1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

News Apakah agama akan bisa lenyap?

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by keemchee, May 22, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. keemchee M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jun 26, 2009
    Messages:
    5,536
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +10,043 / -7
    [​IMG]

    Ateisme kini makin meningkat di seluruh dunia. Apakah ini berarti spiritualitas akan segera menjadi bagian dari masa lalu saja? Rachel Nuwer menemukan bahwa jawabannya tidak semudah itu.

    Semakin banyak orang -jutaan jumahnya di dunia- mengatakan bahwa mereka percaya hidup berakhir saat mereka meninggal: bahwa tidak ada Tuhan, tidak ada kehidupan setelah kematian dan tidak ada rencana Tuhan yang agung. Di sejumlah negara, ateisme yang dinyatakan secara terang-terangan sangat populer.

    “Sekarang ini pasti ada lebih banyak ateis, dibandingkan sebelumnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebagai persentase dari manusia yang ada di dunia,” kata Phil Zuckerman, seorang professor kajian sosiologi dan sekularisme di Pitzer College di Claremont, California, dan penulis Living the Secular Life.

    Menurut survei internasional Gallup terhadap lebih dari 50.000 responden di 57 negara, jumlah orang yang mengklaim dirinya religius turun dari 77% menjadi 68% antara tahun 2005 dan 2011, sementara mereka yang menyatakan diri sebagai ateis meningkat 3% –sehingga perkiraan jumlah mereka yang tidak percaya pada agama di dunia ini diperkirakan mencapai 13%.

    [​IMG]

    Walaupun jumlah penganut paham ateisme bukan jumlah mayoritas, tetapi apakah angka-angka yang ada sekarang ini bisa menjadi pertanda keadaan di masa depan? Dengan mengasumsi bahwa tren global ini terus meningkat sampai agama pada suatu hari kelak menghilang seluruhnya?

    Tentunya tidaklah mungkin meramalkan masa depan, namun dengan memeriksa yang kita ketahui tentang agama -mengapa sampai ada agama pada awalnya, dan mengapa ada orang yang memilih untuk percaya dan ada yang memilih untuk meninggalkannya– dapat memberi petunjuk bagaimana hubungan kita dengan Tuhan berpengaruh di dasawarsa atau abad yang akan datang.

    Para cendekiawan masih berusaha memilah-milah faktor-faktor kompleks yang mendorong seseorang atau satu bangsa menuju ateisme, tetapi diketahui ada beberapa persamaan di antaranya.

    "Agama adalah pengaturan budaya yang berkembang untuk melibatkan dan memanfaatkan kapasitas alamiah dalam manusia."
    Robert McCauley

    Krisis kepercayaan

    Jepang, Inggris, Kanada, Korea Selatan, Belanda, Republik Ceko, Estonia, Jerman, Prancis dan Uruguay (dengan mayoritas warga negara memiliki akar dari Eropa) merupakan tempat-tempat di mana agama penting satu abad lalu dan sekitarnya, tetapi sekarang dilaporkan memilki tingkat kepercayaan terendah di dunia. Negara-negara ini memilki sistem pendidikan dan sosial yang kuat, tingkat ketidaksetaraan yang rendah dan semuanya secara relatif memiliki penghasilan yang mencukupi.

    “Pokoknya, orang-orang tidak terlalu takut apa yang akan terjadi pada mereka,” kata Quentin Atkinson, seorang psikolog di Universitas Auckland, Selandia Baru.

    Namun menurunnya jumlah mereka yang percaya tampaknya terjadi di mana-mana, termasuk di tempat-tempat yang masih sangat religius, seperti Brasil, Jamaika dan Irlandia. “Sangat sedikit keberadaan masyarakat yang sekarang ini lebih religius dibandingkan 40 atau 50 tahun lalu,” kata Zuckerman. Kecuali satu-satunya mungkin Iran, tetapi ini agak susah karena mungkin saja mereka yang sekular pura-pura percaya.”

    [​IMG]

    Amerika Serikat juga merupakan fenomena berbeda. Negara ini termasuk salah satu negara terkaya di dunia, tetapi memiliki angka tinggi religiusitas. (Namun,survei Pew baru-baru inimengungkapkan bahwa antara tahun 2007 dan 2012, proporsi orang Amerika yang menyatakan diri mereka ateis meningkat dari 1,6% ke 2,4%.)

