1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Novel A Game of Thrones - George R. R. Martin

Discussion in 'Book Review' started by Laikensor, May 23, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Laikensor M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 8, 2010
    Messages:
    2,345
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +68,157 / -0
    [​IMG]

    Judul: A Game of Thrones (A Song of Ice and Fire #1)
    Penulis: George R. R. Martin
    Genre: Fantasy
    Penerbit: Bantam Books
    Tahun Terbit: 1996
    Jumlah Halaman: 835
    ISBN: 978-0-553-57340-4
    Rating: 5/5​

    In A Game of Thrones, George R. R. Martin has created a genuine masterpiece, bringing together the best the genre has to offer. Mystery, intrigue, romance, and adventure fill the pages of the first volume in an epic series sure to delight fantasy fans everywhere.
    In a land where summers can last decades and winters a lifetime, trouble is brewing. The cold is returning, and in the frozen wastes to the North of Winterfell, sinister and supernatural forces are massing beyond the kingdom's protective Wall. At the center of the conflict lie the Starks of Winterfell, a family as harsh and unyielding as the land they were born to. Sweeping from a land of brutal cold to a distant summertime kingdom of epicurean plenty, here is a tale of lords and ladies, soldiers and sorcerers, assasins and bastards, who come together in a time of grim omens. Amid plots and counterplots, tragedy and betrayal, victory and terror, the fate of the Starks, their allies, and their enemies hangs perilously in the balance, as each endeavors to win that deadliest of conflicts: the game of thrones.

    Locus Award – Best Novel (Fantasy) (Won) – (1997)
    World Fantasy Award – Best Novel (Nominated) – (1997)
    Hugo Award – Best Novella for Blood of the Dragon (Won) – (1997)
    Nebula Award – Best Novel (Nominated) – (1997)
    Ignotus Award – Best Novel (Foreign) (Won) – (2003)

    Review

    Lord Jon Arryn, penasihat raja yang sudah uzur itu meninggal. Tapi sayangnya, kematiannya bukan karena usia tua. Satu detik, dia baik-baik saja, dan detik berikutnya, dia ditemukan sudah tak bernyawa, setidaknya demikian menurut King Robert Baratheon.

    Lord Eddard Stark, anak asuh Jon Arryn sekaligus kawan lama King Robert, dengan cepat mengambil kesimpulan. Ada yang tidak beres disini. Ada yang ingin Jon Arryn mati. Tapi untuk alasan apa? Jon Arryn adalah bangsawan yang mulia dan disegani, mustahil ada yang dengan sengaja membunuh Jon Arryn karena perkara sepele. Pasti ada yang ingin Jon Arryn bungkam. Dan satu cara yang paling mudah untuk memastikan seseorang tidak bicara yang aneh-aneh, tentulah dengan membunuhnya. Ya, pasti dia dibunuh. Demikian pikir Eddard.

    Tapi masih ada satu pertanyaan belum terjawab: untuk alasan apa? Informasi apa yang sedemikian mahalnya hingga Jon Arryn harus membayarnya dengan nyawanya?

    Berangkat dari itu, Eddard menerima tawaran dari King Robert untuk menggantikan Jon Arryn menjadi penasihat raja. Dengan begini, dia berharap bisa melihat apa yang dilihat Jon Arryn dari posisi yang sama sebelum dia dibunuh. Tak disangkanya, kebenaran yang dia temukan di King's Landing, ibukota Seven Kingdoms itu ternyata jauh lebih menggemparkan. Dan mau tak mau, Eddard harus ikut terjun dalam permainan politik kotor King's Landing. Dan sebagai pemain baru di percaturan politik King's Landing, dia sadar bahwa dia hanya bisa memilih satu diantara dua pilihan takdir: menang atau mati.

    Sementara itu, di seberang lautan, pewaris tahta Seven Kingdoms yang sah, Viserys Targaryen, masih berambisi menggulingkan kekuasaan King Robert dari tampuk kekuasaan dan mengembalikan kejayaan dinasti Targaryen seperti dulu lagi. Ketiadaan uang dan pasukan untuk membantu perangnya, tak membuat Viserys patah semangat. Dengan taktik menikahkan adiknya, Daenerys Targaryen, dengan Khal Drogo, pemimpin dari salah satu khalasar Dothraki; kaum barbar penunggang kuda yang terkenal bengis, Viserys berencana hendak mengambil alih pasukan itu dari Khal Drogo dan membuat mereka membantunya merebut kembali tahta yang sudah menjadi haknya.

