidur di kamar aja gih..” kata Keli ke Lia ngerasa gak enak.
    “gausah kak, gue udah kebanyakan tidur, entar malem malah gak bisa tidur.. oh iya kak, gue ngeliat gazebo di taman depan tadi.. gue pengen coba ke sana dong, ayok temenin kak..” kata Lia membalas.

    Keli cuma mengangguk dan bangkit dari duduknya lalu berjalan, Lia mengikuti Keli dari belakang,

    “oh iya, bentar, gue ambil gitar dulu.. ” Kata Keli setengah berlari ke kamarnya. Beberapa menit kemudian, Keli datang membawa sebuah gitar.
    “yuk Li..” kata Keli ke Lia, Lia mengangguk dan mengikuti Keli.

    Keli dan Lia membuka pintu villa, hujan deras, Keli mengambil sebuah payung,

    “Ayo Li buruan.. rumputnya basah, hati-hati kepeleset..” Kata Keli ke Lia.

    Lia mengangguk, dan mereka berdua berjalan bersama menuju ke gazebo.Cuaca dingin malam itu membuat mereka berdua menggigil. Keli dan Lia telah sampai di gazebo itu dan duduk di atas lantai kayu gazebo tersebut.

    “Lo bisa main gitar kak?” Tanya Lia ke Keli membuka pembicaraan.
    “ Bisa.. nih liat.. ” Keli mulai memainkan gitarnya, dan menyanyikan sebuah lagu dari Jason mraz yang berjudul ‘ I’m Yours ’.

    Lia menikmati lantunan lagu yang dinyanyikan Keli.

    “Gue suka banget lagu ini kak.. “ kata Lia sambil tersenyum menunduk, lalu menatap Keli.
    “baguslah kalo elo suka Li hehe..” kata Keli tersenyum.
    “gue kira elo bakalan nimpuk sandal ke gue hehehe..” kata Keli melanjutkan.
    “Pengennya sih gitu kak.. soalnya.. ” Lia gak bisa melanjutkan.
    “soalnya kenapa? ” Tanya Keli penasaran.
    “itu lagu yang sering di nyanyiin mantan gue dulu kak..” kata Lia tiba-tiba tersenyum murung.
    “Oh gitu.. emang putus kenapa Li? ” Tanya Keli ke Lia.
    “Dia.. pergi gitu aja kak, ga ada kabar, dia tetangga aku dulu, tapi pindah rumah gatau kemana kak..” kata Lia.
    “Oh gitu.. ngeselin juga ya..pindah gak bilang-bilang..” kata Keli dengan nada sok-sok murung.
    “gue masih suka keinget dia kak, kadang kalo keinget dia, gue sakit hati kak.. gue kenal dia dari kecil, pas udah dewasa, dia nembak gue, dan sekarang pergi gitu aja..terus..terus..” Lia melanjutkan ceritanya, tangannya mengepal keras, matanya mulai basah.
    “Udah Li, stop.. gausah dilanjutin..” kata Keli melihat tangan Lia.

    Keli kemudian memainkan gitarnya lagi. Menyanyikan sebuah lagu dari MYMP, ‘tell me where it hurts’.

    Why is that sad look in your eyes? Why are you crying?
    Tell me now, tell me now, Tell me, why you’re feelin’ this way
    I hate to see you so down, oh baby
    Is it your heart oh, that’s breakin’ all in pieces?
    Makin’ you cry, makin’ you feel blue
    Is there anything that I can do?
    Why don’t you tell me where it hurts now, baby
    And I’ll do my best to make it better
    Yes, I’ll do my best to make the tears all go away
    Just tell me where it hurts, now, tell me
    And I love you with a love so tender
    Oh and if you let me stay, I’ll love all of the hurt away


    Lia tersenyum mendengar nyanyian Keli, “makasih kak.. elo baik banget sama gue.. padahal kita baru kenal..” Kata Lia pelan.
    “Ha?? Ga kedengeran.. ngomong apa sih?” Keli ngeledekin Lia.
    “makasih kak.. ” kata Lia lagi sedikit lebih keras.
    “ga kedengeraaaaan..” kata Keli lagi masih ngeledekin Lia.
    “MAKASIH KAAAAAAKK!! ” Lia berteriak.
    “hahahahaha.. sama-sama Lia..” Keli tertawa lepas, lalu tersenyum.

    Mereka melanjutkan obrolan ngalor ngidul mereka, Malam semakin larut, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, Hujan mulai reda, hanya gerimis yang tersisa.

    “Laper gak Li? ” Tanya Keli ke Lia.
    “lumayan kak.. makan yuk.. pak Mar dimana ya?” Tanya Lia.
    “kayaknya udah balik Li..” kata Keli menerawang ke atap gazebo.
    “balik? Kita berdua doang di villa?” Tanya Lia sedikit takut.
    “yeee, negative thinking mulu lo ah.. gue anak baik..ga akan macem-macem.. santai aja kali..” Kata Keli sambil ngedorong pundak Lia.
    “Siapa yang negative thinking? Si kakak yang mikir macem-macem.. ada-ada aja.. ” Lia berdiri dan meninggalkan Keli.
    “yee.. tungguin Li..oi! ” Keli mengambil gitarnya dan berlari menuju Villa.

    Di dapur, Lia membuka kulkas dan melihat-lihat belanjaan yang tadi siang di beli oleh pak Mar. Kemudian Lia mengenakan celemek yang ada tergantung di samping kulkas, dan mulai memasak. Keli duduk di bar kecil yang terletak di dekat dapur dan meletakkan gitar di sampingnya. Selang setengah jam kemudian, makanan telah siap. Lia melepas celemeknya dan membawa makanan ke meja bar kecil tersebut.

    “wiihh.. kayaknya enak.. ” kata Keli langsung berniat mencomot sepotong daging.
    “heh! ” Lia memukul tangan Keli.
    “bareng-bareng makannya! ” kata Lia kesal.
    “Iya iya.. buset.. kejam amat.. orang mau nyobain..” kata Keli kesal juga.

    Makanan sudah siap, nasi hangat telah dihidangkan, mereka berdua menyantap makan malam itu. Berdua. Sepanjang makan malam itu, Keli terus ngeledekin Lia, dan Lia juga membalas tak kalah kejamnya dengan Keli.Makan malam yang menyenangkan dan mengenyangkan.

    “Makasih ya Li udah repot-repot masak.. hehe.. enak kok Li hehe” kata Keli senyum-senyum.

    Lia berjalan menuju ke dapur lagi dan mulai mencuci perabotan dan piring yang digunakan, lalu Keli berteriak,

    “ Cieee calon istri yang baik nih yeee.. abis masak, makan, terus nyuci perabotan..hehehe”.
    Lia meniup poni rambutnya dan berbalik badan, lalu berteriak ketus, “berisik!”.

    Keli kaget. Lia marah-marah, tapi malu.

    Malam semakin larut, Keli duduk di bar kecil meminum teh hangat, Lia telah selesai mencuci perabotan, dan duduk di sebelah Keli, minum teh juga.Keli membuka pembicaraan,

    “nyokap lo gak marah kan Li? ” Tanya Keli.
    “Engga, nyokap gue percaya sama gue.. gue udah dewasa juga.. ” kata Lia santai.
    “dewasa? Pfft.. dewasa dari mana? Umur aja 15 tahun.. hahahaha ” Keli tertawa lepas.
    “yee ngeselin banget nih anak.. ” Lia menjitak Keli.
    “hahahahahaha.. ” jitakan Lia ga menghentikan tawa Keli.
    “btw Li, sorry nih, tadi siang, HP lo kan ketinggalan di mobil gue, gue ga sengaja ngeliat foto wallpaper HP lo..” kata Keli ga enak.
    “oh kakak ngeliat? Berarti kakak udah ngeliat cowok berengsek yang ninggalin gue?” Tanya Lia.
    “kenapa deh, elo katanya kesel sama dia, tapi fotonya masih aja lo simpen Li ?” tanya Keli.
    “Gimana ya kak.. gue belom bisa ngelupain dia..gue ngerasa dia tuh kayak seseorang yang ngisi di sini..” kata Lia menunjuk dada nya.
    “oh..” Keli mengeluarkan kata oh kosong.
    “Move on lah Li..” kata Keli gampang banget.
    “ga gampang kak buat seorang cewek untuk move on..” kata Lia menopang dagu nya dengan tangannya di atas meja.
    “oh.. kenapa? ” Tanya Keli penasaran.
    “banyak alasannya kak.. dan itu gue gak bisa cerita kak..” kata Lia menunduk.
    “oh gitu..” Keli mengambil gitarnya, dan mulai bernyanyi.
    “Ini lagu yang gue suka banget..” kata Keli ”.. gue nyanyiin buat elo nih.. ” kata Keli melanjutkan.

    Lia mendengarkan nyanyian Keli dengan serius, dan mencerna arti dari liriknya.

    -Secret-
    The most prettiest thing in the world, it’s a secret, secret, secret
    The most treasurable thing in the life, it’s a love, love, love.
    It’s the first time I saw you
    When I started to fall in love with you
    When the rain is hard
    When the cloud is grey
    The most prettiest thing in the world, it’s a secret, secret, secret
    The most treasurable thing in the life, it’s a love, love, love.
    It’s the last time I saw you
    When I started to felt sad to sent you
    When the sky is bright
    When the sun is shine
    You said you gonna be back, but you lied
    You said you gonna be there, when I need you the most
    Now I know, I was left in a silence
    Left here without you
    When the sky is dark
    When the moon is out
    When will we love each other again?
    The secret that I kept for the rest of my life…


    Lia menitikkan air mata, dan menangis terisak setelah mendengar lagu itu. Keli lalu meletakkan gitarnya, berdiri di belakang Lia.

    “Lia.. gue..” Keli memeluk Lia dari belakang.
    Lia terisak, dan air matanya terus mengalir. Ketika Keli memeluknya dari belakang, tangisannya berhenti, dia sangat kaget karena Keli memeluknya dari belakang.

    Keli memeluk Lia erat, Lia terdiam,matanya berkaca-kaca, air mata masih mengalir sedikit di wajahnya.
     
  16. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 9 - Embun

    Embun​

    Keli masih memeluk Lia dari belakang, dagunya di letakkan di atas pundak kanan Lia. Keli ingin mengatakan sesuatu, tapi dia merasakan bahwa dirinya gak pantas untuk mengatakan hal itu. Keli hanya terdiam setelah mencoba beberapa saat memberanikan diri. Pengecut. Tangisan Lia berhenti, dan dia gak bisa melakukan apa-apa.
    “Lia.. gue.. mau ngajak elo ngelihat matahari terbit besok subuh.. ada bukit di belakang villa..” kata Keli membisikkan ke telinga Lia.
    Keli kemudian melepaskan pelukan nya dan mengambil gitarnya. Lalu ia berkata,

    “Jam 4 pagi.. gue bangunin lo..” kata Keli tersenyum.
    “…. ” Lia hanya terdiam tidak menjawab Keli.

    Keli kemudia bergegas menuju ke kamar. Sesampainya di pintu kamar, Keli berkata lagi,

    “Jangan tidur di sofa.. di sini dingin.. tidur di kamar Adek gue aja..” kata Keli setengah berteriak.

    Lia masih terdiam. Mencoba mencerna maksud dari pelukan Keli barusan.

    “Gak mungkin dia suka sama gue, gak mungkin dia bisa suka sama seorang cewek yang baru dikenalnya seminggu..”

    Lia lalu berjalan lunglai menuju ke kamar yang dikatakan oleh Keli barusan. Lia merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk. Pikirannya melayang, apa yang harus dia lakukan kalo Keli menyatakan perasaan nya besok? Apakah dia akan menolak? Pasti, tapi harus bilang apa? Gimana kalo Keli sakit hati? Gimana kalo dia menerima Keli, seorang cowok yang baru aja dikenalnya seminggu, Lia belum mengetahui sifat asli Keli, begitu juga sebaliknya, Lia belum mengetahui apakah Keli seorang playboy? Dia berkata bahwa dia belum pernah pacaran,tapi Lia melihat sebuah foto dimana Keli bersama seorang cewek,berpegangan tangan. Lia takut apabila dia salah memilih jawaban. Lia menarik selimut. Dingin. Gerimis. Lia terlelap.

    Waktu menunjukkan pukul empat pagi, ketika Lia merasakan ada sesuatu yang menindih badan nya, Lia membuka matanya, dan melihat sebuah jaket tebal. Lia melihat ke samping nya, ada Keli.

    “Bangun Li.. ayo liat sunrise.. pake aja itu jaket.. diluar dingin.” Kata Keli singkat seraya meninggalkan kamar.
    “Iya..” jawab Lia singkat. Lia berdiri dari posisi tidurnya, mengenakan jaket itu dan bergegas menuju ke pintu masuk villa.

    Keli menunggunya di dalam mobil. Lia masuk ke dalam mobil itu, dan bertanya,

    “Liat sunrise dimana kak?” Tanya nya ke Keli yang sibuk memainkan HPnya.
    “di bukit belakang.. rada jauh kalo jalan kaki, makanya naik mobil aja..” jawab Keli singkat.

    Keli lalu mulai menjalankan mobilnya. Selang 10 menit kemudian, Lia dan Keli sampai di sebuah bukit lapang, ada beberapa orang di sana, anak-anak muda yang kasmaran. Sebuah pemandangan dimana seorang cowok memeluk pundak kekasihnya dan terduduk di atas motor. Langit masih gelap. Hanya lampu minyak yang tergantung di sebuah sudut warung yang ada di sana sebagai penerangan satu-satunya. Keli dan Lia masih terduduk di dalam mobil.

    “Udah sampe Li.. belom pernah kan liat sunrise? Ini tempat favorit gue juga.. kemaren sebenernya gue mau ngajak lo liat sunset kemarin sore.. tapi berhubung hujan, jadinya batal, dan karena kebetulan kita nginep di villa, jadi ga ada salahnya kita liat sunrise..” kata Keli menjelaskan.
    “ … ” Lia cuma terdiam.

    Keli merasakan, bahwa situasi awkward terjadi gara-gara kejadian tadi malam.

    “Li, elo gak marah kan?” Tanya Keli lagi.
    “marah kenapa? ” Tanya Lia bingung.
    “gue meluk elo.. sorry.. gue..” kata-kata Keli terputus.
    “….” Lia terdiam lagi.
    “I’m just.. trying to comfort you.. nothing with bad intention! Really! ” Keli menjelaskan dalam bahasa inggris yang aneh.

    Lia merasa lega banget setelah mendengar pernyataan Keli, Lia segera membuang semua pikiran aneh yang dipikirkannya, dan berkata

    “thanks banget kak.. hehe” kata Lia tertawa lega.
    “Oh.. gue kira elo marah Li..fiuhh” Keli merasa lega juga mendengar tawa Lia.

    Selang beberapa menit kemudian, langit mulai berwarna oranye di ufuk. Keli menunjuk kea rah ufuk langit.

    “Liat Li.. matahari terbit.. ” Keli meletakkan dagunya di atas tangannya yang tersandar pada setir mobil.
    “Indah banget kak..” kata Lia menyambung.

    Matahari terbit dengan indahnya, sebuah pemandangan yang jarang ditemui di sebuah kota besar seperti Jakarta.Suasana sunyi, Keli tersenyum, Lia menyandarkan kepalanya ke sandaran jok mobil.

    “Gue mau Tanya kak..” Kata Lia memecah kesunyian.
    “Tanya apaan? ” jawab Keli cuek, matanya masih memandang ufuk langit yang semakin lama semakin berwarna.
    “Gue ngeliat ada foto di villa, elo sama cewek.. siapa kak itu?” Tanya Lia.
    “…” Keli terdiam.
    “…” Lia terdiam menunggu jawaban Keli.
    “Gak usah diceritain kak..” kata Lia lagi.
    “Namanya Angel, Angeline Wijayanti, dia.. temen kecil gue.. kita berdua, dari kecil selalu bareng, kemana-kemana selalu bareng..dia selalu masakin gue makanan kalo gue dateng ke rumahnya.. rumah kita deket..” kata Keli menghela napas, lalu menatap mata Lia.
    “Oh gitu.. sampe sekarang kak? ” Tanya Lia lagi.
    “Engga Li.. semua berubah, waktu dia tiba-tiba bilang, kalo dia suka gue..” kata Keli lagi.
    “Cieeeee.. ” kata Lia meledek.
    “yeee..serius.. gue gak bohong.. ” kata Keli melanjutkan.
    “siapa yang bilang elo bohong kak? ckckck” kata Lia meledek lagi.

    Pandangan mata Keli ke Lia semakin dalam. Tatapan serius. Lia menyadari keseriusan Keli, dan melepas senyumnya,

    “Sorry kak, lanjutin aja..” kata Lia gak enak.
    “oke..Jadi, gue bilang ke dia, kalo gue Cuma nganggep dia sahabat.. gak bisa lebih..” kata Keli melanjutkan.
    “Kok lo kejam kak?” Tanya Lia protes.
    “Elo gak ngerti Li perasaan gue.. setelah gue bilang gitu, dia minta foto bareng, di sini..” kata Keli menunjuk ke bawah.
    “Oooh..” Lia memberikan kata-kata Oh tanpa makna.
    “Abis itu, besoknya, dia pergi dari Villa gak bilang-bilang.. Dia Cuma ninggalin kertas..” kata Keli masih melanjutkan.
    “… ” Lia terdiam.
    “Isinya,ngejelasin kalo dia bakalan pergi ngelanjutin studinya ke luar, dan dia berharap gue nahan dia.. Sehari sebelumnya, dia emang cerita ke gue, kalo dia gak mau pergi ke luar negeri.. Dia bilang dia gak mau kehilangan sahabatnya..” kata Keli sambil menahan air matanya.
    “Dan akhirnya, sampe sekarang, gue lost contact sama dia..” Manly tears , menetes di pipi Keli.

    Lia menunduk. Dia berpikir, bahwa kejadian yang dialaminya mirip dengan kejadian yang dialami oleh Keli. Keli masih menopang dagunya dengan tangannya. Suasana sunyi lagi.

    “Sorry kak, gue ga berniat bikin kakak sedih..” kata Lia menyesal.
    “Setiap gue ngeliat sunrise, dan gue ngeliat embun di kaca mobil, gue pasti bakalan mikirin dia.. apa kabarnya dia? Gimana dia di sana? Dia di sana dapet temen sebaik gue gak? Dia sehat atau lagi sakit?” kata Keli melanjutkan ceritanya.
    “Dari segala macem hal yang ada di bukit ini, kenapa harus embun di kaca mobil kak? ” Tanya Lia mencoba bercanda.
    “Yah.. Kenapa ya? Gue juga gak tau.. Gue ngerasa, kalo gak ada orang lain yang bisa ngertiin gue selain dia, dan sebaliknya.. ” Keli menjawab pertanyaan Lia.
    “Dan apa hubungannya sama embun?” Tanya Lia lagi.
    “Embun datang dan pergi.. datang ketika matahari terbit, dan pergi ketika matahari meninggi.. dan gak akan balik lagi sebelum matahari terbit lagi.. Sama kayak dia, dia dateng dan kenal sama gue ketika gue masih kecil, ketika gue beranjak dewasa, dia pergi gitu aja ketika dia bilang dia suka sama gue.. gue suka sama dia, sebagai sahabat, gak lebih.. gue gak mau kehilangan dia gara-gara satu hal bodoh.. ” Keli menjelaskan jawabannya.
    “Dan sekarang elo kehilangan dia kak..” jawab Lia singkat.
    “Ya.. gue kehilangan dia.. tapi di sini.. gue tetap menganggap dia sebagai sahabat terbaik gue.. sahabat yang bisa memberikan gue kenyamanan ketika gue baru aja ngalamin hal-hal berat..” Kata Keli lagi.
    “Gue harap dia bakalan balik suatu saat nanti kak.. sebagai sahabat elo, atau pasangan elo.. dan gue berharap elo mau nerima dia kak.. elo udah kehilangan dia sekali, jangan sampe dua kali..” kata Lia tersenyum. Keli tersenyum juga.

    Matahari telah terbit sepenuhnya, tak terasa obrolan mereka telah berlangsung selama satu setengah jam. Jam menunjukkan pukul 05.45, tiba-tiba Keli memegang tangan Lia. Lia tertegun, semua pikiran anehnya kembali lagi. Tapi dia gak berusaha menarik lepas tangannya. Keli menatap mata Lia. Dan berkata,

    “Dingin ya?” Tanya Keli polos.

    Lia tertawa lega lagi, Keli juga tertawa. Ternyata hanya sebuah candaan garing. Tapi entah mengapa, untuk mereka, candaan itu terdengar sangat lucu. Keli lalu menyalakan mobilnya lagi dan menjalankan nya menuju ke villa. Sesampainya di Villa, Keli mandi terlebih dahulu. Lia berjalan menuju ke lemari di sudut ruangan, dimana foto itu terletak. Lia melihat foto itu, dan tersenyum. Lalu bergumam,

    “gue harap, kalian bisa sama-sama lagi.. doa orang tertindas selalu di denger.. gue orang tertindas.. semoga aja terkabul.. hehe” Lia tertawa kecil.

    Setelah mereka berdua mandi dan membereskan barang-barang mereka, Pak Mar datang membawakan sarapan, selesai menyantap sarapan, mereka berdua naik mobil menuju ke Jakarta. Akhir dari minggu masa orientasi siswa. Keli dan Lia bolos satu hari, dan esoknya mereka berdua bertemu di sekolah, tidak sebagai seorang ketua kelompok dan anggota kelompok, tapi sebagai teman. Mereka berdua lebih banyak menghabiskan waktu bersama, ketika berangkat sekolah, Keli selalu datang lebih pagi dan menunggu Lia di gerbang sekolah, untuk sekedar memberikan kotak makan berisi roti coklat. Mereka berdua semakin sering terlihat bersama di sekolah, ketika Keli menjalani pelatihan untuk ujian akhir, Lia akan menunggu untuk pulang bersama, layaknya Tom dan Jerry, argument tak luput dari mereka, tak jarang mereka berargumen mengenai hal-hal kecil, seperti membayar makan siang, atau membayar es kelapa. Status Lia di sekolah jadi naik, tidak ada kakak kelas yang berani mengganggunya, karena mereka akan berurusan dengan Keli, yang notabene, lumayan terpandang. Di hari Sabtu dan Minggu, Keli akan datang berkunjung ke rumah Lia, baik untuk membantu Lia mengerjakan PR, atau bermain dengan Luna, bahkan mengantarkan pesanan katering. Hubungan mereka semakin dekat. Ketika mamanya Lia pergi mengunjungi saudaranya di luar kota, Keli menginap di rumah Lia untuk membantu menjaga rumah Lia. Seperti sahabat Keli, Angel, yang diceritakan oleh Keli kepada Lia di bukit saat sunrise. Kini Keli mengerti, bagaimana perasaan Angel kepadanya. Perasaan sayang, dan tak bisa kehilangan Lia. Perasaan sebagai teman, lalu teman baik, dan sekarang berkembang menjadi sebuah perasaan cinta…

    Maaf, sudah 2 minggu lebih saya gak update thread ini, soalnya saya sibuk dengan urusan kuliah saya hehe.. sebenernya, bab 9 ini saya udah mau saya masukin dari hari minggu, tapi berhubung masih banyak yang harus di edit, akhirnya ketunda sampe sekarang hehehehehe

    ENJOY!! :)
     
    • Thanks Thanks x 1
  17. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    untuk sementara, cerita ini saya close dulu, sambungannya lagi diedit-edit dengan bantuan temen-temen, supaya nantinya lebih enak di baca.. sorry kalo penulisannya belom cukup baik di cerita-cerita bab sebelumnya :)
     
  18. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    tanggal 22 desember nanti, cerita ini akan disambung, ditunggu yah :D
     
  19. Xevirath M V U

    Offline

    A Spring Without You..

    Joined:
    Jul 17, 2009
    Messages:
    2,262
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +4,821 / -0
    kebbrasskebbrass; baru sampe bab 5 bacanya

    ini sedikit komentar sebagai pembaca awam aja ya, karena saya bukan penulis yang handal dan bukan juga orang yang hobi baca cerpen ato novel

    ceritanya ringan dan cukup menghibur

    jokes nya lumayan dapet dan alurnya jelas

    mungkin kalo ada yang kurang karakter kali ya, terutama ibunya Lia, agak aneh kalo ibu yang ditinggal cerai suaminya yang brengs*k segampang itu mercayain anaknya sama orang yang baru kenal beberapa hari

    terus penggambaran Keli yang standar itu kurang jelas, jadi agak sulit buat diimajinasiin karena ga dikasih karakteristik yang konkret, karakteristiknya negasi semua (Contoh: kulitnya gak item gak juga putih)

    ini penilaian sementara karena belum selesai juga bacanya, yang jelas menurut saya, kalo tujuan kamu sekedar menghibur pembaca, setidaknya kamu udah berhasil ngehibur saya, tapi kalo tujuannya lebih dari itu, mungkin butuh latihan dan research :peace:

    sekian dan keep going!
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  20. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    terima kasih bro xevirath karena udah baca ceritanya, dan makasih juga atas masukkan dan comment nya :)

    kalo soal karakternya aneh, dimaafin kak,maklum saya masih nubi kak jadi masih banyak salah hehe,

    doakan aja, semoga nubi berkembang hehehe
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  21. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    Bab 10 - Pengisi Hati?

    Pengisi Hati?​

    Di suatu sore, di hari Jumat, satu hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa,weekend. Lia terduduk di depan sebuah kelas, menunggu Keli. Keli akhir-akhir ini disibukkan dengan kegiatan sepulang sekolah, pelajaran tambahan. Lia tampak memainkan HPnya dengan serius, seorang pria berbadan tegap, dan mengenakan seragam SMA samarfa lewat di depan nya. Lia tampak mengenali sosok pria itu, Adit, nama lengkapnya adalah Aditya Wiguna. Seorang siswa kelas 11, satu tahun senior di atas Lia. Adit memang disenangi oleh cewek-cewek satu sekolah samarfa, walaupun dia baru kelas 11, para seniornya, cewek-cewek anak kelas 12pun banyak yang naksir sama dia. Anak kelas 10 pun, banyak juga yang naksir sama dia. Indah memang, disenangi oleh semua murid cewek di sekolah itu.

    Begini ceritanya, bagaimana Lia bisa mengenal Adit. Di suatu siang, ketika Lia baru masuk ke SMA Samarfa, Lia belum kenal banyak orang, belum kenal Keli. Lia berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu angkot sambil memainkan HPnya, tiba-tiba, ada seorang cowok (Adit) menyapa nya.

    “Hai..” kata Adit kepada Lia yang masih asik memainkan HPnya.

    Lia menengok ke kanan, dan melihat ada seorang murid cowok yang ganteng, dia mengangguk dan dengan sopan menyapa balik,

    “Hai..” tangannya masih menggenggam HPnya.

    Adit menyodorkan tangannya, memberi gesture meminta salam. Lia menyambut tangan Adit dengan malu-malu.

    “Adit..nama lo siapa?” kata Adit tersenyum
    “Liani..” jawab Lia singkat.
    “Oh.. bagus juga namanya.. ” kata Adit basa-basi.
    “Aku duluan ya..” kata Lia buru-buru setelah melihat angkotnya lewat. Lia pun naik angkot dan berlalu.

    Seperti itulah perkenalan mereka. Singkat,tidak padat,tidak jelas.

    Kembali ke cerita utama, Lia melihat Adit lewat di depannya. Adit yang tadinya berjalan maju, lalu berbalik badan dan menyapa Lia,

    “Hai! Elo cewek yang waktu itu kenalan sama gue kan di depan sekolah? ” Adit menyapa, lalu menanyakan pertanyaan yang sekiranya gak perlu dijawab, karena sebenernya, itu hanya basa-basi.
    “Iya kak..” kata Lia singkat.

    Tiba-tiba Adit duduk di samping Lia. Dan dengan SKSDnya melihat HP Lia.

    “Lagi ngapain sih? SMSan ya? Chatting? Cieee..” kata Adit masih basa-basi.
    “Engga kak.. ini main game kok..” kata Lia sambil memperlihatkan layar HPnya ke Adit.
    “Ohh gitu.. kok belom balik? ” Tanya Adit ke Lia setelah melihat layar Hpnya Lia sekilas.
    “lagi nungguin temen kak.. kakak sendiri?” jawab Lia jujur.
    “Temen?” Adit mempertanyakan jawaban Lia, lalu adit berdiri dan melihat ke dalam kelas, cowok semua.
    “Loh, ini kelas isinya cowok semua, kelas cewek kan di sana.. emang elo punya temen cowo? Lagian ini kan isinya kakak kelas semua..” kata Adit lagi sambil menunjuk ke kelas sebelah kiri, dan menunjuk ke dalam kelas kemudian.
    “Ada kak..” jawab Lia singkat, sambil bermain game HPnya lagi.

    Adit bingung mau ngomong apa. Tapi sikap cool nya benar-benar sangat membantunya untuk tetap berpikiran santai.

    “Wah.. gue jealous nih..” kata Adit ke Lia becanda.
    “Oh.. apa yang harus di jealousin kak?” Tanya Lia masih memainkan HPnya tanpa melihat ke Adit.
    “Ya jealous lah, elo kan gebetan gue..hahaha” kata Adit lagi.
    “gebetan?” Tanya Lia bingung.Matanya menatap muka Adit dengan tatapan penuh curiga dan ketidaksenangan.
    “hahaha.. gue becanda kali..” kata Adit santai.
    “Oh.. becanda..” kata Lia mengangguk.
    “Loh.. kenapa? Kecewa ya?” Tanya Adit ke Lia sambil menyenggol pundak Lia.
    “Ah.. kecewa? Kenapa mesti kecewa? Orang kita kenal aja engga kok kak..” kata Lia menjawab dengan jawaban yang 100% mengunci perkataan Adit.

    Adit lalu berdiri di depan Lia, lalu mendekatkan wajahnya ke depan wajah Lia sebentar. kemudian tertawa keras.

    “hahahaha bisa aja lo ah.. gue cabut yak.. bye Liaaaa..” kata Adit pamit, lalu mencubit pipi Lia.

    Lia kaget, dan menatap Adit dengan pandangan kesal dan menuduh.

    “Apaan sih? Cubit-cubit pipi orang seenaknya..” Kata Lia kesal.
    “hahahahaha.. iseng aja” jawab Adit meletakkan kedua tangannya di belakang kepala lalu berjalan melengos pergi.

    Beberapa menit kemudian, pintu kelas terbuka, para siswa keluar dari kelas, ada beberapa orang siswa yang berlari dan tertawa, Lia memperhatikan setiap siswa yang keluar.

    “Mana sih si Keli..” pikir Lia.

    Suasana di depan kelas makin sepi, Lia bingung, karena Keli gak muncul-muncul. Lia kemudian melihat ke dalam kelas, di sana Keli terduduk di kursi belakang kelas. Tampak serius membaca buku.

    “Masih lama kak?” Tanya Lia ke Keli.
    “Eh..oh elo Li.. sorry, gue lagi serius hehe..” Keli kemudian mengangkat buku yang dibacanya.

    Teknologi Informasi. Ya, IT, Keli memang tertarik di bidang IT, bermula ketika Keli masih kecil, masih bocah ingusan, Keli tidak diperbolehkan main game pinball di komputer milik kakaknya, di PASSWORD. Keli yang saat itu masih doyan-doyannya main, kemudian mencari cara untuk membuka password komputer kakaknya. Keli mulai membaca buku-buku IT yang sebenarnya ga layak baca untuk anak-anak kecil. Tapi Keli dengan mudahnya mengerti isi buku itu. Sejak itulah, rasa ingin tahu Keli tentang IT meluas, dan sejak itu pula juga, Keli bertemu cinta pertamanya, Komputer kakaknya. Miris memang, jatuh cinta pada benda mati. Tapi, hal itulah yang membuat Keli yang sekarang.

    “Teknologi Informasi? Apaan tuh kak? ” Tanya Lia bingung.
    “Ini soal komputer-komputer gitu deh Li..” Kata Keli menjelaskan singkat dan jelas.
    “Oh Komputer.. enak ya kak ngerti gitu-gituan, gue gak punya komputer di rumah, makanya gaptek haha” Kata Lia.
    “Haha.. yaudahlah ya, gak punya komputer, tapi, bisa ngerti facebook segala macem.. ckckck” kata Keli ke Lia setengah menyangkal pernyataan Lia barusan.
    “Jaman sekarang kan warnet banyak kak..” Lia menambahkan lagi.
    “Iya juga ya..” Kata Keli setuju.
    “Kak.. gue laper nih.. makan yuk!” Lia tiba-tiba mengusulkan sesuatu yang amat sangat di senangi oleh semua orang.
    “Hmm.. boleh.. makan apaan ya? Err.. gimana kalo kita.. hmm.. ikut aja deh Li..” Keli menarik tangan Lia.
    “Yeee.. makan dimana kak? Jangan jauh-jauh ah.. entar pulangnya kemaleman, besok kan catering tetap buka pesenan kak..” Kata Lia ogah, tapi masih tetap berjalan mengikuti Keli.
    “Iya.. tenang aja.. ” Jawab Keli santai.