    Menurun tidak berarti menghilang, kata Ara Norenzayan, seorang pskolog sosial di Universitas British Columbia di Vancouver, Kanada, dan juga penulis Big Gods.

    Keamanan eksistensial ternyata lebih lemah daripada kelihatannya. Dalam sekejap, semua dapat berubah: pengemudi yang mabuk dapat membunuh orang yang dicintai, badai topan dapat menghancurkan kota, dokter dapat memberikan diagnosis penyakit mematikan. Saat perubahan iklim mengamuk di dunia di tahun-tahun yang akan datang dan sumber daya alam berpotensi makin berkurang, maka penderitaan dan kesulitan dapat membangkitkan kembali religiusitas.

    “Orang-orang ingin melarikan diri dari penderitaan, tetapi mereka tidak bisa, mereka ingin menemukan makna,” kata Norenzayan. “Untuk sejumlah alasan, agama tampaknya memberikan makna pada penderitaan –melebihi dari ide atau keyakinan sekularisme mana pun yang kita ketahui.”

    Fenoma ini terus terjadi di kamar-kamar di rumah sakit dan di daerah-daerah bencana di dunia.

    [​IMG]

    Tahun 2011 misalnya, gempa bumi besar menghantam Christchurch, Selandia Baru –yang masyarakatnya sangat sekular. Tiba-tiba saja ada l onjakan religiusitas pada orang-orang yang mengalami peristiwa terserbut, tetapi sisanya di bagian lain di negara itu tetap sekular. Walaupun kekecualian untuk perubahan seperti ini memang ada -agama di Jepang menurun tajam setelah Perang Dunia II, misalnya– untuk sebagian besar, kata Zuckerman, memang mematuhi contoh model Christchurch.

    Pikiran Tuhan
    Namun sekalipun jika persoalan di dunia ini dapat secara ajaib dan diselesaikan dan kita semua hidup dengan damai dalam kesetaraan, agama mungkin tetap akan ada. Ini karena pemikiran tentang Tuhan kelihatannya memang ada dalam neuropsikologi spesies manusia, berkat adanya evolusi.

    Untuk memahami hal ini, kita perlu menengok apa yang disebut sebagai 'teori proses ganda'. Teori pokok psikologi ini menyatakan kita memiliki dua bentuk dasar pemikiran yang disebut: Sistem 1 dan Sistem 2.

    [​IMG]

    Sistem 2 berevolusi secara relative baru-baru ini. Sistem 2 ini merupakan suara di kepala kita –narator yang tampaknya tidak pernah bungkam– yang memungkinkan kita merencanakan dan berpikir secara logis.

    Sebaliknya Sistem 1 merupakan pemikiran yang intuitif, berdasarkan insting dan otomatis. Kapabilitas ini berkembang dalam manusia, tanpa memandang tempat mereka dilahirkan. Ini merupakan mekanisme untuk bisa bertahan hidup. Sistem 1 memberikan kita rasa jijik bawaan terhadap daging busuk, memungkinkan kita berbicara dalam bahasa ibu tanpa berpikir dan memberi kemampuan kepada bayi untuk mengenali orang tuanya dan membedakan antara benda hidup dan benda mati.

    Hal ini mendorong kita untuk mencari pola-pola untuk memahami dunia dengan lebih baik, dan memahami peristiwa yang terjadi secara acak seperti bencana alam atau kematian orang yang kita cintai.

    [​IMG]

    Selain membantu kita mendengus bahaya yang ada di dunia dan menemukan tema, sejumlah cendekiawan berpikir bahwa Sistem 1 juga memungkinkan berkembangnya agama dan melanggengkannya.

    Berdasarkan alasan-alasan ini, banyak cendekiawan percaya bahwa agama muncul sebagai 'produk sampingan kecenderungan kognitif kita', kata Robert McCauley, Direktur Pusat untuk Pikiran, Otak dan Budaya di Universitas Emory di Atlanta, Georgia, dan juga penulis Why Religion Is Natural and Science Is Not.

    “Agama adalah pengaturan budaya yang berkembang untuk melibatkan dan memanfaatkan kapasitas alamiah dalam manusia.”

    Kebiasaan yang sulit dihentikan
    Ateis harus melawan semua bawaan budaya dan evolusioner yang mereka miliki. Manusia secara alamiah ingin mempercayai bahwa mereka bagian dari sesuatu yang lebih besar, bahwa hidup tidak sepenuhnya sia-sia. Pikiran kita selalu merindukan adanya tujuan dan penjelasan.

    [​IMG]

    “Dengan pendidikan, manusia terpapar pada sains dan pemikiran secara kritis, orang mungkin mulai berhenti mempercayai intuisi mereka,” kata Norenzayan. “Tetapi intuisi itu selalu ada.”

    Di lain pihak, sains -yaitu sistem yang dipilih banyak ateis dan mereka yang tidak percaya untuk memahami dunia– bukan merupakan pil kognitif yang mudah ditelan. Sains berusaha meluruskan bias yang ada karena Sistem 1, kata McCauley.

    Kita harus menerima bahwa bumi berputar, meskipun kita tak pernah merasakan sensasi itu sendiri. Kita harus dapat merangkul gagasan bahwa evolusi tidak memiliki kepedulian apa pun dan bahwa tidak ada desain atau tujuan akhir dari jagat raya ini, meskipun intuisi kita mengatakan hal yang berbeda.

    Manusia juga sulit mengakui bahwa dirinya salah, bahwa dia berusaha mempertahankan pemikiran bias dan untuk menerima bahwa kebenaran selalu berubah-ubah pada saat data empiris yang dikumpulkan dan diuji, yang semuanya merupakan hal penting bagi sains.

    “Secara kognitif, sains tidaklah alami karena sains sulit,” kata McCauley. “Agama, di lain pihak, merupakan hal yang tidak perlu kita pelajari karena kita sudah tahu.”

    Agama = banyak anak
    Di samping semua ini, agama mempromosikan kohesi dan kerja sama kelompok. Ancaman bahwa ada Tuhan (atau dewa) yang Mahakuasa yang mengawasi semua orang untuk tidak melanggar aturan sangat mungkin membantu menjaga ketertiban dalam masyarakat-masyarakat kuno. “Ini merupakan hipotesis hukuman supernatural,” kata Atkinson. “Jika semua orang percaya bahwa hukuman itu nyata, maka hal itu dapat berfungsi untuk kelompok.”

    [​IMG]

    Yang terakhir, ada matematika yang mudah di balik kemampuan agama untuk akan selalu ada.

    Di seluruh budaya, orang-orang yang religius cenderung memiliki lebih banyak anak daripada mereka yang tidak religius. “Ada bukti-bukti kuat untuk hal ini,” kata Norenzayans. “Bahkan di antara mereka yang religius, yang paling fundamentalis, biasanya yang memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi dibanding mereka yang lebih liberal.”

    Ditambah adanya fakta bahwa anak-anak biasanya mengikuti contoh orang tua mereka ketika menyangkut apakah mereka akan menjadi orang dewasa yang religius atau tidak, maka dunia yang sepenuhnya sekular kelihatannya lebih tidak mungkin.

    Karena hal-hal inilah, para ahli memperkirakan agama mungkin tidak akan pernah lenyap. Agama, apakah itu dipelihara melalui rasa takut ataupun cinta, sangat berhasil mengabadikannya dirinya sendiri.

    Jika tidak, tentu sekarang sudah tidak ada lagi agama.

    sumber
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. SisterSantiago93 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    934
    Trophy Points:
    117
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +869 / -0
    "Apakah agama akan bisa lenyap?" :bloon:

    Bukankah pertanyaan itu udah dijawab sendiri di bagian akhir dari artikel tsb:

    Siapa yg memperkirakan bahwa agama tidak akan pernah lenyap?
    Para ahli - ilmuwan di artikel tsb yg telah mau bersusah payah mengadakan penelitian tentang masa depan agama

    Artinya ketika mereka memperkirakan bhw "agama mungkin tidak akan pernah lenyap",
    maka perkiraan mereka itu bisa dikatakan punya dasar ilmiah kan?

    Jadi kesimpulannya: case closed :hoho:


    BTW, Artikel ini adl saduran dari artikel berbahasa Inggris yg berjudul:
    Will religion ever disappear?
    http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear

    Sayangnya, dalam artikel saduran berbahasa Indonesia di BBC Indonesia ini
    ternyata sejumlah point penting yg ada di dalam artikel aslinya malah tidak ikut disertakan

    Entah apa alasan dan pertimbangannya sehingga point yg penting itu justru ngga disertakan:

    Sejumlah point penting tsb yaitu:
    ____________________

    Similarly, many around the world who explicitly say they don’t believe in a god still harbour superstitious tendencies,
    like belief in ghosts, astrology, karma, telepathy or reincarnation.


    "In Scandinavia, most people say they don’t believe in God,
    but paranormal and superstitious beliefs tend to be higher than you’d think
    ," Norenzayan says.

    Terus ada lagi pernyataan di artikel aslinya yg berbahasa Inggris, yg sangat menarik:

    Additionally, non-believers often lean
    on what could be interpreted as religious proxies – sports teams, yoga, professional institutions,
    Mother Nature and more – to guide their values in life.


    (Ara Norenzayan,
    a social psychologist at the University of British Columbia in Vancouver, Canada, and author of Big Gods)

    Sumber: http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear
    ____________________

    And even if we lose sight of the Christian, Muslim and Hindu gods and all the rest,
    superstitions and spiritualism will almost certainly still prevail.

    More formal religious systems, meanwhile, would likely only be a natural disaster or two away.
    "Even the best secular government can’t protect you from everything," says McCauley.

    As soon as we found ourselves facing an ecological crisis, a global nuclear war or an impending comet collision,
    the gods would emerge.


    (Robert McCauley,
    director of the Center for Mind, Brain and Culture at Emory University in Atlanta, Georgia, and author of Why Religion Is Natural and Science Is Not.)

    Sumber: http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear

    ____________________

    "Humans need comfort in the face of pain and suffering,
    and many need to think that there’s something more after this life, that they’re loved by an invisible being,"

    Zuckerman says.

    (Phil Zuckerman,
    a professor of sociology and secular studies at Pitzer College in Claremont, California, and author of Living the Secular Life.)


    Jadi kalo balik lagi ke pertanyaan, "Apakah agama akan bisa lenyap?"

    Non-believers ngga akan mau menerima pernyataan yg mengandung ajaran agama kan?
    Semuanya harus serba ilmiah

    Jadi kalo berdasarkan penelitian ilmiah Profesor Phil Zuckerman:
    There will always be people who believe, and I wouldn’t be surprised if they remain the majority.”
    Sumber: http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear
     
    • Thanks Thanks x 3
    • Like Like x 1
    Last edited: May 22, 2015
  4. Palsuabis M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 16, 2010
    Messages:
    1,023
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +8,394 / -1
    Terus golongan Teis Agnostik dimasukkan di mana ya? adakah kalkulasinya? Sayang sekali kalo permasalahannya hanya mengetengahkan agama vs Ateis seakan keduanya saling berlawanan scr simetris :aghh:
    jadinya gak masuk perhitungan tuh: ada seseorang yg tidak beragama NAMUN dia percaya ada kekuatan Maha Besar di luar sana dan dia bertindak sangat humanis dan relijius. Dia gak bisa dimasukkan kategori di atas, tdk masuk kategori beragama dan tidak juga ateis.

    ane melihatnya jumlah masyarakat beragama bisa saja menurun tapi mereka yg relijius justru meningkat. Agama bukan satu-satunya menjadi kunci relejiusitas seseorang. CMIIW :maaf:
     
  5. bajakan007 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Apr 30, 2012
    Messages:
    2,651
    Trophy Points:
    192
    Ratings:
    +4,150 / -3
    kalau bisa agama lenyap aja ,
    banyak orang goblok karna terlalu mendalami agama yang dia percayai sendiri,
    sehingga suka gak nyadar kalau ornag hidup di dunia ini pada beragam, bahkan ngerasa tuhan
    lebih memolih agamanya , padahal seluruh agama di dunia ini dasar nya manusia yang membuat.
     
