1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other Bila Konsep Negara Indonesia Raya Dihidupkan Kembali,,

Discussion in 'History and Culture' started by chain94, Mar 21, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,129
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,006 / -0
    Apa itu Konsep Indonesia Raya?

    Indonesia Raya atau Melayu Raya adalah gagasan atau konsep politik yang bertujuan mempersatukan rumpun bangsa Melayu dalam kesatuan negara kebangsaan dengan menggabungkan wilayah koloni Britania Raya di Semenanjung Malaya dan Borneo Utara (wilayah yang kini membentuk negara Malaysia, Singapura, dan Brunei), dengan Hindia Belanda (kini Indonesia).[1] Gagasan Melayu Raya diajukan oleh para pelajar dan alumni Universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaya Britania, pada tahun 1920-an, dan kemudian gagasan yang sama yang disebut Indonesia Raya diajukan oleh para tokoh politik Indonesia dari Sumatera dan Jawa, seperti Muhammad Yamin dan Sukarno pada tahun 1950-an.


    784px-Greater_Indonesia_Locator.svg.jpg

    Pertumbuhan gagasan di era kolonial

    Gagasan Melayu Raya ini diajukan oleh seorang guru sejarah dari Universitas Pendidikan Sultan Idris, Abdul Hadi Hassan, Malaya Britania. Selain karena persamaan suku bangsa, bahasa, agama, dan budaya kebanyakan rakyatnya sebagai bangsa serumpun dan serantau di Nusantara, gagasan ini didasari kesadaran sejarah bahwa wilayah Malaya Britania, Borneo Utara, dan Hindia Belanda dulu pernah dipersatukan dalam sebuah kemaharajaan raya, seperti Sriwijaya, Majapahit, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Johor-Riau, hingga akhirnya dipisahkan oleh kolonialisme Inggris dan Belanda.

    Pada akhir dekade 1920-an gagasan membentuk negara kebangsaan yang merdeka dan berdaulat tumbuh di antara rakyat koloni Hindia Belanda. Sementara di Semenanjung Malaya gagasan untuk membentuk Melayu Raya diajukan, di Hindia Belanda tokoh pemuda pergerakan nasional lebih memusatkan perhatian pada gagasan untuk menyusun negara kebangsaan Indonesia sebagai pewaris Hindia Belanda jika kelak menjadi negara merdeka. Pada tahun 1928 dicetuskanlah Sumpah Pemuda yang bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia dalam satu tanah air, satu bangsa, dan menjunjung bahasa persatuan.

    Kelompok nasionalis Melayu; Kesatuan Melayu Muda, yang didirikan oleh Ibrahim Yaakob pada tahun 1938, adalah salah satu organisasi yang secara tegas menganut gagasan ini sebagai cita-cita perjuangannya.


    Masa pendudukan Jepang

    Pada saat Perang Dunia II para pendukung gagasan Indonesia Raya atau Melayu Raya bekerja sama dengan kekuatan tentara pendudukan Jepang untuk melawan Inggris dan Belanda. Sikap bekerja sama ini didasari dengan harapan bahwa Jepang akan mempersatukan Hindia Belanda, Malaya dan Borneo dan kemudian memberikan kemerdekaan. Dipahami bahwa dengan bersatunya wilayah koloni Eropa ini dalam suatu wilayah pendudukan Jepang, maka pembentukan sebuah kesatuan negara Indonesia Raya atau Melayu Raya dimungkinkan. Pada bulan Juli 1945 dibentuk KRIS (Kesatuan Rakyat Indonesia Semenanjung), yang kelak diubah menjadi "Kekuatan Rakyat Indonesia Istimewa" di bawah pimpinan Datuk Ibrahim Yaakob dan Dr. Burhanuddin Al-Hemy dengan tujuan mencapai kemerdekaan dari Inggris, dan persatuan dengan Indonesia. Rencana ini sudah dirundingkan dengan Sukarno dan Hatta.

    Pada 12 Agustus 1945 Ibrahim Yaakob bertemu dengan Sukarno, Hatta dan Dr. Radjiman di Taiping, Perak. Sukarno dan rombongan singgah di bandar udara Taiping dalam perjalanan pulang dari Saigon, Vietnam, menuju Jakarta setelah sebelumnya bertemu dengan Marsekal Terauchi di Dalat untuk membicarakan mengenai percepatan rencana kemerdekaan Indonesia dan menerima pernyataan Terauchi secara langsung bahwa Jepang mengizinkan Indonesia merdeka.[6] Pada pertemuan ini Yaakob menyatakan niatannya untuk menggabungkan Semenanjung Malaya ke dalam Indonesia merdeka. Pada pertemuan singkat ini Sukarno dengan didampingi Hatta menjabat tangan Yaakob dan berujar, "Marilah kita membentuk satu tanah air untuk seluruh putra-putri Indonesia".

    Sukarno dan Muhammad Yamin adalah tokoh politik Indonesia yang sepakat dengan gagasan persatuan raya ini. Akan tetapi mereka enggan untuk menyebut gagasan ini sebagai "Melayu Raya" dan menawarkan nama lain yaitu "Indonesia Raya". Pada hakikatnya baik Melayu Raya maupun Indonesia Raya adalah gagasan politik yang sama persis. Keengganan untuk menamai Melayu Raya karena berbeda dengan di Malaya, di Indonesia istilah Melayu lebih merujuk kepada suku Melayu yang dianggap hanyalah sebagai salah satu dari berbagai suku bangsa di Nusantara, yang memiliki kedudukan yang setara dengan suku Minangkabau, Aceh, Jawa, Sunda, Madura, Bali, Dayak, Bugis, Makassar, Minahasa, Ambon, dan lain sebagainya. Penghimpunan berdasarkan ras atau suku bangsa "Melayu" dikhawatirkan rawan dan kontra-produktif dengan persatuan Indonesia yang mencakup berbagai suku bangsa, agama, budaya, dan ras; karena banyak suku bangsa di Indonesia Timur seperti orang Papua, Ambon, dan Nusa Tenggara Timur, bukanlah termasuk rumpun Melayu Austronesia, melainkan rumpun bangsa Melanesia.

    Akan tetapi pada tanggal 15 Agustus 1945 Kaisar Hirohito tiba-tiba mengumumkan lewat siaran radio bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada kekuatan Sekutu. Republik Indonesia secara mandiri memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Karena dituding sebagai kolaborator Jepang, pada tanggal 19 Agustus 1945 Ibrahim Yaakob dengan menumpang pesawat terbang militer Jepang terbang ke Jakarta. Ibrahim Yaakob mengungsi ke Jakarta bersama isterinya Mariatun Haji Siraj, iparnya Onan Haji Siraj dan Hassan Manan. Ibrahim Yaakob yang memperjuangkan gagasan bersatunya Semenanjung Malaya dengan Indonesia kemudian bermukim di Jakarta hingga akhir hayatnya. Dengan jatuhnya Jepang pada bulan Agustus 1945, semua cita-cita persatuan itu praktis mati dan tidak berkembang lagi di Semenanjung Malaya sejak saat itu.

    Selepas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, melalui perjuangan bersenjata dalam Revolusi Nasional Indonesia dalam kurun tahun 1945-1949, Republik Indonesia akhirnya mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Kerajaan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Sementara itu selepas pendudukan Jepang, Semenanjung Malaya dan Borneo Utara praktis berada di bawah kekuasaan dan kendali Britania Raya.


    Konfrontasi dan Indonesia Raya

    Pada akhir dasawarsa 1950-an, Sukarno secara tegas menolak pembentukan negara Malaysia oleh Britania Raya yang mencakup Semenanjung Malaya dan Borneo Utara. Sikap politik ini mengarah kepada Konfrontasi Indonesia-Malaysia pada awal dasawarsa 1960-an berupa peperangan skala kecil yang tidak diumumkan secara resmi. Sukarno menuding bahwa negara Malaysia adalah negara boneka bentukan Inggris yang ingin membentuk kolonialisme dan imperialisme baru di Asia Tenggara dan mengepung Indonesia. Akan tetapi analisis lain menduga bahwa peperangan ini sesungguhnya merupakan ambisi Sukarno yang hendak mempersatukan Semenanjung Malaya dan seluruh pulau Kalimantan ke dalam wilayah Indonesia untuk menggenapi wilayah kebangsaan yang lebih luas yaitu "Indonesia Raya".

    Menjelang akhir 1965, kekuasaan Sukarno runtuh dan Jendral Suharto mengambil alih kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda. Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian. Dengan perjanjian damai ini maka Indonesia dan Malaysia resmi menjadi dua entitas negara bangsa yang terpisah dengan saling mengakui keberadaan dan kedaulatan masing-masing.

    Selepas perjanjian perdamaian dengan Malaysia, Indonesia disibukkan dengan masalah dalam negerinya yakni berusaha membangun ekonomi sambil menjaga persatuan negara yang sangat majemuk, akibatnya pada era pemerintahan Suharto untuk menjamin stabilitas dan demi persatuan maka kebebasan dan demokrasi dikorbankan. Indonesia pada tahun 1975 sempat menguasai bekas koloni Portugal Timor Timur hingga akhirnya merdeka tahun 2002 sebagai Timor Leste, dan kemudian didera berbagai masalah seperti krisis ekonomi, separatisme di Aceh dan Papua, hingga masalah terorisme. Indonesia akhirnya lebih tertarik dan memusatkan perhatiannya untuk "menjadi Indonesia" dengan membangun karakter bangsa dan berupaya mendefinisikan dirinya sebagai negara-bangsa yang majemuk ber-Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila dan bersatu dengan wilayah membentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia cenderung cukup puas menyalurkan hasrat, kekuatan, dan ambisi politik regionalnya dalam bentuk sikap kepemimpinan di antara negara ASEAN.

    Sementara Malaysia tengah bergulat dalam upaya pembentukan negaranya dan menghadapi masalah dalam hubungan antar-ras, terutama antara mayoritas etnis Melayu dengan minoritas etnis Tionghoa dan India Hindu hingga kini. Masalah hubungan antar-ras inilah yang telah mengakibatkan berpisahnya Malaysia dengan Singapura pada dasawarsa 1960-an. Sementara Brunei tidak menghendaki bergabung dengan Malaysia dan memilih dibawah kekuasaan Britania Raya hingga tahun 1984. Dengan masing-masing pihak sibuk dalam urusannya sendiri, maka gagasan pembentukan kesatuan politik raya yang mempersatukan bangsa Melayu serumpun dan serantau dalam satu negara besar yaitu Melayu Raya atau Indonesia Raya punahlah sudah.


    sumber

    Nah, sesuai judul trit, bila konsep Indonesia Raya ini dihidupkan kembali, setujukah para pembaca di sini? :hehe:

    NB: Saya ada baca di gugel, kalau nama 'Indonesia Raya' terlalu gimana gitu, jadi sebutan yang bagus adalah 'Nusantara Raya'.
     
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. HiddenSkills M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 17, 2012
    Messages:
    1,018
    Trophy Points:
    47
    Ratings:
    +83 / -0
    jika itu membuat Indonesia menjadi lebih baik, kenapa tidak ?
    tapi kalo malah nantinya maki buruk, bisa bahaya..

    mending yang sekarang2 aja deh :pusing:
     
  4. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,129
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,006 / -0
    Wah, sebenarnya bagus sih, biar ga ada pertengkaran antara dua negara saudara ini. :XD:
    Tapi, itu hanya kata seorang rakyat jelata kayak saya yang ngerti gimana2. :gembel:
     
  5. dani007 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 4, 2012
    Messages:
    38
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +9 / -0
    kalau soekarno msh hdp, mustahil konsep melayu raya tercapai. dia kan sgt "membenci" malaysia..
     
  6. komikb4 M V U

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Jul 22, 2010
    Messages:
    36,932
    Trophy Points:
    176
    Ratings:
    +9,943 / -0
    kojk papua nu gini g masuk yah?
     
  7. yudhis273 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 3, 2010
    Messages:
    883
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +2,093 / -0
    kalo Indonesia sih, mau-mau aja.. tapi emang malaysia mau bersatu sama Indonesia?? mereka malah rugi kalo bersatu, soalnya Indonesia kan masih miskin..
     
  8. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,129
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,006 / -0
    dia ga membenci kok, :iii:
    dia cuma kesal karena konsep ini gak bs tercapai kalau malaysia terbentuk. :lalala: (sepertinya)

    karena peta yang dipakai adalah wilayah kerajaan majapahit. :unyil:

    hmm, ga tahu juga. kalaupun mau, mungkin salah satu alasan mereka bakal kopi budaya. :garing:
     
  9. REDATO Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 26, 2012
    Messages:
    200
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +14 / -0

    kalo menurut aku
    pernah berimajinasi, bagus mungkin kalo Indonesia - Papua Nugia - Malaysia (yg ada di pulau Kalimantan) - Brunei Darussalam - Timor Leste
    bergabung menjadi satu, pasti akan menjadi satu-kesatuan yang bagus :lalala:
    coba lihat dipeta, kalau negara-negara tersebut digabungin, keren kan ? :hehe:
     
    • Thanks Thanks x 1
  10. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,129
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,006 / -0
    imajinasi yang bagus. :top:
    saya sendiri ga pernah kepikiran begitu.
    baru tahu beberapa hari ini setelah lihat di inet tentang konsep ini.

    andai aja para bule ga pernah datang ke asia tenggara. mungkin kita sudah jadi satu negara paling makmur di dunia (SDA-nya ga ada yang bisa mengalahkan) :top:
     
  11. fadilz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 15, 2010
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +4 / -0
    wah ane bingung mo kasih pendapat apa. kalo ane sih membayangkan bergabung aja uda susah walaupun sama-sama ras melayu. saya sendiri lebih cenderung kembalikan konsep indonesia seperti jiwa indonesia saat digagas oleh founding fathers cukup perhatikan pancasila sebagai fondasi/fundamen dan preambule UUD 45 sebagai spion dan tujuan. tentu mnurut saya ini butuh politician yang ngerti dan tumbuh benar benar dari grass root dan sangat mengakar serta tidak akan mengkhianati akar rumputnya. dan juga tentu perlu iklim politik yang bersih.

    -politik itu sebenarnya seperti perahu yang indah. yang membuatnya terlihat seperti kapal yang jelek kusam dan akan karam adalah mereka yang menumpang didalamnya-
     
    • Thanks Thanks x 2
    • Like Like x 1
  12. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,129
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,006 / -0
    benar-benar mantap pendapat kk. :top:

    jadi, ingin kembali ke masa 1955 (di mna pemilu ini benar-benar murni tanpa adanya tekanan dari pihak manapun, politik uang, dll dan pasti saat itu politik masih sangat bagus) adalah pendapat kk. saya mendukung kk. :top:
     
  13. fadilz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 15, 2010
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +4 / -0
    wahahaha....gw gak ikutan pemilu nih..nyoblos aja jarang (merantau g pindah dapil)...heheheh
    ini terisnpirasi film kok pengen indonesia kayak gt...kalo tindakan ekstrimnya sih kata guru gw dulu kumpulin tuh orang2 yang lahir sebelum th 80...terus tekan ctrl+alt+del pilih kill all...baru dimulai restorasi besar2an...
    tapi gw rada anti sama yang model gt....
     
    • Thanks Thanks x 1
  14. iwanxcom Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 23, 2009
    Messages:
    48
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +0 / -0
    di jajah belanda dan inggris menghasilkan perbedaan yg mencolok...
     
  15. neorive Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 8, 2009
    Messages:
    39
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +46 / -0
    Fokus aja dulu untuk perbaikan dalam pemerintah dan terutama mengatasi masalah BBM.
    Sesudah itu, sejahterakan rakyat Indonesia. Buat apa wilayah luas tapi ribut terus.
    Biarlah seperti apa adanya saat ini tapi kesejahteraan Meningkat.
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.