Novel BUMI MANUSIA - Pramoedya Ananta Toer

One of the best book I've ever read. Tata bahasanya apik, diksi luas, deskripsi thd detil oke bgt...pay attention to the details. Sudah baca 5 kali dan gak pernah bosan. selalu dapet sesuatu yang baru. Two thumbs up lah pokoknya

 

Buku ini recommended banget. Untung dulu gw udah beli dan baca buku ini, karena di tempat gw tinggal sekarang, susah sekali mencari buku sastra seperti ini.
Gw pikir, buku ini lebih cocok untuk dikonsumsi oleh anak SMA ke atas, karena beberapa bagiannya cukup berat untuk dicerna. Secara umum, anak-anak SMP agak susah membaca karya yang sarat dengan unsur sejarah dan disajikan dengan bahasa yang tidak umum. Tapi kalo anak-anaknya sudah terbiasa dengan bacaan sastra Indonesia, buku ini boleh diberikan untuk dibaca.
Yang pasti, untuk orang-orang yang suka dan terbiasa dengan bacaan sastra Indonesia, buku ini merupakan salah satu bacaan wajib.

 

Amazing... awalnya saya ragu untuk membacanya, karena mendapat pujian di mana-mana, baik regional maupun internasional, bayangan saya membacanya akan sulit sekali dimengerti karena terlalu 'sastra', ternyata tidak, ilustrasi kondisi Indonesia, surabaya khususnya, pada permulaan abad 20 begitu terang benderang, penggambaran karakter tokoh ceritanya juga begitu kuat, seakan kita masuk kedalamnya.

Sentral cerita ini memang bukan lagi Minke, tetapi Nyai Ontosoroh, yang begitu teguh berpendirian, padahal kondisi zaman itu masih menempatkan warga pribumi sebagai warga kelas 4, setelah Eropa, Indo, dan Chinesse, yang tidak punya kekuatan apap-apa di depan hukum, apalagi untuk seorang perempuan,Nyai pula. sangat menarik membaca begitu kuatnya karakter si Nyai. Minke di lain pihak, sangat beruntung bisa bersekolah di HBS, bisa masuk kedalam lingkungan eropa yang sangat dikaguminya, bahkan sangat beruntung bisa bertemu Nyai dan keluarganya, sayang waktu berhadapan dengan hukum akhirnya kalah.

Tidak sabar membaca kelanjutan ceritanya di Anak Semua Bangsa...

 

wah pengen baca smuanya, baru baca bumi manusia aja kaya sudah WAH banget karyanya...
pengen bli bukunya, ga ada duit. klo liat di TB T******S, 1 bukunya berkisar 90 ribu.

 

nice book
bener2 ngebahas tentang humanisme, bagaimana memanusiakan manusia
btw ada yg punya usul kira2 buku yg kayak tetralogi ini apalagi yg recommended?

 

Yang paling tak bisa dilupakan dlm buku ini adalah kalimat penutupnya

"Kita sudah melawan, Nak Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

Pram is absolutely great Indonesian novelist

 

katanya buku wajib nih buat aktivis pergerakan mahasiswa. sebelum baca yang macem-macem baca ini dulu.

 

udah punya lama baru baca 1/4 rekomended

 

kenapa bnyk buku2 bagus lahir saat penulisnya ada di penjara yah???

 

Tetralogi Buru adalah buku penting dalam sejarah bangsa ini. Awalnya sempat bingung kenapa dia dibredel oleh Soeharto, setelah awak selesai baca seluruh bukunya, baru paham, ini kritik keras untuk feodalisme jawa yang masih bercokol sampai hari ini.

Buku ini awak jadikan mahar waktu nikah.

 

mungkin karena mereka jadi punya waktu dan fokus penuh untuk menulis, hehhehe... ditambah bahan bakar kesal karena dipenjara, jadi makin makin deh...

 

Denger-denger buku Bumi Manusia ini mau di buat film ya? Ngomong-ngomong yang cocok jadi Mingke siapa nih ?

 

seri pertama tetralogi buru, mengangkat kehidupan minke yang masih sekolah d HBS Surabaya dengan segala lika likunya
lanjut buku ke 2

 

kapan ya buku buku ginian difilmkan? tapi jangan ah, rusak nanti ceritanya malahan.

 

bacaannya berat..jadi pas baca kuat kuatin sampe akhir. maklum ane masih label pecinta novel fiksi.

 

Baru baca yang bumi manusia, walaupun kesannya mungkin cukup easy to read tapi setting dan suasana yang dihadirkan adalah suatu yang fresh. Pram menghadirkan juga kisah yang seakan tak akan pernah selesai ujungnya. overall good

 

Hahaha..jangan remehkan novel fiksi macam ini. Gak ada aturannya juga kalo mau jadi aktivis harus baca tulisan Multatuli dan Bung Karno. Di Anak semua Bangsa ada kisah bagaimana sebuah karya fiksi mampu menggerakkan kaum Indo untuk membela tanah kelahirannya. Dan Minke pun mulanya melawan melalui cerita fiksi yang ia ambil dari kisah penderitaan orang-orang di sekitarnya...

Lagi pula nelen tulisan gak enak, lebih enak nelen ubi rebus sajah...