    • Like Like x 1
  6. SisterSantiago93 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    934
    Trophy Points:
    117
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +869 / -0
    Coba dilihat per definisi:

    Agnostic itu berasal dari kata a (yang berarti "tidak") dan gnosis (yg artinya "pengetahuan")
    Literally, agnostic itu adl "seseorang yg ngga tahu"

    Biasanya orang mendefinisikan agnostic itu sbg "orang yg ngga tahu pasti tentang Tuhan,
    tapi mereka ngga pernah menyangkal eksistensi Tuhan"

    Lalu soal kata theist
    Kalo disebut theist berarti "seseorang yang percaya kpd Tuhan"

    Kesimpulan sederhananya:
    Agnostic theist mungkin memang ngga pernah menyatakan diri sbg penganut suatu agama,
    tapi mereka jelas bukan atheist yg terang2an menyatakan diri ngga mengakui eksistensi Tuhan
    Mereka meyakini bahwa Tuhan itu ada, tapi mereka ngga punya pengetahuan apa pun tentang Tuhan

    Sedangkan atheist itu menolak eksistensi Tuhan dalam bentuk apa pun

    Jadi kalo atheist itu jelas2 masuk ke dalam klasifikasi "non-believer",
    sedangkan kalo agnostic theist itu secara garis besar masih masuk ke dalam golongan "believer"
     
    • Thanks Thanks x 2
    • Like Like x 1
  7. Irene_Josephine M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 18, 2014
    Messages:
    875
    Trophy Points:
    102
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +860 / -0
    Sekilas pas baca judul dan bagian2 awal dari artikel ini, keliatannya seperti mempromosikan atheisme

    Tapi setelah aku baca baik2 dan coba cermati, ternyata artikel dari BBC ini (terutama versi aslinya)
    malah memberi penegasan dari pendapat para ahli tsb: bahwa agama itu tidak akan pernah punah
    :yahoo:
     
    • Thanks Thanks x 1
  8. SisterSantiago93 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    934
    Trophy Points:
    117
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +869 / -0
    Artikel ini mempromosikan atheisme?

    Justru artikel ini secara ngga langsung malah menunjukkan bahwa agama itu punya daya tahan yg kuat

    Coba aja baca bagian akhir dari artikel ini:
    Artikel ini memakai gaya penulisan dgn menggunakan "question and answer"

    Question diletakkan di awal sbg judul:
    "Apakah agama akan lenyap?" atau versi aslinya "Will religion ever disappear? "
    dan answer atau jawaban dari pertanyaan itu bisa ditemukan di bagian akhir artikel

    Kalo artikel ini punya tendensi utk mempromosikan atheisme,
    mustahil banget bagian akhirnya ditulis seperti ini:
    "Agama, apakah itu dipelihara melalui rasa takut ataupun cinta, sangat berhasil mengabadikannya dirinya sendiri."

    (Atau versi artikel aslinya)
    Enduring belief

    For all of these reasons – psychological, neurological, historical, cultural and logistical –
    experts guess that religion will probably never go away.
    Religion, whether it’s maintained through fear or love, is highly successful at perpetuating itself.
    If not, it would no longer be with us.
    http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear


    Satu pernyataan yg justru malah menyiratkan rasa optimisme terhadap eksistensi agama kan?
    Dan pernyataan itu juga bukan diungkapkan dari pemikiran orang2 awam
    :hehe:
     
    • Thanks Thanks x 3
  9. joewono Top Contributor
    AMVC CONTRIBUTOR

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Dec 28, 2010
    Messages:
    41,508
    Trophy Points:
    292
    Ratings:
    +1,109,534 / -6
    kalo agama itu sendiri, saya kira gak bakalan hilang

    yang bakalan hilang itu adalah sikap konkrit dalam pengamalan agama itu sendiri

    dapat dilihat dengan nyata, banyak orang2 yang menjunjung tinggi agamanya sendiri, dan ujung2nya menghina agama orang lain
    Sangat tidak berjalan selaras dengan ajaran agamanya

    Saya yakin semua agama mengajarkan kasih sayang
    akan tetapi sangat disayangkan

    banyak umat yang hanya bisa berkoar2 saja tanpa bisa memberikan solusi yang baik


    intinya agama tidak akan punah di identitas penduduk alias KTP
    tapi pada kenyataan sebenarnya agama pasti akan punah

    :rokok:
     
    • Like Like x 1
  10. Irene_Josephine M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 18, 2014
    Messages:
    875
    Trophy Points:
    102
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +860 / -0
    Iya juga :XD:
    Setelah aku baca versi aslinya yg berbahasa Inggris, artikel ini memang menunjukkan bahwa agama itu ngga akan punah
    Jadi artikel ini justru mempromosikan ketangguhan agama, dan artikel ini juga memberi penjelasan mengapa agama tetap diperlukan manusia

    Aku juga barusan baca koran Kompas edisi hari ini

    Ada kisah tentang Fidel Castro yg merupakan seorang Marxist-Leninist yg mengubah Kuba menjadi negara atheist
    Castro melarang agama hidup di Kuba, menutup gereja2, dan mengambil alih 400 sekolah Katolik

    Menurut logika sederhana, setelah ditindas oleh negara atheist spt itu harusnya agama Katolik punah di Kuba
    Tapi pada kenyataannya, sekalipun mengalami penindasan seperti itu penganut Katolik tidak meninggalkan agama mereka

    :yahoo:
    Artinya biar udah ditindas dan dilarang sekalipun, agama dan penganutnya selalu menemukan cara utk bisa survive
     
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: May 24, 2015
  11. SisterSantiago93 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    934
    Trophy Points:
    117
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +869 / -0
    ^
    ^
    ^
    ^
    Memang salah satu agenda utama ketika rezim2 komunis berkuasa adl berusaha melenyapkan agama

    Baik melalui cara2 non-kekerasan ataupun cara2 kekerasan
    termasuk pembantaian para manusia yg menganut agama di wilayah yg dikuasai rezim2 tsb
    (Utk membuktikannya bisa digoogling satu persatu)

    Faktanya, semua usaha melenyapkan agama itu ngga pernah berhasil dgn sukses kan?

    Agamanya ngga pernah bisa dilenyapkan
    Penganut agamanya mungkin pd kurun waktu tertentu (setelah dibasmi) memang akan berkurang
    Namun pelan tapi pasti akan bertambah kembali

    Lagian kalo memang atheisme itu bisa lebih memberikan jawaban atau solusi atas masalah2 di dunia ini,
    tentunya akan jauh lebih banyak orang yg memilih utk menjadi atheist dgn sukarela, ngga perlu dipaksa

    Kalo atheisme itu misalnya bisa memberi ketenangan jiwa jauh lebih besar daripada yg diberikan ajaran agama, tentunya akan jauh lebih banyak orang yg menjadi atheist dibandingkan orang yg percaya pd Tuhan

    Kenyataannya ngga begitu kan? :ehem:

    Mungkin sampai akhir dunia, orang yg ngga percaya Tuhan itu akan tetap ada
    Tapi akan jauh lebih banyak orang yg memilih untuk percaya kpd Tuhan, memilih utk beragama,
    dan memilih utk menjalankan agamanya

    Seperti kesimpulan yg dinyatakan oleh Phil Zuckerman di artikel ini
    (versi bahasa Inggrisnya yg ngga diterjemahkan dan ngga disertakan dlm artikel bhs Indonesianya) :
    “There will always be people who believe, and I wouldn’t be surprised if they remain the majority.”
    http://www.bbc.com/future/story/20141219-will-religion-ever-disappear
     
    • Thanks Thanks x 3
    • Like Like x 1
  12. fuikisama MODERATOR

    Offline

    Saya innocent kaka~

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    20,766
    Trophy Points:
    328
    Ratings:
    +24,433 / -184
    Agama tar punah berbarengan ma punahnya para pemeluknya aka manusia
    The true great doomsday
     
    • Like Like x 1
  13. Silvana96 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 14, 2013
    Messages:
    43
    Trophy Points:
    42
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +178 / -0
    Kalau ditanya apakah agama akan lenyap?
    Maka jawabannya, agama bisa lenyap jika bumi ini hancur sehancur-hancurnya sehingga gak menyisakan satu manusia pun di bumi ini.

    Tapi kalau terjadi kehancuran bumi kek gitu, bukan cuman agama aja yg akan lenyap, tapi semua ideologi di bumi ini termasuk ideologi atheisme juga akan lenyap dan musnah.

    Selama bumi ini masih dihuni manusia, maka selama itu pula agama akan selalu tetap ada.
     
    • Thanks Thanks x 3
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.