1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

News 2,2 juta Pengungsi Suriah di Turki yang Tetap Bersahaja

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by AksiCepatTanggap, Oct 6, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. AksiCepatTanggap Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 16, 2015
    Messages:
    381
    Trophy Points:
    57
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +170 / -0
    [​IMG]
    ISTANBUL – “Su..? Bir tele..Su?” Seorang bocah perempuan usia 7 tahunan menyapa di pelataran Masjid Fatih. Ia menawarkan sebotol air mineral (su) seharga 1 (bir) turkish lira (tele). Gigih sekali caranya menawarkan. Mengikuti sampai beberapa meter ACTNews berjalan. Karena memang siang itu matahari Istanbul sedang terik, maka sebotol air mineral dari tangan si gadis kecil berpindah tangan. Bertukar dengan koin 1 lira Turki. Dia tersenyum menatap. “Suriah..?” tanya ACTNews. Ia mengangguk tegas, sambil tersenyum dan berlalu.

    Hanya sekian detik dari perjumpaan itu, datang tiga anak lelaki mengerubuti. Yang berbadan lebih tinggi sekira usia 12 tahunan menawarkan permen lolipop, dua anak yang berbadan lebih kecil menawarkan air mineral juga. Tapi sepertinya mereka hanya ingin mengenal kami daripada mencoba peruntungan barang bawaan mereka dibeli. Semuanya menyapa ramah sambil mengembang senyum, khas anak-anak melihat orang asing.

    Anak lelaki berbadan lebih tinggi malah bertanya lebih dulu sebelum disapa, “From..?” Ah bisa berbahasa Inggris rupanya dia. Setelah menjawab pertanyaannya, pertanyaan balik apakah dia anak Suriah segera meluncur. Tiga-tiganya mengangguk kompak. Yang tadi bertanya namanya Zakaria, dua kawannya; yang berbadan paling kecil bernama Ali dan yang berkacamata, Mohammed. Ketiganya ikut orangtua mereka mengungsi ke Turki pertengahan tahun ini. Mereka tak bersekolah sudah lebih dari setahun. Sejak masih di negerinya mereka tak bersekolah, sementara di Turki mereka ketinggalan tahun ajaran.

    “Pemerintah Turki menunjuk sekolah-sekolah di beberapa kota untuk bisa menampung anak-anak Suriah bersekolah. Ada yang gratis, ada juga yang memerlukan uang pendaftaran untuk bisa masuk,” jelas Farez (55), seorang warga Suriah yang mengungsi ke Qatar namun membuka kongsi usaha warung makan khas Suriah “Ali Baba” bersama kawannya, Abu Hasan (55), di Istanbul. Di Ali Baba, Sabtu sore (3/9) kami bincang-bincang ringan soal Suriah dan Turki.

    Farez melanutkan, untuk anak-anak dari keluarga berada di Suriah memang memilih bersekolah di sekolah yang menggunakan uang pendaftaran. Sementara anak dari keluarga pengungsi yang tak berkecukupan, menunggu kesempatan ditempatkan untuk bisa bersekolah.

    Bebas Hilir-Mudik

    Sepanjang pantauan ACTNews lebih dari sepekan di Istanbul, memang cukup banyak anak-anak seusia Zakaria, Ali dan Mohammed yang berkeliaran di jalanan kota Istanbul. Jika sore hari menjelang, mereka banyak muncul di tempat-tempat keramaian di Istanbul sambil menjajakan beraneka barang dagangan. Di Taman Aksaray, kawasan Fatih, Taman Gubernur Istanbul sampai ke kawasan Eminonu (selat Bosporus) mereka ada.

    Mereka tak sungkan menawarkan air mineral, tisu, permen dan sebagainya. Yang tua, biasanya menjelang malam berjualan mainan atau makanan. Ada pula para wanita yang tak sungkan menengadahkan sebelah tangannya mengharap belas kasih pejalan kaki, dengan anak balita atau malah bayi tertidur di sebelahnya.

    Di kawasan Aksaray, yang dikenal sebagai kampung Arab, pemandangan kehadiran para pengungsi Suriah di hari-hari pengujung September sampai awal Oktober ini semakin nampak saja. Di sini, kontras golongan sosial para pengungsi dapat terlihat jelas. Banyak terlihat sekelompok orang yang tampaknya satu keluarga--ada ayah-ibu dan anak-anak-- berkumpul di sudut taman. Ada juga sekumpulan pemuda, yang duduk termenung kelelahan. Di sisi mereka teronggok tas-tas besar berisi pakaian.

    Sementara keluarga pengungsi yang tampak lebih mapan ekonominya—terlihat dari pilihan pakaian dan sepatunya, lebih percaya diri duduk berkumpul di bangku restoran-restoran di trotoar jalan. Hingga jelang tengah malam, di beberapa titik Istanbul, seperti ACTNews jumpai Minggu malam (4/10) di Taman Gubernur Istanbul, ada beberapa keluarga dengan membawa anak-anak tampak baru tiba ke Istanbul, seperti baru saja menempuh perjalanan jauh.

    Farez seperti memberi afirmasi, ia mengatakan tak hanya keluarga-keluarga dari kalangan bawah dan tengah saja yang mengungsi ke Turki, namun cukup banyak kalangan kaya yang juga terpaksa pergi dari Suriah. “Mereka yang mampu, di sini (Istanbul dan kota lain) bisa langsung menyewa apartemen untuk keluarga mereka. Sedangkan golongan tengah ke bawah, berpatungan untuk bisa menyewa apartemen atau tinggal di penampungan-penampungan yang dikelola oleh yayasan atau organisasi di sini,” tutur Fareez.

    Abu Hasan misalnya, kawan Farez, yang di Damaskus memliki 18 waralaba restoran “Ali Baba” dan semuanya hancur tak bersisa, bersama keluarganya menyewa satu apartemen. “Tapi saya harus mulai dari nol lagi di sini supaya bisa bertahan. Saya ‘pindahkan’ satu Ali Baba ke sini, tapi masih belum terlalu ramai sejak Ramadhan kemarin. Apa di Indonesia peluang bisnis kuliner seperti ini bagus?,” tanya Abu Hasan dalam bahasa Arab, seperti diterjemahkan Farez.

    Semua yang dulu bergolongan mampu di Suriah, kini mengungsi dengan membawa tabungan saja. Istri Abu Hasan yang seorang dokter, membantu satu klinik kesehatan milik sebuah NGO yang dibangun oleh komunitas Suriah untuk para pengungsi Suriah. “Pemerintah Turki memang baik sekali kepada kami. Untuk yang ingin membuka usaha, tak ada sama sekali itu ijin usaha, visa bisnis atau apapun. Orang Suriah dibebaskan betul mengungsi di sini,” ungkap Farez.

    Bagaimana dengan pengungsi yang tak memiliki tabungan? Lelaki dewasa atau pemudanya, yang pandai atau mampu sedikit berbahasa Inggirs, bekerja menjadi tenaga harian di NGO-NGO Turki yang tersebar di kota besar atau kota perbatasan Turki - Suriah. Yang tak cakap berbahasa, menjadi pelayan restoran, berdagang makanan dan mainan jadi piihan. “Banyak (warung makan atau restoran) yang mau terima mereka, karena orang Suriah rajin dan serius bekerja. Restoran atau warung makan Arab di Istanbul sini banyak mempekerjakan mereka,” ujar seorang perempuan pemilik Aymer Resto, kedai makan di sekitar kauman Masjid Fatih, yang juga mengkaryakan pemuda Suriah menjadi pelayan restorannya.

    Tak Setengah Hati

    Apa yang disampaikan pemilik Aymer Resto itu benar adanya. ACTNews pernah sekali waktu berbincang dengan beberapa pemuda yang ternyata bekerja menjadi pelayan di restoran Yaman, Mandy Hadr, di kawasan Aksaray. Mereka juga bilang beberapa kawannya bekerja menjadi pelayan restoran serupa.

    Keberadaan para pengungsi Suriah di negeri persilangan dua benua ini, menjadi bukti pemerintah dan warganya memang tak setengah hati memuliakan tamu. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mencatat, Turki telah menerima warga Suriah yang mengungsi mencari perlindungan melebihi jumlah total pengungsi Suriah yang berada di negara-negara tetangganya. Hingga kini jumlah pengungsi Suriah yang terdaftar di Turki telah melampaui angka 2,2 juta jiwa.

    Afet ve Acil Durum Yönetimi Başkanlığı/AFAD atau Badan Manajemen Kebencanaan dan Kedaruratan Turki dibawah Kantor Perdana Menteri, mencatat hingga akhir September 2015 sekitar 260 ribu pengungsi Suriah berada dalam 25 pusat penampungan akomodasi sementara yang dibangun AFAD, termasuk di dalam tenda dan shelter berupa kontainer di kota-kota yang ada di 10 provinsi.

    Badan ini juga mengkoordinasikan semua layanan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi Suriah, termasuk memberikan berbagai tunjangan yang nilainya telah mencapai 3,47 miliar lira Turki atau senilai USD 1,176,271,186, yang setara dengan Rp 17,055,932,203,389 (kurs 1$ Rp 14,500). Nilai tunjangan sejumlah itu terdistribusikan bagi setiap pemerintah provinsi yang wilayahnya ketempatan kamp-kamp pengungsi.

    Tunjangan tersebut mencakup tunjangan untuk mengakses layanan kesehatan gratis, terutama yang disediakan oleh organisasi medis Turki di kamp-kamp, menerima perawatan medis di rumah sakit pemerintah di seluruh Turki, layanan pendidikan serta layanan kursus keterampilan bagi para pengungsi. Sejak 2011, total nilai bantuan yang telah digelontorkan pemerintah Turki untuk para pengungsi telah mencapai USD 7,600,000,000.

    Tak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Apa yang telah warga dan pemerintah Turki curahkan untuk pengungsi Suriah berganjar kebajikan juga. Laporan akhir September AFAD menyebut, dukungan keuangan untuk mengurus pengungsi Suriah itu mengalir dari PBB senilai USD 304.000.000 dan dari Uni Eropa USD 1,5 juta dalam laporan akhir September. Laporan itu belum termasuk angka donasi dari negara-negara Teluk (Timur Tengah) kaya.

    Disaat negara tetangganya Yunani hampir bangkrut dan negara-negara Uni Eropa terancam resesi serta kelabakan menghadapi gelombang pengungsi Suriah, Turki dan warganya masih tetap bersahaja. Aktivitas sosial-ekonomi tampak berjalan biasa saja. Di kota-kota besarnya, warga Turki dan pengungsi berbaur tanpa sekat. Memindahkan satu lira ke tangan pengungsi Suriah yang menengadah di pinggir pertokoan menjadi pemandangan biasa. Tak ada caci-maki. (bams)
    Sumber
     
    • Like Like x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.