1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Flora Enau atau Aren (Arenga pinnata)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by shinigamidika, Jul 13, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. shinigamidika MODERATOR

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Feb 26, 2010
    Messages:
    16,173
    Trophy Points:
    238
    Ratings:
    +76,421 / -0
    ENAU atau AREN (Arenga pinnata)








    Classification
    Kerajaan: Plantae
    Divisi : Magnoliophyta
    Kelas : Liliopsida
    Ordo : Arecales
    Famili : Arecaceae
    Genus : Arenga
    Spesies : A. pinnata




    [​IMG]



    Sekilas​

    "Aren" dialihkan ke halaman ini. Untuk komune di Perancis, silakan lihat Aren, Perancis dan untuk kotamadya di Spanyol, silakan lihat Arén
    Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya); kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. [1]

    Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.

    Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang.






    Pemerian​


    Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.

    Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.

    Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, [2] tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.






    Kegunaan​


    Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai penghasil gula.

    Nira dan gula
    Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.

    Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore. Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.

    Di banyak daerah di Indonesia, nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebut tuak atau di daerah timur juga disebut saguer. Tuak ini diperoleh dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran (misalnya kulit kayu nirih (Xylocarpus) atau sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau pahit. Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadi cuka. Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik. Nira mentah (segar) bersifat pencahar (laksativa), sehingga kerap digunakan sebagai obat urus-urus. Nira segar juga baik sebagai bahan campuran (pengembang) dalam pembuatan roti.


    Buah aren dan kolang-kaling
    Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.[1]. Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling.

    Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.

    Produk lain
    Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon enau juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.

    Seperti halnya daun, ijuk dari pohon enau pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.

    Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini dipergunakan sebagai papan, kasau atau dibuat menjadi tongkat. Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia. Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluran air.

    Akar enau dihasilkan serat untuk bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.






    Ekologi dan penyebaran​

    Pohon enau mudah tumbuh. Memiliki asal usul dari wilayah Asia tropis, enau diketahui menyebar alami mulai dari India timur di sebelah barat, hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, enau tumbuh liar atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 m dpl.. Biasanya banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai.

    Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang masak banyak disukai hewan. Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau. Di Bangka, pada masa lalu orang-orang Tionghoa memasang perangkap di bawah pohon enau yang tengah berbuah, untuk menangkap rombongan babi hutan yang berpesta buah enau yang berjatuhan.

    Perbanyakan
    Enau atau aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :

    Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun. Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaitu Aren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam yang memiliki batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari. Untuk kepentingan produksi nira dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam sebagai pohon induknya.

    Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira. Hal ini sangat dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua; jika hasilnya banyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.
    Selanjutnya tahapan penyediaan bibit tanaman aren adalah sebagai berikut:

    1. Pengumpulan buah
    Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.

    2. Pengambilan biji dari buah
    Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.

    3. Perkecambahan
    Benih disemaikan dalam tempat persemaian dengan media campuran pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1. Untuk mempercepat perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas pasir (ampelas) di bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan. Benih disiram setiap hari untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.

    4. Pembibitan
    Semai aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau ke dalam kantong plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm, yang telah diisi ¾ bagiannya dengan tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:2. Bibit-bibit yang telah dipindahkan ini memerlukan penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan (ditanam) ke lapangan setelah berumur 6-8 bulan sejak daun pertama terbentuk.

     
    Last edited: Aug 9, 2014
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. nugrozipho MODERATOR
    Trivia Mania

    Offline

    表裏一体

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    13,833
    Trophy Points:
    319
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +40,338 / -7
    Inilah Tahapan Mengolah Kolang-Kaling Sejak Dari Pohonnya!












    [​IMG] Kolang-kaling merupakan buah kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih. Buah menyegarkan ini berasal dari biji pohon aren yang bergetah. Proses membuatnya memang agak rumit dan memakan waktu lama. Tak semudah mengunyahnya.

    Biji pohon aren atau buah atap memiliki kadar air tinggi yaitu 93,8% per 100 gram. Selain itu juga mengandung nutrisi lainnya seperti, protein dan karbohidrat. Meskipun baik untuk pencernaan dan banyak tersedia di pasar tradisional serta swalayan, untuk memprosesnya tidak mudah.

    Bagaimana cara mengolah kolang-kaling hingga berwarna putih transparan?
    [​IMG] 1. Buah aren setengah masak
    Buah aren adalah bahan utamanya, dipilih yang masih setengah masak. Biasanya warna kulit buahnya masih hijau segar. Buah ini kemudian dipisahkan dari batangnya satu persatu kemudian dimasukkan ke dalam wadah.

    2. Pembakaran
    Setelah dipisahkan dari tangkainya. Buah aren dibakar dahulu agar getahnya hilang. Jika tidak, kulit bisa terasa gatal bila terkena getah buah. Proses pembakaran dilakukan dengan menumpuk buah di atas bara api hingga daging buah sedikit hangus.

