OriFic Beyond Imagination

Copyright ®2022 All right reserved

 

reply

Wah... , sepertinya agan sorang penulis. melihat dari cara penilaian nya sangat menunjukan anda seorang yang ahli

 

Komen buat karya tulisnya noprirf (Chptr 4);

Physical setting terasa bergenre horor,
terus untuk Line 1, sedikit memberi masukan mengenai Kata "Mereka" yang menunjukan kpd sebuah "Angin" saya kira tidak usah memakai kata "Mereka" karena Angin itu sendiri sebuah Kata benda, dan pembaca pun sdh cukup tau tanpa memakai kata "mereka". itu aja sih. hhe

 

ane sebenarnya belum terlalu bagus, banyak penulisan yang rada miss, tapi makasih ya buat pujiannya, dan juga kunjungannya

wah makasih buat masukannya ya kakak , mungkin terasa pemborosan ya , tapi entah sih, ane pikirnya angin datang "sendiri" atau "banyak" ane pakai kata mereka berarti ia datang berkali-kali, gitu




truss, untuk terasa genre horror, mungkin karena ane terhipnotis ama tulisan kayak gini, ane sebenarnya bukan tipikal horror, tapi suka membuat tulisan puitis hiperbola, jadi kesannya lebai gitu

 

reply from up

Ya sebenarnya tertarik cerita fantasy sih hhe , dan memang konteks yang agan buat itu menarik dan cukup menghibur mata dan pikiran.

 

yg kertas belum ada lanjutannya kk?

 

well, ane memang pengen cerita ini bisa dinikmati oleh semua orang, baik hanya sekedar hiburan ataupun konteks yang rada serius

aslinya sudah lama ku rencanain tapi untuk sekarang updatenya susah banget
jadi yang sabar aja ya

 

i like this.. very good story

 

Copyright ®2022 All right reserved

 

Copyright ®2022 All right reserved

 

Oooh, ternyata jam toh.
Teka tekinya yah lumayan. Ada tipo dikit. Trus mungkin clue disini terlalu dikit yg didapat saat ktemu ama si pantom. Coa bicara dlu atau apa kek gt.

Klo kyk gini dan nemu teka teki lagi, asa kek back to square aja.

Selain itu oke lanjutkan

 

hehe, keknya memang ane yang kurang detil kasih petunjuknya.
oh, makasih buat kunjugannya, doakan aja nanti update. niatnya beberapa hari lagi sih

 

Openingnya pake scene, dan kuat, kerasa banget. Sayang abis itu tensinya turun, mungkin karena kurang suspensenya. Kurang tegang.

Kalo boleh kasih saran:
agan bisa kasih elemen suspense lebih banyak, caranya banyak tapi salah satunya bisa pake "time frame", alias "mesti ngerjain/mecahin blabla (yang susah) dalam waktu blabla (sempit), kalo gak bakal ada konsekuensi berupa blabla". Dan itu mesti dijaga terus disetiap scene, biar berdiri (tegang) terus yang baca.
karakternya tambahin groaning (ngeluh, ngritik, ngedumel) tapi sesuai motivasi masing2, soalnya protagonisnya kerasa kayak malaikat semua (tipikal yang lurus banget hidupnya), jadi kurang stand out.

Sisanya bagus gan. Agan ngaku gak jago bahasa tapi walo pake bahasa baku, rasanya ngalir banget pas dibaca. Ane sama sekali gak ngerasa kaku bacanya.
Kayaknya agan tipikal natural storyteller deh, bakat jadi penulis kondang nih agan
Aminin dong gan, hehehe

 

oh, makasih deh, keknya ane memang style tulisannya memang kaku gitu
tapi, makasih ya buat sarannya, nanti mungkin dipertimbangkan untuk referensi editan ulang

 

Copyright ®2022 All right reserved

 

Sepertinya udah banyak yang komen tentang buildup bagus di chapter 1 tapi ane coba komen dari sudut pandang ane deh, per chapter supaya ga nyampur (dan karena sibuk kuliah euy, raiso maraton bacane).