    Mereka berdua berjalan ke parkiran sekolah.Sore itu, cuaca panas banget. Gerah. AC Mobil sangat berpengaruh pada sirkulasi udara di seragam yang masih melekat di tubuh Keli dan Lia. Mereka berdua terduduk di jok depan mobil Keli. Kiri dan kanan, ga mungkin pangku-pangkuan. Lia tiba-tiba melihat ada sebuah motor gede melintas di samping mobil Keli. Pengendara motor itu adalah seorang cowok ganteng, yang baru beberapa saat lalu mencubit pipi Lia.

    “Oh dia..” Lia bergumam sendiri.
    “Siapa Li?” Tanya Keli ke Lia.
    “Kak Adit..” kata Lia singkat.
    “Oh si anak basket itu? Oh dia naek motor gede..keren juga.. haha” kata Keli gak memperdulikan gumaman Lia barusan.

    Keli kemudian mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah café di daerah rumahnya. Sebuah tempat yang menurutnya memiliki makanan yang enak. Sesampainya di café, Keli dan Lia menuju ke sebuah meja yang terletak di taman,

    “Duduk sini aja yuk.. enak deh tempatnya..” Kata Keli sambil nyelonong duduk di sebuah kursi kayu.
    “bagus juga tempatnya kak.. makan apa yaaa..hmm..” kata Lia.

    Lia duduk di depan Keli, berhadapan, lalu melihat-lihat menu yang tersedia. Tiba-tiba ada seorang pelayan datang dan berkata dengan kerasnya,

    “Selamat sore menjelang malam mbak, mas.. mau pesen apa? ” Sang pelayan mengeluarkan sebuah papan kecil dari kantongnya dan ada kertas terjepit di papan itu.
    “Saya Spaghetti Carbonara sama milkshake strawberry ya mas..” Kata Keli gak melihat menu.
    “Oke.. done.. mbak pesen apa?” Tanya pelayan itu ke Lia.
    “Saya pesen iced Americano sama ini deh.. French Toast mas..” kata Lia setelah membalik-balik menu.
    “Oke mas mbak.. ditunggu ya 10 menit..” Kata si pelayan itu melengos pergi.

    Sabtu sore itu semakin gelap, tiba-tiba ada beberapa orang berdiri di sebuah panggung kecil. Sekelompok anak muda, Band panggilan yang memang bekerja di café itu. Mereka mulai memainkan sebuah lagu yang dikenal oleh masyarakat luas. “Dia” by Maliq and D’essentials . Keli dan Lia tampak menikmati lagu itu.

    “Lagu nya bagus deh kak.. ” Kata Lia ke Keli.
    “Iya.. ini lagu pas banget deh sama feeling gue sekarang Li..” kata Keli membalas Lia sambil menatap Lia.
    “Apaan deh.. lebay banget hahahaha” Lia tertawa mendengar pernyataan Keli yang menurutnya lebay banget.
    “Yee seriusan..” kata Keli sambil menjitak Lia dengan sendok.
    “Aww.. sakit kak.. ngeselin amat deh..” Lia mengambil sendok, lalu menjitak Keli balik.
    “hahahaha.. impas!” kata Keli sambil menggosok kepalanya kesakitan.
    “engga!” Lia ngebentak manja.
    “Hahahaha.. unyu banget sih lo kalo marah..hahaha” kata Keli sambil mencubit pipi Lia.
    “hahaha rese lo ah kak..” kata Lia tersenyum.

    Tangan Keli masih mencubit pipi Lia, ketika sang pelayan muncul dan menyajikan makanan pesanan mereka. Keli dan Lia kontan kaget dan dengan awkwardnya mengangguk setiap pelayan itu meletakkan piring-piring berisi makanan.

    “Makasih mas..” kata Keli ke pelayan itu.

    Pelayan itu tersenyum dan mengangguk, lalu meninggalkan mereka. Lia dan Keli menikmati makan malam mereka dengan canda dan tawa. Tiba-tiba, ada suara dari arah panggung kecil,

    “Buat temen kita yang di pojok sana, yang lagi berdua mainan sendok, kalian cocok banget.. semoga langgeng! Lagu ini buat kalian..” kata sang vokalis sambil menunjuk ke arah Keli dan Lia.

    LOVE

    Compared to before, you’re probably more better now
    You’ve fulfilled this emptiness inside me
    Being so weary in this wonderful world
    Losing my way trying to find my other half is all in the past
    You don’t know how long I’ve waited in my life for this day
    It feels like a dream
    I’m not alone, but with you now
    Oh Love I’ve been so weary, why did it take you so long to find me
    Oh Love I love you, now you can spend every second with me​

    Lia dan Keli gak bisa ngomong apa-apa karena lagu itu udah terlanjur dinyanyikan. Suasana jadi awkward buat Keli dan Lia. Selesai menyanyikan lagu itu, sang vokalis kemudian mengundang seseorang untuk maju dan bernyanyi. Salah seorang cewek di café itu berdiri dan menyanyikan sebuah lagu untuk cowoknya. Suaranya biasa aja, gak fals, gak bagus. Standar. Setelah cewek itu menyanyi, sang vokalis menghampiri Keli dan menariknya ke panggung,

    “Ayo mas, nyanyiin lagu buat pacarnya.. ayo.. band kita bisa ngiringin lagu apaan aja.. ” kata sang vokalis ke Keli yang masih bingung.