    Berhasilkah Viserys meyakinkan kaum Dothraki untuk membantunya dalam perangnya?

    Semetara itu, luput dari perhatian semua orang, angin dingin mulai berhembus dari Utara, membisikkan janji musim dingin yang panjang. Membawa kembali mimpi buruk setiap orang. Pasukan iblis bermantel es yang sudah lama terlupakan bermaksud balas dendam.

    The Others.

    ***​

    Saya yakin, diantara anda pasti ada yang familiar dengan judul buku ini: A Game of Thrones. Yep yep. Memang benar, buku ini telah diadaptasi menjadi serial TV oleh HBO sejak tahun 2011 yang lalu, dan sekarang menjadi sangat mainstream karena ceritanya yang tidak biasa. Yep, tidak biasa. Kenapa begitu? Begini, seperti yang kita pembaca telah tahu, bahwa rumus umum novel fantasi adalah adanya tokoh utama yang akan terus hidup sampai cerita berakhir. Dan betapapun hebatnya, kuatnya, saktinya diceritakan sang antagonis, upayanya untuk membunuh tokoh utama akan selalu gagal. Dan di penghujung cerita, dengan bantuan kawan-kawan setianya, akan kita temui sang tokoh utama dengan aksi heroiknya berhasil mengalahkan sang antagonis dan hidup bahagia bersama gadis pujaannya. End of story.

    Yep. Itulah rumus umum novel fantasi. Tapi George R. R. Martin memilih untuk mengabaikan formula Hero VS Evil itu, dan memilih membuat seluruh karakternya menjadi abu-abu. Tidak ada hitam-putih, semuanya abu-abu. Atau dengan kata lain: tidak ada tokoh utama yang mengendalikan jalan cerita. Setiap orang punya ceritanya sendiri, dan setiap cerita akan turut mendukung pembaca dalam melihat gambaran besar dari keseluruhan cerita.

    Namun, jangan dikira tidak ada konsekuensi dari ketiadaan tokoh utama ini. Setidaknya, ada dua konsekuensi yang saya temukan selama membaca novel ini. Pertama, karena tidak ada tokoh utama, kematian karakter 'yang kita kira tokoh utama' yang bisa terjadi kapan saja, dimana saja. Dan kematian tokoh 'yang kita kira tokoh utama' ini tidak selalu heroik. Saya mendapati beberapa karakter mati konyol karena ulah mereka sendiri. Ada yang karena tidak bisa sabar, ada yang karena terlalu teguh memegang sikap kesatria, tidak sedikit juga yang mati karena terus-menerus membuat keputusan yang keliru. Seperti kata pepatah, you reap what you sow.

    Konsekuensi lain dari tidak adanya tokoh utama ini adalah, tokohnya menjadi sangat banyak. Di awal-awal, wajar rasanya kalau pembaca yang baru mulai membaca bab-bab awal akan kebingungan dengan begitu banyak nama yang harus diingat, belum lagi relasi antar nama satu sama lain. Namun percayalah, ketika hal ini sudah diluar kepala, cerita akan mengalir dengan sendirinya. Apalagi karakter dalam novel ini abu-abu, begitu detail dan manusiawi, membuatmu tidak akan susah membayangkan mereka ada di kehidupan nyata.

    Selain tidak adanya tokoh utama, hal menarik lainnya dari novel ini adalah penceritaannya yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang berganti-ganti di tiap chapternya. Jadi, cerita di novel ini dibangun berdasarkan penuturan dari tiap-tiap sudut pandang tokoh yang bersangkutan. Maka dari itu jangan heran apabila anda menemui ada dua tokoh memiliki pandangan berbeda terhadap satu peristiwa yang sama. Itu semata-mata karena mereka melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Persepsi mana yang benar, diserahkan kembali kepada anda sebagai pembaca untuk memutuskan.

    Dan yang paling menarik dari novel ini, menurut saya adalah legendanya. Ya, legendanya. Nyaris seperti J. R. R. Tolkien dengan The Silmarilion-nya, George R. R. Martin disini juga membangun dunia dengan latar belakangnya dengan sangat cantik. The Known World yang membentang dari Westeros sampai Asshai, dari Land of Always Winter sampai Summer Isles, dengan legendanya masing-masing, menjadikan dunia fiksi ini seolah pernah ada, pernah terjadi. Belum lagi kondisi geospasialnya: Westeros bagian utara yang dingin dan tidak bersahabat. Westeros pusat yang ramai dan penuh intrik politik. Westeros bagian selatan dan Summer Isles yang unik masyarakatnya. Free Cities. Central Essos yang maju karena perbudakan. Qarth yang kaya karena terletak di persimpangan antarbenua. Yi Ti yang eksotis. Asshai dan Shadowland yang misterius. Sungguh, dengan kekuatan imajinasi, semua terasa begitu nyata. Begitu ada.
     