Spoiler: Chapter hiji

Di 4 paragraf pertama, pas ente ngejelasin latar cerita itu langsung kena atmosfer suram di sekolahan, meskipun latar waktunya ga disebutkan (ane berimajinasi latarnya di siang mendung). Bagaimana background karakter diceritakan melalui percakapan dan monolog juga pas dengan tema school life, enteng dan ga formal.

Cara ente mendeskripsikan aksi dan latar mungkin ga sefleksibel novelis yg ane baca, tapi bukan berarti jelek. Dengan menceritakan dengan gaya bahasa "apa adanya" justru malah mempermudah pembaca (ane) buat ngebayangin "film mental" berdasarkan tulisan-tulisannya. That's a good thing.

Pada tanda baca, mungkin agan mesti lebih banyak belajar cara make yg baik dan benar karena sejujurnya di beberapa bagian, ada tanda baca yg bikin males ngelanjutin. Mungkin ada yg udah pernah komen di mana aja, semoga di chapter 2 udah diperbaikin ya. Ejaan juga, mending ikutin EYD supaya arus cerita ga terganggu cuma karena typo sitik.

"Dani, kamu ngapain?". - ga perlu 2 tanda buat mengakhiri kalimat.

“Iya, setelah kehilangan buku, keesokannya saya langsung mencarinya sini. Ku tanya orang perpustakaan tak ada yang tahu." - "ku" itu kata imbuhan jadi wajib digabung.

Jumat bukan Jum'at

Transisi sudut pandang karakternya, ketika karakternya belum ganti berarti ga perlu ganti paragraf. Jadi di paragraf 1 = Ryan, paragraf 2 = Dani, paragraf 3 = Ryan, dst.

Overall
+ Foreshadowing

- Tanda baca
- Ejaan
- Character switch

Lanjut gan! Udah ane bukmak nih, tar chapter 2 menyusul kalo tugas lagi ga numpuk

 

Makasih byat kimentarnya ya. kalau penulisan memang kurang. Tapi mudah2 bisa lebih baik kedepannya

 

Seperti janji ane sebelumnya, kali ini ngereview perkembangan cerita ente. Dua chapter sekaligus mumpung tugas baru kelar.

Spoiler: Chapter loro

Ga banyak sih yg bisa dikomen, kecuali pemakaian imbuhan, penggunaan huruf kapital dan tanda baca (cuma untuk menutup kalimat karakter sih) yg masih belum menunjukkan peningkatan.

Seketika saja ia menghilang dibalik pintu

Here's the rule: semua kata yg bisa disambung dgn imbuhan "me" = kata yg bisa disambung dgn imbuhan "di" (melaut, menggonggong, dll.) Coba sambung "me" dan "sini" atau "mana." Menurut ente itu enak didenger / diucapkan?

“Eh Dani ini meja pak Agus, ya. Aku baru sadar. Ku kira mejanya ada di ruang guru.”

Meski tempatnya ga spesifik, tetap pake huruf kapital buat awal katanya.

Anyway, ceritanya dibanding chapter 1 terasa lebih lambat. Gpp sih, wajar foreshadowing itu lambat karena memberi detail pada cerita ke depannya. Apalagi cerita bersambung. Not much to say. Mungkin ada hubungannya sama chapter-chapter selanjutnya mungkin.

Spoiler: Chapter telu

Untuk dialog karakter digabung kalo karakternya masih sama, kecuali jika ada tindakan nonverbal dari karakter yg sama tersebut. Nih contoh versi ente dan ane. Coba bandingkan.

“huff," "pikiranmu ada-ada aja, Dani. Lagipula kita baru bertemu dengannya, kan?!”

"Huff," kutatap Dani dengan nyinyir. "Pikiranmu ada-ada aja, Dani. Lagipula kita baru bertemu dengannya, kan?!"

Still, not much to say. Dialog antara "aku" dan Dani sebenarnya punya potensi dan agak lucu juga sih (dalam konteks positif). Mungkin dari 3 chapter ini dialog mereka bisa dijadiin highlight versi ane, di luar intro chapter 1.

Yak lanjut gan! Ingat, unban ane di Kaskus jangan gantung cerita! Fatal itu!

 

makasih udah mau main lagi kesini ya
ya, mungkin akan banyak yang aku usahahan dalam cerita ataupun penulisan kedepannya, so, thank lagi udah mau main dan komentar,