    Akhirnya Keli memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu yang pernah dinyanyikannya untuk Lia di puncak waktu itu, ’Secret’. Keli mencoba menarik perhatian Lia, dengan meminjam gitar dari sang gitaris dan menyanyi solo tanpa diiringi oleh anggota band yang notabene di bayar untuk menyanyi di restoran itu. One Man Show. Selama menyanyi, pandangan Keli gak bisa lepas dari Lia yang terduduk sendirian. Lia Cuma tersenyum.

    Sore itu, matahari terbenam seperti biasanya. Langit berwarna oranye, diiringi oleh asap kendaraan bermotor, menunjukkan betapa parahnya polusi kota Jakarta. Berkabut. Sama seperti perasaan Lia ke Keli. Tidak terasa, waktu menunjukkan pukul 7 malam. Lia dan Keli sudah kembali duduk di mobil. Keli mengantarkan Lia ke rumahnya.

    “Keren gak Li? Jarang-jarang kan cowok nyanyiin lagu buat elu hahahaha..” Kata Keli sambil tertawa.
    “keren keren haha..” Lia menjawab dengan awkwardnya.

    Sunyi. Suasana menjadi sunyi setelah respon Lia barusan. Sesampainya di rumah, Lia segera mandi dan membantu mamanya mencatat pesanan.

    “Darimana aja Li seharian?” Tanya mamanya Lia.
    “Paling juga pacaran sama Kak Keli..” kata Luna nyerocos.
    “Yee apaan sih dek.. sok tau ih..” kata Lia malu-malu.
    “Wah, pacaran ternyata.. hehehe.. nak Keli gimana Li? Baik sama kamu? Beda kan sama Doni? ” Mama Lia ternyata setuju sama hubungan baik Lia dan Keli.
    “Doni.. heh..” Lia menghela napas setelah mendengar nama seseorang yang meninggalkannya di sebut.
    “Jelas beda lah.. Kak Keli beda sama dia.. Kak Keli udah kayak temen deket aku ma.. gak mungkin pacaran lah sama dia..” kata Lia menyangkal sekaligus mengklarifikasi.
    “Ohh mama kira kalian pacaran..ternyata temen deket doang.. padahal, Keli ganteng, orang kaya juga, dan baik kelihatannya..” kata Mamanya Lia sambil melihat-lihat buku resep.

    Dari perkataan mama nya Lia, jelas sekali terpampang, bahwa mamanya Lia suka banget ngecengin orang. Tipikal seorang mama yang sangat gaul dan peduli terhadap kehidupan cinta anak-anaknya.

    “Ihh.. mama kok jadi jodoh-jodohin aku sama Kak Keli sih? ” Lia ngomel.
    “yeee.. enggak kok.. kapan mama jodoh-jodohin kalian? Ih ge-er.. jangan-jangan, kamu beneran suka ya sama Keli?” mamanya Lia menyenggol pundak Lia.
    “cieee.. ” Luna menambahkan.

    Lia tersipu malu, pipinya merona merah, terlihat pink seperti mengenakan make up apabila dilihat dari pintu ruang tamu rumahnya Lia. Misalkan ada orang yang melihat dari sana, mungkin dia akan berpikiran, kalau Lia adalah seorang cewek ganjen, cewek yang mengenakan make-up di rumahnya hanya untuk mencatat pesanan catering.

    “ Enggak maaaaaa… ” Lia masih menyangkal.
    “Masa sih? Coba mama Tanya, kalo pipi kamu di cubit sama cowok? Kamu marah ga? “ Tanya mamanya Lia.
    “Jelas marah lah ma..” kata Lia cuek sambil menulis.
    “Kalo Kak Keli yang cubit gimana kaaaak?” Tanya Luna menambahkan lagi.
    “Yaaa mar..ah.. gatau deh.. dia special.. dia temen deket..gak apa-apa lah..” kata Lia masih cuek, tapi setengah malu-malu.
    “tuh kaaaan…Emang kak Lia suka sama kak Keli maaah.. mama sih aku bilangin gak percayaaa..” kata Luna sambil cekikikan.
    “Ihh apaan sih deek.. kamu masih kecil sok tauu..” kata Lia menolak.

    Malam itu, setelah menyelesaikan catatan pesanan catering, Lia pun menuju ke kamarnya. Tidur-tiduran.

    “Kalo dia(Keli) yang nyubit, kenapa gue ga marah ya? Tapi pas kak adit yang nyubit, gue marah.. masa sih gue suka sama dia? Ah ga mungkin..tapi… ah enggak-enggak.. ga mungkin.. gue mikir apa sih..” Lia berpikir keras.

    Lia Lalu menutup wajahnya dengan bantal. Kemudian dia terduduk, dan menggigit ujung bantal (menggigit ya, dengan konteks imut, bukan brutal).

    “…. Aaaaahh!! Pusing ah!! Bingung!!.. ” Lia kemudian merebahkan badannya ke ranjangnya lagi.

    Malam itu, Lia memikirkan perasaan anehnya terhadap Keli. Untuk beberapa saat, Keli adalah seorang teman berbagi cerita, seperti samsak yang siap menerima segala pukulannya, dan juga seperti cermin yang akan menampung semua keluh kesahnya,tapi untuk beberapa saat, Keli menjadi orang yang menyebalkan untuknya. Dan untuk beberapa saat juga, Keli menjadi seseorang yang sangat manis, yang menyanyikan lagu untuknya.

    Tanggal 22 Desember seperti yang saya janjikan, ini bab 10 nya. Semoga cerita ini berkenan untuk dibaca, dan kerja keras saya serta teman-teman saya dalam mengedit cerita ini dapat mewarnai layar monitor kakak-kakak sekalian. Enjoy! :hmm:
     
    Last edited: Jan 3, 2015
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.