    3. Perebusan
    Tujuan perebusan buah aren juga sama dengan proses pembakaran. Proses ini dilakukan selama 1-2 jam lamanya. Sebelum buah aren diangkat sebaiknya diamkan dahulu airnya hingga dingin. Setelah itu, satu persatu buah aren bisa dikupas untuk diambil bijinya.
    [​IMG] 4. Pengupasan
    Kulit buah diiris dengan pisau secara hati-hati. Kemudian dibelah menjadi dua dan biji inti buah aren akan langsung terlihat. Dilepaskan satu per satu kemudian dcuci dengan air bersih.

    5. Dipukul agar pipih empuk
    Sebelum direndam biji aren yang sudah terpisah dari kulit dipukul-pukul ringan dengan palu satu per satu. Tujuannya agar bentuknya lebih pipih dan sedikit lebar.

    6. Perendaman
    Setelah bersih langsung direndam bersama air kapur selama 2-3 hari. Gunanya untuk menghilangkan kotoran dan mengenyalkan biji aren. Jika warnanya sudah berubah menjadi bening maka jadilah kolang-kaling. Saat dipasarkan biji kolang-kaling juga harus tetap direndam air.

     
  4. shinigamidika MODERATOR

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Feb 26, 2010
    Messages:
    16,173
    Trophy Points:
    238
    Ratings:
    +76,421 / -0
    Manfat Enau​


    1. Demam
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
    Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum biasa.

    2. Sakit Perut
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, asam yang telah
    masak secukupnya.
    Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai
    merata, kemudian disaring untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan: diminum biasa.

    3. Sulit Buang air besar
    Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren.
    Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum biasa.


    Komposisi :
    KANDUNGAN KIMIA : Gula yang dibuat dari nira enau ini belum diketahui secara pasti kandungan kimia yang ada di dalammnya, karena sampai saat ini belum dilakukan penelitian ilmiah. Namun tentang khasiat dari praktek pengobatan tradisional, gula aren sering menjadi pilihan utama.

     
  5. shinigamidika MODERATOR

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Feb 26, 2010
    Messages:
    16,173
    Trophy Points:
    238
    Ratings:
    +76,421 / -0
    RESEP CARA MEMBUAT MANISAN KOLANG KALING
    [​IMG]

    Kolang kaling dibuat dari biji pohon aren yang berbentuk pipih dan bergetah. Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha kolang kaling biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk direbus selama beberapa jam. Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan. Kolang-kaling banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan atau minuman yang menjadi primadona sebagai salah satu dari aneka Menu Takjil Berbuka Puasa karena dapat memberikan rasa segar bahkan baik untuk membantu memperlancar kerja saluran cerna manusia. Selain itu juga dapat diolah menjadi cemilan enak berupa manisan kolang kaling. Untuk pembuatan manisan kolang kaling, pilihlah kualitas yang bagus dan tidak keras, berikut beberapa resep cara membuat manisan kolang kaling.

    RESEP MANISAN KOLANG KALING
    Bahan :
    1 kg kolang kaling
    250 gram gula pasir
    500 ml fanta, warna dan rasa sesuai selera
    1 lembar daun pandan
    10 lembar daun jeruk
    air cucian beras dan air panas (mendidih)

    CARA MEMBUAT MANISAN KOLANG KALING :
    Cuci kolang kaling dengan menggunakan air cucian beras hingga bersih, bilas dengan air bersih, tiriskan. Rendam dengan air mendidih dan biarkan beberapa saat, tiriskan.
    Rebus fanta, gula, daun jeruk dan daun pandan sampai mendidih. Masukkan kolang kaling, masak hingga mendidih dan biarkan beberapa saat. Matikan api lalu dinginkan manisan dan simpan di kulkas.
    Pembuatan manisan kolang kaling dengan proses di atas akan menghasilkan warna yang lebih muda. sedangkan untuk menghasilkan manisan kolang kaling memiliki warna yang lebih tua dapat menggunakan resep di bawah ini dengan cara atau proses pembuatan sama seperti di atas :
    Bahan : 1 kg kolang kaling, 300 gram gula pasir, 500 ml air, pewarna makanan secukupnya, 1 lembar daun pandan, 10 lembar daun jeruk.
    Ada resep lain yang dapat digunakan, yaitu penggunaan air kapur sirih agar tetap kenyal.

    Bahan :
    1 kg kolang-kaling
    2 sdm air kapur sirih
    400 gram gula pasir
    5 tetes pewarna merah
    5 tetes pewarna hijau
    2 sdt esen mawar
    5 lembar daun jeruk, sobek-sobek
    4 batang serai, memarkan
    ½ sdt garam

    CARA MEMBUAT :
    Cuci kolang-kaling hingga benar-benar bersih, rendam dengan air kapur sirih hingga 1 jam, tiriskan. Kukus selama 10 menit, angkat dan tiriskan hingga dingin.
    Masukkan dalam bowl campur dengan gula, daun jeruk, serai, garam dan esen mawar, aduk-aduk hingga gula larut. Bagi menjadi dua bagian, masing-masing beri warna, masukkan dalam toples, dan simpan dalam kulkas, jika hendak dihidangkan, ambil daun jeruk dan serai didalamnya.

     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.