    • Like Like x 15
    • Thanks Thanks x 3
    Last edited by a moderator: Jul 24, 2014
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. dmt_Delanggu Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 3, 2014
    Messages:
    83
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +38 / -0
    Aku membaca versi PDF dengan jumlah halaman: 501
    Rating: 3/5

    Kesalahanku sebagai pembaca adalah ekspektasi yang salah. Namun, baik dengan/tanpa ekspektasi yang salah aku tidak bisa memberi rating yang lebih baik.
    Dengan hype yg beredar, dimana orang2 yang menganggap George R. R. Martin sebagai dewa - bahkan ada yg mengatakan Tolkien itu tidak ada apa2nya dibanding - aku berharap membaca cerita yg solid.
    George R. R. Martin bermain emosi, bukan logika. Bacalah buku ini jika anda ingin menikmati roller-coaster emosi: memukul2 bantal dalam kegemasan, mencekik dan menggoyang2 guling dengan kencang (membayangkan suara gigi gemeretak) dan berteriak: "semua ini tidak akan terjadi seandainya kalian berbicara dan mendengarkan satu sama lain".

    Review​

    Pengarang bersinar terang di satu aspek: karakter. Ya, disisi ini pengarang lebih baik daripada Tolkien
    Sebagai pembelaan untuk Tolkien: karakterisasi tentang Elf dan Dwarf dicontek oleh pengarang2 fantasi berikutnya sehingga karakterisasi tersebut menjadi stereotype. Lebih lanjut, sebagian besar mengenal stereotype tersebut dari karya derivatif sebelum mereka membaca Tolkien (itupun kalau baca)
    Melenceng jauh dari mainstream, tidak ada kejelasan di buku ini siapa yang di daulat sebagai karakter utama; beberapa karakter memikat dengan keunikan mereka masing2.
    Dengan banyaknya nama yang diperkenalkan, kekayaan karakter tidak sekedar di sisi jumlah tapi juga keragamannya.
    Walaupun sebagian besar memikat terutama karena faktor lingkungan:
    • Arya yang tomboy dengan kekuatan dan kelemahannya sebagai anak berumur 9-10 th.
    • Daenerys yang pada awalnya puas dengan kehidupan di Braavos denga pintu merahnya; mengadopsi ambisi kakaknya setelah melihat kekuatan Dorakhi.
    ada sebagian kecil yang memikat dari nilai intrinsic karakter:
    • Tyrion yang cerdas tapi tidak diplomatis (blunt) - cenderung mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.
    • Bronn, pedang bayaran yang pragmatis - dengan santainya mengejek orang yang menyewanya.
    • Sandor yang membenci kepalsuan knight dan ramah tamah bangsawan.
    Karakter2 lain - dengan daya tarik yang lebih lemah - tetap terasa nyata. Bahkan ketika seorang karakter bertindak irrational, tindakan itu dapat dimaklumi dengan mempertimbangkan situasi yang melingkupi karakter tersebut.
    • Eddard, veteran perang yang menjunjung tinggi kehormatan bertindak seperti anak kecil di peperangan politik (dimana kehormatan tidak ada harganya).
    • Sansa yang hidup di dunia mimpi dan dibangunkan dengan kejutan yang luar biasa.
    Di lain sisi, kelemahan editor dan kejanggalan logika menjadi nilai minus.
    Kalau sepeda tidak bisa dipakai di atas sungai, aku tidak akan menilai itu sebagai kelemahan.
    Sebaliknya kalau tukang obat mempromosikan obat urut-nya juga berfungsi sebagai penyubur rambut; tapi ketika aku coba rambutku menjadi rontok... ini nilai negatif.

    Untuk masalah legenda, sebagian besar masih gelap sehingga aku masih belum bisa memberi nilai positif / negatif. Sejauh ini aku tidak terkesan; ini seperti cerita zombie di abad pertengahan.

    Sudah habis ditebang, tapi masih ada?


    Bloodrider-nya Ogo / Ogo sendiri?


    Valyrian steel? Wow... seandainya aku punya.... Eh? dua orang saling tarik-dorong tapi jarinya tidak putus? Dimana tajamnya?.


    Di Hedge Knight Dunk menjual seekor kuda seharga 750 silver. Catelyn menganggap seekor kuda jauh lebih berharga daripada anaknya sendiri?


    Banyak tukang gosip ya? Sampai masalah piaraan hilang juga dilaporkan ke Wall.


    Siege Weapons
    Tully bertahan dengan catapult, Lannister membangun siege tower.
    a. afaik catapult dipakai terutama untuk menyerang, bukan untuk bertahan. Daya rusak kuat, tapi dengan fire-rate rendah dia tidak cocok untuk menyerang target bergerak.
    b. Siege tower? Padahal Riverrun dikelilingi sungai. Lagipula kalau operator catapult Riverrun bisa membantai rakit yg melaju di arus deras, pastinya mereka bisa menghancurkan siege tower sebelum mendekat tembok benteng.
    Benteng Twins lebih rasional, menggunakan scorpions.


    Ada chapter yang hilang?
    (hal 431) Tywin masih bertahan di Crossroad Inn ketika dia mendengar Robb menuju ke arah Jamie.
    Lari ke selatan? lari dari mana kok finish-nya balik di starting point?
    Tywin mendengar ada ancaman di jalur supply tapi tetap menyerang ke utara? Untuk apa dia melancong jauh ke utara?
    Jauh? Lari kesetanan di atas kuda tapi perjalanan masih memakan waktu berhari2 (every morning...)
    Padahal lawan mereka (dibawah Roose Bolton) pejalan kaki.
    Lari kesetanan tapi menunggu sampai kembali di Crossroad Inn untuk mendengar laporan tentang kekalahan Jamie?

    -- edit 1 --
    Sebagian besar fantasi medieval menyertakan peta untuk kemudahan visualisasi - seri ini tidak menyertakan peta. Bahkan setelah 5 buku, lokasi House Blackwood masih belum diketahui.
    Ada (non-official) peta Westeros dengan topographic map yang keren. Kalau membaca cerita Arya petanya terasa salah (daripada utara-selatan, jauh lebih banyak ke barat).
    -- edit 2 --
    Ternyata ada versi officialnya.
    Inn di buku 3 chapter 13 adalah Inn of the Kneeling Man; daripada ke utara Arya ber-3 lebih banyak berjalan ke barat.



    Penutup​

    Jika anda belum membaca dan mempertimbangkan apakah buku ini layak dibaca atau tidak, disarankan untuk menengok dulu versi komiknya.
    • Mencakup 84% buku pertama
    • Faithful (abridged) adaptation - walaupun dibeberapa episode karakter memakai jauh lebih sedikit pelindung (armor/helm/etc) dibanding versi novel
    • Urutan bab dikocok sehingga plot mengalir lebih lancar dibanding versi novel
    • Beberapa keterangan on-the-spot (sementara di novel keterangan diberikan beberapa halaman setelah kejadian) kembali memperlancar pemahaman cerita.
    • Bergambar - full color.

    Mempertimbangkan bahwa pengarang lebih mengandalkan faktor lingkungan daripada faktor intrinsic, karakter2 lain yang kurang memikat di buku pertama dapat memikat ketika pengarang mengangkatnya ke lingkungan yang lebih baik atau menjerumuskannya ke lingkungan yang menyedihkan di buku2 berikutnya.
    Jika anda terpikat oleh buku pertama ini, bersiap2lah untuk membaca buku ke-2 sampai ke-5 (dan berharap semoga buku ke-6 dan ke-7 dapat terbit sebelum pengarang meninggal).
    -- edit 1 --
    Barusan baca bab Arya Stark di buku 2-5 + preview buku 6. Kalau alurnya berjalan selamban itu 7 buku tidak cukup untuk memperdalam karakter Arya.
    Kalau si nenek bisa santai di dekat Beric yg sudah 6x mati tapi takut melihat Arya, seharusnya Arya bakal menjadi tokoh kunci di akhir seri ini.
     
    • Like Like x 3
    Last edited: Jun 26, 2014
  4. eseries Members

    Offline

    Joined:
    May 18, 2011
    Messages:
    9
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +2 / -0
    apakah tv series nya sesuai alur cerita di buku novelnya?
     
    • Like Like x 2
  5. toharastafara Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 28, 2012
    Messages:
    178
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +65 / -0
    Jelas berbeda. Bahkan tokoh-tokoh yang mati juga berbeda.
     
    • Like Like x 1
  6. amrozilagi Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 28, 2012
    Messages:
    15
    Trophy Points:
    12
    Ratings:
    +108 / -0
    katanya versi terjemah indonesia udah mau cetak yak
     
    • Like Like x 1
  7. pysight Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 20, 2011
    Messages:
    82
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +7 / -0
    nyari bukunya skrg susah gan
    di periplus, kinokuniya, books&beyond dah pd kosong
    btw ane daerah bdg. kyknya mesti nyari di jkt nih buku2nya
     
    • Like Like x 1
  8. konnax Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 16, 2008
    Messages:
    126
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +23 / -0
    Iya katanya awal 2015 yah udah siap.

    Katanya sih di B&B BIP atau IP yah, yang masih ada. Kalo di Jakarta, cek di Pacific place atau citos. Kemaren gue dapet yang boxset 1-5, cuma 450 dari 560 di B&B Pacific Place.
     
    • Like Like x 1
  9. Cerberusz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 25, 2008
    Messages:
    44
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +8 / -0
    di periplus ada tuh buku pertamanya, cek aja di websitenya..
    kalo mau versi ebooknya download di play store kayaknya ada deh gan..
     
    • Like Like x 1
  10. dobbyisfree Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 21, 2013
    Messages:
    116
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +35 / -0
    Serius gan bakal ada terjemahannya juga nanti? Padahal katanya kemungkinan diterjemahin itu kecil banget soalnya banyak kata2 rumit dan vulgar ya di buku ini.
    Cuman kalo beneran mau diterjemahin ane seneng banget, soalnya nyokap ane ngikutin banget filmnya tuh dan pengen baca novelnya tapi bahasa inggris.
    Udah kebayang2 aja bahasa inggrisnya pasti bahasa inggris yang susah atau baku di otak ane :pusing:
     
    • Like Like x 2
    Last edited: Feb 13, 2015
  11. ef_h Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 5, 2013
    Messages:
    94
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +3 / -0
    wkwkwkwk, ane juga mau donlod, cuma bahasa inggris ane pas-pasan..
    jadi ane pilih nonton aja dah....
     
    • Like Like x 1
  12. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    Ntah kenapa gw gaisa enjoy game of throne :keringat:
     
    • Like Like x 1
  13. Hab2 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 5, 2010
    Messages:
    55
    Trophy Points:
    32
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +41 / -0
    Game of Thrones edisi bahasa Indonesia udah terbit.
    Ah, selalu dilirik kalau ke toko buku. Pengen beliii rasanya.
    Tapi ada yang bikin ragu sih, karena kalau dari review yang ada dengan menceritakan per bab dari sudut pandang orang yang berbeda jadi cukup ribet.
    Pengen baca sih.

    Ah, mungkin awalnya mau pinjam dulu deh, kalau cocok dan bagus menurutku bakal beli buat koleksi :)
     
    • Like Like x 1
  14. thanatos93 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 10, 2011
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +2 / -0
    Pengen baca bukunya tp abis liat jml halamannya jd ragu...:malu:
     
    • Like Like x 1
  15. INDRAke6 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 3, 2011
    Messages:
    693
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,909 / -0
    Kalau sebuah novel membosankan, rugi banget kalau sampai baca hingga lebih 500 halaman

    Tapi gw udah baca kok novelnya yg udah terjemahan indonesia, sampulnya merah dan halamannya emang sampai 900 halaman.
    Pendapat gw pribadi untuk buku ini........"Novel yang harus kamu baca sebelum meninggal"

    Bahasa English gw cetek, jadi lagi tunggu versi terjemahan Indonesianya untuk seri ke-2nya "A Clash of Kings"
     
    • Like Like x 1
  16. ELF_Anthy407 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 26, 2013
    Messages:
    209
    Trophy Points:
    67
    Ratings:
    +1,738 / -1
    udah baca versi terjemahan... hahahahah.. itupun minjem punya temen..

    IMO sih yaaa, bagi yg lebih dulu nonton serial TV HBOnya mungkin bakalan kesal karena penerjemahan istilah yang sepertinya 'lebih enak' tetap menggunakan bahasa aslinya (English)..
    contoh: Night's Watch jadi Garda Malam

    Overall terjemahannya bagus kok..
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Sep 5, 2017
  17. icotimothy Members

    Offline

    Joined:
    Sep 30, 2012
    Messages:
    2
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    lebih baik nonton langsung kaya nya ....
     
  18. Aries44 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 13, 2012
    Messages:
    25
    Trophy Points:
    2
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +0 / -0
    Ini satu buku langsung selesai apa buku series gitu ya ada buku 1, 2, 3 dan seterusnya ?
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.