Anwar: Demokrasi RI Lebih Baik dari Malaysia

Pemimpin oposisi Malaysia Datuk Anwar Ibrahim mengatakan demokrasi di Indonesia jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Malaysia.

"Di Indonesia sangat baik, kebebasan ada, di kita sistem betul-betul mencengkram," ungkap Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Forum Publik dengan Datuk Seri Anwar Ibrahim tentang akses terhadap Keadilan, di Puri Imperium, Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2011.

Anwar mencontohkan, media massa di Indonesia tidak terkooptasi dan diatur langsung oleh pemerintah untuk memberitakan yang diperbolehkan saja. "Itu yang terjadi di Malaysia, media di kontrol," ungkapnya.

Selain itu, kata Anwar, diskriminasi rasial sangat terbuka di Malaysia dengan adanya slogan dari partai penguasa yaitu 'satu Malaysia, Melayu' semakin membuat etnis minoritas terpinggirkan.

"Tahun 2007 saya menulis kebijakan ekonomi Malaysia yang harus meninggalkan pendekatan etnik dan pribumi, jangan anggap etnis China adalah pendatang yang baru semalam," kata Anwar.

Namun, lanjutnya, perjuangannya justru menuai kecaman dari masyarakat melayu yang diprovokasi oleh penguasa bahwa jika oposisi menang, maka bangsa melayu akan terpinggirkan.

"Saya muslim dan saya Melayu, suatu hari ada anak China tidak mampu, anaknya pedagang kecil, mau mendapat beasiswa tidak bisa karena dia China, sangat diskriminatif," kata Anwar.

Anwar berkali-kali memuji proses demokrasi di Indonesia yang jauh lebih baik daripada Malaysia terutama terkait kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan penghapusan diskriminasi rasial.

Kekurangan yang sangat besar, lanjut Anwar, di Malaysia adalah tidak adanya kebebasan pers untuk dapat menjadi penyeimbang pemerintahan sehingga masyarakat dapat mengawasi seperti di Indonesia.

"Social Network, dia bicara kebebasan, kalau media di kita di kontrol," katanya.

Dia berharap, dengan upaya-upaya yang dilakukannya bersama kelompok yang menamakan Bersih 2.0 beberapa waktu lalu dapat membuka pandangan masyarakat Malaysia dan dunia bahwa di Malaysia tidak sedang baik-baik saja.

"Saya yakin suatu saat rakyat mendengar dan bisa memilih dengan hati nurani dan akal sehat," pungkasnya.

Korupsi Lebih Canggih

Namun untuk urusan korupsi, angka korupsi di Indonesia termasuk besar dibanding di Malaysia. Namun korupsi di Malaysia dilakukan lebih canggih.

"Di Indonesia kan lebih jelas. Kalau di Malaysia menggunakan amplop dan yang memberi juga bilang 'Pak ini harus dibaca yah', lebih canggih kan?" ujarnya.

Menurutnya dengan pendapatan bersih dari hasil minyak sebesar US$25 miliar, namun perekonomian dipandang tidak membaik. Pengangguran di Malaysia juga dinilai tinggi. "Kesenjangan di Malaysia paling tinggi di ASEAN lebih parah dari Indonesia," kata Anwar. (umi)
• VIVAnews

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS