1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Fauna Komodo (Varanus komodoensis)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by naga_sari, Oct 18, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. naga_sari M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 22, 2011
    Messages:
    4,253
    Trophy Points:
    292
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +65,605 / -0
    TAMAN 24 - KOMODO (Varanus komodoensis)

    [​IMG]


    Klasifikasi Ilmiah

    Kingdom: Animalia
    Phylum: Chordata
    Subphylum: Vertebrata
    Class: Reptilia
    Order: Squamata
    Suborder: Lacertilia
    Family: Varanidae
    Genus: Varanus
    Subgenus: V. (Varanus)
    Species: V. komodoensis





    Deskripsi Umum

    Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Komodo termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.

    Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.


    Wikipedia


     
    Last edited by a moderator: Oct 25, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. MuhammadFajrie M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 3, 2012
    Messages:
    1,853
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +11,005 / -0
    Reproduksi Komodo


    Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan September. Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara "bergulat" dengan jantan lainnya sambil berdiri di atas kaki belakangnya. Komodo yang kalah akan terjatuh dan "terkunci" ke tanah. Kedua komodo jantan itu dapat muntah atau buang air besar ketika bersiap untuk bertempur.
    Pemenang pertarungan akan menjentikkan lidah panjangnya pada tubuh si betina untuk melihat penerimaan sang betina. Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama bersetubuh agar tidak terluka. Perilaku lain yang diperlihatkan selama proses ini adalah jantan menggosokkan dagu mereka pada si betina, garukan keras di atas punggung dan menjilat. Kopulasi terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina. Komodo dapat bersifat monogamus dan membentuk "pasangan," suatu sifat yang langka untuk kadal.
    Betina akan meletakkan telurnya di lubang tanah, mengorek tebing bukit atau gundukan sarang burung gosong berkaki-jingga yang telah ditinggalkan. Komodo lebih suka menyimpan telur-telurnya di sarang yang telah ditinggalkan. Sebuah sarang komodo rata-rata berisi 20 telur yang akan menetas setelah 7–8 bulan. Betina berbaring di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas di sekitar bulan April, pada akhir musim hujan ketika terdapat sangat banyak serangga.
    Proses penetasan adalah usaha melelahkan untuk anak komodo, yang keluar dari cangkang telur setelah menyobeknya dengan gigi telur yang akan tanggal setelah pekerjaan berat ini selesai. Setelah berhasil menyobek kulit telur, bayi komodo dapat berbaring di cangkang telur mereka untuk beberapa jam sebelum memulai menggali keluar sarang mereka. Ketika menetas, bayi-bayi ini tak seberapa berdaya dan dapat dimangsa oleh predator.
    Komodo muda menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon, tempat mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa yang kanibal, yang sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda yang berhasil diburu. Komodo membutuhkan tiga sampai lima tahun untuk menjadi dewasa, dan dapat hidup lebih dari 50 tahun.
    Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat beberapa contoh kasus komodo betina menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies reptil lainnya seperti pada Cnemidophorus.

    Sumber
     
  4. MuhammadFajrie M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 3, 2012
    Messages:
    1,853
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +11,005 / -0
    Evolusi Komodo


    Perkembangan evolusi komodo dimulai dengan marga Varanus, yang muncul di Asia sekitar 40 juta tahun yang silam dan lalu bermigrasi ke Australia. Sekitar 15 juta tahun yang lalu, pertemuan lempeng benua Australia dan Asia Tenggara memungkinkan para biawak bergerak menuju wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang. Komodo diyakini berevolusi dari nenek-moyang Australianya pada sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluaskan wilayah persebarannya ke timur hingga sejauh Timor. Perubahan-perubahan tinggi muka laut semenjak zaman Es telah menjadikan agihan komodo terbatas pada wilayah sebarannya yang sekarang

    Sumber
     
  5. Zablune M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 6, 2011
    Messages:
    2,464
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +411,141 / -7
    Komodo adalah reptil darat terbesar di dunia. Hewan ini termasuk hewan yang terancam punah karena hewan ini merupakan hewan endemik. Endemik berarti, hewan ini hanya hidup di wilayah tertentu. Komodo hanya hidup di sebuah pulau yang bernama Pulau Komodo, Indonesia.

    Komodo termasuk jenis hewan karnivora, hewan ini memiliki bentuk lidah yang agak memanjang dan bercabang dua pada ujungnya mirip lidah ular. Penelitian menunjukkan bahwa ujung lidah yang bercabang ini berfungsi untuk “mengecap” makanannya. Hewan ini biasanya membuat sarang di bawah tanah.

    Komodo merupakan hewan yang sangat unik karena ia memiliki dua cara untuk bereproduksi. Pertama, dengan cara fertilisasi (pembuahan) diantara komodo jantan dan komodo betina. Cara ini merupakan cara reproduksi seksual. Cara kedua adalah dengan melalui “Parthenogenesis”. Cara ini membuat seekor komodo betina menjadi hamil tanpa melalui proses pembuahan. Akan tetapi, “parthenogenesis” mengakibatkan semua telur yang dilahirkan melalui “parthenogenesis” akan menjadi komodo yang selalu berjenis kelamin jantan. “Parthenogenesis” diperkirakan berfungsi untuk mencegah kepunahan komodo.

    Banyak orang mengatakan, komodo adalah kerabat dekat dari dinosaurus. Hal ini dilihat dari ditemukannya fosil-fosil dari jenis dinosaurus tertentu yang menunjukkan kemiripan struktur tubuh dengan komodo. Diperkirakan komodo merupakan salah satu dari berbagai “fosil hidup” dan saksi sejarah atas kepunahan dinosaurus. Jika hal ini benar, kemungkinan besar, sistem reproduksi parthenogenesis inilah yang menyebabkan bertahannya spesies ini dari ancaman kepunahan. Sekarang, jumlah populasi komodo sangat kecil, dan spesies ini telah tercatat sebagai salah satu dari ratusan spesies hewan yang terancam punah.


    Sekarang, komodo-komodo di ragunan memiliki sebuah inkubator. Bukan untuk si komodo, melainkan bagi telur-telur reptil asli Nusa Tenggara itu. Minggu (28/11/10), inkubator tersebut secara resmi digunakan di Kebun Binatang Ragunan oleh para pegiat komodo.

    Seperti apa inkubatornya, yang jelas tak sama dengan inkubator untuk manusia, meski memiliki beberapa kemiripan. Inkubator berbentuk kotak dengan bagian luarnya terbuat dari bahan kayu, dilengkapi dengan kaca di bagian atasnya.

    Sementara itu, di bagian dalam terdapat beberapa alat yang berfungsi untuk memantau kondisi lingkungan di dalam inkubator. "Ada termometer untuk memantau suhu serta thermohigrometer untuk memantau suhu dan kelembaban," ungkap Sukedi Saleh, pegiat komodo yang juga koordinator perawatan komodo Kebun Binatang Ragunan.

    Sebagai sumber panas, lampu-lampu dipasang di dalam inkubator. Panas lampu akan memastikan temperatur inkubator optimal untuk perkembangan embrio dalam telur, antara 28 hingga 35 derajat celsius. Ada juga sprayer berisi air untuk menjaga kelembaban optimal dalam inkubator.

    Di dalam inkubator, telur komodo diletakkan di dalam kotak-kotak berbahan plastik. Bagian dalam plastik diberi media pasir khusus yang berfungsi untuk membantu proses penetasan telur reptil. Jumlah telur yang diletakkan dalam inkubator kurang lebih sebanyak 100 buah, berasal dari 10 indukan.

    Sepintas, inkubator ini tampak sederhana, tetapi memberi manfaat yang besar. "Inkubator berguna untuk membantu perkembangan telur, sehingga lebih banyak telur yang menetas," ungkap Sukedi yang akrab disapa Edi. Ia mengungkapkan, faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan telur adalah suhu dan kelembaban.

    Pembuatan inkubator komodo ini adalah cetusan Zeby Febrina, pegiat komodo yang kini juga aktif mempromosikan Pulau Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia. Pembuatannya sendiri dilatarbelakangi oleh masalah yang terjadi dalam proses penetasan telur komodo.

    "Sampai sekarang, penetasan komodo masih menjadi masalah. Faktor perubahan iklim adalah penyebabnya," ucap Zeby. Ia mengatakan, curah hujan menyebabkan banyak telur komodo membusuk hingga hanya beberapa saja yang berhasil menetas. "Karena itulah saya punya ide membuat inkubator ini," lanjutnya.

    Zeby mengatakan, inkubator tersebut adalah hasil kerja swadaya para pegiat komodo yang terdiri dari dirinya beserta para perawat komodo di Kebun Binatang Ragunan. Diharapkannya, walaupun masih sederhana, inkubator tersebut bisa mengatasi masalah penetasan yang selama ini terjadi.

    Selama masa telur diinkubasi, suhu dan kelembaban dalam inkubator harus tetap dikontrol 2 kali sehari. "Jadi kalau misalnya kelembabannya kurang, harus disemprot air sehingga mencapai kelembaban yang diinginkan," kata Edi. Telur komodo sendiri kurang lebih akan berada dalam inkubator selama 8 bulan, masa yang dibutuhkan bagi embrio dalam telur untuk menetas.
    Sumber

    Rahasia Gigitan Reptil Komodo Yang Mematikan

    Nama komodo pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Hewan asli indonesia yang berasal dari pulau komodo ini ternyata merupakan reptil berbisa paling ganas di dunia dengan virus-virus yang dapat melumpuhkan mangsa dengan sangat cepat. Terbukti dari beberapa kasus penyerangan yang terjadi akhir-akhir ini.

    Sebuah studi baru telah menunjukkan bahwa Komodo (Varamus komodoensis) yang hidup di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, merupakan reptil berbisa paling mematikan di dunia saat ini.

    Rahasia kemampuan membunuh mangsa dari hewan reptil Komodo ternyata terletak pada kombinasi kekuatan gigitannya dan racun berbisa yang dikeluarkan ribuan kelenjar-kelenjar yang terletak digusinya, yang dikeluarkan bersamaan dengan gigitan.

    Temuan ini mematahkan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa kemampuan membunuh mangsa dari Komodo terletak pada air liurnya yang mengandung puluhan bakteria mematikan, yang dikeluarkan bersamaan dengan gigitan.

    Teori ini didasarkan pengamatan bahwa mangsa Komodo biasanya mati setelah beberapa jam mendapat gigitan yang berdarah, dan kemudian akan mati membusuk.

    Tak adanya taring yang kuat pada gigi Komodo, juga menunjukkan Komodo tak sepenuhnya binatang pemangsa Carnivora, sehingga sejak lama menjadi penelitian apa rahasia Komodo mematahkan mangsanya. Namun kini dengan teori diatas, sedikitnya tersedia sebuah jawaban rahasia kekuatan mematikan dari Komodo.


    Seorang peneliti yaitu Dr Bryan Fry dari Universitas Melbourne, Australia, yang menemukan teori ini, melakukan penelitian dengan menggunakan foto medis atau rontgen pada jaringan kepala Komodo.

    Ia menemukan adanya ribuan kelenjar kompleks yang berujung diantara deretan gigi-giginya, yang mempunyai kemampuan mengeluarkan bisa beracun yang mematikan.

    “Reptil ini biasanya menggigit mangsanya, dan kemudian meninggalkan mangsa yang berdarah hingga mati akibat luka yang mematikan. Kami sekarang tahu bahwa itu disebabkan oleh kombinasi kekuatan gigi dan kelenjar berbisa yang mematikan mangsa,” ujar Dr Fry.

    “Kombinasi gigitan dan bisa racun ini membuat Komodo sedikit melakukan kontak dengan mangsanya, ia cukup melukai dan menyeburkan racun, kemudian meninggalkannya. Membuat Komodo bisa menangkap mangsa yang lebih besar, tanpa harus lama bertempur yang juga akan berbahaya bagi dirinya,” ujar Dr Fry.

    Dr Fry kemudian juga melakukan analisa dengan menggunakan simulasi komputer, untuk mengukur tingkat ketajaman mematikan dari gigitan Komodo dibandingkan dengan gigitan binatang Carnivora lain seperti Buaya. Ternyata gigitan Komodo jauh lebih lemah dibandingkan dengan kemampuan gigitan Buaya.

    Dari sini timbul hipotesa tak mungkin Komodo mematikan mangsanya hanya mengandalkan pada gigitan, seperti umumnya Carnivora lain. Dari uji resonansi magnetik diperoleh gambaran adanya kelenjar komplek diantara gigi-gigi Komodo yang mengasilkan cairan bisa beracun, yang ditinggalkan bersama gigitan Komodo. “Kami percaya hewan reptil jenis Komodo mampu melumpuhkan mangsanya dengan bisa beracun yang meningkatkan kerusakan akibat gigitan gigi,” ujar Dr Fry.

    Para peneliti kini sedang meneruskan risetnya untuk mengetahui kandungan dan komposisi molekul bisa beracun yang dikeluarkan kelenjar Komodo. Efek dari bisa beracun juga diuji oleh para peneliti, yang menampakkan kesamaan pengaruh dengan bisa beracun yang dikeluarkan oleh kelompok ular, yang biasanya membuat shock mangsa.

    Hal ini bisa menerangkan kenapa mangsa Komodo biasanya menjadi diam saja setelah mendapatkan gigitan, karena menahan sakit akibat pengaruh bisa. Setelah digigit, mangsa biasanya juga mengeluarkan darah sebanyak-banyaknya.

    Para peneliti kemudian juga memeriksa kerangka fosil hewan reptil Komodo yang termasuk binatang purbakala ini, dan menemukan ciri-ciri kerangka binatang yang menggunakan bisa beracun untuk melumpuhkan mangsanya.

    Penelitian ini kemudian menyimpulkan bahwa kadal raksasa sepanjang 7 meter ini adalah binatang berbisa terbesar yang pernah hidup di muka bumi.

    Berhati -hatilah jika Anda berada dekat dengan Reptil yang satu ini, karena bisa jadi Anda menjadi sasaran keganasannya karena jika tergigit, dipastikan korbannya tidak akan bertahan lama karena virusnya yang mematikan.

    Ada baiknya anda menghindar saja jika bertemu hewan reptil yang bernama komodo, demi keselamatan anda.
    Sumber
     
  6. Zehel M V U

    Offline

    鹿屋基地

    Joined:
    Jan 4, 2012
    Messages:
    7,864
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +13,223 / -1


    anatomi dan morfologi komodo

     
  7. Zablune M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 6, 2011
    Messages:
    2,464
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +411,141 / -7
    wah ga sengaja ketemu komodo di kutub [​IMG]

    Komodo Dragon (Varanus Komodoensis) is truly the only living Dragon on earth. Hidup di padang rumput kering terbuka, savanna, hutan tropis pada ketinggian rendah, menyukai tempat panas dan kering. Komodo dragon aktif pada siang hari, walaupun terkadang aktif pada malam hari. Mereka adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak.

    Berikut 12 Hal, Mengenal Lebih Dekat Komodo Dragon:

    1. Kulit Komodo Dragon, Komodo jantan berwarna kulit abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara Komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam. Sisik-sisik Komodo memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Dan, sisik di sekitar telinga, bibir, dagu, tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih.

    2. Mata Komodo Dragon, Komodo Dragon mampu melihat ± 300 m dan tak baik melihat di kegelapan malam. Komodo Dragon mampu membedakan warna, namun tidak begitu mampu membedakan obyek yang tak bergerak.

    3. Lidah Komodo Dragon, Lidah Komodo Dragon berwarna kuning yang panjang dan bercabang berbentuk huruf “Y”. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan. Lidahnya berfungsi mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4 – 9.5 kilometer.

    4. Mulut Komodo Dragon, Karena tak memiliki sekat rongga badan, komodo tak dapat menghirup air atau menjilati air untuk minum (seperti kucing). Alih-alih, komodo ‘menyedok’ air dengan seluruh mulutnya, lalu mengangkat kepalanya agar air mengalir masuk ke perutnya.

    5. Lubang Hidung Komodo Dragon, Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan.

    6. Ekor Komodo Dragon, Komodo Dragon memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya. Dan, berfungsi sebagai penopang saat berdiri ketika bertarung.

    7. Gigi Komodo Dragon, Hewan ini memiliki 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm dan kerap diganti.

    8. Air Liur Komodo Dragon, Air liur komodo dragon memiliki aneka bakteri mematikan di dalamnya, lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif telah diisolasi. Gigitan Komodo tidak langsung membunuh mangsa, umumnya mangsa akan mati dalam waktu seminggu akibat infeksi. Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo adalah bakteri Pasteurella multocida.

    9. Kaki Komodo Dragon, Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 km/jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 m. Dan, Komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya saat bertarung.

    10. Cakar Komodo Dragon, Komodo muda pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Komodo dewasa menggunakan cakarnya sebagai senjata saat bertempur dan makan. Cakar kuatnya juga digunakan untuk menggali lubang selebar 1–3 meter sebagai tempat berlindung.

    11. Alat Reproduksi Komodo Dragon, Kopulasi terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina.Di samping proses reproduksi yang normal, Komodo betina dapat menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis). Komodo betina juga dapat menyimpan sperma (superfekundasi) beberapa lama hasil dari perkawinan dengan komodo jantan di waktu sebelumnya.

    12. Lubang Telinga Komodo Dragon, Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi (gangguan) pada komodo.
    sumber
     
  8. jawir Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 7, 2010
    Messages:
    11
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    Komodo binatang kebanggaan kita nih.. mantep dah
     
  9. Nisa_K2 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 30, 2012
    Messages:
    82
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +0 / -0
    ada komodo di kutub? :???:
     
  10. Mycodeis007 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 22, 2011
    Messages:
    3,517
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +10,487 / -0
    ini nih, binatang yang membunuh dengan bantuan bakteri...
    jangan sampe kegigit dah... @.@
     
  11. revanse M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 13, 2009
    Messages:
    808
    Trophy Points:
    112
    Ratings:
    +2,107 / -0
    Pulaunya termasuk new seven wonder kan?

    Sering dengar kalau bisa berubah jadi ganas jika ada bau darah disekitarnya
     
  12. didont_619 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    277
    Trophy Points:
    32
    Ratings:
    +14 / -0
    yang mematikan dari komodo emang bakterinya,,bukan dia punya racun kaya ular gitu,,
    bangga indonesia mempunyai binatang peninggalan jaman purba,,
    harus terus di lestarikan,,selain pulau Bali,,,orang luar negeri sekarang lebih mengenal Komodo daripada negara Indonesia sendiri
     
  13. 12betcool Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 31, 2013
    Messages:
    207
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +3 / -0
    perlu dilestarikan jangan sampai punah. setidaknya ini bisa menjadi icon Indonesia. untungnya komodo ini gak diburuh sama manusia ya
     
  14. dracola M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 28, 2010
    Messages:
    506
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +246 / -0
    berarti darah komodo mengandung antibiotik yang terdahyat di dunia ya, ribuan bakteri yang ada di air liurnya aja ngga ngefek ke si komodo
     
  15. dedisaster Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 16, 2014
    Messages:
    25
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +2 / -0
    ada kemungkinan sih... tapi ngga bisa disimpulin gitu aja butuh penelitian bos
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.