Anda Lelaki Dewasa? Waspadai Kelainan Prostat

Spoiler: Prostat

Pdpersi, Jakarta - Masalah kelainan pada prostat kerap ditemui pada lelaki. Bagi lelaki berusia di bawah 50 tahun, permasalahan utama yang kerap terjadi adalah prostatitis. Sedangkan pada lelaki di atas 50 tahun, permasalahan yang biasa ditemukan adalah pembesaran prostat. Kondisi ini lebih dikenal dengan benign prostate hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak.

Menurut Dr Edwin Tobing SpU, urologist Siloam Hospitals Lippo Village, sekitar 5% dari seluruh penderita dengan gangguan prostat mempunyai risiko untuk mengidap kanker prostat.

Prostat merupakan salah satu kelenjar lelaki yang berukuran sebesar buah kenari yang letaknya mengelilingi leher kandung kencing dan uretra yang merupakan suatu pipa saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih.

Prostat selain terdiri atas sel-sel kelenjar, juga sel-sel otot dimana sel-sel kelenjar tersebut memiliki saluran yang bermuara pada uretra pars prostatika, untuk mensekresi cairan dengan kadar sedikit alkali yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulasi yang berfungsi sebagai cairan pembawa sperma untuk reproduksi. ”Tiga lobus utama yang dimiliki prostat antara lain lobus medius (tengah), lobus kanan, dan lobus kiri,” ujar dia.

Kelainan pada prostat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan dengan cara colok dubur, urinalisis dan kultur urin, uroflowmetri, ultrasonografi prostate transrektal, biopsi prostat transrektal, serta pemeriksaan kadar prostate specific antigen (PSA).

”Untuk menilai komplikasi lanjut yang mungkin timbul dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi ginjal yang dilakukan melalui pemeriksaan darah dan ultrasonographi ginjal dan saluran kemih,” ujar dia.

Edwin memaparkan, pada pemeriksaan colok dubur, langkah tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menilai keadaan prostat seperti taksiran besar prostat, konsistensi, adanya nodul, kesimetrisan, dan nyeri tekan.

”Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dengan menggunakan jari telunjuk, pada penderita dalam posisi telentang atau miring,” ujar dia.

Sedangkan urinalisis adalah pemeriksaan dasar yang utama di bidang urologi. Pada penderita yang datang berobat ke bagian urologi, urinalisis hampir pasti dilakukan, bahkan dianjurkan sebelum bertemu dengan dokter.

Menurut Edwin, penderita akan diminta berkemih dan menampung sebagian urin yang dikeluarkannya. Sebagian urin diinapkan untuk pemeriksaan kultur untuk mencari jenis bakteri yang ada.

Pada uroflowmetri, pemeriksaan untuk mengukur kecepatan pancaran urin ketika berkemih serta sisa urin yang terdapat pada kandung kencing setelah proses berkemih selesai. Sementara itu, ultrasonografi prostat transrektal merupakan pemeriksaan prostat dengan menggunakan alat ultrasonografi, menggunakan probe khusus yang dimasukkan melalui anus hingga ke rektum sehingga langsung mencapai prostat.

Sedangkan prostatitis, kata Edwin, merupakan keadaan dimana prostat mengalami gejala peradangan, yang bisa disebabkan oleh bakteri atau nonbakteri, seperti faktor kelelahan, stres, dan faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya.

Beberapa gejala yang dapat muncul di antaranya rasa tidak nyaman di daerah pinggul bagian bawah yang diakibatkan karena prostat yang mengalami pembengkakan, kemerahan dan terasa panas, rasa panas saat berkemih, frekuensi berkemih menjadi lebih sering, warna urin dapat berubah menjadi keruh, serta demam atau rasa tidak enak badan.

“Penatalaksaan prostatitis dilakukan dengan urinalisis dan kultur urin, pemberian antibiotik, dan massage prostate pada gangguan yang kronis,” papar Edwin.

Pembesaran prostat jinak yang merupakan keadaan dimana sel-sel prostat mengalami pertambahan jumlah, kemudian akan mengakibatkan desakan pada uretra, adalah penyakit kedua terbanyak di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran kemih.

Pertumbuhan prostat dirangsang oleh androgen atau hormon testosteron yang dihasilkan secara alamiah oleh testis pada setiap lelaki. Hingga saat ini penyebab pastinya belum diketahui. Beberapa tahun belakangan banyak diteliti tentang kemungkinan bukan hanya hormon testosteron saja yang berperan bahkan hormon estrogen juga berperan. Faktor risiko yang berperan langsung adalah usia dan kadar kolesterol darah. (izn)
sumber : http://pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=4845&tbl=cakrawala

*waduh.....berbahaya...

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS