1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Flora Bakung Cahaya Emas (Lilium auratum)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by yurieels, Sep 18, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. yurieels M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2011
    Messages:
    342
    Trophy Points:
    162
    Ratings:
    +8,620 / -0



    [​IMG] Bakung Cahaya Emas (Lilium auratum) [​IMG]




    [​IMG]






    [TH="background-color: #FFFFFF, colspan: 2, align: center"]Klasifikasi Ilmiah[/TH]






















    [TH="background-color: #FFFFFF, colspan: 2, align: center"]Nama Ilmiah[/TH]


    Kerajaan: Plantae
    Divisi: Magnoliophyta
    Kelas: Liliopsida
    Ordo: Liliales
    Famili: Liliaceae
    Genus: Lilium
    Spesies: L. auratum
    Lilium auratum
    Lindl.





    Bakung Cahaya Emas merupakan tanaman berumbi dari famili lily. Tersebar di padang rumput dan hutan tepi pegunungan di wilayah Kinki utara dengan pengecualian wilayah Hokuriku dan Hokkaido dan wilayah Kanto, Jepang.

    Tinggi tanaman 1-1.5m dan berbunga sekitar Juli sampai Agustus. Bunga, mekar 1-10 atau lebih dan menyebarkan kelopak dalam menyapu luar. Ukurannya adalah yang terbesar di antara keluarga lily dengan diameter lebih dari 20 cm. Memiliki beberapa coretan kuning, bintik-bintik merah di bagian dalam, dan kelopak dengan warna putih. Dari penampilannya yang sangat cantik, bunga ini disebut sebagai "Raja bunga bakung".

    Pada tahun 1873, dipamerkan dengan lily lainnya di Japan Expo di Wina, dan mendapatkan banyak perhatian di Eropa. Sejak itu, umbi lily adalah salah satu barang ekspor utama di era Taisho. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga prefektur Kanagawa.
    [/td]
     
    Last edited by a moderator: Sep 25, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. nugrozipho MODERATOR
    Trivia Mania

    Offline

    表裏一体

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    13,832
    Trophy Points:
    319
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +40,338 / -7
    What Do You Feed a Gold Band Lily?

    Gold band lilies (Lauratum auratum), also called golden-rayed lilies, are native to Japan. They grow well in sunny areas in U.S. Department of Agriculture plant hardiness zones 5 through 8 where they release their trademark fragrance from the bright yellow blossoms that give the plant its name. Feeding your gold band lilies with the right nutrients will ensure fast foliage growth and the largest, showiest flowers.

    Compost
    Gold band lilies require good drainage to thrive. Poorly draining soil increases the risk of numerous problems, including root rot and mold-related bulb diseases. To improve drainage and enhance the overall soil structure, add organic matter to the planting site before planting your gold band lilies. Apply a 2- to 3-inch layer of compost and mix it into the top 6 inches of soil.

    Fertilizer at Planting
    Before planting gold band lilies, spread a 5-10-10 complete fertilizer or a fertilizer with a similar nutrient ratio. This bolsters soil nutrient levels and provides a strong foundation for the flowerbed. If you choose to use a 5-10-10 product, spread it at a rate of 3 pounds for every 100 square feet of flowerbed. After spreading the fertilizer, mix it into the top 12 inches of soil with a spade or rototiller.

    Annual Fertilizer
    Every year, your gold band lilies will arise out of dormancy and begin pushing new shoots up and out of the soil. At this time, apply your annual fertilization using a 5-10-10 or 10-10-10 granular fertilizer. Apply the fertilizer at a rate of 2 pounds for every 100 square feet of lily flowerbed, which works out to approximately 1 pound of fertilizer for the average 5-foot by 10-foot flower bed. Repeat again after your gold band lilies bloom.

    Mulch
    Organic mulch feeds your gold band lilies as the mulching matter decomposes. It also helps keep the lily bulbs cool and maintains soil moisture levels. Use shredded wood chips or cocoa shells. Spread the mulch in a 2- to 3-inch-thick layer around the lily plants. A mulch layer that's any thinner than this won't offer optimal weed-blocking benefits.

     
  4. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89

    [h=3]Bunga Bakung (Lily) [/h]


    Bunga Lily atau bunga bakung, merupakan bagian dari genus Lilium. Ada sekitar 100 suku dalam keluarga bakung (Liliaceae). Tanaman ini bisa menyesuaikan diri dengan habitat hutan, seringkali pegunungan, dan terkadang habitat rerumputan. Beberapa mampu hidup di rawa. Pada umumnya tanaman ini lebih cocok tinggal di habitat dengan tanah yang mengandung kadar asam seimbang. Bakung biasanya memiliki tangkai yang kokoh. Kebanyakan suku bakung membentuk umbi polos di bawah tanah.


    [​IMG]
    Di Jepang disebut Yamayuri yang berarti Lily / Bakung gunung. Dia berasal dari Jepang dan terkadang disebut juga sebagai Golden Rayed Lily of Japan.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Salah satu dari keluarga Lily. Bunga ini berasal dari Balkans dan Asia Barat. Membentuk umbi pada permukaan tanah, dan tidak seperti bakung pada umumnya, bunga ini tetap mempunyai calon daun di musim dingin, yang kemudian mati di musim panas. Bunganya yang berwarna putih dan kuning kemerahan dipangkalnya muncul pada akhir musim semi dan menyebarkan wangi pada musim panas.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Spesies bakung yang berasal dari daerah utara dan timur Asia, termasuk Jepang. Salah satu jenis bakung yang diberi nama umum bakung macan dan lebih banyak dikenal melalui nama ini. Berbunga pada akhir waktu periode singkat sebelum mereka layu dan digantikan oleh bunga baru.

    [​IMG]
    [​IMG] [/CENTER]

    Disebut juga Bakung November. Bunga ini merupakan tanaman asli Kepulauan Ryukyu, Jepang. Di Jepang, bunga ini disebut dengan Teppouyun. Tumbuh di ladang, padang rumput dan daerah sejuk. Bunga ini sangat beracun bagi kucing.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Bunga ini berasal dari daerah luas mulai dari daerah timur Prancis Timur melewati daerah utara Asia sampai Mongolia dan Korea. Bunganya biasanya berwarna pink keunguan, dengan titik-titik hitam, tapi cukup bervariasi, mulai dari keputihan hingga kehitaman dan wangi.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Dapat ditemukan di daerah tenggara Amerika Serikat dari Virginia Barat di Utara sampai Florida di selatan sampai Texas di barat. Biasanya muncul pada saat musim panas di bulan Juli dan Agustus tapi bisa juga ditemukan berbunga sampai Oktober. Kelopaknya menekuk ke belakang dan berbintik-bintik. Daerah warnanya mulai dari kuning kejinggaan sampai merah untuk bagian belakang kelopak dan merah keunguan sampai coklat untuk bintiknya.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Berasal dari Oregon dan California dan biasanya tumbuh di area lembab. Wilayahnya meliputi daerah California yang dipenuhi semak-semak dan pohon-pohon kecil dan pegunungan Nevada. Bunganya berbentuk seperti peci, berwarna merah kejinggaan dengan banyak bintik coklat. Biasanya berbunga di bulan Juli.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Disebut juga Bakung Meadow. Berasal dari daerah timur Amerika Utara. Bunganya muncul di bulan Juni dan menghadap ke bawah, kuning, jingga atau merah, dengan bintik-bintik.[/LEFT]
    Berada di padang rumput yang lembab dan celah kayu.

    [​IMG]
    [​IMG]

    Disebut juga Bakung Jingga. Bunga ini umum ditemukan di gunung di daerah pusat dan selatan Eropa dari Pyrenees sampai daerah utara Balkans. Tumbuh di padang rumput gunung dan bebatuan. Lebih menyukai tanah berkapur yang hangat, tempat cerah tapi juga tumbuh di tanah yang sedikit asam. Dalam kebudayaannya, Bakung Api sudah lama diakui sebagai simbol Orange Order (organisasi politik protestan di Irlandia Utara). Dalam Hanakotoba, bahasa bunga di Jepang, Bakung Api melambangkan kebencian atau dendam bila diberikan sebagai hadah.

    [​IMG]
    [​IMG] [/CENTER]

    Berasal dari Jepang. Warna bunganya putih sampai merah muda dan cukup wangi. Berbunga lebih lambat dari jenis lainnya.[/LEFT]

    [​IMG]

    Gimana? Gimana? Gimana?
    Cantik-cantik kan?[​IMG]
    Btw, mama pernah bilang begini :
    "Sebagai seorang wanita, paling tidak kamu harus punya sedikitnya satu bunga yang kamu sukai"
    Dan ane milih Camellia Sasanqua. [​IMG] Ga secantik Lily ato mawar sih, tapi ane punya perasaan mendalam pada bunga satu ini. (ceilaaah...)
    Kenapa ga dibahas?
    Nantiii.... Sabaaarr.... #eaaaa
    Tapi menurut ane, seharusnya ga cuma wanita yang harus menyukai bunga. Pria juga harusnya suka, apalagi yang muslim. Kan Allah menyukai sesuatu yang indah, jadi kita juga harus menjadi indah.[​IMG]
    Lagipula ga rugi kok suka sama bunga. ^^
    Dengan melihat bunga dan mencium wanginya, pikiran-pikiran berat ato ke stresan kita bisa menghilang sedikit lho...
    Makanya wanita-wanita yang jadi floris itu biasanya tenang, cantik dan lembut. [​IMG]
    Semoga bermanfaat!!

    SUMBER
     
  5. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89

    Lilium auratum
    Source ; in Here




    Common Name: golden-rayed lily

    Type: Bulb

    Family: Liliaceae
    Zone: 5 to 8
    Native Range: Japan
    Height: 2 to 5 feet
    Spread: 1 to 2 feet

    Bloom Time: July to August
    Bloom Description: White with gold striped tepals
    Sun: Full sun to part shade

    Water: Medium
    Maintenance: Low
    Flowers: Showy Flowers, Fragrant Flowers


    [h=4]Culture[/h] Grow in average, medium moisture, well-drained soils in full sun to part shade. Prefers rich, organic loam. Best sited with the upper parts of the plant in full sun and the roots in shade. Mulch around plants to keep root zone cool. Plant bulbs 4-6” deep in fall. Potted plants may be planted any time from spring to fall. Bulbs need good moisture year-round. Do not allow soil to dry out. Remove flowers as they fade to prevent seed from setting. After bloom, cut plants back only after leaves and stems turn yellow.

    [h=4]Noteworthy Characteristics[/h] Golden-rayed lily (also goldband lily) is a Division IX species lily that is native to Japan. It typically grows from 2 to 5 feet tall and features a mid to late summer bloom of 6-tepaled, sweetly fragrant, bowl-shaped flowers (to 6-10” across) with white recurved tepals that are often speckled. Each tepal has a central gold stripe. Flowers appear atop stiff, unbranched stems clothed with lance-shaped deep green leaves (to 9” long). Each plant may produce from 6 to 30 flowers.

    [h=4]Problems[/h] For the average gardener, this lily is easy to grow. It is generally pest free, but potential diseases include: (1) lily mosaic virus (prompt control of aphids which vector the disease is highly recommended, since there is no cure once infection occurs), (2) bulb rot (particularly in wet, poorly-drained soils); and (3) Botrytis. Taller plants may need staking if grown in too much shade (stems weaken) or in locations exposed to strong winds. May be short-lived.

    [h=4]Garden Uses[/h] Showy flowers for borders, cottage gardens or cutting gardens. Also may be grown in pots or containers, but plants and flowers will be somewhat smaller.

     
  6. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89
    LILIUM AURATUM
    Oleh Maria Yosephine
    sumber ; http://lmcr.rayakultura.net/blog/lilium-auratum/

    Setengah dekade lalu, saat cahaya belum meraja di atas kelam.

    “Berdirilah, Kevin,” ucapnya lembut di balik punggungku. Cuaca sedang buruk, hujan seolah tak hendak berhenti mengguyur bumi dan petir menyambar-nyambar. Telingaku akrab dengan suara itu. Suara yang belum memudar diterjang waktu.

    “Eve, kau rupanya,” jawabku pelan, masih menatap nisan berukir aksara. Air langit merembes ke dalam serat kain pakaian, membuat kulitku merasakan dingin yang terhantar olehnya. Kusibak rambutku yang basah kemudian tertawa penuh derita. “Bunga ini … mengapa tidak kau katakan padaku sejak awal?”

    “Hujannya deras. Pulanglah,” balasnya pelan, tak menggubris pernyataanku sebelum ini.

    “Tidak mau,” ucapku singkat.

    “Kalau begitu aku akan terus berdiri disini bersamamu.” Ia mendekatkan dirinya, seketika seluruh deras hujan yang menghantam tubuhku berhenti, disusul suara gemuruh air menghujam payung di atas sana.

    Aku bergeming, tak tahu harus berbuat atau berkata apa.

    Sudah lebih dari tiga jam hujan tak kunjung berhenti dan Eve masih berdiri di sampingku.“Kevin, ia juga sedih melihatmu terus begini,” tuturnya lembut.

    “Dia sudah mati,” gumamku pelan, bersatu dengan bunyi rinai titik air.

    Eve bungkam. Bahasanya terputus oleh kalimatku.



    Dua pancawarsa silam, ketika kasih adalah murni tanpa cela.

    “Cepat, Clara! Nanti terlambat!”

    “Iya, Kak. Sebentar, kemejaku belum dikancing,” jawabnya dari dalam rumah. Aku tersenyum.

    Setelah Clara benar-benar siap, ia duduk di belakang dan meletakkan kedua tangannya pada pinggangku. Kukayuh pedal terburu-buru. Ia tertawa penuh sukacita, merabai angin lembut yang menerpa wajahnya. Seperti inilah kegiatan kami kala mentari baru saja terbit.

    Kami menuntut ilmu di tempat yang berbeda.Tak jarang aku dihukum karena terlambat datang dan tidak diizinkan mengikuti pelajaran jam pertama. Sebagai seorang kakak aku hanya menjalankan kewajibanku, mengantarnya menimba pengetahuan, walau jarak sekolah kami cukup jauh. Cukup untuk membuatku bersimbah keringat setiap pagi.

    Bahkan ketika aku telah duduk di bangku kuliah, pun kami tetap pergi bersama.

    “Nanti temani aku beli bunga ya, Kak?” ucap Clara di kursi sebelahku saat aku mengemudikan mobil Ayah.

    “Bunga? Untuk siapa?” tanyaku, mengernyitkan alis. Sejauh yang kutahu, Clara sedang tak jatuh cinta pada siapa pun. Lagipula mustahil harga dirinya serendah itu.

    “Tidak. Beberapa hari lalu aku melihat bunga itu di majalah. Aku sangat ingin membelinya,” jawab Clara, “untuk diriku sendiri.”

    “Apa nama bunga itu?” kataku seraya membelokkan roda depan mobil ke arah toko bunga terdekat.

    “Lilium auratum, atau biasa disebut golden-rayed lily. Kakak harus melihat bunga itu. Warnanya putih bersih dengan corak kekuningan pada mahkotanya. Benar-benar indah. Selain itu, aromanya khas sekali. Seperti pewangi pakaian yang biasa ibu gunakan.”

    Ibu sudah lama sekali meninggal. Sejak itu pula pakaian kami tak pernah lagi membagikan manis keharuman yang Clara kisahkan. Aku berdehem, sesak batinku dijejali ingatan berbau kematian. Terdengar umpatan seorang pengendara motor yang hampir hilang kendali akibat buyar konsentrasiku.

    “Maaf, Kak.” Air muka Clara menuturkan penyesalan.

    “Tidak masalah. Tak perlu minta maaf,” balasku pelan. Tenggorokanku tercekat, hanya itu yang dapat kusuarakan.

    Satu windu sebelum hari ini, kala benih mulai berkecambah.

    Adik semata wayangku kini tengah dirawat di rumah sakit. Terbaring antara kami yang hidup dan mereka yang mati. Tidak dapat disangkal, aku sangat takut. Benakku dibuatnya tak bisa tenang.

    “Mengapa kau melamun?” tanya Eve padaku di taman dekat rumahnya.

    Aku baru saja ingin membuka mulut dan memberitahukan kebenaran ketika ponselnya berdering, mengalihkan perhatian kami.

    “Maaf,” lafalnya cepat. Ia melihat ke layar ponsel, kemudian dengan cekatan jarinya menekan tombol reject dan segera memasukkannya ke dalam kantong celana.

    “Tidak diangkat?” tanyaku.

    “Biarkan saja, aku masih marah padanya.”

    “Adam, ya?” kataku menebak.

    “Iya, diasangat menyebalkan.” Kemudian bibir tipisnya maju beberapa sentimeter, terlihat sangat menawan. Tanpa sadar darahku berdesir, memompakan takjub ke setiap sel tubuh.

    “Tapi … kalian sangat dekat, kan?” Aku penasaran. Adam dan Eve hampir selalu terlihat bersama, meski kebanyakan kisah yang didongengkan sang kakak padaku tentang adiknya adalah keburukan.

    “Begitulah. Kadang kala ia menyebalkan tetapi tak jarang sikapnya seperti malaikat.” Ia tertawa, kemudian netranya menatap dalam korneaku. “Kau punya saudara?”

    “Ya, aku punya seorang adik perempuan. Clara, namanya. Dia mirip denganmu. Baik, lucu, ramah, cantik,” jawabku dengan nada menggoda, mengirimkan sinyal afeksi padanya. “Walau agak cerewet.”

    “Maksudmu aku cerewet?” tanya Eve kesal, menekankan kata ‘cerewet’ pada kalimat yang diucapnya. Terlihat semakin mirip dengan Clara.

    Aku terpingkal melihat ekspresinya, kemudian teringat wajah Clara. Ia pasti senang bila bertemu dengan Eve. “Mau mengunjungi adikku di rumah sakit? Ia sedang kurang sehat.”

    Wajah Eve mengumandangkan sejuta pertanyaan. “Sakit apa?” tanyanya penasaran.

    Sakit yang sama dengan Ibu. “Tidak parah,” kataku berbohong. “Nanti kita belikan bunga kesukaannya agar dia senang. Bagaimana?”

    Clara. Sejak ibu meninggal hanya ia yang kumiliki. Semua anganku telah tertanam dalam liang kubur. Ambisiku, semangat hidupku … habis terkikis suram. Dia yang memaksaku untuk berdiri, bangkit dari sadisnya kematian. Aku menyayanginya lebih dari segala yang hidup dan tak hidup di dunia ini.



    Empat puluh bulan setelahnya, ketika pekat meniriskan hitam.

    Tubuhku beku. Hanya berdiri di sudut ruangan, terus menatap pada wajah yang terbaring kaku dalam peti. Kecantikan wanita itu tak sirna walau nyawanya telah pudar.

    Semua yang datang ke pemakaman terlihat berdukacita atas kepergiannya. Aku. Mungkin akulah manusia yang paling terpukul, tak kuasa menerima kenyataan pahit ini. Ibu telah tiada. Sampai detik ini pun luka itu belum sembuh. Apa harus Clara? Mengapa bukan orang lain saja? Kadang kala Tuhan tak adil. Tak pernah benar-benar adil.

    Kala itu Eve berusaha mati-matian menerbitkan senyumku, walau sia-sia adanya. Ia tidak tahu seberapa perih remuk yang tercipta oleh lubang dalam hatiku. Pun aku takkan sanggup melukiskannya bila ia memintaku menumpahkan semua siksa itu. Bahkan air mataku telah dibuatnya mengering.

    Aku tak tahu apa yang membuatku begitu menginginkan ketidakwarasan ini: membeli sebuket bunga Lilium auratum setiap hari, membawanya pergi kemudian duduk diam di sebelah gundukan tanah tempat tubuh Clara bersemayam, dan terus melantunkan lagu yang dahulu sangat ia senangi. Tak peduli panas atau hujan, aku tetap tak bergeming memandang nisan. Jelas idiot di logika setiap orang yang kebetulan melewati tempat pemakaman.

    Di sini, di sebelah nisannya, bersama Lilium auratum, hanya mengingatkanku pada cerita Eve. Saat itu aku ingin berteriak, menghilangkannya dari hidupku bila perlu. Aku takut. Masih takut sampai saat ini. Sebab dari caranya bertutur, aku tahu ia tak main-main.

    *

    Clara gadis yang sangat cantik, terlihat jelas dari wajahnya bahwa ia sosok yang lembut dan baik hati. Perempuan yang begitu sempurna … dan beruntung. Ia memilikimu, dan engkau memilikinya. Segalanya telah lebih dari sempurna.

    Aku senang saat kau mengajakku menjenguknya di rumah sakit. Adikmu menyambutku ramah dengan senyumnya, membuatku merasa nyaman dan akrab. Ketika kau pergi ke kamar kecil, bidadarimu mengajakku bicara. “Kakak sudah berapa lama mengenal Kak Kevin?”

    “Pertama kali bertemu… mungkin setahun lalu. Saat itu Kevin menolongku yang kecopetan. Akan tetapi, kami baru dua minggu berteman baik,” jawabku lugas, berusaha jujur. Kuakui aku agak minder saat berbicara dengannya.

    “Setahun lalu? Sudah lama sekali,” balasnya sambil tersenyum. “Apa Kak Kevin pernah bilang suka olahraga?”

    “Iya. Ia menjadi sangat lincah dan bersemangat ketika menggerakkan tubuh. Yang aku heran, ternyata ia menyukai semua cabang olahraga. Katanya dia sering tidur pagi demi menyaksikan pertandingan tim favoritnya di televisi, selain itu—”Aku memutus kalimatku, sadar telah berbicara terlalu banyak.

    “Mengapa berhenti?” Clara kembali tersenyum, wajahnya terlihat sangat lemah. “Sejak Ibu meninggal, Kak Kevin jadi malas olahraga.”

    Benar. Dia benar. Aku pernah mendengarnya langsung dari mulutmu sendiri. “Tubuhnya kuat, tapi mentalnya lemah.”

    Tanpa kusangka, Clara tertawa. Tawanya begitu menyenangkan, renyah tanpa beban. Kemudian matanya menangkap bayangan keemasan di dalam sebuah vas keramik: bunga Lilium auratum yang kaubawa untuknya.

    “Kak Eve suka bunga itu?” Manik matanya menunjuk sekumpulan mahkota putih berteman hijau daun di atas meja. Mereka terlihat anggun, sangat cocok dengan pribadi Clara.

    Aku berpikir sejenak, mengingat sensasi tak biasa tiap aku menghirup wangi manis pekat bunga itu. “Tidak juga. Warnanya indah, tapi aku tak terlalu suka baunya.”

    “Sebenarnya,” ucap Clara pelan, “aku benci bunga itu. Kak Kevin mengira aku menyukainya. Padahal …itu bunga favorit orang mati.”

    Lidahku tercekat, berusaha mengumpulkan kosa kata yang dibuatnya tercecer. “Orang mati?” kataku serak. Kau selalu menggembar-gemborkan keelokan bunga itu, menuturkan segala kisah yang kau alami bersama Clara dan Lilium auratum seakan mereka adalah makhluk fantasi. Nyatanya?

    “Lilium auratum melambangkan kebangkitan setelah kematian. Tak banyak orang tahu itu. Dulu saat pertama kali aku meminta Kakak menemaniku membelinya, ia bertanya untuk apa bunga itu. Aku berbohong sebab aku takut ia akan sedih bila tahu maksudku yang sebenarnya.” Nada bicara Clara lembut sekali, hatiku tersayat mendengar tiap kata yang dilafalkannya.“Bunga itu untuk Ibu.”

    Aku bergeming. Pikiranku melambung ke sana dan ke mari, membayangkan hatimu yang pasti retak bila mengetahui semua ini.

    Clara menatap wajah gundahku, kemudian tersenyum sekali lagi. “Jangan bilang pada Kak Kevin soal bunga itu, ya. Aku tak ingin membuatnya merasa bodoh atau menyesal. Biarlah ia tetap menganggap itu bunga favoritku, toh tak lama lagi makna bunga itu akan kurasakan.”

    Baru saja aku berniat menanyakan maksud perkataannya, kau masuk dengan wajah sumringah dan membuyarkan perbincangan kami. “Kalian tampak akrab sekali? Sedang membicarakan apa?”

    Bungkamlah aku. Bungkamlah dia. Tak menggubris pertanyaanmu.

    *

    Tadinya kupikir nelangsa ini takkan lebih menyayat lagi, sampai kudengar kisah itu darinya. Kisah tentang kebenaran yang mencabik dalam menembus nurani.

    Hujan berhenti pukul setengah tujuh malam. Perlahan Eve meletakkan payungnya di atas tanah basah dan duduk menemaniku yang belum beranjak satu sentimeter pun. Pada akhirnya kami pulang jam dua pagi setelah ia mulai bersin, terserang flu karena terus diam di bawah derai air langit.

    Semenjak saat itu aku tidak lagi melakukan semua ritual tak wajar yang biasa kuperbuat. Aku sadar, Eve menyayangiku. Ia rela berdiri ribuan detik hanya untuk memayungi tubuhku yang basah agar tak semakin basah. Masih banyak cinta yang bisa kumiliki, yang Allah sediakan tanpa pamrih.Mungkin sebenarnya aku naïf dan bodoh. Atau mungkin inderaku hanya terlalu lemah untuk menangkap segala pertanda-Nya?

    Kuputuskan untuk melupakannya. Bukan, bukan Clara yang kulupakan. Aku hanya ingin menghapus semua derita yang tercipta oleh kenangan buruk atas kematian. Dimulai dari bunga itu. Lilium auratum.

    Jembatan yang membentang di atas deras sungai inilah saksi bisuku. Materi berwujud yang akan senantiasa mengingatkan aku dan mereka. Mungkin ini bukanlah langkah yang sungguh-sungguh tepat. Menyingkirkan sekumpulan mahkota putih dari hidupku takkan memusnahkan seluruh pedih yang telah diciptakannya.

    Sedetik sebelum aku melempar buket dalam genggamanku jauh-jauh, bahuku ditarik kasar dan hantaman keras mendarat mulus pada rahang bawahku. Butuh waktu bagi netraku untuk memfokuskan bayangan si pelaku. Eve. Ia pasti mengiraku hendak mengakhiri hidup.

    Aku bergeming memandang matanya dengan tatapan takjub. Eve memang bukan perempuan yang selalu bersikap lemah lembut, namun tak pernah kusangka ia berani melakukannya. Membuatku merasa begitu lemah. Rapuh.

    Ragaku yang kedinginan tanpa terperintahkan mendekap tubuhnya dalam peluk yang meredam napas kami masing-masing. “Aku takut,” erangku di telinganya. “Aku sangat takut, Eve.”

    “Ta-takut … pada apa?” tanyanya gugup.

    “Kematian.” Kematian yang memilukan. Kematian yang menghilangkan.

    Seketika kesenyapan merayapi atmosfer. Membisu dalam hangat yang meleburkan beku.

    “Apa kau percaya pada kebangkitan setelah kematian?” tanya Eve lagi, mengingatkanku pada sebuket bunga lili.Tanpa pikir panjang kuhantar bunga itu pada deras aliran sungai.

    Bunyi riak air menyeruak dalam telinga. Aku bisa merasakan pandangan Eve teralih pada bungkusan putih yang berlayar cepat di atas gelombang, mengikuti aliran sungai, dan perlahan tenggelam. “Tidak, aku tidak percaya. Mereka yang sudah mati takkan pernah bisa hidup kembali,” jawabku datar, masih memeluknya. “Aku tidak berniat melompat tadi. Aku hanya sedang berpikir untuk membuang bunga putih itu beserta seluruh kenangku tentangnya. Maaf sudah membuatmu panik.”

    Segala yang memiliki rupa pasti rusak, hancur, dan lenyap.

    Hari ini, detik yang berharga, di tempat ini.

    “Mataharinya indah, ya?” ucap Eve, menyandarkan pelipisnya pada bahu kananku.

    “Tidak pernah seindah ini,” balasku hangat seraya menghembuskan napas perlahan. Tak pernah kutahu mentari yang terbit sejuta kali lebih menawan dari matahati terbenam yang sering diagungkan orang banyak.

    “Aku mencintaimu,” katanya halus, bersahutan dengan desir ombak di pesisir pantai. Telapak kaki kami merasakan lembut pasir, sedang angin yang bertiup tak henti-henti memainkan tiap helai rambut tergerainya.

    “Aku tahu,” jawabku, “aku juga mencintaimu. Lebih dari apa pun yang hidup dan tak hidup.”

    Lima tahun berlalu. Segala yang gelap kini telah benderang. Kebangkitan bukanlah hal yang fiktif. Raga yang rusak takkan pernah bisa bangkit kembali. Akan tetapi, jiwaku menolak terkekang dalam kematian. Aku bangkit. Aku di sini. Bersamanya: Eve.*

    Maria Yosephine, siswi SMA Pahoa Gading Serpong Tangerang
     
  7. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89
    Oriental Lilies (Lilium X auratum X speciosum) Pre-Order Mungkin

    [​IMG]

    (Malaisia Version :lol:)

    Bulan Ogos tahun lepas saya ada belikan pemilik kebun MKG di Sungai Buloh @ mama satu Oriental Lilies bulb di Royal Adelaide Show sahaja suka-suka nak tengok sama ada senang ke tidak bunga ini tumbuh di tanahairku. Saya beli satu sahaja dahulu sebab nak testing dan harganya pun boleh tahan exclusive juga kena fikir banyak kali sambil boring tukang-tukang kebun lain berlegar menunggu kat tapak tu nak tunggu saya buat keputusan. Ialah banyak lagi attraction nak pergi tengok dan masa tu shopping benih-benih tak masuk dalam budget hari ke Royal Adelaide Show.
    Seronok juga tengok bila mama tukang kebun hantar gambar dan tunjukkan bunga Oriental Lily ni mula nak berbunga di kebun mama tahun lepas. Bunga Oriental Lily yang ditanam serentak dengan benih gladiolus mula berbunga bersama-sama, jadi sesiapa yang tertanya-tanya berapa lama masa agaknya nak tunggu kalau ada pengalaman tanam gladiolus mungkin boleh agak-agak berapa lama ambil masa nak berbunga. Faktor cuaca pun barangkali ambil peranan juga untuk pembesaran bunga ini sampai ke tahap ianya mula berbunga. Oleh itu, sebagai nota ibu saya tanam Oriental Lily bulb ini pada bulan September (cuaca kawasan Lembah Klang) dan mudah dijaga serta elok pertumbuhannya.
    Sepokok Oriental Lily memberi beberapa kuntuman bunga yang boleh dipotong dan buat hiasan di dalam rumah. Saya selalu geram je tengok bunga Oriental Lilies yang dijual oleh florist dan harganya pun boleh tahan juga.
    Saya baru sahaja order Oriental Lilies bulbs (warna campur random) dengan kuantiti sedikit sahaja sebab saya suka-suka nak tanam bulan Ogos nanti. Saya tak pasti jika ada sesiapa yang berminat untuk tumbuh bunga ini atau tidak. Saya mungkin cuma offer kuantiti 5 bulb sahaja dulu untuk bunga ini. Kalau ramai yang berminat, saya akan pertimbangkan nak order lagi atau tidak.
    ~Pre-Order Oriental Lilies Bulbs (dalam pertimbangan Tukang Kebun)~
    Perlu pre-order (reserve) dahulu sebab bulan August 2012 baru dipos ke miliknya.
    Warna minta maaf kali ni tak dapat pilih lagi, jadi random mungkin putih, pink, kuning, merah atau lain.
    Harga satu bulb- RM15.
    Kos penghantaran- RM9.
    Nota: Bulb akan dipos di bulan August dan boleh pre-order dengan tinggalkan comment atau mesej saya dengan email (siapa cepat, dia dapat).
    Sebarang kemusykilan, jangan segan bertanya (kebunkmg@gmail.com).
     
  8. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89
    Bunga Lili, Si Cantik yang Melegenda
    source

    [​IMG]


    Di Indonesia, bunga lili disebut juga bunga bakung, bunga dausa, atau bunga semur. Lili bisa tumbuh di berbagai habitat, seperti pegunungan, di hutan, kadang juga bisa tumbuh di rawa.
    Karena keanggunannya, tak heran jika bunga lili menjadi salah satu bunga paling populer di dunia. Bahkan di Inggris, kepopulerannya melebihi bunga mawar.
    Bunga dari keluarga liliaceae ini kurang lebih terdiri dari sekitar 100 macam spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia. Banyak orang menanam bunga lili di perkarangan rumahnya. Karena selain cantik, bunga lili juga dikenal melambangkan keanggunan dan keindahan.
    Kedudukan Sistematis dan Deskripsi Bunga Lili

    Bunga lili memiliki kedudukan sistematis dalam klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
    Kingdom : Plantae
    Subkingdom : Tracheobionta
    Super Divisi : Spermatophyta
    Divisi : Magnoliophyta
    Kelas : Liliopsida
    Sub Kelas : Liliidae
    Ordo : Liliales
    Famili : Liliaceae
    Genus : Lilium​

    Lili terdiri dari kurang lebih 100 spesies. Antara lain L. Auratum, L. candidum, L. canadens , L. Lancifolium, L. Pumilum, dan masih banyak spesies lainnya. Merupakan tanaman monokotil yang berpembuluh dan dapat menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki berbagai macam warna bunga, dari putih, orange, ungu, merah muda, jingga, hingga warna gelap mendekati hitam.
    Perbanyakannya dilakukan dengan pembentukan umbi, yang juga merupakan cadangan makanan. Dengan cadangan makanan tersebut lili bisa bertahan pada musim dingin atau musim kemarau. Umbi pada beberapa spesies seperti L. bulbiferum dan L. lancifolium bisa dimakan, rasanya pun cukup manis. Bahkan umbinya dapat dipakai untuk mengganti umbi kentang.
    Bertaman Bunga berselubung Legenda

    Lili kerap dimaknai berdasarkan warnanya. Lili putih melambangkan kesucian, lili kuning menggambarkan kebahagiaan, dan lili orange menggambarkan gairah.
    Bahkan dalam legenda Kristen, lili dari spesies Lilium candidum dipercaya menghiasi makam perawan maria di mana kemunculannya menandakan telah masuknya maria ke surga. Di Yunani bunga lili menjadi simbol kesucian. Dalam legenda mereka, lili disebut-sebut muncul dari Juno, yakni istri Jupiter yang juga merupakan seorang dewi.
    Boleh jadi bebagai legenda semacam itulah yang terus menghidupkan pesona lili hingga saat ini. Tak heran jika banyak pria yang menghadiahkannya bunga ini pada kekasihnya.
    Menanam bunga cantik berselubung legenda tentu menimbulkan kepuasan tersendiri. Penanaman lili tidaklah sulit karena lili mudah tumbuh. Meski demikian lili tetap memiliki habitat terbaiknya yakni pada tanah dengan kadar asam yang seimbang.


    :toa:Tips Merawat Bunga Lili
    Beberapa hal penting dalam merawat bunga lili sebagai berikut:
    1. Meski bunga lili merupakan tanaman yang mudah tumbuh, sebaiknya letakkan lili pada media tanah dengan kadar asam yang seimbang. Jika diperlukan, bisa ditambahkan kapur dolomite untuk menjaga keseimbangan pH.
    2. Buang kelopak biji ketika sudah muncul.
    3. Jika ada bagian tanaman yang menguning atau membusuk harus rajin-rajin membuangnya. Karena bagian tanaman yang busuk dapat memicu tumbuhnya pathogen seperti bakteri dan jamur.
    4. Di masa pertumbuhan, berikan pupuk dalam kadar yang seimbang.
    5. Hindari pemberian pupuk yang, mengandung nitrogen dalam kadar tinggi.
    6. Di samping itu perhatikan jarak tanamn, jangan terlalu dekat karena akan membuat perakarannya saling berebut nutrisi sehingga dapat mengganggu pertumbuhan.
     
  9. Iya_an Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 24, 2012
    Messages:
    6,744
    Trophy Points:
    218
    Ratings:
    +38,105 / -89
    Bener2 niat bikin artikel :garing:


    Growth and Flowering of in vitro-propagated Lilium Auratum Bulbs in soil.
    Shinsaku Takayama(1) and kiyoshi Ohkawa(2)
    PDF modeON

    [idwslink]http://files.indowebster.com/lilium_auratum.html[/idwslink]

    pass ; 1yaan
     
  10. nugrozipho MODERATOR
    Trivia Mania

    Offline

    表裏一体

    Joined:
    Feb 18, 2013
    Messages:
    13,832
    Trophy Points:
    319
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +40,338 / -7
    Planting "Wild" Lilies


    [​IMG][​IMG][​IMG][​IMG]

    Many wildflower gardeners enjoy planting the "Wild" or Species Lilies... the ones that are the ancestors of all the lovely hybrids enjoyed today. These lilies are native in various environments worldwide, so planting method is very important. Most gardeners find these lily bulbs somewhat smaller than many of the hybrid bulbs, which is normal. Also, since they are literally "wildflowers" many of them are tough, durable lilies that you should enjoy for years, as long as you find a spot for them where they are "happy." In the right location, most of these garden gems will spread into growing clumps and you can enjoy them for decades. Good luck with your species lilies.

    Help from a famous expert: The following is excerpted from "A Plantsman’s Guide to Lilies" a really good book by the well-known lily expert, Michael Jefferson-Brown, who has grown them all.

    Picking the spot, and preparing the soil: Once you've determined that the lily is winter-hardy in your region, consider your soil. As for the soil itself, most lilies enjoy soil that is rich and "woodsy", which means somewhat acidic. If your soil is alkaline, you should attempt to change it if possible. (Rhododendron and azalea food will help.) Two species lilies, in particular, simply insist on acidic soil (L. speciosum and L. auratum) but others are more tolerant. Martagon and the old Tiger Lily are fine with almost any soil. The number one requirement for all lilies is good drainage. (Only the Leopard Lily is an exception here.) Most wild lilies come from very leafy mountain hillsides, where low growth shades the lily’s roots, but allows the flowers to bloom in full sun. That sort of environment also ensures plenty of moisture, but complete, perfect drainage. No standing water, please! I like to plant lilies in partial shade between shrubs, and along treelines. Of course, some, like Tiger Lilies, are magnificent right out in the open.
    "When you’re ready to plant, take the time to prepare the soil at least 10 inches deep. Dig it thoroughly, remove the rocks, and mix in some peat moss. Even though you’re not going to plant your bulbs that deeply, the worked up soil will help them for years. The soil at the very top is also very important, since ‘stem rooting’ above the bulb is just as important to many species as the roots at the bottom of the bulb."

    Planting the Bulbs: “Bulbs are probably best planted with twice their own depth of soil over their noses. That means most all lily bulbs should have about 4 in. of soil above the bulb. As for spacing, tough plants like The Leopard Lily, Tiger Lily, and Martagon Lily will quickly make the area their own; they need space to flex their muscles, (spread) so give them plenty of room, spacing them at least 12 to 15” apart.”

    Mulching and feeding: “Lilies revel in mulches. They enjoy the insulating layer over their roots as well as the fresh root run for the stem roots and extra feed that is going to be provided as the mulch rots. If you can manage two mulches, one in late spring and another in mid summer will do a world of good. Pure peat is ok, but lack nourishment. Well-made compost is best. These two times are also good for feeding. The type of fertilizer to pick is one of those recommended for tomatoes or potatoes, often higher in potash and phosphorus than nitrogen.”

    Watering: “Lilies are not fond of having their leaves splashed with water and dirt. In fact, good soil structure and mulching should maintain health even through dry periods. However, if you water, water the ground and not the lily, and do a good, thorough soaking job of it.”

    Staking: “Grown with success, some tall lilies will need support. If you use stakes, be sure not to pierce the bulb when you plunge the supports into the ground!”

    The Golden-Rayed Lily of Japan Lilium auratum

    Almost always considered the most beautiful of them all, this gorgeous, large-flowered native of Japan can be the crowning glory of your garden for years. The experts insist it is not hard to grow, but it hails from thickets in mountains, so once the huge flowers form, it may need some staking. Be ready, and give it extra support if it needs it. Also, Lilium auratum hates alkaline soils. It must have acidic conditions, similar to that enjoyed by rhododendrons.

     
  11. Mycodeis007 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    3,517
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +10,487 / -0
    waw, bunga nya bagus... :cinta:
     
  12. adamhawa11 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 8, 2013
    Messages:
    42
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +0 / -0
    ayu tenan ini bunga mas... damai bila memandang nyaa....
     
  13. dendisup Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 1, 2011
    Messages:
    25
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    moderator suka nanam bunga ini yah. minta 1 donk
     
  14. ivanraya M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 2, 2013
    Messages:
    765
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,899 / -4
    Iya kk, banyak yang mirip bunga agrek
     
  15. damn22 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 17, 2012
    Messages:
    1,007
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +12 / -0
    fav ane bunga lili masbro

    kemaren tanam tapi layu TT
     
  16. putrisarahz M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 26, 2012
    Messages:
    229
    Trophy Points:
    52
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +140 / -0
    aku ga terlalu fans sama bunga,, kecuali sama bunga yang satu ini
    ga tau kenapa suka banget liatnya.. cantik :cinta:
     
    Last edited: Oct 4, 2015
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.