1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other sejarah perkembangan islam nusantara

Discussion in 'History and Culture' started by ichreza, Mar 15, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ichreza M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 8, 2009
    Messages:
    838
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +8,787 / -0
    Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara

    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Oleh Ahmad Mansur Suryanegara* [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]ULAMA, adalah gelar kehormatan yang disandang oleh cendekiawan Muslim, yang dianugerahkan oleh masyarakat terhadap seseorang atau kelompok yang menampakkan amal ilmiah dan ilmu amaliah yang bertolak dari ajaran Islam. Dari sisi okupasi yang digelutinya, sering disebut pula sebagai wiraniagawan. Dari penguasaan jalan laut niaga yang diarunginya, dapat pula disebut mualim. Dapat pula disebut sebagai change agent karena keberhasilannya menciptakan perubahan hukum, sosial, pendidikan, politik, dan budaya. Dalam upayanya melakukan perubahan sejarah, ulama seperti halnya para Rasul, merupakan a tiny creative minority kelompok inti yang penuh kreativitas. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Pasar Gerbang Pembaharuan [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Hakikat proses perubahan kesejarahannya yang demikian ini, terjadi secara akbar. Bermula dari masuknya agama Islam melalui pasar yang dikenalkan oleh para wiraniagawan. Para ulama menanamkan ajaran Islam melalui kultur niaga, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw. J.C. van Leur menyebutnya Islam di Indonesia dikenalkan oleh truly pedlar missionaries, da'i wiraniagawan yang sebenarnya. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Suatu proses dakwah melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi sebagai media menanamkan kesadaran Hukum Islam. Diikuti dengan mendirikan sarana ibadah dan pendidikan, masjid dan pesantren, pada abad ke-7M. Puncaknya ulama berhasil membangun kekuasaan politik Islam atau kesultanan di seluruh Nusantara pada saat perkembangan Islam abad ke-16 M. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Daerah Pengaruh Islam [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Selama delapan abad dari abad ke-7 hingga ke-16, para ulama berhasil menciptakan perubahan dan pembaharuan sistem hukum, perekonomian, sosial, pendidikan, dan politik serta budaya di Nusantara. Berkompetisi menawarkan ajaran Islam secara damai, bersama ajaran keyakinan lainnya. Terbayang betapa rumitnya dalam menata strategi dasar dan taktik dakwahnya yang berkesinambungan. Hingga ajaran Islam mampu dijadikan identitas kesatuan dan persatuan, dan diterima oleh mayoritas suku-suku bangsa yang tinggal membentang di wilayah sekitar katulistiwa. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Di tengah keberhasilan ulama menciptakan daerah pengaruh Islam seluas Nusantara, datanglah bencana banjir imperialis Barat: Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol pada abad ke-16. Kemudian disusul dengan Kerajaan Protestan Belanda dan Kerajaan Anglikan Inggris pada abad ke-17. Melalui armada perangnya, Katolik Portugis mencoba menghancurkan kekuasaan ekonomi Islam, dengan dikuasainya pusat niaga umat Islam di Malaka (1511). Kedatangan penjajahan Barat bertujuan mengembangkan agama melalui perang dan meluaskan daerah jajahan. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Perlawanan Bersenjata [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Ulama mulai memahami memasuki abad ke-16, terjadi perubahan tata nilai niaga dengan damai terancam oleh sistem perampokan yang dicampurkan dengan gerakan pengembangan agama, mission sacre Katolik. Ulama tertantang untuk menjawab penjajah Barat yang merusak kehidupan damai di Asia Tenggara. Semula gagal untuk mengusir dari Malaka, hingga dipindahkan ke Brunei. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Ketika gerakan Katolik Portugis lebih mendekat ke Kesultanan Demak, maka Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati bersama menantunya, Fatahillah, berjuang membebaskan Kalapa dari penguasaan Katolik Portugis, pada 22 Juni 1527. Kemenangan ini disyukuri dengan mengganti nama Kalapa dengan Fat-han Mubina (48:1) atau Jayakarta. Kemudian lebih dikenal dengan Jakarta artinya Kemenangan Paripurna. Dari data sejarah ini, para Waliullah tidak hanya mengkondisikan berdirinya kekuasaan politik Islam, melainkan juga mempertahankan eksistensinya. Tanpa adanya kekuasaan politik Islam, maka Syariah Islam mudah di permainkan oleh penjajah. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Perjanjian Tordesilas [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Dari peristiwa sejarah ini, para Waliullah atau Wali Sanga, berjuang sebagai mana yang dicontohkan Rasulullah saw, memimpin organisasi perlawanan bersenjata terhadap upaya penjajahan. Para Waliullah menampakkan kemampuannya da lam alih profesi dari wiraniagawan, berubah menjadi panglima perang. Memimpin peperangan baik di darat atau di lautan. Selain itu sejarah mencatat, imperialisme pertama di dunia dipelopori oleh Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol. Keduanya mendapatkan mandat dari Paus Alexander VI yang dituangkan dalam Perjan jian Tordesilas (1494). [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Kemudian menyusul kedatangan Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) Belanda. Melalui lembaga dagang ini, mencoba akan meruntuhkan kekuasaan ekonomi Islam Indonesia dan kekuasaan maritimnya. Upaya ini dibantu oleh East Indian Company (EIC) dari Inggris. Protestan Belanda berhasil menguasai secara fisik Jayakarta yang diubah menjadi Batavia (1619). Tetapi tidaklah mampu membendung pengaruh ajaran Islam di hati rakyat. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Indirect Rule [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Imperialis Barat ini, mengembangkan pengertian dagang identik dengan perampokan. Barat dengan armada perangnya yang tidak memiliki barang dagangan, melalui kekuatan senjata, merampok dan mencoba menaklukkan bangsa yang di jumpainya. Mengapa Barat gagal menghancurkan Islam Indonesia. Dari sisi wilayah Portugal (92.082 km2) dan Belanda ( 41.160 km2), hanya sebanding dengan Provinsi Jawa Barat (44. 176 km2) + Jawa Tengah (34.862 km2 ) + DI Yogyakarta ( 3.142 km2). Sangat tidak sebanding hanya dengan P. Jawa dan Madura (131.174 km2).Mereka bertemu dengan kekuatan umat Islam dengan populasi dan wilayah yang jauh lebih besar. Untuk Kerajaan Protestan Belanda, berhasil bertahan lama menjajah, sebagai akibat menciptakan sistem pemerintahan indirect rule yang didukung oleh Lurah hingga Bupati bekerja sebagai aparat penjajah. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Kesadaran Wilayah [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Bertolak dari inni jailun fil ardhi kholifah ( 2:30), diletakkan dasar kesadaran penguasaan wilayah. Selangkah demi selangkah, dari pantai ke pantai, ditaburkan ajaran Islam melalui gerbang-gerbang pasar. Semula hanya dikenal sistem eko nomi tertutup. Ulama mengubah sistem pemenuhan kebutuhan ekonomi tertutup, dengan sistem ekonomi terbuka, mengenalkannya melalui pasar. Tidak lagi memproduksi hanya untuk kepentingan keluarga dan sosial semata.Tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar dunia dan sekaligus mengenalkan sistem profit. Dengan tertanamnya kultur niaga dan disertai penguasaan transportasi kebaharian, ajaran Islam dapat diantarkan ke seluruh penjuru Nusantara. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
    [FONT=&quot]Hal itu diuntungkan pula, Rasulullah saw menanamkan kesadaran pada tiap individu muslim, agar berpartisipasi aktif dalam dakwah walau hanya satu ayat. Pada pengembangan lanjutnya, Islam berhasil meniadakan sistem negara kota (city state) yang dibangun oleh penganut agama pra Islam, berubah melahirkan kekuasaan politik Islam atau kesultanan yang meluas ke seluruh Nusantara. [/FONT]
    [FONT=&quot] [/FONT]
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. gegege M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 6, 2009
    Messages:
    729
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +420 / -0
    Buku Api Sejarah Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara mantep banget tuh :top:
    mengungkap sejarah indonesia yang sedikit sekali diungkapkan bahkan yang disembunyikan,,, soale beliau sendiri juga pelaku sejarah,,, :top:
     
  4. phunixid M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Sep 6, 2010
    Messages:
    12,005
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +5,823 / -0
    btw
    kenapa masalah perang kemerdekaan kok bawa2 agama

    kenapa negara satu diidentikkan dengan agama yang satu
    kalau hal seperti ini dibawa-bawa terus niscaya akan membawa perpecahan

    patut diingat
    bahwa sewaktu Indonesia berjuang untuk merdeka
    tidak ada orang yang mengkotakkan diri dalam agama tertentu
    semuanya satu menuntut kemerdekaan dalam bingkai negara Indonesia
    hanya saja setelah merdeka ada sebagian penerus bangsa yang melupakan itu
    dan menganggap dia jauh lebih berjasa dan melupakan jasa golongan lainnya dan menafikannya

    itu adalah sikap yang tidak baik
    dan ada baiknya tidak kita kembangkan sikap seperti itu
     
    • Thanks Thanks x 1
  5. gegege M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 6, 2009
    Messages:
    729
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +420 / -0
    karena ulama-ulama tersebut berjuang atas dasar agama :peace: itu fakta yang ga bisa dipungkiri,
    justru anehnya, ulama-ulama inilah yang jasanya terhadap kemerdekaan malah dilupakan, sedikit sekali diungkap dalam buku-buku sejarah. apa mungkin mentang-mentang mereka berjuang demi agama, bukan atas dasar nasionalisme indonesia, jadi sah saja menghapus peran mereka dalam sejarah perjuangan melawan penjajah?
    :keringat:
     
  6. phunixid M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Sep 6, 2010
    Messages:
    12,005
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +5,823 / -0
    kalau begitu
    bagaimana dengan perjuangan dari agama lainnya?
    bukankah ada puputan dua kali dari Bali yang beragama lain dari mayoritas
    kenapa tidak dibahas ya (justru kalau aku baca penjelasan di atas justru terkesan menutupi pergerakan yang minoritas lainnya)

    bagaimana juga dengan perjuangan kemerdekaan kaum Ahmadiyah
    tapi setelah negara ini merdeka, mereka justru ditindas oleh rekan seperjuangan mereka dulu
    padahal dulunya mereka bergabung bersama menuntut Belanda memberikan kemerdekaan penuh ke Indonesia
     
  7. gegege M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 6, 2009
    Messages:
    729
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +420 / -0
    saya pikir peristiwa puputan itu cukup mendapat porsi dalam buku2 sejarah. kenapa ga dicantumin di atas? lha orang lagi ngomongin ulama kok, judulnya aja jelas "Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara" :keringat:

    dan maaf, ahmadiyah? siapa bilang mereka ditindas? buktinya mereka masih eksis dan tak kunjung dibubarkan, padahal mereka jelas-jelas melakukan penistaan agama,, bandingkan dengan orang-orang yang ingin menjalankan agamanya dengan utuh, sudah berapa orang mereka yang ditangkap dan ditembak hanya karena dituduh (baru dituduh) teroris? (padahal belum tentu kebenarannya)

    orang islam yang baik dan benar tidak akan mempermasalahkan (membenci, menyakiti, or whatever) penganut agama lain karena perbedaan keyakinannya, kalau bahasa Qur'annya mah "bagimu agamamu dan bagiku agamaku"., yang tidak bisa ditolerir oleh umat islam adalah penghinaan dan ketidakadilan.
    waduh, terpaksa jadi nyambung ke situ deh,,, :keringat:
     
  8. phunixid M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Sep 6, 2010
    Messages:
    12,005
    Trophy Points:
    226
    Ratings:
    +5,823 / -0
    well
    memang masih eksis
    tapi penganutnya ada yang meninggal bukan
    itu fakta yang tak terbantahkan adanya penindasan terhadap Ahmadiyah

    definisi menjalankan agama dengan utuh itu apa?
    karena kalau menjalankan agama dengan utuh itu berarti melukai orang lain
    maka wajar kalau cap teroris melekat pada dirinya (dan wajar bila mereka ditangkap)

    aku merasa wajar
    bila merasa terhina lalu mengecam Ahmadiyah
    tapi kalau sudah ada kekerasan fisik terhadap penganut Ahmadiyah
    pemerintah wajib turun tangan melindungi warga negaranya dan menghukum pelaku kekerasan fisik




    apa yang ingin kuprotes dalam thread ini
    bukanlah judulnya karena jelas dia menulis peran ulama
    tetapi yang ingin kuprotes adalah
    dia menulis bahwa perang dimana
    agama A & B adalah penjajahnya
    sementara agama C adalah pembela kemerdekaan
    sementara pada kenyataannya agama A~Z dan penganut kepercayaan bersatu padu melawan penjajah
    itu hal yang ingin kuluruskan dari thread ini
     
  9. gegege M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 6, 2009
    Messages:
    729
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +420 / -0
    penyebab kerusuhan itu sendiri apa? siapa provokatornya? dalam peristiwa seperti itu harus dipahami psikologi massa ketika terjadi bentrokan, misalkan dalam peristiwa cikeusik, ternyata provokatornya dari pihak ahmadiyah sendiri. (http://www.republika.co.id/berita/n...saksi-sebut-ahmadiyah-pemicu-bentrok-cikeusik). kemudian harus diperhitungkan juga kemungkinan orang yang menyusup kepada massa non ahmadiyah yang mengompori warga untuk menyerang. maka jatuhnya korban dari satu pihak dalam suatu bentrokan tidak menunjukkan bahwa pihak itulah yang tertindas.

    saya pikir arti menjalankan agama dengan utuh itu sudah sangat jelas. darimana anda mengasosiasikan "pengamalan agama secara utuh" dengan kekerasan? mungkin dari tv, koran, dsb, yang mayoritas dari media2 tersebut santer memberitakan bahwa orang2 yang ingin menerapkan syariat islam itu adalah teroris, bla bla bla. begitulah media membentuk opini masyarakat. bahkan hitler pun berkata bahwa kebohongan yang diulang-ulang suatu saat akan dianggap sebagai kebenaran.
    padahal tidak semua orang yang memperjuangkan syariat islam itu melakukan kekerasan, sehingga sangat tidak layak sama sekali untuk menjeneralisir setiap orang yang berjenggot dan bercelana ngatung sebagai teroris.

    Lantas wajarkah seorang Nur Iman, sang pedagang angkringan, yang mungkin hanya kebetulan saja berada disitu untuk mencari nafkah, dihabisi begitu saja oleh gerombolan densus 88? (http://news.okezone.com/read/2011/0...edagang-angkringan-sengaja-dihabisi-densus-88)

    kalo yang ini sih saya setuju,, asal fair saja,, :haha: :peace:

    mungkin tulisan di atas memang berkesan begitu, tapi, pada masa itu, ketika belanda, portugis dsb datang ke indonesia, tak bisa dipungkiri juga bahwa mereka selain ingin menjajah, mereka juga membawa misi agama,,, (mungkin masih ingat dengan 3G, Gold, Glory, Gospel, yang untungnya masih ada di buku sejarah)

    jadi kalo menurut saya sih cukup relevan kalo setiap negara (kerajaan) disebutkan dengan lengkap atributnya (termasuk agamanya),, sebab ketika itu agama masih mempunyai pengaruh yang kuat dalam perpolitikan baik dalam & luar negeri. bahkan antara sesama negeri di eropa sekalipun, perang karena agama itu sering terjadi..
    :peace:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.